Anda di halaman 1dari 12

2.

Probabilitas (Peluang)
Probabilitas atau Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa
(event) akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dapat juga diartikan sebagai harga angka
yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, di antara keseluruhan
peristiwa yang mungkin terjadi. Probabilitas dilambangkan dengan P.
Contoh 1:
Sebuah mata uang logam mempunyai sisi dua (H & T) kalau mata uang tersebut
dilambungkan satu kali, peluang untuk keluar sisi H adalah .
Contoh 2:
Sebuah dadu untuk keluar mata lima saat pelemparan dadu tersebut satu kali adalah
1/6 (karena banyaknya permukaan dadu adalah 6).
Rumus :
P (E) = X/N
P = Probabilitas
E = Event (Kejadian)
X = Jumlah kejadian yang diinginkan (peristiwa)
N = Keseluruhan kejadian yang mungkin terjadi
Probabilitas yang rendah menunjukkan kecilnya kemungkinan suatu peristiwa akan
terjadi. Suatu probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam presentase. Probabilitas 0
menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi, sedangkan probabilitas 1 menunjukkan
peristiwa yang pasti terjadi.
Ada tiga hal penting dalam probabilitas, yaitu:
1. Percobaan adalah pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang
memungkinkan timbulnya paling sedikit 2 peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa
mana yang akan terjadi.
2. Hasil adalah suatu hasil dari sebuah percobaan.

3. Peristiwa adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah
percobaan atau kegiatan.

2.1

Manfaat Probabilitas dalam Peneitian


Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam
mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita tinjau
pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa fungsi antara lain:
Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis
yang terkait tentang karakteristik populasi.
Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu
populasi.

2.2

Pendekatan Probabilitas
Ada 3 (tiga) pendekatan konsep untuk mendefinisikan probabilitas dan menentukan
nilai-nilai probabilitas, yaitu: (1). Pendekatan Klasik, (2). Pendekatan Frekuensi Relatif, dan
(3). Pendekatan Subyektif.

1) Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik didasarkan pada sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk
terjadi sama besar (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai
suatu rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa
terhadap hasil).
Probabilitas suatu peristiwa = Jumlah kemungkinan hasil / Jumlah total kemungkinan
hasil
Jika ada a kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang
dapat terjadi pada kejadian A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang
sama dan saling asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah:

P (A) = a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
Contoh:
Pelamar pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang diterima
hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Jawab:
P (A) = 15/10+15 = 3/5

2) Pendekatan Relatif
Besarnya probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada
berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau kegiatan yang
dilakukan. probabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Probabilitas kejadian relatif = Jumlah peristiwa yang terjadi / Jumlah total percobaan
atau kegiatan
Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka probabilitas/peluang
akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim
dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1 orang sakit flu
dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab:
P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80

3) Pendekatan Subjektif
Besarnya suatu probabilitas didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam
derajat kepercayaan. Penilaian subjektif diberikan terlalu sedikit atau tidak ada informasi
yang diperoleh dan berdasarkan keyakinan.

2.3

Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas


Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas hukum
penjumlahan dan hukum perkalian.

1)

Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually exclusive) dan
peristiwa/kejadian bersama (non mutually exclusive).

Saling meniadakan (mutually exclusive)


Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat
bersamaan.
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
P (A U B) = P (A atau B)= P (A) + P (B)

Contoh:
Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah dadu adalah:
P(2 U 5) = P (2) + P (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6

Kejadian Bersama (Non Mutually Exclusive)


Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat terjadi
bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling meniadakan:
Dua Kejadian
P (A U B) =P(A) + P (B) P(A B)
Tiga Kejadian
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) P(A B) P(A C) P(B C) + P(A B C)

Peristiwa terjadinya A dan B merupakan gabungan antara peristiwa A dan peristiwa B. Akan
tetapi karena ada elemen yang sama dalam peristiwa A dan B, Gabungan peristiwa A dan B
perlu dikurangi peristiwa di mana A dan B memiliki elemen yang sama. Dengan demikian,
probabilitas pada keadaan di mana terdapat elemen yang sama antara peristiwa A dan B maka
probabilitas A atau B adalah probabilitas A ditambah probabilitas B dan dikurangi
probabilitas elemen yang sama dalam peristiwa A dan B.
Peristiwa Pelengkap (Complementary Event)
Apabila peristiwa A dan B saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi,
maka peristiwa B pasti terjadi. Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen.
Rumus untuk kejadian-kejadian yang saling melengkapi :
P(A)+P(B) = 1 atau P(A) = 1 P(B)
2)

Hukum Perkalian
Hukum Bebas (independent)
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen, yaitu suatu
peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A dan B
independen, apabila peristiwa A terjadi tidak menghalangi terjadinya peristiwa B.
P(A B) = P (A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5 untuk kedua kalinya adalah:
P (5 5) = 1/6 x 1/6 = 1/36

Peristiwa Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability)


Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi dengan

ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa
A telah terjadi.
P(A dan B) = P(A x P(B|A) atau P(B dan A) = P(B) x P(A|B)
Contoh :
Dua kartu ditarik dari satu set kartu bridge, peluang untuk yang tertarik keduanya kartu as
adalah sebagai berikut: Peluang as I adalah 4/52 -> P (as I) = 4/52
Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
P (as II as I) = 3/51
P (as I as II) = P (as I) x P (as II as I) = 4/52 x 3/51 = 12/2652 =1/221

2.4

Diagram Pohon Probabilitas


Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari
batang kemudian menuju ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk membantu
menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama. diagram
pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat
tahapan-tahapan pekerjaan.
Contoh:

2.5

Ruang Sampel dan Titik Sampel

Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan/kejadian. Ruang Sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram
pohon atau tabel.
Titik Sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel atau kemungkinan-kemungkinan
yang muncul.
Contoh:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) homogen yang berisi angka (A)
dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel percobaan tersebut.
a) Dengan Diagram Pohon

Kejadian yang mungkin:


AA : Muncul sisi angka pada kedua koin
AG : Muncul sisi angka pada koin 1 dan sisi gambar pada koin 2
b) Dengan Tabel

Ruang sampel = {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}


Banyak titik sampel ada 4 yaitu (A,A), (A,G), (G,A), dan (G,G)

2.6

Teorema Bayes
Dalam teori probabilitas dan statistika, teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan
dua penafsiran berbeda. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh
derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk
baru. Dalam penafsiran frekuentis teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas
dua kejadian. Teorema ini merupakan dasar dari
statistika Bayes dan memiliki penerapan dalam sains,
rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu ekonomi

mikro), teori permainan, kedokteran dan hukum. Penerapan teorema Bayes untuk
memperbarui kepercayaan dinamakan inferens Bayes.

atau

2.7

Prinsip Menghitung
1) Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
mengatur sesuatu. Hasil perkalian

semua bilangan bulat positif secara

berurutan dari 1 sampai dengan n

disebut n faktorial. Dari definisi

faktorial

dituliskan

tersebut,

maka

dapat

prinsip

menghitung

faktorial sebagai berikut :


n ! = n x (n-1) x (n-2) x (n-3) x 3 x 2 x 1
n ! dibaca n faktorial
nb: 0! = 1dan 1! = 1
Contoh:
3! = 3 x 2 x 1 = 6
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
2) Permutasi
Permutasi digunakan untuk mengetahui jumlah kemungkinan susunan (arrangement)
jika terdapat satu kelompok objek. pada permutasi berkepentingan dengan susunan atau
urutan dari objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut :

atau

dimana :
P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n = jumlah total objek yang disusun
r/k = jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r/k dapat sama dengan n
atau lebih kecil
! = tanda dari faktorial

Contoh:
Di kantor pusat D Ada 3 orang staff yang dicalonkan untuk menjadi mengisi kekosongan 2
kursi pejabat eselon IV. Tentukan banyak cara yang bisa dipakai untuk mengisi jabatan
tersebut?
jawab:
Permutasi P (3,2), dengan n =3 (banyaknya staff) dan k =2 (jumlah posisi yang akan diisi)

Permutasi Unsur-unsur yang sama

Contoh:
Tentukan permutasi atas semua unsur yang dibuat dari kata MATEMATIKA!
Jawab: pada kata MATEMATIKA terdapat 2 buah M, 3 buah A, dan 2 buah T yang sama,
sehingga permutasinya adalah:

Permutasi Siklis

Rumus banyaknya permutasi = (n-1)!


Contoh:
Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang
berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan
dengan cara yang berbeda?
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang
berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :

3) Kombinasi

Kombinasi didefinisikan sebagai susunan-susunan yang dibentuk dari anggotaanggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan itu
tanpa memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut disebut
kombinasi yang ditulis dengan lambang C. Bila himpunan itu terdiri atas n anggota dan
diambil sebanyak r, tentu saja r lebih kecil atau sama dengan n, maka banyaknya susunan
yang dapat dibuat dengan cara kombinasi adalah : Kombinasi ditulis juga dengan cara : C(n,r)
atau Cn,r

Kombinasi digunakan apabila ingin mengetahui berapa cara sesuatu diambil dari keseluruhan
objek tanpa memperhatikan urutannya. Jumlah kombinasi dirumuskan sebagai berikut:
Contoh:
Saat akan menjamu Bayern

Munchen

di

Allianz

arena, Antonio Conte (Pelatih Juventus) punya 20 pemain yang akan dipilih 11 diantaranya
untuk jadi starter. Berapa banyak cara pemilihan starter tim juventus? (tidak memperhatikan
posisi pemain).

Daftar Pustaka:
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Dewi, Tiara. 2012. Probabilitas dan Statistika.


http://tyarhashawol.blogspot.com/2012/12/probabilitas-dan-statistika_31.html

Anda mungkin juga menyukai