Anda di halaman 1dari 7

Menghitung peluang suatu kejadian

a. Peluang dari suatu kejadian


Peluang dari suatu kejadian adalah perbandingan antara banyaknya titik sampel dan ruang sampel
dari suatu kejadian dan dirumuskan dengan:
P=n
s
keterangan:
n = titik sampel
s = ruang sampel

Contoh:
Berapa peluang terambilnya satu kartu keriting dari satu set kartu bridge?
dik: s = 52
n = 13
dit: P ?
jawab:
P = n = 13 = 1
s 52 4

Kejadian saling lepas (kata penghubung "atau")


Jika P(A) adalah kejadian dari A dan P(B) adalah kejadian dari B, maka kejadian saling bebas antara
A dan B adalah:
P (A U B) = P(A) + P(B)
Contoh:
Peluang terambilnya kartu AS atau kartu Raja dari satu set kartu bridge adalah?
dik: AS = 4
Raja = 12
dik: P(AS U Raja) ?

jawab:
P(AS U Raja) = P(AS) + P(Raja)
= 4 + 12
52 52
= 16
52

d. Kejadian tidak saling lepas


Jika A adalah munculnya kejadian A dan B adalah munculnya kejadian B dimana A dan B tidak
saling lepas karena ada anggota A yang juga anggota B, maka peluang A atau peluang B adalah:
P (A U B) = P(A) + P(B) - P(IRISAN)
Contoh:
Sebuah dadu dilemparkan keatas satu kali. Tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil atau dadu
prima?
dik: mata dadu ganjil (A) = 1, 3 dan 5 -3
mata dadu prima (B) = 2, 3 dan 5 -3
irisan = 3 dan 5 -2
dit: P (A U B)?
jawab:
P (A U B) = P(A) + P(B) - P(IRISAN)
= 3 + 3 - 1
6 6 6
= 4
6
= 2
3

e. Kejadian saling bebas (kata penghubung "dan")


Jika P(A) adalah kejadian dari A dan P(B) adalah kejadian dari B, maka kejadian saling lepas antara
A dan B adalah:
P (A ∩ B) = P(A) x P(B)
Contoh:
Didalam kantung terdapat 8 kelereng putih, 10 kelereng merah dan 6 kelereng kuJika diambil satu
kelereng kemudian dikembalikan lagi dan mengambil satu kelereng lagi, berapa peluang terambilnya
kelereng kuning dan merah?
dik: s = 8+6+10 = 24
kuning = 6
merah = 10
putih = 8
dit: P (kuning ∩ merah) ?

jawab:
P (kuning ∩ merah) = P(kuning) x P(merah)
= 6 x 10
24 24
= 1 x 5
4 12
= 5
48

f. Kejadian tidak saling bebas


Ciri-ciri kejadian tidak saling lepas adalah dengan kata hubung "dan" dan pengambilan tidak
dikembalikan lagi untuk pengambilan ke dua.
P (A ∩ B) = P(A) x P(B\A)
Contoh:
Didalam kotak terdapat 8 bola merah, 6 bola putih dan 2 bola kuning. Jika diambil dua bola secara
berurutan dengan pengambilan pertama tidak dikembalikan lagi, tentukan peluang terambilnya
keduanya merah?
dik: s = 8+6+10 = 16
merah1 = 8
merah2 = 7 (karena bola pertama tidak dikembalikan)
dit: P(merah1 x merah2) ?

jawab:
P(putih1 x putih2) = P(merah1) x P(merah2)
= 8 x 7
16 15
= 1 x 7
2 15
= 7
30

A. Percobaan
Sifat dasar percobaan:

1.Setiap jenis percobaan mempunyai kemungkinan hasil atau peristiwa/kejadian yang akan
terjadi.
2.Hasil dari setiap percobaan secara pasti sulit ditentukan.

B.Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan dari beberapa titik
sampel disebut kejadian.

Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).

Contoh:

Tiga buah koin dilempar sebanyak 1 kali, maka ruang sampel dan banyaknya sampel dari
percobaan pelemparan koin tersebut adalah ...

Jawab:

Misalkan, munculnya angka pada koin disimbolkan dengan A dan munculnya gambar pada koin
disimbolkan dengan G, maka dari hasil pelemparan koin tersebut, diperoleh beberapa
kemungkinan sebagai berikut:

Koin I

Koin II

Koin III

Kemungkinan ke-1 A A A
Kemungkinan ke-2 A A G
Kemungkinan ke-3 A G A
Kemungkinan ke-4 G A A
Kemungkinan ke-5 A G G
Kemungkinan ke-6 G A G
Kemungkinan ke-7 G G A
Kemungkinan ke-8 G G G
Jadi, ruang sampel dari percobaan tersebut adalah S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG),
(GAG), (GGA), (GGG)} dan banyak sampelnya adalah n(S) = 8.

C. Peluang Kejadian

Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan setiap anggota S memiliki
kesempatan muncul yang sama dan K adalah suatu kejadian dengan K⊂S, maka peluang kejadian
K adalah:

menghitung peluang kejadian

Contoh:

Sebuah dadu dilempar undi satu kali, peluang muncul angka bilangan prima adalah...

Jawab:
Ruang sampel dadu (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6

Muncul angka prima (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3

Sehingga peluang muncul angka bilangan prima yaitu:

Capture-27.png

D. Peluang komplemen dari suatu kejadian

P(K) adalah peluang kejadian K dan P(Kc) = P(K’) adalah peluang kejadian bukan K, maka
berlaku:

menghitung peluang kejadian

Contoh:

Peluang Rina lulus ujian Matematika adalah 0,89, maka peluang Rina tidak lulus ujian
Matematika adalah…

Jawab:

K = Kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89

Kc = Kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika

Peluang Rina tidak lulus ujian Matematika:

P(Kc) = 1 – P(K) = 1 – 0,89 = 0,11

E. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada suatu
percobaan.

Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadi kejadian K setiap
percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K adalah:

menghitung peluang kejadian

Contoh:

Sebuah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu faktor
dari 6 adalah...

Jawab:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6

K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4

n = Banyak lemparan = 120

1. Dua Kejadian Sembarang


Untuk dua kejadian sembarang A dan B pada ruang sampel S, berlaku rumus:

P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

Contoh :

Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa suka Matematika, 22 siswa suka bahasa
Inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang
siswa yang terpilih adalah yang menyukai Matematika atau bahasa Inggris!

peluang kejadian majemuk

n(S) = 45

Suka Matematika, n(M) = 28

Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22

Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Jawab :

n(S) = 45

Suka Matematika, n(M) = 28

Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22

Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Peluang terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris ialah:

P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)

2. Komplemen Suatu Kejadian

Rumus: P (Ac) = 1 – P (A)

peluang kejadian majemukContoh:

Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua.

Jawab:

Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6

Jika A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}

Sehingga Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(Ac) = 2

Jadi, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 2/3

3. Dua Kejadian Saling Lepas


Rumus: P (A ∪ B) = P(A) + P (B)

peluang kejadian majemuk

Contoh:

Pada pelemparan sebuah dadu bermata 6, berapakah peluang mendapatkan dadu mata 1 atau 3 ?

Jawab:

A = {1}, B = {3}

n(A) = 1, n(B) = 1

Peluang mendapatkan dadu mata 1 atau 3:

Capture-55.png

1. Dua Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

Contoh:

Jika peluang Andi dapat menyelesaikan suatu soal adalah 0,4 dan peluang Budi dapat
menyelesaikan soal yang sama adalah 0,3 maka peluang mereka berdua dapat menyelesaikan soal
tersebut adalah …

Jawab :

P(A) = 0,4

P(B) = 0,3

Peluang Andi dan Budi dapat menyelesaikan soal:

capture
Dua Kejadian Bersyarat
Jika kejadian A dan B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A atau kejadian B
dengan syarat A, dirumuskan:

Capture-56.png

Contoh:

Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat
munculnya kejadian mata dadu prima lebih dahulu.

Jawab:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6


A = Kejadian munculnya angka prima

A = {2, 3, 5}, n(A) = 3

Capture-57.png

B = Kejadian muncul mata dadu ganjil

B = {1, 3, 5}

Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima lebih
dahulu:

jawaban kejadian dua bersyarat

Setelah mempelajari seluruh peluang kejadian majemuk, maka dapat disimpulkan:

peluang kejadian majemuk

Anda mungkin juga menyukai