Anda di halaman 1dari 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : XI
Materi Pokok : Analisis Data dan Peluang
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Elemen

Analisis data dan peluang

B. Capaian pembelajaran secara keseluruhan

Di akhir fase F, peserta didik dapat melakukan proses penyelidikan statistika untuk
data bivariat. Mereka dapat mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel
kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Mereka dapat memperkirakan model
linear terbaik (best fit) pada data numerikal. Mereka dapat membedakan hubungan
asosiasi dan sebab-akibat. Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan
kejadian yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan kombinasi.

C. Capaian pembelajaran yang dipilih

Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian yang saling bebas
menggunakan konsep permutasi dan kombinasi.

D. Tujuan pembelajaran
1. Peserta didik mampu menemukan karakteristik kejadian saling bebas dan kejadian
bersyarat melalui pengamatan pada beberapa kejadian majemuk.
2. Peserta didik mampu menentukan rumus peluang kejadian saling bebas dan peluang
bersyarat.
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang terkait dengan peluang
kejadian saling bebas dan peluang bersyarat.
4. Peserta didik mampu menerapkan peluang kejadian saling bebas dan peluang
bersyarat menggunakan konsep permutasi dan kombinasi.
E. Peta Konsep

F. Materi Ajar
Kejadian Majemuk
Kejadian majemuk adalah kejadian atau percobaan yang terjadi lebih dari satu kali
sehingga menghasilkan kejadian baru. Teori peluang kejadian majemuk digunakan untuk
menghitung peluang yang terjadi jika ada dua atau lebih kejadian. Terdapat beberapa jenis
peluang kejadian majemuk, yaitu :
1. Kejadian Majemuk Saling Lepas
Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika dua kejadian tersebut tidak dapat
terjadi secara bersamaan, atau dengan kata lain tidak saling terkait (tidak
mempunyai irisan). Peluang kejadian majemuk saling lepas dapat dihitung dengan
rumus P(A∪B) = P(A)+P(B).
Contoh :
Dua buah dadu dilambungkan secara bersamaan. Berapa peluang muncul angka
berjumlah 4 atau 10 ?
Penyelesaian :
 Pada pengetosan dua buah dadu bersamaan, banyak hasil yang mungkin
36, sehingga n(S) = 36.
 Misalkan A = kejadian muncul angka berjumlah 4, maka A = {(1.3), (2.2),
(3.1)} dan n(A) = 3
 Misalkan B = kejadian muncul angka berjumlah 10, maka B = {(4.6),
(5.5), (6.4)} dan n(B) = 3
 Kejadian A dan B tidak memiliki satu pun elemen yang sama, berarti A dan
B saling lepas. Sehingga peluang gabungan A dan B adalah
n( A) n(B) 3 3 6 1
P(A∪ B ¿ = P(A)+P(B) = + = + = =
n (S) n(S) 36 36 36 6

2. Kejadian Majemuk Tidak Saling Lepas


Dua kejadian A dan B dikatakan tidak saling lepas jika terdapat minimal satu
elemen pada kejadian A yang sama dengan elemen yang terdapat pada kejadian B.
Peluang kejadian majemuk tidak saling lepas dapat dihitung dengan rumus P(A∪
B) = P(A)+P(B)-P(A∩B).
Contoh :
Sebuah kartu diambil secara acak dari satu set kartu bridge. Tentukan peluang
yang terambil adalah kartu intan atau kartu As.
Penyelesaian :
 Satu set kartu bridge terdiri 52 kartu yang berbeda, sehingga n(S) = 52
 Misalkan A = kejadian terambil kartu intan, banyak kartu intan ada 13,
sehingga n(A) = 13.
 Misalkan B = kejadian terambil kartu As, banyak kartu As ada 4, sehingga
n(B) = 4.
 Kejadian A dan B memiliki satu elemen yang sama, karena salah satu jenis
kartu As adalah intan, maka A dan B dua kejadian tidak saling lepas
dengan A∩B = {kartu As intan} dan n(A∩B) = 1.
 Peluang gabungan A dan B adalah
n( A) n(B) n( A ∩ B) 13 4 1
 P(A∪B) = P(A)+P(B)–P(A∩B) = + - = + -
n (S) n(S) n( S) 52 52 52
16 4
= =
52 13

3. Kejadian Majemuk Saling Bebas


Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika muncul atau tidaknya kejadian
A tidak mempengaruhi muncul atau tidaknya kejadian B. Dengan kata lain A dan
B memiliki keterkaitan, tetapi tidak saling mempengaruhi. Peluang kejadian
majemuk saling bebas dapat dihitung dengan rumus P(A∩B) = P(A)×P(B).
Contoh :
Dalam sebuah kotak pensil terdapat 2 buah pensil dan 5 buah bulpoin. Keduanya
diambil secara acak dari dalam kotak pensil satu per satu. Jika alat tulis pertama
yang diambil dimasukkan kembali ke dalam kotak pensil sebelum alat tulis kedua
diambil, berapakah peluang terambil :
a) Pertama pensil dan kedua bulpoin
b) Pertama bulpoin dan kedua bulpoin

Penyelesaian :

Kotak pensil berisi 7 alat tulis (2 pensil dan 5 bulpoin), sehingga n(S) = 7

n( A) 2
Misalkan A = kejadian terambil pensil, maka P(A) = =
n (S) 7

n(B) 5
B = kejadian terambil bulpoin, maka P(B) = =
n(S) 7

a) Peluang terambil pensil lalu bulpoin


2 5 10
P(A∩B) = P(A)×P(B) = × =
7 7 49

b) Peluang terambil bulpoin lalu bulpoin


5 5 25
P(B∩B) = P(B)×P(B) = × =
7 7 49

4. Kejadian Majemuk Bersyarat


Dua kejadian A dan B dikatakan bersyarat jika muncul atau tidaknya kejadian A
mempengaruhi muncul atau tidaknya kejadian B. Peluang kejadian majemuk
P ( A ∩B)
bersyarat dapat dihitung dengan rumus P(A|B) = , dengan syarat P(B)≠
P( B)
0. Rumus tersebut dapat diartikan sebagai peluang terjadinya kejadian B dengan
syarat kejadian A telah muncul.
Contoh :
Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil
dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima lebih dahulu.

Penyelesaian:

Ruang sampel: S = {1,2,3,4,5,6}, sehingga n(S) = 6

 Misal A adalah kejadian munculnya angka prima,


A = {2,3,5), sehingga n(A) = 3.
Peluang kejadian A:
n( A) 3 1
P(A) = = =
n (S) 6 2

 Misal B adalah kejadian muncul mata dadu ganjil,


B = {1,3,5}, sehingga irisanya : A ∩ B= {3,5}, dengan n ( A ∩ B )=2.
Peluang irisanya :
n( A ∩ B) 2 1
P(A∩ B ¿ = = =
n( S) 6 3

 Menentukan peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian
mata dadu prima lebih dahulu
1
P ( A ∩B) 3 2
P(B¿ A ¿ = = = =
P( A ) 1 3
2

Jadi, peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian
mata dadu prima lebih dahulu adalah 2/3

Keterangan rumus Rumus


Kejadian saling lepas A dan B P ( A ∪ B )=P ( A ) + P(B)
Kejadian tidak saling lepas A dan B P ( A ∪ B )=P ( A ) + P ( B ) −P( A ∩ B)
Kejadian saling bebas A dan B P ( A ∩B )=P ( A ) × P(B)
Kejadian bersyarat A dan B P( A ∩ B)
P ( B| A )= atau
P (A )
P ( A ∩B )=P ( A ) × P ( B| A )

Peluang Kejadian Saling Bebas dan Peluang Bersyarat Menggunakan Konsep


Permutasi dan Kombinasi

1. Peluang Kejadian Saling Bebas


Peluang kejadian saling bebas dapat dihitung menggunakan konsep permutasi dan
kombinasi tergantung pada situasinya:
a. Permutasi: Permutasi digunakan ketika urutan elemen penting. Misalnya, jika Anda
memiliki 5 buku yang ingin diurutkan dalam rak buku, Anda dapat menggunakan
permutasi. Jumlah permutasi dari 5 buku dalam rak adalah 5!.
b. Kombinasi: Kombinasi digunakan ketika urutan tidak penting. Misalnya, jika Anda
memiliki 5 buku dan ingin memilih 2 buku acak untuk dibaca, Anda dapat
menggunakan kombinasi. Jumlah kombinasi dari 5 buku yang dapat Anda pilih 2
buku dari mereka adalah C(5, 2).
Perlu diingat bahwa dalam kasus permutasi, urutan sangat penting, sementara dalam
kombinasi, urutan tidak penting.
2. Peluang Bersyarat
Peluang bersyarat juga dapat dihitung dengan menggunakan konsep permutasi dan
kombinasi, tergantung pada situasi dan syarat yang diberikan. Ada dua metode umum
yang digunakan:
a. Permutasi Bersyarat: Jika menghitung peluang peristiwa A terjadi, diikuti oleh
peristiwa B, maka dapat menggunakan permutasi bersyarat. Jumlah permutasi ini
dapat dihitung dengan rumus P(A) x P(B|A), di mana P(A) adalah peluang peristiwa A
terjadi dan P(B|A) adalah peluang peristiwa B terjadi jika A telah terjadi. Ini
mencerminkan permutasi urutan A dan B.
b. Kombinasi Bersyarat: Jika menghitung peluang kombinasi peristiwa A dan B
terjadi, dapat menggunakan kombinasi bersyarat. Ini dapat dihitung dengan rumus
C(A, k) x C(B, r), di mana C(A, k) adalah jumlah kombinasi k elemen dari A, dan
C(B, r) adalah jumlah kombinasi r elemen dari B. Ini mencerminkan kombinasi
elemen dari A dan B.
Ingatlah bahwa permutasi dan kombinasi bersyarat digunakan ketika peristiwa saling
terkait.

G. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Demonstrasi, Diskusi Kelompok, Latihan, Penugasan

H. Media Pembelajaran
 Media : PPT, LKPD, dan Alat Peraga
 Alat : Laptop, LCD Proyektor, Papan Tulis, dan Spidol

I. Sumber Belajar
 K
 J

J. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 Menit) Alokasi


Waktu
No. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Orientasi
Guru melakukan pembukaan Siswa menjawab salam,
dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
Tuhan YME dan berdoa. untuk menumbuhkan sikap
religius.
2. Guru memeriksa kehadiran Siswa memperhatikan guru.
kehadiran siswa.
3. Guru menyiapkan fisik dan psikis Siswa menyiapkan buku
siswa dalam mengawali kegiatan pelajaran, alat tulis. 15 Menit
pembelajaran, seperti buku
pelajaran, alat tulis.
4. Guru meberikan informasi Siswa memperhatikan materi
mengenai materi yang akan pelajaran yang akan dibahas.
dipelajari tentang definisi konsep
peluang kejadian majemuk.
5. Guru memberikan tujuan Siswa menyimak tentang
pembelajaran yang akan dicapai. tujuan pembelajaran materi
peluang suatu kejadian.

6. Apersepsi
Guru mengingatkan kembali Jawaban yang diharapkan dari
kepada siswa tentang peluang siswa yaitu:
kejadian tunggal dengan  “Peluang bola yang
memberikan pertanyaan sebagai diambil adalah bola merah
berikut: adalah 5/8 atau sekitar
 “Sebuah kantong berisi 5 0,625”
bola merah dan 3 bola biru.  “Peluang koin
Jika satu bola diambil secara menunjukkan gambar
acak dari kantong tersebut, kepala pada lemparan
berapakah peluangnya bahwa pertama adalah 1/2, dan
bola yang diambil adalah peluang koin menunjukkan
bola merah?” gambar ekor pada
 “Sebuah koin dilempar dua lemparan kedua juga 1/2.
kali. Berapakah peluangnya Oleh karena itu, peluang
bahwa koin tersebut akan keduanya terjadi adalah
menunjukkan gambar kepala 1/2 x 1/2 = 1/4 atau sekitar
pada lemparan pertama dan 0,25.”
gambar ekor pada lemparan
kedua?”

7. Motivasi
Guru memberikan gambaran serta Siswa mengamati gambaran
ilustrasi-ilustrasi yang tentang manfaat mempelajari
menunjukkan manfaat dari topik konsep peluang kejadian saling
inti melalui pertanyaan yang bebas dan peluang kejadian
bersyarat.

Anda mungkin juga menyukai