Anda di halaman 1dari 11

TEORI PROBABILITAS

SIFAT DASAR PELUANG, PELUANG KEJADIAN


SEDERHANA, DAN PELUANG KEJADIAN MAJEMUK.

OLEH KELOMPOK 6 :

1. DIANA PUTRI (201003942)


2 . H U R I N A I N F. ( 2 0 1 0 0 3 9 11 )
3. VIVI INDAH K. (201003930)

P E N D I D I K A N M AT E M AT I K A 2 0 2 0 A
STKIP PGRI LUMAJANG
2021

 
A. PENGERTIAN PELUANG

Peluang atau probabilitas adalah kemungkinan yang mungkin


terjadi/muncul dari suatu peristiwa.
Dalam angka, peluang selalu berkisar antara 0 sampai dengan 1.
Dimana 0 menyatakan sebuah kejadian yang tidak mungkin terjadi
dan 1 menyatakan sebuah kejadian yang pasti terjadi, dalam
matematika hal ini dinotasikan sebagai
0 ≤ P(K) ≤ 1
dengan P(K) menyatakan peluang terjadinya kejadian K.
Sebelum membahas sifat dasar peluang, terlebih dahulu kita akan membahas mengenai
frekuensi relatif.
Frekuensi relatif adalah perbandingan dari banyak percobaan yang dilakukan dengan
banyaknya kejadian yang diamati.
Frekuensi relatif dapat dicari dengan menggunakan rumus
Frekuensi relatif = banyak kejadian / banyak percobaan
Apabila peluang dari setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S sama, maka peluang
kejadian K yang jumlah anggotanya ditulis sebagai n(K) dapat dicari dengan rumus
P(K) = n(K) / n(S)
Contoh Soal
Pada pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang munculnya sisi dadu yang berangka genap
Pembahasan
Ruang sampel S adalah {1,2,3,4,5,6}
n(S) = 6
Sisi dadu genap adalah {2,4,6}
n(K) = 3
maka
jadi, peluang munculnya mata dadu berangka genap adalah 0,5.
B. SIFAT DASAR PELUANG

Dalam teori peluang terdapat beberapa sifat, yaitu sebagai berikut :


1. P(A) adalah bilangan real yang non-negatif untuk setiap peristiwa
A dalam S, dapat di tulis : P(A) ≥ 0

2. P(S) = 1
3. Jika A1,A2, . . .  merupakan peristiwa-peristiwa yang saling asing
di S,
Dari sifat-sifat di atas dapat diturunkan beberapa teorema berikut :
C. KEJADIAN SEDERHANA

Peluan kejadian A didefinisikan sebagai :


P(A) = n(A)/n(S)
n(A) = banyaknya kejadian A yang mungkin.
n(S) = banyaknya ruang sampel S.

0 ≤ P(A) ≤ 1
Contoh soal :
Pada pelemparan 3 uang logam tentukan :
a. Peluang muncul ketiganya sisi angka.
b. Peluang muncul 2 angka dan 1 gambar.
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} ~ n(S) = 8
a.) P(A) = n(A)/n(S) b.) P(B) = n(B)/n(S)
= 1/8 = 3/8
D. KEJADIAN MAJEMUK

Kejadian Majemuk adalah kejadian baru yang terbentuk dari perlakuan


pada dua atau lebih kejadian.

 Kejadian Saling Lepas


Kejadian A dan kejadian B disebut saling lepas jika kejadian A dan kejadian B
tidak dapat terjadi pada saat bersamaan (tidak beririsan).

P(A U B) = P(A) + P(B)


CONTOH :

Pada pelemparan 2 buah dadu sekaligus, hitunglah peluang muncul dadu


berjumlah 6 atau dadu berjumlah 11.
Jawab :
A = kejadian muncul dadu 6
= {(1,5), (2,4), (3,3), (4,2), (5,1)} n(A) = 5
B = kejadian muncul dadu 11
= {(5,6), (6,5)} n(B) = 2

n(S) = 6²= 36

P(A) = 5/36, P(B) = 2/36


P(A U B) = P(A) + P(B)
= 5/36 + 2/36
= 7/36
 Kejadian Tidak Saling Lepas
Kejadian A dan kejadian B disebut kejadian tidak saling lepas jika
kejadian A dan kejadian B dapat terjadi pada saat bersamaan
(beririsan).

P(A U B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)


CONTOH :
Dua buah dadu berwarna merah dan biru dilempar satu kali bersamaan. Tentukan peluang
munculnya mata dadu lebih dari 4 untuk dadu berwarna merah atau munculnya mata dadu
lebih dari 5 untuk dadu berwarna biru.
Jawab :
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

A = kejadian muncul mata dadu merah lebih dari 4


B = kejadian muncul mata dadu biru lebih dari 5
n(A) = 12 n(B) = 6 n(A ∩ B) = 2 n(S) = 36
P(A) = 12/36 P(B) = 6/36 P(A ∩ B) = 2/36
P(A U B) = 12/36 + 6/36 – 2/36
= 16/36 = 4/9
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai