oleh:
SEPHRAM L. KAWULUSAN
NIM :1101103007
Rumus Peluang
n( A)
P ( A )=
n(S )
di mana
P(A) = Peluang Kejadian A
n(A) = Banyaknya Kejadian A
n(S) = Banyaknya seluruh kejadian atau Ruang Sampel
Ruang Sampel adalah banyaknya seluruh kejadian dari suatu percobaan yang
mungkin terjadi dan titik sampel adalah anggota dari ruang sampel.
Contoh :
- Dalam pelemparan sebuah uang logam terdapat angka dan gambar untuk titik
sampelnya sedangkan ruang sampelnya ada 2.
- Dalam pelemparan sebuah mata dadu, titik sampelnya adalah : 1,2,3,4,5,6 dan
jumlah ruang sampelnya adalah 6
Kisaran Peluang
Dalam suatu percobaan A, nilai-nilai peluang hasil percobaan A tersebut selalu
berada pada interval 0 sampai dengan 1 atau 0 ≤ P (A )≤ 1.
- Jika P(A) = 0, maka kejadian A disebut kemustahilan (tidak mungkin terjadi).
- Jika P(A) = 1, maka kejadian A disebut kepastian (pasti terjadi).
a. Aturan perAnda
Jika suatu keajdian pertama dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian kedua
dapat terjadi dengan n2 cara, kejadian ketiga dapat terjadi dengan n3 cara,
dan seterusnya. Banyaknya cara kejadian tersebut terjadi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
N=n1 × n2 × … ×nx
di mana
b. Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari n sampai dengan 1.
Faktorial dilambangkan dengan n! (dibaca “n faktorial”) dan didefinisikan
sebagai berikut.
Permutasi
Permutasi adalah susunan yang mungkin dari sejumlah unsur berbeda dengan
memperhatikan urutannya.
di mana
n = Banyak unsur yang tersedia
r = Banyak unsur yang diambil
di mana
P = Banyak permutasi
n = Banyak unsur seluruhnya
a,b,c = Unsur yang sama
Kombinasi
Kombinasi r objek dari n objek adalah himpunan bagian r objek yang dapat
diambil dari n objek yang berlainan dengan urutan penyusunan objek tidak
diperhatikan. Kombinasi dilambangkan dengan nCr ,Cnr , C(n , r ).
di mana
n = Banyak unsur yang tersedia
r = Banyak unsur yang diambil
Kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika kejadian A dan B tidak dapat
terjadi bersama-sama atau A ∩ B=0 atau P ( A ∩ B ) =O. Jika A dan B
adalah dua kejadian yang saling lepas maka berlaku :
Contoh Soal
1) Satu buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan
prima yaitu…
Jawab:
Diketahui:
- Ruang sampel dadu adalah ( S )= {1 , 2 ,3 , 4 , 5 ,6 } maka n ( S )=6
- Muncul angka prima adalah ( K )={2, 3 , 5 } maka n(K )=3
Sehingga peluang munculnya angka bilangan prima adalah
n(K ) 3 1
P( K )= = =
n(S) 6 2
2) Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata
dadu lebih dari dua.
Jawab:
- Suatu dadu dilempar sekali, sehingga n(S)=6
- Apabila A={ mata dadu lebih dari sama dengan2 }
- Ac={ mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 }={ 1 ,2 } , n( Ac)=2
¿ n( Ac) 2 1
P( Ac) = =
n(S) 6 3
Sehingga
P ( A )=1 – P ( Ac )
1 2
P ( A )=1 – =
3 3
2
Maka, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu .
3
2. Peluang Bersyarat
Pengertian Peluang Bersyarat
P( A ∩ B)
P( A∨B)= ; P(B)> 0
P(B)
P( A ∪ B)
P( B∨ A)= ; P( A)>0
P (B)
P(( A ∪ B)∩C)
P( A U B∨C)=
P(C)
Rumus
Sifat – sifat
Maka
P( A U B)=P(A∨B) P (B)=P( B∨A ) P( A)
Contoh Soal :
1) Pengacakan orang dewasa yang telah tamat SMA di suatu kota kecil. Mereka
dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai berikut
Jawab :
P( A ∩ B)
P( A∨B)=
P(B)
460
900
¿
600
900
23
45
¿
2
3
23
¿
30
2) Di dalam sebuah kotak terdapat dua bola merah dan tiga bola putih. Jika
diambil dua bola satu persatu tanpa pengembalian, berapakah kemungkinan
terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada
pengambilan kedua?
Jawab:
2 3 3
¿ × =
5 4 10
3. Kaidah Bayes
Pengertian Kaidah Bayes
Misalkan:
- W adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita.
- L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang
- M adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria
Kita dapat berasumsi bahwa wanita adalah setengah dari populasi. Artinya
peluang kawan Anda berbicara dengan wanita,
P(W )=0,5
Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita berambut panjang. Ini berarti
bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah wanita, peluangnya berambut panjang
adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai:
P( L∨W )=0,75
Sebagai keterangan tambahan kita juga mengetahui bahwa peluang seorang
pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata lain:
P ( L| M ) =0,3
Di sini kita mengasumsikan bahwa seseorang itu adalah pria atau wanita, atau
P(M) = 1 - P(W) = 0,5. Dengan kata lain M adalah kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila
diketahui dia berambut panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W ∨L).
Kaidah Bayes
50
yaitu
75
3. P(M2), atau peluang mahasiswa adalah mahasiswa tahun ke-2
15
yaitu
75
4. P(M3), atau peluang mahasiswa adalah mahasiswa tahun ke-3
10
yaitu
75
5. P(A|M1) atau peluang mahasiswa tahun ke-1 yang mendapatkan
10
nilai A sebesa
50
6. P(A|M2) atau peluang mahasiswa tahun ke-2 yang mendapatkan
8
nulai A yaitu
15
7. P(A|M3) atau peluang mahasiswa tahun ke-3 yang mendapatkan
5
nulai A yaitu
10
Maka
=
( P( M 1) × P( A∨M 1)+ P(M 2)× P( A∨M 2)+ P( M 3) × P( A∨M 3))
50 10 15 8 10 5
=( × + × + × )
75 50 75 15 75 10
23
=
75