Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANALISIS DATA KATEGORIK

UJI MANN-WHITNEY UNTUK 2 SAMPEL SALING BEBAS

KELOMPOK VIII

SEPHRAM L. KAWULUSAN 18101103007


ASYAH BRIQUITHA PAKASI 18101103029
INRI SUMUWENG 18101103065

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2021
PENDAHULUAN

Menurut Webster (1998), uji non parametrik adalah prosedur statistik yang dapat
digunakan untuk melakukan uji hipotesis jika tidak ada asumsi tentang distribusi parameter-
parameter atau populasi. Menurut Supranto (2002), metode statistik parametrik, seperti
statistik uji t atau F, digunakan apabila peneliti mengetahui fakta yang pasti mengenai
sekelompok data yang menjadi sumber sampel. Pada dasarnya, peneliti harus bekerja dengan
data yang telah diambil secara independen dan tanpa bias dari sekelompok item. Data tersebut
haruslah berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal dan mempunyai varians yang
sama, dan harus diukur setidaknya pada tingkat interval.
Metode Statistik non parametrik dipakai apabila peneliti tidak mengetahui karkteristik
kelompok item yang menjadi sumber sampelnya. Metode ini dapat diterapkan terhadap data
yang diukur dengan skala ordinal dan dalam kasus tertentu, dengan skala nominal. Pengujian
nonparametrik bermanfaat untuk digunakan apabila sampelnya kecil dan lebih mudah
dihitung dari pada metode parametrik. Metode nonparametrik juga digunakan secara luas
guna mengenalisis data di bidang ilmu sosial (Supranto, 2002).
Pembahasan mengenai statistik non parametrik meliputi : uji tanda, uji peringkat
bertanda Wilcoxon, uji Mann-Whitney, uji deret, dan koefisien korelasi peringkat Spearman.
Statistika parametrik adalah ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi
data, yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya, Jika data tidak menyebar
normal, maka data harus dikerjakan dengan metode statistika non-parametrik, atau setidak-
tidaknynya dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa
dikerjakan dengan statistika parametrik. Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1 atau 2
sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way
ANOVA parametrik), dan lain-lain.
Menurut Kurniawan (2007), statistika non-parametrik adalah statistika bebas sebaran
(tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika
non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal
atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode
Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dan
lain-lain
Dalam praktik, tidak semua data statistik bisa diolah menggunakan metode parametrik,
baik hal itu disebabkan jumlah data yang minim, distribusi data yang tidak normal, jenis data
ataupun sebab lainnya. Menurut Santoso (2010), sebagai alternatif dapat digunakan berbagai
metode nonparametrik, yang dengan dukungan software seperti SPSS memungkinkan
pengguna mengolah data dan menginterpretasi output dengan mudah.
Menurut Tentua (2009), metode statistik nonparametrik digunakan untuk situasi seperti:
(1) apabila ukuran sampel demikian kecil sehingga distribusi statistik pengambilan sampel
tidak mendekati normal, dan apabila tidak ada asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk
distribusi populasi yang menjadi sumber sampel; (2) apabila digunakan data peringkat atau
ordinal; (3) apabila data nominal digunakan (data nominal adalah data di mana sebutan seperti
laki-laki atau perempuan diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di dalam sebutan
tersebut bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya).
Menurut Tentua (2009), keuntungan dari penggunaan metode nonparametric, yaitu: (1)
metode non parametrik tidak mengharuskan data berdistribusi normal, karena itu metode ini
sering juga dinamakan uji distribusi bebas (distribution free test). Dengan demikian metode
ini dapat dipakai untuk segala distribusi data dan lebih luas penggunaannya.; (2) metode non
parametrik dapat dipakai untuk level data seperti nominal dan ordinal; (3) metode non
parametrik lebih sederhana dan mudah dimengerti daripada pengerjaan Metode Parametrik.
Di samping berbagai keunggulan di atas, metode non parametrik juga mempunyai
beberapa kelemahan, seperti: (1) tidak adanya sistematika yang jelas seperti pada metode
parametrik, hasilnya dapat meragukan karena kesederhanaan metodenya; (2) tabel-tabel yang
dipakai lebih bervariasi dibanding tabel-tabel standar pada metode Parametrik. Beberapa
metode statistik non parametrik yang digunakan sec.
 Uji Tanda (Sign-Test)
Apabila telah ditetapkan pasangan ukuran ordinal yang diambil dari subyek yang sama
atau subyek yang dicocokkan, dan apabila hanya ingin diselidiki apakah terdapat
perbedaan nyata atau tidak tanpa memperhatikan perbedaan tersebut, maka prosedur uji
tanda harus digunakan. Prosedur uji tanda didasarkan pada tanda negatif atau positif
dari perbedaan antara pasangan data ordinal. Pada hakekatnya pengujian ini hanya
memperhatikan arah perbedaan dan bukan besarnya perbedaan itu.
 Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Jika prosedur uji tanda hanya berfokus pada arah perbedaan di dalam pasangan data,
maka digunakan prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon.
 Runs Test (Uji Deret)
Tujuan uji deret adalah untuk menentukan apakah keacakan akan terjadi atau apakah
terdapat suatu pola yang mendasari urutan data sampel.
 Uji Koefisien Korelasi Peringkat Spearman
Koefisien korelasi peringkat spearman, rs, adalah ukuran erat tidaknya kaitan antara dua
variabel ordinal; artinya rs merupakan ukuran atas kadar / derajat hubungan antara data
yang telah disusun menurut peringkat (ranked data).

SPSS menyediakan menu khusus untuk perhitungan statistik non parametrik. Berikut
adalah berbagai metode non parametrik yang dapat digunakan dalam upaya alternatif
terhadap metode parametrik.
 Pengujian Mann-Whitney
Dalam pengujian hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
sesungguhnya antara kedua kelompok data dan dimana data tersebut diambil dari
sampel yang tidak saling terkait, kita dapat melakukan pengujian Mann-Whitney.
Pengujian ini disebut juga pengujian U, karena untuk menguji hipotesis nol, kasus
dihitung angka statistik yang disebut U.
Prosedur yang dilakukan untuk uji Mann-Whitney, yaitu: (1) menyatakan hipotesis dan
taraf nyata α; (2) menyusun peringkat data tanpa memperhatikan kategori sampel; (3)
menjumlahkan peringkat menurut tiap kategori sampel dan menghitung statistik U,
dengan rumus U = n1n2 + [n1(n1+1)/2] – R1, atau U = n1n2 + [n2(n2+1)/2] – R2; dan
(4) penarikan kesimpulan statistic mengenai hipotesis nol.
CONTOH SOAL

Data 1

Kriteria Berat Badan (kg)

Mahasiswa Putra (X) 63 59 74 52 70 61

Mahasiswa Putri (Y) 47 45 57 54 59 50

Deskripsi :
Terdapat data berat badan 12 Mahasiswa yang terdiri dari 6 Putra dan 6 Putri.
Didefinisikan mahasiswa putra dengan variable X dan variable putri Y.
Akan diteliti apakah benar bahwa berat badan mahasiswa putra melebihi berat badan
mahasiswa putri.

Data 2

Studi kasus :
Sebuah studi hendak meneliti apakah terdapat penurunan kemampuan eliminasi obat pada
penderita penyakit hati. Dua sampel diteliti, sampel normal (sehat) dan sampel penderita
cirrhosis hepatis. Setiap subjek mendapat phenylbutazone per oral 19mg/kg BB. Melalui
analisis darah, waktu konsentrasi plasma tertinggi (dalam jam) diukur pada masing-masing
subjek.

Deskripsi :
Diketahui sebuah studi kasus yang akan menelitiapakah terdapat penurunan kemampuan
eliminasi obat pada penderita penyakit hati memiliki dua sampel, yaitu normal/ sehat yang
adalah variabel X dan penderita cirrhosis hepatis yang adalah variabel Y.
Data berjumlah 15 sampel untuk variabel X dan 13 sampel untuk variabel Y
X = 15
Y = 13
Total data adalah 28 sampel keseluruhan.
Akan di uji pada taraf nyata 5%, apakah median waktu puncak konsentrasi plasma
phenylbutazone tidak berbeda antara subjek normal dengan subjek cirrhosis hepatis.

Data 3

Deskripsi :
Tedapat 10 data mahasiswa yang memberikan pendapat mengenai derajat kesulitan kuliah.
Terdapat 2 macam tingkatan yang akan diteliti, yaitu tingkat II dan tingkat III dimana
penilaiannya ada 4 kategori.
Kategori penilaiannya :
1 : sangat sulit
2 : sulit
3 : mudah
4 : sangat mudah

DAFTAR PUSTAKA

Webster, P.J., Magana, V.O., Pamer, T.N., Shukala, J., Thomas, R.A., Yanai, M., Yasunari,
T. 1998. Masoons : Processes, Predictability, and The Prospects for Prediction. Journal
of Geophysical Research : Ocean. Vol 103, Issue C7.
Supranto. 2002. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Kurniawan, D. 2007. Statistika Parametrik dan Statistika Nonparametrik. [Diakses dari :
http://ineddeni.wordpress.com/2007/08/02/statistika-parametrik-dan-statistika-
nonparametrik/]
Santoso, S. 2010. Statistika Nonparametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Tentua, M. N. 2009. Statsitik Nonparametrik. [Diakses dari :
http://meilanynonsi.upy.ac.id/files/statprak/nonparametrik.pd]

Anda mungkin juga menyukai