Contoh:
Berapa peluang terambilnya satu kartu keriting dari satu set kartu bridge?
dik: s = 52
n = 13
dit: P ?
jawab:
P = n = 13 = 1
s 52 4
jawab:
P(AS U Raja) = P(AS) + P(Raja)
= 4 + 12
52 52
= 16
52
jawab:
P (kuning ∩ merah) = P(kuning) x P(merah)
= 6 x 10
24 24
= 1 x 5
4 12
= 5
48
jawab:
P(putih1 x putih2) = P(merah1) x P(merah2)
= 8 x 7
16 15
= 1 x 7
2 15
= 7
30
A. Percobaan
Sifat dasar percobaan:
1.Setiap jenis percobaan mempunyai kemungkinan hasil atau peristiwa/kejadian yang akan
terjadi.
2.Hasil dari setiap percobaan secara pasti sulit ditentukan.
B.Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan dari beberapa titik
sampel disebut kejadian.
Contoh:
Tiga buah koin dilempar sebanyak 1 kali, maka ruang sampel dan banyaknya sampel dari
percobaan pelemparan koin tersebut adalah ...
Jawab:
Misalkan, munculnya angka pada koin disimbolkan dengan A dan munculnya gambar pada koin
disimbolkan dengan G, maka dari hasil pelemparan koin tersebut, diperoleh beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
Koin I
Koin II
Koin III
Kemungkinan ke-1 A A A
Kemungkinan ke-2 A A G
Kemungkinan ke-3 A G A
Kemungkinan ke-4 G A A
Kemungkinan ke-5 A G G
Kemungkinan ke-6 G A G
Kemungkinan ke-7 G G A
Kemungkinan ke-8 G G G
Jadi, ruang sampel dari percobaan tersebut adalah S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG),
(GAG), (GGA), (GGG)} dan banyak sampelnya adalah n(S) = 8.
C. Peluang Kejadian
Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan setiap anggota S memiliki
kesempatan muncul yang sama dan K adalah suatu kejadian dengan K⊂S, maka peluang kejadian
K adalah:
Contoh:
Sebuah dadu dilempar undi satu kali, peluang muncul angka bilangan prima adalah...
Jawab:
Ruang sampel dadu (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6
Capture-27.png
P(K) adalah peluang kejadian K dan P(Kc) = P(K’) adalah peluang kejadian bukan K, maka
berlaku:
Contoh:
Peluang Rina lulus ujian Matematika adalah 0,89, maka peluang Rina tidak lulus ujian
Matematika adalah…
Jawab:
E. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada suatu
percobaan.
Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadi kejadian K setiap
percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K adalah:
Contoh:
Sebuah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu faktor
dari 6 adalah...
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa suka Matematika, 22 siswa suka bahasa
Inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang
siswa yang terpilih adalah yang menyukai Matematika atau bahasa Inggris!
n(S) = 45
Jawab :
n(S) = 45
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua.
Jawab:
Sehingga Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2
Contoh:
Pada pelemparan sebuah dadu bermata 6, berapakah peluang mendapatkan dadu mata 1 atau 3 ?
Jawab:
A = {1}, B = {3}
n(A) = 1, n(B) = 1
Capture-55.png
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Jika peluang Andi dapat menyelesaikan suatu soal adalah 0,4 dan peluang Budi dapat
menyelesaikan soal yang sama adalah 0,3 maka peluang mereka berdua dapat menyelesaikan soal
tersebut adalah …
Jawab :
P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
capture
Dua Kejadian Bersyarat
Jika kejadian A dan B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A atau kejadian B
dengan syarat A, dirumuskan:
Capture-56.png
Contoh:
Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima lebih dahulu.
Jawab:
Capture-57.png
B = {1, 3, 5}
Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima lebih
dahulu: