PROBABILITAS (PELUANG)
DISUSUN OLEH :
NIM : 20619003
PRODI : FARMASI
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu
yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan
'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik
adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan
data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan
statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Probabilitas adalah harga angka yang menunjukkan
seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, di
antara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.
Apabila kalian diperintah oleh ibu kalian untuk merapikan bola warna-warni yang kalian punya
ke dalam kotak mainan.
Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara acak, kalian
akan mengambil kembali bola tersebut kan?.
Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah kira-kira ada berapa ya guys? Kejadian
tersebutlah bisa kita jawab dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk di dalam teori
peluang matematika.
Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang berlangsung lebih
dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian baru tersebutlah yang
disebut sebagai kejadian majemuk.
Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya yaitu:
Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Sebagai:
Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel Matematika,
22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-duanya.
Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih merupakan
siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!
Diketahui:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:
n(S) = 45
Suka Matematika, n(M) = 28
Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
= 28/45 + 22/45 – 10/45
= 40/ 45
= 8/ 9
P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.
Jawab:
Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2
Contoh:
Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan mata
1 atau 3 ?
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra bisa
menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa menyelesaikan soal
tersebut yaitu …
Jawab:
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A ataupun
kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:
Sebagai contoh:
Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.
Jawab:
Diketahui;
B = {1, 3, 5}
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:
Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang kejadian majemuk, maka bisa kita simpulkan
bahwa:
Sebuah mata uang logam mempunyai sisi dua (H & T) kalau mata uang tersebut dilambungkan
satu kali, peluang untuk keluar sisi H adalah ½.
Contoh 2:
Sebuah dadu untuk keluar mata ‘lima’ saat pelemparan dadu tersebut satu kali adalah 1/6 (karena
banyaknya permukaan dadu adalah 6)
Rumus : P (E) = X/N
P: Probabilitas
E: Event (Kejadian)
X: Jumlah kejadian yang diinginkan (peristiwa)
N: Keseluruhan kejadian yang mungkin terjadi
Di dalam suatu pabrik ada 30 wanita dan 70 laki-laki. Sehabis makan siang yang disediakan
pabrik akan ditanyakan “apakah makanan tadi cukup baik”. Untuk itu akan di undi (di acak)
siapa orang yang akan ditanyakan pendapatnya. Probabilitas akan terambil seorang buruh wanita
adalah 30/100 -> P (0,3)
Ø Probabilitas yang rendah menunjukkan kecilnya kemungkianan suatu peristiwa akan terjadi.
Rute perjalanan dari P ke R dapat ditempuh melalui Q atau S. Dari P ke R melalui Q ada (2 × 3)
cara yaitu 6 cara, sedangkan dari P ke R melalui S ada (1 × 2) cara, sehingga rute perjalanan dari
P ke R ada (6 + 2) cara yang berbeda. Kaidah ini merupakan aturan penjumlahan.
Dari kedua contoh di atas dapat kita simpulkan tentang kaidah perkalian dan aturan penjumlahan
sebagai berikut.
Jika suatu peristiwa terjadi dengan m cara yang berbeda dan ada peristiwa lain terjadi dengan n
cara yang berbeda maka kedua peristiwa itu dapat terjadi dengan:
Contoh Soal
Untuk membentuk pengurus suatu organisasi, tersedia 2 orang calon ketua, 3 orang calon
sekretaris, dan 2 orang calon bendahara dan tidak ada seorang pun yang dicalonkan pada dua
atau lebih kedudukan yang berbeda. Dalam berapa cara susunan pengurus yang terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara dapat dibentuk?
Untuk ketua ada 2 cara memilih, karena ada 2 calon. Demikian juga untuk sekretaris ada 3 cara
dan untuk bendahara ada 2 cara, karena ada 2 calon. Oleh karena itu, menurut prinsip perkalian,
susunan pengurus dapat dibentuk dengan (2 × 3 × 2) cara, yaitu 12 cara. Untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dari penyelesaian di atas, banyaknya susunan pengurus dapat ditunjukkan
dengan diagram pohon sebagai berikut.
Jika dalam penyelesaian soal kita selalu membuat diagram pohon atau menuliskan dengan pasangan
berurutan maka kita akan memerlukan waktu dan tempat yang banyak. Untuk itu kita harus memahami
tentang prinsip perkalian sehingga dalam penyelesaian soal akan lebih cepat dan ringkas.
Aturan Perkalian
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam m cara dan kejadian kedua dapat terjadi dalam n cara,
maka pasangan kejadian dapat terjadi:
Prinsip ini dapat digenerelasasikan untuk memasukan banyak kejadian yang dapat terjadi dalam
n1,n2,n3,…nk cara. Banyaknya k kejadian dapat terjadi dalam n1.n2.n3.…nk cara.
Contoh:
Jawab: Kiki mempunyai 3 celana berwarna hitam, biru dan merah serta mempunyai 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan merah muda. Berapa banyak pasang cara Kiki memilih celana
dan baju?
n1 = Kejadian 1 (celana) = 3
n2 = Kejadian 2 (kaos) = 4
n1 × n2 = 3 × 4 = 12 cara.
Aturan perkalian 2 percobaan : Misalkan terdapat dua percobaan yang berurutan yaitu
percobaan A1A_1A1 dan A2.A_2.A2. Banyaknya kemungkinan hasil untuk percobaan
A1A_1A1 adalah n1,n_1,n1, dan setiap percobaan A1A_1A1 diikuti oleh percobaan A2A_2A2
dengan banyaknya kemungkian hasil adalah n2,n_2,n2, maka banyaknya kemungkinan hasil dari
percobaan A1A_1A1 dilanjutkan dengan percobaan A2A_2A2 adalah n1×n2.n_1\times n_2
.n1×n2.
Contoh soal
Tentukan banyak hasil yang mungkin dari sebuah koin seimbang yang dilemparkan sebanyak dua kali.
Jawab:
Banyaknya hasil yang mungkin pada percobaan pertama pelemparan koin adalah 2, yaitu Angka (A) dan
Gambar (G). Sama dengan percobaan pertama, banyaknya hasil yang mungkin pada percobaan kedua
adalah 2, yaitu A dan G. Oleh karena itu n1=2n_1=2n1=2 dan n2=2.n_2=2.n2=2. Dengan demikian,
banyak hasil yang mungkin dari pelemparan koin sebanyak dua kali adalah 2×2=4.2\times2=4.2×2=4.
Hasil yang mungkin tersebut adalah
AA, AG
GA, G
Kaidah pencacahan
Ada tiga metode dalam kaidah pencacahan:
Untuk memahami metode ini, kita dapat menjabarkannya menggunakan pasangan terurut. Jika
suatu kejadian pertama dapat terjadi dalam cara yang berbeda, kejadian kedua dapat terjadi
dalam cara yang berbeda, dan seterusnya maka kejadian-kejadian itu secara berurutan dapat
terjadi
Sebagai ilustrasi: misalkan seorang pekerja memiliki 4 buah kemeja dan 2 buah dasi yang
masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Berapa pasangan warna kemeja dan dasi yang
dapat dibuat? Jika himpunan kemeja adalah k = ( ) = 4 buah dan himpunan dasi
adalah d = ( ) = 2 buah. Sehingga dapat ditentukan bahwa:
= 4 x 2 = 8 cara
Permutasi
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan.
Dalam permutasi perlu dipahami terlebih dahulu terkait faktorial. Hasil kali bilangan bulat dari 1
sampai n adalah n! (dibaca : n faktorial) atau :
Permutasi elemen dari elemen yang ada (setiap elemen berbeda) adalah susunan elemen itu
dalam suatu urutan yang diperhatikan. Jika , ( ) permutasinya: .
Sebagai ilustrasi: menyususn 3 elemen dari 3 huruf : a,b,c adalah a,b,c a,c,b b,c,a b,a,c c,a,b
c,b,a dengan . Sedangkan menyusun 2 elemen dari 3 huruf adalah dengan .
.
Setiap unsur yang digunakan tidak boleh lebih dari satu kali. Banyak permutasi elemen n yang
memuat elemen , dengan adalah:
Sebagai ilustrasi: ada 3 bola basket dan 2 bola kasti. Jumlah cara menyusunnya:
3. Permutasi siklis
Rumus permutasi siklis biasanya digunakan untuk menghitung banyak cara yang dapat dibuat
dari susunan melingkar. Rumusnya adalah
Sebagai ilustrasi: banyaknya cara 4 orang duduk melingkar dalam 1 meja adalah
4. Permutasi berulang
Permutasi berulang adalah permutasi yang dalam penyusunannya urutan diperhatikan dan suatu
objek dapat dipilih lebih dari sekali (berulang). Banyaknya permutasi ini adalah
Sedangkan untuk rumus permutasi yang tidak boleh ditulis berulang adalah
Kombinasi
Kombinasi adalah pengelompokan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan tanpa
memperhatikan urutan susunan pemilihannya. Banyaknya kombinasi adalah :
Sebagai ilustrasi : kombinasi 2 elemen dari 3 huruf a,b,c adalah ab, ac, bc . Sedangkan ba, ca,
cb tidak termasuk hitungan karena pada kombinasi ab=ba, ac=ca, bc=cb. Banyak kombinasi
adalah :
Binom Newton
Binom Newton berhubungan dengan bentuk . Dimana suku ke-r dari bentuk tersebut
adalah :
Suku ke – r =
Sehingga:
suku ke – 4 = .
.
Koefisiennya: 3640
Nilai probalitas antara 0 – 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang
mustahil terjadi atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan kejadian yang mempunyai nilai
probalilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau kejadian yang sudah terjadi.
Peluang atau probabilitas suatu kejadian A dapat terjadi dengan k dan mungkin hasil terjadi m
cara sebagai:
Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali banyaknya percobaan dengan peluang
kejadian yang akan terjadi dalam suatu percobaan atau:
Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian jika kejadian A dan B kejadian
dapat terjadi bersamaan sehingga dan menghasilkan rumus:
Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas
Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian saling lepas jika kejadian A dan
B tidak mungkin terjadi bersamaan. Sehingga dan menghasilkan rumus:
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat jika munculnya kejadian pertama A mempengaruhi
peluang munculnya kejadian kedua B. Maka peluang terjadinya kejadian B yang dipengaruhi
oleh kejadian A ditulis dengan . Bila adalah peluang terjadinya A dan B ,
maka
Contoh Soal 1
Dalam sebuah kotak berisi 7 bola merah dan 5 bola putih. Dari kota itu diambil 3 bola sekaligus.
Peluang terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih adalah
Pembahasan 1:
Karena harus terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih maka peluang tidak terambilnya bola
putih tidak termasuk itungan sehingga:
Contoh Soal 2
Contoh Soal 3
Berapa banyak urutan yang dapat terjadi jika 5 bendera yang berwarna putih, merah, hijau,
kuning, dan biru dipancang pada tiang-tiang dalam satu baris, dengan bendera putih selalu
berada di salah satu ujung.
Pembahasan 3:
Karena bendera putih dipancang dalam salah satu ujung maka dengan 2 cara, sisa 4 bendera
dapat diatur dalam cara, sehingga:
DISTIRBUSI BINOMINAL
Distribusi binomial adalah distribusi probabilitas diskret jumlah keberhasilan
dalam npercobaan ya/tidak (berhasil/gagal) yang saling bebas, dimana setiap hasil percobaan
memiliki probabilitas p. Eksperimen berhasil/gagal juga disebut percobaan bernoulli. Ketika n =
1, distribusi binomial adalah distribusi bernoulli. Distribusi binomial merupakan dasar dari uji
binomial dalam uji signifikansi statistik.
Rumus Binominal:
Dalam suatu percobaan binomial, peluang untuk mendapatkan tepat X sukses dalam n percobaan
adalah
Contoh : Sebuah dadu dilempar sepuluh kali dan dihitung berapa jumlah muncul angka empat.
Distribusi
jumlah acak ini adalah distribusi binomial dengan n = 10 dan p = 1/6.
DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling
banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Distribusi normal baku adalah distribusi
normal yang memiliki rata-rata nol dan simpangan baku satu. Distribusi ini juga dijuluki kurva
lonceng (bell curve) karena grafik fungsi kepekatan probabilitasnya mirip dengan bentuk
lonceng.
Nilai Peluang peubah acak dalamDistribusi Peluang Normal dinyatakan dalam luas dari di bawah
kurva berbentuk genta\lonceng (bell shaped curve);
Keseluruhan kurva akan bernilai 1, ini mengambarkan sifat peluang yang tidak pernah
negatif dan maksimal bernilai satu.
DISTIRBUSI MULTINOMINAL
Distribusi probabilitas multinomial digunakan untuk penentuan probabilitas hasil yang
dikategorikan ke dalam lebih dari dua kelompok.
Contoh:
Berdasarkan laporan sebuah penelitian tahun 1995, diantara produk mikroprosesor pentium
generasi pertama diketahui terdapat cacat yang mengakibatkan kesalahan dalam operasi
aritmatika. Setiap mikroprosesor dapat dikategorikan sebagai baik, rusak dan cacat (dapat
digunakan dengan kemungkinan muncul kesalahan operasi aritmatika). Diketahui bahwa 70%
mirkoprosesor dikategorikan baik, 25% cacat dan 5% rusak. Jika sebuah sample random
berukuran 20 diambil, berapa probabilitas ditemukan 15 mikroprosesor baik, 3 cacat dan 2
rusak?
Daftar Pustaka
1. http://www.statsdata.my.id/2014/06/pengantar-probabilitas.ht ml
2. http://mecariberkah.blogspot.com/2018/01/distribusi-peluang-dalam-statistik.html
3. https://www.rumusstatistik.com/2018/03/aturan-perkalian-ilmu-peluang.html
4. http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/probabilitas-dan-statistika.html
5. https://www.pelajaran.co.id/2016/15/materi-peluang-matematika-pengertian-dan-
rumus-soal-terlengkap.html
6.