Anda di halaman 1dari 6

A.

Probabilitas

Probabilitas dalam statistik merupakan materi yang unik dan menarik, karena dalam
menyelesaikan kasus probabilitas tidak cukup mengerti teknik penyelesaiannya, tetapi yang
lebih penting adalah memahami peristiwanya, baik terkait dengan seluruh peristiwa yang
dapat terjadi (n), yaitu seluruh peristiwa yang dinginkan atau yang tidak diinginkan), serta
seluruh peristiwa yang diingin mungkin terjadi (e). Seluruh peristiwa yang mungkin terjadi
(n) dan peristiwa yang diinginkan (e) bisa berupa peristiwa permutasi atau kombinasi,
sehingga memahami permutasi dan kombinasi menjadi bagian penting dalam penyelesaian
kasus probabilitas. Selain itu, peristiwa yang diinginkan bisa berupa peristiwa himpunan
lepas, himpunan gabungan, himpunan komplemen, bahkan mungkin merupakan peristiwa
bersyarat. Melalui konsep-konsep perhitungan himpunan, permutasi serta kombinasi dapat
dihitung berapa probabilitas peristiwa yag diinginkan mungkin terjadi, setelah diketahui
berapa banyak seluruh peristiwa (n) yang mungkin terjadi, dan berapa banyak seluruh
peristiwa yang diinginkan (e) mungkin terjadi (Santoso, 2019).

Teori Kemungkinan (Probabilitas) Teori probabilitas atau peluang merupakan teori


dasar dalam pengambilan keputusan yang memiliki sifat ketidakpastian. Menurut santoso
(Santoso, 2019) Ada 3 pendekatan:

1. Pendekatan klasik

Apabila suatu peristiwa (Event) E yang diharapkan dapat terjadi sebanyak e dari
sejumlah n kejadian yang mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi maka probabilitas
peristiwa E ata P(E) dapat dirumuskan:

e
P ( E )=
n

Misalnya:

Bila sekeping koin mempunyai 2 sisi, sisi Angka (A) dan sisi Gambar (G), bila dilempar
sekali, maka secara logika dikatakan bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang yang
sama, yaitu 0,5 karena koin hanya terdiri atas dua sisi masing-masing, dan masing-masing
sisi mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat, sehingga peluang
masing-masing adalah 0,5, yaitu:

P (A) = ½, (0,5)
P (G) = ½, (0,5)

2. Pendekatan empiris

Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan empiris adalah atas dasar pengertian


frekuensi relatif. Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan perhitungan klasik
dipandang memiliki beberapa kelemahan. Dalam kenyataan, syarat yang ditetapkan
jarang dapat dipenuhi.

Suatu peristiwa E mempunyai e kejadian dari serangkaian n kejadian dalam suatu


percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif e/n, dinyatakan sebagai:

lim ⁡e
P ( E )=
n

untuk n mendekati nilai tak terhingga.

3. Pendekatan subyektif
Pada pendekatan subyektif, beberapa orang dapat saja memiliki keyakinan
yang berbeda terhadap terjadinya suatu peristiwa, meskipun informasi yang diterima
berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah sama. Hal tersebut disebabkan karena
setiap orang berpikir dam mempunyai keyakinan yang berbeda terhadap suatu
masalah yang sama.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum
mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut: Probabilitas adalah suatu indeks atau
nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yang
bersifat random (acak) Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai
maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 0 ≤ P (E)
≤1

Artinya:
Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan artinya kejadian atau peristiwa tersebut
tidak akan terjadi
Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
pasti terjadi Jika 0 < P< 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atas
peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E disebut P (E) maka besarnya probabilitas
bahwa peristiwa E tidak terjadi adalah:
P (E) = 1 – P (E)
B. Probabilitas Beberapa Peristiwa
1. Peristiwa saling lepas (mutually exclusive)
Dua peritiwa merupakan peristiwa yang Mutually Eclusive jika terjadinya peristiwa
yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa tersebut tidak
dapat terjadi pada saat yang bersamaan, peristiwa saling asing. Jika peristiwa A danb
B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:

P (A U B) = P (A) + P (B)

Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peristiwa-peristiwanya adalah:
A = peristiwa mata dadu 2 muncul
B = mata dadu lebih dari 4 muncul
Tentukan probabilitasnya dari kejadian peristiwa A atau B = P (A U B)
Sebuah dadu dilempar 1 kali, mempunyai 6 kemungkinan yang mungkin terjadi,
yaitu: titik 1, 2, 3,4 5, atau 6, sehingga n = 6.
Untuk A (peristiwa mata dadu 2 muncul), merupakan peristiwa yang diharapkan, dan
kemungkinan peristiwa yang diharapka adalah 1, atau e =1, sehingga
1
P ( A )=
6
Untuk B (peristiwa mata dadu lebih dari 4 muncul), merupukan peristiwa yang
diharapkan, dan kemungkinan peristiwa yang diharapkan adalah 2, yaitu 4 atau 5,
sehingga e =2, dan probabiltas B adalah:
2 1
P ( B )= =
6 3
Karena peristiwa yang diharapkan adalah peristiwa A atau B, sebagaimana kaidah
perhitungan “atau” dalam himpunan, maka puluang A atau B = P (A U B).

2. Peristiwa Non Ecxclusive (Tidak Saling Lepas)


Dua peristiwa dikatakan non exclusive, bila dua peristiwa tidak saling lepas atau
kedua peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi bersamaan Dirumuskan sbb:
P (AUB) = P (A) + P (B) – P (A∩B)

Contoh:
Setumpuk kartu “bridge” yang berjumlah 52, akan diambil salah satu kartu. Berapa
probabilitasnya dalam sekali pengambilan tersebut akan diperoleh kartu “AS” atau
kartu “Hati”?
Karena jumlah kartu ada 52, maka n = 52
Dimisalkan: A = peristiwa terpilihnya kartu AS,
H = peristiwa terpilihnya kartu Hati

Untuk peristiwa A, terpilihnya kartu Ace), merupakan peristiwa yang diharapkan, dan
kemungkinan peristiwa yang diharapka adalah 4, karena ada 4 kartu AS, atau e =4,
sehingga:

4
P ( A )=
52
Untuk peristiwa D, (terpilihnya kartu Diamont), merupakan peristiwa yang
diharapkan, dan kemungkinan terjadinya peristiwa yang diharapkan adalah 13, karena
ada 13 kartu Hati atau e =13, sehingga:
13
P ( H )=
52
3. Peristiwa Independent (Bebas)
Peristiwa terjadi atau tidak terjadi tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi
peristiwa lainnya. Apabila A dab B dua peristiwa yang Independent, maka
probabilitas bahwa keduanya akan terjadi bersama-sama dirumuskan sebagai berikut:
P (A∩B) = P(A) x P(B)

4. Peristiwa Dependent (Bersyarat)


Terjadi jika peristiwa yang satu mempengaruhi/merupakan syarat terjadinya peristiwa
yang lain. Probabilitas bahwa B akan terjadi bila diketahui bahwa A telah terjadi, dan
ditulis sbb: P (B/A) Dengan demikian probabilitas bahwa A dan B akan terjadi
dirumuskan sbb:
P (A∩B) = P (A) x P (B/A)
5. Harapan Matematis
Jika: P1, P2, ….., Pk merupakan probabilitas terjadinya peristiwa, maka E1, E2
…….Ek, dan andaikan V1, V2…….Vk adalah nilai yang diperoleh jika masing-
masing peristiwa diatas terjadi, maka harapan matematis untuk memperoleh sejumlah
nilai adalah :
E(V) = P1 V1 + P2V2 + ………Pk Vk
C. Distribusi Sampel
Statistik yang dihitung dari sampel digunakan untuk menyimpulkan parameter
populasi. Dalam hal ini berarti dilakukan generalisasi data. Generasilasi akan lebih baik
dan meyakinkan jika sampel diambil secara berulang-ulang dan acak sehingga diperoleh
banyak sampel acak yang berlainan dari populasi yang sama. Data dari sampel dihitung
karakteristiknya dan karena sampel bersifat acak, maka statistik dari sampel juga bersifat
acak sehingga secara keseluruhan statistik yang diperoleh akan membentuk suatu
distribusi yaitu distribusi statistik. Distribusi probabilitas dari suatu statistik disebut
distribusi sampel.
Pada distribusi sampel, statistik sampel yang diperoleh bersifat acak (variabel acak)
yang mengikuti suatu distribusi tertentu. Bila statistik yang dihitung dari sampel adalah
rata-rata maka akan diperoleh distribusi sampel rata-rata.
Pada distribusi sampel rata-rata, bila populasi terbatas berukuran N dengan rata-rata
μx dan simpangan baku σx diambil sampel berukuran n secara berulang tanpa
pengembalian, maka diperoleh rumusan sebagai berikut (Ryan et al., 2013).
Rata-rata untuk distribusi sampel rata rata 𝜇𝑥̅= 𝜇𝑥

Simpangan baku pada sampel rata rata 𝜎𝑥̅=



σx N −n
√ n N −1

Dimana
√ N −n
N −1
disebut sebagai faktor koreksi.
DAFTAR PUSTAKA :

Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
12–26.

Santoso, I. H. (2019). Statistik II (untuk ilmu sosial dan ekonomi).

Anda mungkin juga menyukai