MAKALAH
“Negara dan HAM”
Disusun oleh
Kelompok 15:
Flora Gratia Walelang (18101103005)
Sephram Laurenza Kawulusan (18101103007)
Alma Purwaningtiyas Kati (18101103010)
Arsista Tololiu (18101103019)
Wany Dina F. Situmorang (18101103062)
3. FUNGSI NEGARA
Negara dibentuk untuk mememuhi fungsi tertentu. Fungsi ini digunakan
untuk mencapai tujuannya. Secara lebih jelas fungsi negara adalah sebagai
berikut:
Negara berfungsi untuk melaksanakan ketertiban untuk menghindari
perselisihan antar masyarakatnya. Jika ketertiban tercipta semua aktivitas
masyarakat akan berjalan dengan semestinya.
Negara berfungsi untuk mensejahterakan masyarakatnya dan mengusahakan
kemakmuran rakyatnya.
Negara berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa
agar terhindar dari berbagai ancaman baik ancaman dari dalam maupun dari
luar.
Negara berfungsi menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakatnya dalam
berbagai bidang kehidupan. Keadilan ini ditegakkan melalui berbagai
lembaga peradilan dan hukum.
b. Unsur Deklaratif
Diluar unsur mutlak diatas masih terdapat unsur deklaratif, dimana unsur ini
penting bagi suatu negara walaupun bukan merupakan unsur mutlak.
Contoh unsur deklaratif:
Tujuan negara,
Undang-undang dasar,
Pengakuan dari negara lain secara de jure atau pun secara de facto,
Serta masuknya negara dalam perhimpunan bangsa-bangsa (pbb).
Terdapat 2 jenis pengakuan yaitu secara:
De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu Negara telah terbentuk
berdasarkan adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum
internasional, sehingga suatu Negara mendapatkan hak-hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga Bangsa-Bangsa di dunia.
6. SIFAT NEGARA
Negara merupakan organisasi yang berisikan sekumpulan masyarakat yang
tinggal di wilayah tertentu yang diatur dengan peraturan dan tata tertib yang
memiliki tujuan yang sama. Ternyata negara memiliki beberapa sifat. Sifat sifat
negara adalah sebagai berikut:
Negara memiliki sifat memaksa, hal ini dapat dilihat dengan memahami
bahwa negara memiliki kekuatan fisik yang legal (Polisi, Tentara, Jaksa,
Hakim).
Negara bersifat memonopoli, hal ini karena negara dapat menyatakan,
bahwa suatu aliran kepercayaan atau politik tertentu dilarang hidup dan
disebar luaskan.
Negara memiliki sifat merata dan untuk semua, peraturan perundangan
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
7. TUJUAN DIBENTUKNYA NEGARA
Dalam sebuah negara terdapat masyarakat yang memiliki tujuan yang sama.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuklah negara. Secara umum negara juga
memiliki tujuan sendiri. Adapun tujuan negara adalah sebagai berikut:
Menyelenggarakan kesejahteraan rakyat.
Menciptakan kondisi yang aman dan tentram
Seluruh bagian negara menjalankan kehidupan berdasarkan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Memajukan kehidupan sosial masyarakat.
Mencerdaskan kehidupan bangsanya.
Membantu masyarakat untuk mencapai cita-cita serta keinginannya secara
maksimal.
Melaksanakan ketertiban sosial.
Menjamin pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM)
Menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat.
HAM
A. Pengertian HAM
Menurut UU No. 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Dengan akal budinya dan nuraninya, manusia memiliki
kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatannya. Disamping itu, untuk
mengimbangi kebebasannya tersebut manusia memiliki kemampuan untuk
bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut Hak Asasi Manusia
yang secara kodratnya melekat pada diri manusia sejak manusia dalam kandungan
yang membuat manusia sadar akan jati dirinya dan membuat manusia hidup
bahagia. Setiap manusia dalam kenyataannya lahir dan hidup di masyarakat.
Dalam perkembangan sejarah tampak bahwa Hak Asasi Manusia memperoleh
maknanya dan berkembang setelah kehidupan masyarakat makin berkembang
khususnya setelah terbentuk Negara. Kenyataan tersebut mengakibatkan
munculnya kesadaran akan perlunya Hak Asasi Manusia dipertahankan terhadap
bahaya-bahaya yang timbul akibat adanya Negara, apabila memang
pengembangan diri dan kebahagiaan manusia menjadi tujuan.
Berdasarkan penelitian hak manusia itu tumbuh dan berkembang pada waktu
Hak Asasi Manusia itu oleh manusia mulai diperhatikan terhadap serangan atau
bahaya yang timbul dari kekuasaan yang dimiliki oleh Negara. Negara Indonesia
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan kewajiban dasar manusia. Hak secara
kodrat melekat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena tanpanya manusia
kehilangan harkat dan kemanusiaan. Oleh karena itu, Republik Indonesia
termasuk pemerintah Republik Indonesia berkewajiban secara hukum, politik,
ekonomi, social dan moral untuk melindungi, memajukan dan mengambil
langkah-langkah konkret demi tegaknya Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar
manusia.
NEGARA HUKUM
Negara hukum adalah sebuah negara yang dalam menjalankan
pemerintahannya berdasarkan pada hukum. Jadi, penyelenggaraan pemerintahan
di negara hukum seperti Indonesia tidak boleh menyalahi perangkat negara yang
mengatur tentang hukum seperti undang-undang, Pancasila, TAP MPR, Peraturan
Pemerintah seperti Peraturan Daerah, Peraturan Presiden, dan yang lainnya. Hal
tersebut bertujuan untuk membuat sebuah negara yang adil dimana seluruh
rakyatnya merasakan kemakmuran. Namun dengan tujuan yang baik tersebut,
lantas tidak membuat semua negara memegang prinsip negara hukum.
Dari pengertian negara hukum diatas, maka dapat ditarik kesimpulan juga
bahwa dalam pelaksanaannya, negara hukum harus menjunjung keadilan sebagai
tujuan dari hukum sendiri. Maka sangat dipertanyakan jika di sebuah negara
hukum belum tercapai suatu keadilan. Itu artinya, pelaksanaan negara hukum
belum bisa dikatakan berhasil, baik disebabkan karena pemerintahnya, maupun
masyarakatnya. Contoh masalah yang paling sering ditemukan di negara hukum
adalah pelaksanaan hukum yang masih mengenal sistem kasta. Sistem tersebut
membuat perbedaan dalam penerapan hukum dengan memandang jabatan, status
sosial, dan pengaruh dari seseorang yang dihakimi. Seringkali orang yang
memiliki jabatan, status sosial, serta pengaruh yang tinggi diloloskan dari
hukuman yang seharusnya didapat dan akibatnya, orang-orang kecillah yang
menanggungnya.
Hak asasi manusia juga seharusnya mendapat sorotan yang lebih di negara
hukum karena hak asasi manusia menjadi salah satu ciri dari negara hukum.
Namun pelaksanaan hak asasi manusia pun masih banyak menemukan masalah
karena jumlah rakyat yang banyak mengurangi kemampuan pemerintah dalam
mengawasi dan mengendalikan hak asasi manusia di masyarakat. Dari penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari negara hukum
dibutuhkan kontribusi serta kerjasama dari pemerintah dengan masyarakat.
HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN HAM
Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu
negara hak asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum
akan tetapi negara dictator dengan pemerintahan yang sangat otoriter.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum terwujud dalam
bentuk penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk
selanjutnya penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana
kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka
artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus
diadakan jaminan dalam undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan
pihak eksekutif atatupun legislatif terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak
atasan langsung dari hakim yang bersangkutan pun, tidak mempunyai
kewenangan untuk mepengaruhi atau mendiktekan kehendaknya kepada hakim
bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan peradilan ini merupakan sifat bawaan dari
setiap peradilan hanya saja batas dan isi kebebasannya dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain
dalam Declaration of Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa
orang yang hidup di dunia ini, sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan,
dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak dapat dirampas atau dimusnahkan, hak
tersebut mendapat perlindungan secara tegas dalam negara hukum. Peradilan tidak
semata-mata melindungi hak asasi perorangan, melainkan fungsinya adalah untuk
mengayomi masyarakat sebagai totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa
tercapai dan terpelihara.
Mengenai asas perlindungan, dalam setiap konstitusi dimuat ketentuan
yang menjamin hak-hak asasi manusia. Ketentuan tersebut antara lain:
a. Kebebasan berserikat dan berkumpul;
b. Kebebasan mengeluarkan pikiran baik lisan dan tulisan;
c. Hak bekerja dan penghidupan yang layak;
d. Kebebasan beragama;
e. Hak untuk ikut mempertahankan negara;
f. Hak lain-lain dalam pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila
negara melakukan suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad),
bahwa seorang dapat melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat
yang berwenang dirasa tidak adil. Banyak peraturan-peraturan yang memberi
jaminan kepada para warga negara, untuk menggunakan hak-haknya mengajukan
tuntutan-tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya
dilanggar.
Dalam pengkajian Indonesia, penekanan negara hukum akan diletakkan
pada pemikiran bahwa kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum.
Pemikiran demikian angat penting untuk mengantarkan persepsi, bahwa
tunduknya kekuasaan kehakiman pada hukum menyebabkan munculnya
pemahaman akan adanya batas-batas kebebasan kekuasaan kehakiman, dalam
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa yang
diuraikan diatas sangat jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi
manusia.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara
luas dalam rangka mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia, sebagai ciri yang penting suatu negara hukum yang
demokratis. Terbentuknya negara dan demikian pula penyelenggaraan kekuasaan
suatu negara, tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak-hak
asasi kemanusiaan itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan penghormatan
terhadap hak-hak asasi manusia merupakan pilar yang sangat penting dalam setiap
negara yang disebut sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi
manusia terabaikan atau dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang
ditimbulkannya tidak dapat diatasi secara adil, negara yang bersangkutan tidak
dapat disebut sebagai negara hukum dalam arti sesungguhnya.
Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi
manusia, dapat dikaji dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan
demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari
sejarah peradaban manusia diseluruh penjuru dunia. Hak asasi manusia dan
demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia, untuk
mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini
hanya konsepsi hak asasi manusia dan demokrasi yang terbuktipaling mengakui
dan menjamin harkat kemanusiaan.
Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD
Tahun 1945, ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan
jaminan konstitusional yang sangat kuat dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian
besar materi UUD ini sebenarnya berasal dari rumusan Undang-Undang yang
telah disahkan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia. Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan
konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia sangat penting dan bahkan
dianggap merupakan salah satu ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di
suatu negara.
Bangsa indonesia memahami bahwa The Universal Declaraton of Human
Rights yang dicetuskan pada tahun 1948, merupakan pernyataan umat manusia
yang mengandung nilai-nilai universal yang wajib dihormati. Bersamaan dengan
itu, bangsa indonesia juga memandang bahwa The Universal Declaration of
Human Responsibility yang dicetuskan oleh Inter Action Council pada tahun 1997
juga mengandung nilai universal yang wajib dijunjung tinggi untuk
melengkapi The Universal Declaraton of Human Rights tersebut.
Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu
menjiwai keseluruhan sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu
perlu diadopsikan kedalam rumusan Undang-Undang Dasar atas pengertian-
pengertian dasar yang dikembangkan sendiri oleh bangsa indonesia. Sehingga
dengan demikian perumusannya dalam Undang-Undang Dasar ini mencakup
warisan-warisan pemikiran yang masih terus akan berkembang dimasa-masa yang
akan datang.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak
asasi manusia, hubungan yang mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-
mata, dalam arti bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama
konsep negara hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil.
Hubungan secara materil ini dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap
tindak penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas
legalitas. Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua
kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi
manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa
dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan wujud perlindungan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum.