Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PROBABILITAS

Teori probabilitas lahir dalam problema-problema perjudian, yang ditemukan oleh


Blaise Pascal dan Pierre Fermat. Dalam perkembangannya teori ini banyak bermanfaat
dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang statistika, asuransi, ekonomi,
kemiliteran, kependudukan dan sebagainya.
Pembahasan bab ini diawali dengan pengertian dan definisi dalam probabilitas.
Meskipun probabilitas ini bukan hal yang baru, karena sudah pernah diperoleh di SLTA,
namun dengan menguasai materi dalam bab ini akan lebih mudah mengikuti pembahasan
berikutnya.

TIK : Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat menghitung nilai
probabilitas dari suatu peristiwa.

2.1.Pengertian Probabilitas
Suatu peristiwa dikatakan mempunyai probabilitas untuk terjadi, mempunyai arti bahwa
ada harapan peristiwa tersebut akan terjadi.
Jika ada kepastian bahwa peristiwa akan terjadi, maka probabilitasnya adalah 1, jika tidak
terjadi, maka probabilitasnya adalah 0.
Konsep probabilitas : adalah eksperimen (percobaan) yang menghasilkan “hasil” yang
tidak pasti.
Artinya : konsep yang diulang-ulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil
yang berbeda-beda.
Misal :
- Percobaan : pengukuran waktu reaksi kimia.
Hasil : lama reaksi.
- Percobaan : pengamatan sekumpulan hasil suatu produk.
Hasil : banyaknya produk cacat dalam kumpulan produk.
Jika suatu percobaan mempunyai N hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing
mempunyai kemungkinan sama untuk terjadi, dan jika tepat n di antara hasil percobaan
itu menyusun kejadian A, maka probabilitas kejadian A dinyatakan dengan P(A), maka :

6
P(A) = banyaknya peristiwa yang dikehendaki terjadi
banyaknya semua peristiwa yang mungkin terjadi
dengan 0  P(A)  1

Definisi : Jika suatu percobaan dapat menghasilkan n hasil berlainan yang berpeluang
sama dan jika tepat m dari hasil ini berkoresponden dengan peristiwa A, maka
probabilitas peristiwa A adalah :
m
P(A) =
n
Catatan :
1. Peristiwa yang bukan A ditulis , dinamakan komplemen A
2. Menurut definisi di atas, maka probabilitas komplemen A adalah :
nm m
P() =  1  = 1 – P(A)
n n
Contoh :
Sebuah mata uang logam diundi dengan melempar ke atas, maka uang akan jatuh dengan
bagian muka di atas atau bagian belakang di atas, maka :
Probabilitas bagian muka (M) = P(M) = ½ dan
Probabilitas bagian belakang (B) = P(B) = ½
Ini berarti bahwa harapan untuk memperoleh M sama dengan harapan untuk memperoleh
B, yaitu P(M) = P(B) = ½
Peristiwa ini dinamakan “ berpeluang sama” atau “equally likely”.
Hal ini disebabkan karena banyaknya peristiwa yang dikehendaki terjadi adalah 1, yaitu
M saja atau B saja, sedangkan banyaknya semua peristiwa yang terjadi adalah 2, yaitu M
dan B.

Ruang Sampel dan Titik Sampel


Definisi : Ruang sampel suatu eksperimen adalah himpunan elemen-elemen yang
bersifat , setiap hasil eksperimen berkorespondensi tepat dengan satu elemen dari
himpunan tersebut dan diberi simbol S.
Setiap elemen di dalam ruang sampel dinamakan titik sampel.
Pada contoh di atas, maka :
S = {MM, MB, BM, BB}

7
Peristiwa-peristiwa yang saling asing
Definisi : Jika dua peristiwa tidak mempunyai titik persekutuan, maka kedua peristiwa
tersebut dikatakan saling asing.
Akibat : interseksi dua peristiwa atau lebih yang saling asing adalah himpunan kosong.
Teorema : Jika A dan B peristiwa-peristiwa dalam ruang sampel S, maka :
P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)
Akibat :
1. Jika A dan B saling asing, maka
P(A  B) = P(A) + P(B)
2. Jika A1, A2, . . . ,An saling asing, maka :
P(A1  A2 . . . .An) = P(A1) + P(A2) + . . . .+P(An)
3. Jika A, B, C tidak saling asing, maka :
P(A  B  C) = P(A) + P(B) +P(C) – P(A  B) – P(A  C) – P(B  C)
+P(A  B  C)
Contoh :
Pengambilan satu kartu dari susunan 52 kartu untuk mendapatkan kartu As dan kartu
King adalah peristiwa yang saling asing, karena dari satu pengambilan itu tidak dapat
diperoleh kedua-duanya. Tetapi untuk mendapatkan kartu As dan kartu Sekop merupakan
peristiwa yang tidak saling asing, karena bisa terjadi dalam pengambilan satu kartu
diperoleh kedua-duanya yaitu jika didapatkan kartu As-Sekop.

Peristiwa-peristiwa yang bebas


Dalam eksperimen dengan pelemparan dua dadu, jika A menyatakan 3  m  4 dan B
menyatakan h  5, maka jelas bahwa kedua peristiwa tidak dapat terjadi bersamaan,
sedangkan terjadinya peristiwa A tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa B dan
sebaliknya.
Hal ini dikatakan bahwa A dan B adalah peristiwa-peristiwa yang bebas.
Definisi : Dua peristiwa A dan B dikatakan bebas, jika dan hanya jika :
P(A  B) = P(A) . P(B)
Jika hubungan ini tidak dipenuhi, maka A dan B dikatakan tak bebas.

8
Latihan :
1. Sekeping uang logam setimbang dilempar dua kali. Berapakah probabilitas sekurang-
kurangnya sisi gambar muncul sekali ?
2. Sekantong obat berisi 6 vitamin rasa jeruk, 4 rasa apel dan 3 rasa strawberi. Jika
seseorang mengambil satu obat secara acak, berapakah probabilitas untuk
mendapatkan obat :
a. Satu rasa jeruk
b. Satu rasa apel atau strawberi
3. Jika kemungkinan hidup Adi dan Nani 20 tahun mendatang adalah 0,7 dan 0,9.
a. Berapakah kemungkinan keduanya masih hidup dalam 20 tahun mendatang ?
b. Berapakah kemungkinan keduanya akan meninggal dalam 20 tahun mendatang ?
c. Berapakah kemungkinan bahwa sekurang-kurangnya satu akan meninggal dalam
20 tahun mendatang ?

2.2. Ekspektasi
Definisi : Bila probabilitas untuk memperoleh sejumlah uang A adalah P(A), maka
ekspektasi matematik-nya didefinisikan sebagai A . P(A), disimbolkan dengan :
Ex = A . P(A)
Definisi : Bila probabilitas-probabilitas jumlah-jumlah uang A1, A2, . . . ,An adalah P(A1),
P(A2), . . . ,P(An), sedangkan setiap Ai , i = 1, 2, . . . ,n, adalah saling asing, maka
ekspektasi matematik-nya adalah :
n
Ex =  Ai  P( Ai )
i 1

Contoh :
A harus membayar Rp 1.000,00 kepada B untuk setiap pelemparan sebuah dadu dan B
harus membayar kembali kepada A sebanyak Rp 3.000,00 jika hasil dadu itu 6, Rp
1.500,00 jika hasilnya 5, Rp 750,00 jika hasilnya 4 dan tidak membayar kembali jika
hasilnya 1, 2, atau 3. Tentukan ekspektasi matematiknya.
Penyelesaian :
A menang Rp 3.000,00 – Rp 1.000,00 = Rp 2.000,00; jika hasilnya 6
A menang Rp 1.500,00 – Rp 1.000,00 = Rp 500,00; jika hasilnya 5
A kalah Rp 1.000,00 – Rp 750 = Rp 250; jika hasilnya 4
A kalah Rp 1000 – Rp 0 = Rp 1.000,00; jika hasilnya 1, 2 atau 3

9
Misalkan A1 = 2000, maka P(A1) = 1/6
A2 = 500, maka P(A2) = 1/6
A3 = - 250, maka P(A3) = 1/6
A4 = - 1000, maka P(A4) = 3/6 = ½

Jadi Ex = (2000)(1/6) + (500)(1/6) + (-250)(1/6) + (-1000)(1/2)


= (2500/6) – (3250/6)
= - 125.
Berarti bahwa A rata-rata kalah adalah Rp 125,00 setiap kali bermain.

Latihan :
1. Dua dadu merah dan hijau dilempar sekali, berapakah peobabilitas bahwa :
a. ke dua dadu menghasilkan banyak mata yang tak sama
b. dadu yang satu menghasilkan mata yang banyaknya dua kali banyaknya
mata dadu yang lain.
c. Dadu yang satu menghasilkan mata 5 dan dadu yang lain menghasilkan
mata kurang dari 5.
2. Satu keluarga mempunyai empat orang anak. Jika dimisalkan kelahiran bayi laki-
laki dan bayi perempuan berpeluang sama, tentukanlah :
a. probabilitas bahwa kedua anak yang pertama adalah perempuan.
b. Probabilitas bahwa keluarga tersebut mempunyai tiga anak laki-laki dan
satu anak perempuan.

10

Anda mungkin juga menyukai