MATEMATIKA
Bab Peluang
By: Citra Yudfania, Dinda Amelia, M. Rafli, M. Ramadhani, Naufal Arya
Definisi
1. Ruang Sampel
Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan
2. Kejadian
Himpunan bagian dari ruang sampel
3. Frekuensi Harapan
harapan banyaknya suatu kejadian yang terjadi dari banyaknya jumlah percobaan yang
dilakukan.
5. Kejadian majemuk
kejadian atau percobaan yang terjadi lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian
baru.
Ruang Sampel
Pada percobaan 1 Koin dilempar satu kali
Cara Table:
1&2 A G
A AA AG
G GA GG S= {AA,AG,GA,GG}
0≤P(A)≤1
P(A)= n(A)/n(S)
P(A)= 3/8
Frekuensi Harapan
Hasil kali peluang suatu kejadian dengan frekuensi atau banyaknya percobaan
Fh(A) = P (A) × n
Sebuah dadu dilempar 300 kali tentukan frekuensi harapan munculnya mata dadu
genap
P (A) = n(A)/n(S)
= 3/6
=½
Fh(A) = P (A) × n
Fh(A) = ½ × 300
Fh(A) = 150
Frekuensi Harapan
Sebuah dadu dilambungkan sebanyak 30 kali. Berapa frekuensi harapan muncul
angka ganjil?
Jawaban:
Saat melambungkan sebuah dadu, peluang munculnya angka ganjil P(angka ganjil)
=3/6 =½
Maka frekuensi harapan munculnya angka ganjil dalam 30 kali percobaan adalah
Frekuensi harapan angka ganjil = 1/2 × 30 = 15 kali
Diketahui:
Misal K adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu 4 sehingga P(K) = 1/6
N = 600 kali
Jawaban:
Fh = P(K) x N
= 1/6 x 600
= 100
Jadi, frekuensi harapan munculnya mata dadu 4 dari 600 kali pelemparan adalah 100
kali
Komplemen suatu kejadian
Contoh Soal
1. Tentukan peluang komplemen dari kejadian berikut:
a. Peluang hujan akan turun di pagi hari adalah 0,07
Jawaban:
Diketahui:
Peluang hujan akan turun sore hari adalah 0,07
Ditanyakan:
Peluang komplemen dari kejadian tersebut
Jawab:
Komplemen dari kejadian hujan akan turun di pagi hari sudah pasti hujan tidak akan turun di
pagi hari
Misal,
P(A) = Peluang hujan akan turun di pagi hari
P(A) = 0,07
P(AC) = Peluang hujan tidak akan turun di pagi hari
Komplemen suatu kejadian
Sehingga,
P(A) + P(AC) = 1
0,07 + P(AC) = 1
P(AC) = 1 – 0,07
P(AC) = 0,93
Dari gambar diagram venn di atas kita bisa lihat tuh, anggota dari kejadian pertama (A) yang
beranggotakan angka ganjil pada dadu tidak beririsan dengan anggota kejadian kedua (B)
dengan anggota angka genap. Kenapa?
Karena, kedua anggotanya tidak ada yang sama atau n(AറB)=0.
Nah, kalau dituliskan menggunakan simbol seperti di bawah ini, nih.
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = {1, 3, 5}
B = {2, 4, 6}
Kejadian Majemuk
Selanjutnya, kita cari peluang munculnya angka genap atau munculnya angka ganjil.
Pertama yang ganjil dulu deh ya, yaitu anggota A. Kita ketahui jumlah anggota A atau n(A) itu
ada 3. Lalu jumlah anggota semestanya, n(S) atau total semuanya adalah 6.
Kalau mau cari peluang munculnya angka ganjil, ya sudah tinggal n(A)/n(S), deh.
n(A)/nS = 3/6
=½
Lalu kalau yang genap gimana? Sama aja ya, tinggal jumlah anggota B atau n(B) dibagi dengan
jumlah anggota semestanya (n(S)).
n(B)/n(S) = 3/6
=1/2
Nah, karena kebetulan n(A) dan n(B) nya sama, maka besar peluangnya pun sama-sama 1/3.
Kejadian Majemuk
A.) Kejadian Majemuk tidak saling lepas
Kalau di jenis yang saling lepas tadi di antara dua kejadian dicirikan dengan tidak adanya
elemen yang beririsan, pada jenis kejadian majemuk tidak saling lepas ini justru ada. Maka,
n(A౧B)≠0.
Contohnya kasusnya adalah ketika melempar 2 dadu lalu ditanya peluang munculnya angka 2, 3,
5, 6 dan munculnya angka 1, 4, 5.
Hasilnya pun sesuai dengan jumlah total semua angka pada dadu, kan? Coba kalau
nggak dikurangi n(A౧B).
n(A◡B) = 4+3
=7
Kelebihan 1, bukan? Maka dari itu, pada rumus peluangnya pun harus dikurangi
dengan peluang terjadinya irisannya A dan B.
Kejadian Majemuk
Contoh Soal
1. Jika Siska melempar dua buah mata dadu. Nilai semestanya adalah 36. Peluang muncul
mata dadu yang berjumlah 2 atau 4 adalah ….
A. 1/6
B. 3/36
C. 1/36
D. 1/9
Pembahasan:
n (S) = 36
A (munculnya mata dadu berjumlah 2) = {1,1}, n(A) = 1
B (munculnya mata dadu berjumlah 4) = {1,3, 2,2, 3,1}, n(B) = 3
Kalau digambarkan pada diagram venn maka tidak ada anggota A dan B yang beririsan, seperti
gambar di bawah ini.
Maka, kita bisa pakai rumus peluang A atau B peluang kejadian majemuk saling lepas.
P(A◡B) = P(A) + P(B)
Kejadian Majemuk
P(A) = n(A)/n(S) =1/36
P(A◡B) = 4/36
P(A◡B) = 1/9