2 x 2 12
x 1+ x 3=4
3 x1 +2 x 2 18
2 x 2 + x 4=12
x1 , x2 0
3 x1 +2 x 2+ x 5=18
x 1 , x 2 , x 3 , x 4 , x5 0
sekarang (0) sebagai variabel dasar masuk. Sekarang andaikan bahwa dua atau
lebih variabel tidak dasar adalah seri karena sama-sama memiliki koefesien
negatif terbesar (dalam pengertian absolut). Misalnya, hal ini akan terjadi dalam
iterasi pertama untuk masalah Wyndor Glass Co. jika fungsi tujuannya diubah
menjadi
Z =3 x 1 +3 x 2,
sehingga
persamaan
awal
(0)
menjadi
Z 3 x 13 x 2=0.
Untuk memecahkan keadaan seri ini, pilihan antara kedua variabel ini dapat
dijalankan secara sembarang. Penyelesaian optimal akan tercapai pada akhirnya,
terlepas dari variabel seri yang mana yang dipilih, dan tidak ada cara yang mudah
untuk memprediksi sebelumnya pilihan mana yang lebih cepat mencapai
penyelesaian.
2. Keadaan Seri Untuk Variabel Dasar Keluar Degenerasi
Andaikan bahwa dua atau lebih variabel dasar berada dalam keadaan seri
untuk menjadi variabel dasar keluar dalam bagian dua dari langkah iterasi. Secara
teoritis, peristiwa berikut dapat terjadi. Pertama, semua variabel dasar yang seri
secara simultan menjadi nol bilamana variabel dasar masuk dinaikkan nilainya.
Oleh karena itu, variabel atau variabel variabel yang tidak dipilih sebagai
variabel dasar keluar juga akan mempunyai nilai nol dalam penyelesaian layak
dasar (BF/Basic Feasible) yang baru. Variabel - variabel dasar dengan nilai nol
disebut buruk (degenerate) dan istilah yang sama diterapkan pada penyelesaian
layak dasar (BF) yang bersangkutan. Kedua, jika salah satu variabel dasar buruk
mempertahankan nilai nol-nya sampai terpilih pada iterasi yang berikut menjadi
variabel dasar keluar, maka variabel dasar masuk yang bersangkutan juga harus
tetap nol (karena tidak bisa dinaikkan tanpa membuat variabel dasar keluar
menjadi negatif), sehingga nilai Z harus tetap tidak berubah. Ketiga, jika Z akan
tetap sama ketimbang meningkat pada setiap iterasi, maka metode simpleks akan
berputar, mengulangi urutan penyelesaian-penyelesaian secara berkala ketimbang
meningkat Z kearah suatu penyelesaian optimal. Faktanya, contoh tersebut telah
mempunyai artifisial ( A i ) dibangun sehingga mereka menjadi terjebak dalam
perulangan yang terus-menerus.
Meskipun suatu putaran yang terus-menerus secara teori layak saja terjadi,
dalam praktek sehari-hari hal ini jarang terjadi. Jika terjadi suatu putaran, maka
kita selalu akan bisa keluar dari keadaan ini dengan mengubah pilihan variabel
dasar keluar. Selanjutnya, aturan-aturan khusus diciptakan untuk memecahkan
keadaan seri sehingga putaran-putaran demikian selalu dapat dihindari. Akan
tetapi, aturan-aturan ini sebenarnya diabaikan dalam aplikasi aktual, dan disini
tidak akan dibahas lagi. Jadi, pecahkan keadaan seri ini secara sembarang dan
lanjutkan tanpa perlu mengkhawatirkan variabel-variabel dasar buruk yang
muncul.
3. Tidak Ada Variabel Dasar Keluar Z Tidak Terbatas
Dalam bagian 2 dalam langkah iterasi ada satu kemungkinan hasil yang lain,
yang belum dibahas ialah bahwa tidak ada variabel yang sesuai sebagai variabel
dasar keluar. Hal ini akan terjadi jika variabel dasar masuk dapat dinaikkan
dengan tidak terbatas tanpa menghasilkan nilai-nilai negatif bagi tidak satupun
variabel dasar sekarang. Dalam bentuk tabel, hal ini berarti bahwa setiap koefisien
dalam lajur pivot (kecuali baris 0) adalah negatif atau nol. Keadaan ini
diperlihatkan dalam Tabel 4.9 dengan menghilangkan kedua kendala fungsional
terakhir dari masalah Wyndor Glass Co.
adalah
Nomor
Dasar
Persamaa
n
0
x3
Koefisien dari
Ruas
x1
x2
x3
Kanan
Rasio
Tidak minimum
2
dan w 2= 3
memberikan
1
2
2 8 6 6
10
( x 1 , x 2 )= 3 ( 2,6 )+ 3 ( 4,3 )= 3 + 3 , 3 + 3 = 3 , 4
)(
optimal.
Secara umum, setiap rata-rata tertimbang dari dua atau lebih solusi (vektor)
di mana bobot yang non-negatif dan jumlah untuk 1 disebut kombinasi cembung
solusi ini. Dengan demikian, setiap solusi optimal dalam contoh adalah kombinasi
cembung (2, 6) dan (4, 3).
Contoh ini adalah tipikal masalah dengan beberapa solusi yang optimal.
Masalah linear programming dengan beberapa solusi yang optimal (dan daerah
layak dibatasi) memiliki setidaknya dua solusi CPF (Corner-Point Feasible)
dengan optimal. Setiap solusi optimal adalah kombinasi cembung dari solusi
optimal CPF ini. Akibatnya, dalam bentuk penambahan (ditambah), setiap solusi
optimal adalah kombinasi cembung dari solusi optimal BF (Basic Feasible).
Metode simpleks secara otomatis berhenti setelah mendapat
satu
penyelesaian BF. Akan tetapi, bagi banyak aplikasi pemrograman linier, ada
factor-faktor yang tidak kelihatan dan tidak dimasukkan dalam model yang dapat
dipakai untuk membuat pilihan-pilihan yang berarti di antara penyelesaianpenyelesaian yang merupakan penyelesaian-penyelesaian optimal yang lain ini
juga harus diketahui. Setelah metode simpleks mendapatkan satu penyelesaian
layak dasar yang optimal, bagaimana dapat diketahui apakah ada penyelesaianpenyelesaian yang lain, dan bagaimana memperolehnya? Jawabannya diringkas
sebagai berikut:
Bilamana suatu masalah memiliki lebih dari satu penyelesaian layak dasar
yang optimal, maka sekurang-kurangnya satu dari antara variabel-variabel tidak
dasar memiliki koefisien nol dalam Persamaan (0), sehingga menaikkan nilai
variabel demikian tidak akan mengubah nilai Z. Oleh karena itu, penyelesaianpenyelesaian layak dasar optimal lainnya dapat diketahui (jika diinginkan) dengan
melakukan iterasi-iterasi tambahan dari metode simpleks, dengan setiap kali
memilih suatu variabel tidak dasar dengan koefisien nol sebagai variabel dasar
masuk.
Sebagai gambaran, ingatlah kembali kasus tadi, di mana fungsi tujuan dalam
Wyndor
Glass
Co
diubah
menjadi Z =3 x 1 +2 x2 .
Metode
simpleks
menghasilkan ketiga tablo pertama seperti diperlihatkan dalam table 4-10 dan
berhenti pada penyelesaian layak dasar yang optimal. Akan tetapi, karena suatu
variabel tidak dasar ( x 3 ) kemudian memiliki koefisien nol dalam baris 0, kita
lakukan iterasi lagi dalam Tabel 4-10 untuk mengetahui penyelesaian layak dasar
optimal yang lain. Jika, kedua penyelesaian layak dasar optimal adalah (4, 3, 0, 6,
0) dan (2, 6, 2, 0, 0), masing-masing menghasilkan
tablo terakhir juga mempunyai suatu variabel tidak dasar ( x 4 ) dengan koefisien
nol dalam Persamaan (0). Keadaan ini tidak dapat dihindari karena iterasi
tambahan tidak mengubah baris 0, sehingga setiap variabel dasar keluar terpaksa
mempertahankan koefisien nol. Membuat x 4 menjadi suatu variabel dasar
keluar hanya akan mengembalikan tablo ketiga.