Anda di halaman 1dari 39

Materi 2

Konsep Probabilitas
OUTLINE
1. Ruang sampel dan kejadian

2. Probabilitas Peristiwa sederhana

3. Permutasi dan kombinasi

4. Probabilitas Peristiwa Majemuk

5. Dua kejadian independen atau dependent

6. Probabilitas Bersyarat
Pengantar :
• Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang sulit diketahui dengan pasti, terutama
kejadian yang akan datang.
• Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti,
tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada
untuk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.
• Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P. 3
Konsep dan definisi dasar
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil
yang mungkin muncul atau terjadi pada suatu
percobaan statistik.
Ruang sampel dilambangkan dengan S dan
anggota-anggotanya disebut titik sampel.
Kejadian adalah himpunan dari hasil yang muncul
atau terjadi pada suatu percobaan statistik.
Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota-
anggotanya disebut juga titik sampel.
4
RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN

S
A

Ruang sampel S Himpunan semesta S


Kejadian A Himpunan bagian A
Titik sampel Anggota himpunan
Contoh :
Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring satu
persatu secara berurutan dan mencatat kondisi sikring
tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring yang baik dan
R untuk sikring yang rusak.
Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas
pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB, BRR,
RBR, RRB, RRR}. Jumlah titik sampel dalam ruang sampel S
adalah n(S) = 23 = 8.
Jika A menyatakan kejadian diperoleh satu sikring yang rusak,
maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah titik sampel dalam ruang
kejadian adalah n(A) = 3.
6
RUANG SAMPEL
DAN KEJADIAN (lanjutan)
Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S
yang terjadi dalam n cara maka probabilitas kejadian A
adalah :

dimana :
n(A) = banyak anggota A
n(S) = banyak anggota S
RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN (lanjutan)
Contoh :
Pada pelemparan 2 buah uang logam :
a. Tentukan ruang sampel!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya sisi-sisi yang sama dari 2 uang
logam tersebut, tentukan probabilitas kejadian A!
Jawab :
Uang logam 2
c. Ruang sampelnya :
g a
Uang g (g,g) (g,a)
Logam 1 a (a,g) (a,a)

b. A = {(,g,g),(a,a)} , maka n(A) = 2 dan n(S) = 4, sehingga probabilitas


kejadian A adalah :
Definisi probabilitas
• Bila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang
mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul, maka probabilitas
kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan :

9
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
• 0  P(A)  1 , artinya nilai probabilitas kejadian
A selalu terletak antara 0 dan 1
• P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak
terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas
kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa
kejadian A mustahil untuk terjadi.
• P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat
dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi.
10
Contoh (1):
• Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka?
Jawab :
• Misal M = Muka , B = Belakang
• Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB,
BM, BB}
• Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah
A = {MM, MB, BM}
Jadi,
• Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka
adalah 11
Contoh (2):
• Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee,
dan 3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan
acak dari salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas
untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Jawab :
• Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
(a). Probabilitas mendapatkan mint =

(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =

12
 PERMUTASI
Permutasi adalah suatu pengacakan dari objek-objek
dengan memperhatikan urutannya. Permutasi merupakan
bentuk khusus aplikasi prinsip perkalian.
Prinsip perkalian
Jika kejadian pertama terdapat n1 cara dan kejadian kedua
terdapat n2 cara sampai kejadian i terdapat ni cara, maka beberapa
kejadian dapat terjadi secara bersama dalam n1. n2..........ni cara.

Banyaknya permutasi akibat pengambilan r unsur dari n unsur


yang berbeda adalah
.
KOMBINASI
Kombinasi adalah suatu pengacakan dari objek-
objek dengan tidak memperhatikan urutan.
Banyaknya kombinasi r unsur dari himpunan dengan n unsur
dinotasikan dengan C(n,r) atau
PERMUTASI DAN KOMBINASI
1. Menjelang HUT RI yang akan datang di salah satu RT akan
dibentuk panitia inti sebanyak 2 orang (terdiri dari ketua dan
wakil ketua), calon panitia tersebut ada 6 orang yaitu: a, b, c,
d, e, dan f. Ada berapa pasang calon yang dapat duduk
sebagai panitia inti tersebut?
2. Permutasikan semua huruf dari MISSISSIPPI !
3. 10 orang finalis suatu lomba mahasiswa teladan akan dipilih
secara acak 3 yang terbaik. Banyak cara pemilihan tersebut
ada … cara.
4. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola biru, dan 3 bola
kuning. Dari dalam kotak diambil 3 bola sekaligus secara
acak, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola biru adalah 
PROBABILITAS PERISTIWA MAJEMUK
Hubungan Antar Peristiwa :
1. Dua kejadian saling meniadakan/ saling asing
(mutually exclusive):
Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang pada S dan berlaku
maka A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas. Dua kejadian
tersebut tidak mungkin terjadi secara bersamaan.

A B

Probabilitas dua kejadian saling asing adalah :


DUA KEJADIAN SALING ASING (lanjutan)
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu, tentukan probabilitas munculnya muka dua dadu
dengan jumlah 7 atau 11!
Jawab :
Misal A = kejadian munculnya jumlah 7
B = kejadian munculnya jumlah 11
Tentukan ruang sampelnya dulu! Dari ruang sampel akan diperoleh :
A = {(6,1),(5,2),(4,3),(2,5) (1,6) (3,4)}
B = {(6,5),(5,6)}
Maka yang berarti A dan B saling lepas.
P(A) = 6/36 , P(B)=2/36 sehingga
2. Kejadian yang tidak saling meniadakan
Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka probabilitas gabungan
kejadian A dan B adalah kumpulan semua titik sampel yang ada pada A atau B atau
pada keduanya.

S S

A B B
A

Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah :

Kejadian majemuk adalah gabungan atau irisan kejadian A dan B, maka


probabilitas kejadian gabungan A dan B adalah:
Kejadian yang tidak saling meniadakan
• Bila A, B, dan C kejadian sembarang pada ruang
sampel S, maka probabilitas gabungan kejadian A, B,
dan C adalah : S
A B

Maka Probabilitas majemuknya adalah :


Contoh :
Kemungkinan bahwa Ari lulus ujian matematika adalah 2/3
dan kemungkinan ia lulus bahasa inggris adalah 4/9. Bila
probabilitas lulus keduanya adalah 1/4, berapakah
probabilitas Ari dapat paling tidak lulus salah satu dari kedua
pelajaran tersebut?
Jawab :
Bila M adalah kejadian lulus matematika, dan B adalah
kejadian lulus bahasa inggris, maka :
Probabilitas Ari lulus salah satu pelajaran tersebut adalah :
P(M  B) = P(M) + P(B) – P(M  B)
= 2/3 + 4/9 – 1/4
= 31/36 20
3. DUA KEJADIAN SALING KOMPLEMENTER
Bila maka Ac atau A’ adalah himpunan S yang bukan
anggota A.

S
A
A’

Dengan demikian
dan
Rumus probabilitasnya :
DUA KEJADIAN SALING KOMPLEMENTER

Latihan
Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5
bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukan
probabilitas terpilihnya:
a. Bola merah = 8/20
b. Bola putih= 7/20
c. Bola biru= 5/20
d. Tidak merah= 1- 8/20
e. Merah atau putih= 8/20 + 7/20
4. DUA KEJADIAN SALING BEBAS

Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling


bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
sebaliknya kejadian B juga tidak mempengaruhi kejadian A.
Rumus :

Probabilitas dari suatu peristiwa yang saling bebas


dibedakan menjadi 3 macam yaitu
- probabilitas marginal ( marginal probability)
- probabilitas gabungan (joint probability)
- probabilitas bersyarat ( conditional probability)
A. probabilitas marginal ( marginal probability):

probabilitas marginal atau probabilitas yang tidak bersyarat adalah probabilitas


suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa yang
lain.
Contoh. Pelemparan sebuah koin. Probabilitas muncul gambar P(G) = 0.5 dan
probabilitas muncul angka P(A) = 0.5

B. Probabilitas Gabungan

probabilitas terjadinya dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara bersama-
sama atau secara berurutan merupakan perkalian dari probabilitas marginal
masing-masing peristiwa.
P(A dan B) = P (A) x P (B)

C. Probabilitas bersyarat pada peristiwa yang independent

probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa yang lain


sudah terjadi
P(A |B) = P (A) P(B |A) = P (B)
Contoh:
• Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya
muka dari uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
• Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}
• Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½
= {(m,m), (m,b)}
B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½
= {(m,m), (b,m)}
A  B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2
= {(m,m)}  P(A  B) = ¼
• Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A  B) = P(A). P(B)
¼ = ½ . ½
¼ = ¼
Jadi, A dan B saling bebas.
25
5. Dua Kejadian yang Dependent

Dua kejadian dikatakan dependent jika kejadian


yang satu dipengaruhi atau tergantung pada
kejadian yang lain

Probabilitas dari suatu peristiwa yang saling bebas


dibedakan menjadi 3 macam yaitu
- probabilitas bersyarat ( conditional probability)
- probabilitas gabungan (joint probability)
- probabilitas marginal ( marginal probability)
a. Probabilitas Bersyarat pada kejadian dependent

Probabilitas terjadinya A bila kejadian B telah terjadi


disebut probabilitas bersyarat P(A/B).
Rumusnya :

Probabilitas terjadinya B bila kejadian A telah terjadi


disebut probabilitas bersyarat P(B/A).
Rumusnya :
b. Probabilitas gabungan dari kejadian yang
dependen

c. Probabilitas marginal dari kejadian yang


dependen
Dihitung dengan menjumlahkan semua probabilitas
gabungan
PROBABILITAS BERSYARAT
Contoh :
(lanjutan)
Diberikan populasi sarjana disuatu kota yang dibagi menurut jenis kelamin dan
status pekerjaan sebagai berikut :
Bekerja(B) Menganggur Jumlah
(M)
Laki-laki (L) 460 40 500
Wanita(W) 140 260 400
Jumlah 600 300 900

Akan diambil seorang dari mereka untuk ditugaskan melakukan promosi barang.
Ternyata yang terpilih adalah dalam status bekerja, berapakah probabilitasnya
bahwa dia :
a. Laki-laki
b. P(L|B) = 460/900/(600/900)=460/600
c. b. Wanita
d. P(W|B)= 140/900/ (600/900)= 140/600
e. P(B|W)=140/400
f. P(B|L)=460/500
g. P ( W | M )=260/300
PROBABILITAS BERSYARAT
(lanjutan)
Jawab :
A=kejadian terpilihnya sarjana telah bekerja
B=kejadian bahwa dia laki-laki
a.

b. Cari sendiri!
TEORI BAYES
S A1 A2 A3

A1, A2, A3 adalah tiga kejadian yang saling lepas.


Maka kejadian B dapat ditentukan :
RUMUS BAYES (lanjutan)
Probabilitas kejadian bersyarat :
RUMUS BAYES (lanjutan)
Secara umum bila A1,A2,…,An kejadian saling lepas dalam
ruang sampel S dan B adalah kejadian lain yang sembarang
dalam S, maka probabilitas kejadian bersyarat Ai/B adalah :
RUMUS BAYES (lanjutan)
Contoh :
Ada 3 kotak yang masing-masing berisi 2 bola. Kotak I
berisi 2 bola merah, kotak II berisi 1 bola merah dan 1
bola putih, dan kotak III berisi 2 bola putih.
Dengan mata tertutup anda diminta mengambil satu
kotak secara acak dan kemudian mengambil bola 1
bola secara acak dari kotak yang terambil tersebut.
Anda diberitahu bahwa bola yang terambil ternyata
berwarna merah. Berapakah peluangnya bola tersebut
terambil dari kotak I, II, dan III?
RUMUS BAYES (lanjutan)
Jawab :
A1 = kejadian terambilnya kotak I
A2 = kejadian terambilnya kotak II
A3 = kejadian terambilnya kotak III
B = kejadian terambilnya bola merah
Ditanya : P(A1/B), P(A2/B), dan P(A3/B)
Karena diambil secara acak maka :
P(A1)=P(A2)=P(A3)=1/3
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak I adalah P(B/A1)=1.
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak II adalah P(B/A2)=1/2.
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak III adalah P(B/A3)=0.
P(B)= P(B/A1).P(A1)+P(B/A2).P(A2)+P(B/A3).P(A3)
= 1.1/3 + 1/2.1/3 + 0.1/3
= 1/2
RUMUS BAYES (lanjutan)
Jadi :
Penerapan Hukum Probabilitas dengan Probabilitas
Kegagalan dari Sebuah Rangkaian Listrik

• Komponen Seri
• Jika sistem S terdiri dari dua komponen A dan B secara seri, maka
• S berfungsi jika kedua A dan B berfungsi
• S akan berfungsi jika kedua A dan B berfungsi : S = A ∩ B.
• Oleh karena itu P(S) = P (A ∩ B) dmn A dan B adalah independent
• P(S) = P (A). P (B)
• S gagal jika salah satu A atau B gagal
• P (S`) = 1 - P (S).
Penerapan Hukum Probabilitas dengan Probabilitas Kegagalan dari Sebuah Rangkaian Listrik
(lanjutan)

• Komponen Secara Paralel


• Jika sistem S terdiri dari dua komponen A dan B secara paralel, maka S
gagal jika kedua A dan B gagal.
• Maka probabilitas bahwa S adalah gagal

• S akan berfungsi jika salah satu fungsi A atau B: S = A ∪ B. Oleh karena


itu

• P (S) = 1- P (S’)
• = 1 – ( (1- P (A)) (1- P(B)) )
P (Ai)= 0.9 dimana i=1,2,…,6

Anda mungkin juga menyukai