Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

BUNGA DAN ANUITAS

Dalam asuransi yang berkaitan dengan masalah pinjaman terdapat istilah “bunga”.
Untuk lebih memahaminya, pada sub bab ini akan dibahas lebih lanjut tentang bunga
yang nantinya akan digunakan pada sub bab selanjutnya.

TIK : Setelah mempelajari sub bab ini, diharapkan mahasiswa dapat menghitung bunga
dan anuitas dari suatu pinjaman

4.1. Pengertian Bunga


Bunga adalah pembayaran yang dilakukan oleh si peminjam sebagai balas jasa atas
pemakaian yang dipinjam.
Sejumlah uang yang menghasilkan bunga disebut “pokok” (principal), sedangkan hasil
pembungaan dalam satu tahun terhadap pokok sebesar 1 (satu) satuan disebut “tingkat
bunga” (biasanya dinyatakan dalam persen).
Jika uang sebesar Rp 200.000,00 dipinjamkan dalam 1 tahun dengan bunga 5%, maka
jumlah uang pada akhir tahun menjadi :
Rp 200.000,00 +bunga (5% dari 200.000) = Rp 210.000,00
Secara umum, jika
S = jumlah uang pada akhir tahun
P = uang pokok (modal)
i = tingkat bunga
Maka, S = P + P i , atau
S = P + I , dengan I = P i
Contoh :
Seorang meminjam uang di Bank sebesar Rp5000.000,00 . Pada akhir tahun dia harus
mengembalikan sebesar Rp 5250.000,00 . Berapakah tingkat bunga per tahun ?
Penyelesaian :
P = Rp 5.000.000,00
S = Rp 5.250.000,00
Maka I = S – P = Rp 250.000,00
Sedangkan I = P i
250.000 = 5.000.000 i
18
i = 250.000/ 5.000.000 = 1/ 20 = 0,05
Jadi besarnya tingkat bunga per tahun adalah 5%

Berdasarkan perhitungannya bunga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :


- Bunga Tunggal
- Bunga Majemuk

4.1.1. Bunga Tunggal


Pada prinsipnya, bunga tunggal adalah bunga yang dihitung berdasarkan pada pinjaman
yang menjadi hutang pada periode yang lalu.
Bunga ini tidak termasuk modal pada periode yang akan datang.
Jika : S = jumlah uang setelah berbunga
P = uang pokok ( modal )
i = tingkat bunga (suku bunga)
t = periode waktu (jangka waktu peminjaman)
Maka jumlah uang seluruhnya yang harus dibayar pada akhir tahun adalah :
S=P+Pit
S =P(1+it)
Jangka Waktu
a. Jangka waktu yang dinyatakan dengan banyaknya hari, bulan dan tahun (misal
60 hari)
b. Jangka waktu yang dinyatakan dengan tanggal, bulan dan tahun (misal dari tgl. 5
September 1999 sampai dengan 26 Juni 2000)
Berdasarkan perhitungan terdapat dua macam jangka waktu, yaitu :
- Bunga Tunggal Biasa : 1 tahun = 360 hari
1 bulan = 30 hari (approximate time)
- Bunga Tunggal Eksak : 1 tahun = 365 hari
1 bulan dihitung sesuai kalender (exact time)
Contoh :
1. Seseorang meminjamkan uang sebesar Rp1.000.000,00 dengan tingkat bunga 7%
selama 3 tahun. Berapakah jumlah uang pada akhir tahun ke tiga ?
Penyelesaian :
Jumlah uang pada akhir tahun ke tiga adalah :
S = P (1 + i t)
19
= 1000.000 (1 + (0,07)3)
= Rp 1.210.000,00

2. Tentukan bunga tunggal biasa dan bunga tunggal eksak dari modal sebesar 2 juta
rupiah dari tanggal 20 Juni 2006 s/d 24 Agustus 2006 dengan tingkat bunga 5%.
Penyelesaian :
Menentukan jangka waktu :
Exact time : Sisa hari dalam bulan Juni + jumlah hari dalam bulan Juli + jumlah
hari bulan Agustus pada tanggal yang ditentukan.
: 10 + 31 + 24 = 65
Approximate time : Agustus 2006 = 2006 : 8 : 24
Juni 2006 = 2006 : 6 : 20
--------------- -
0:2: 4
Berarti jangka waktunya adalah 2 bulan 4 hari, atau 64 hari
Menghitung bunga :
Gunakan rumus I = P i t dengan P = 2.000.000, i = 5%
64
- Bunga tunggal biasa : t = (Approximate time )
360
64
I = 2.000.000 (0,05) ( ) = 17.777,8
360
65
- Bunga tunggal eksak : t = (Exact time )
365
65
I = 2000.000 (0,05) ( ) = 17.808,2
365

Latihan 4.1:
1. Tentukan bunga tunggal dari pinjaman sebesar $ 1000 dengan tingkat bunga :
a. 4,5% untuk 1 tahun
b. 5,25% untuk 2 tahun
c. 3,5% untuk 0,5 tahun
d. 6 % untuk 8 bulan
2. Berapa tingkat bunga tunggal untuk :
a. $ 2000 menjadi $ 2110 dalam 1 tahun

20
b. $ 720 menjadi $ 744 dalam 10 bulan
3. Pinjaman sebesar $ 2000 dengan tingkat bunga 5%. Berapakah waktu yang
diperlukan sehingga menjadi $ 2125 ?
4. Bandingkan bunga tunggal biasa dengan bunga tunggal eksak pada pinjaman
sebesar $ 2500 dengan tingkat bunga 5% dari tanggal 15 April 2006 s/d 25 Juni
2006.

4.1.2. Bunga Majemuk


Bunga Majemuk adalah bunga periode yang lalu ditambahkan pada pokoknya
(modalnya), sehingga menjadi modal baru yang kemudian dibungakan lagi untuk periode
berikutnya (bunga berbunga)
Misal modal sebesar P dengan tingkat bunga i%, maka setelah :

1 tahun menjadi P(1  i)

2 tahun menjadi P (1  i ) 2

3 tahun menjadi P(1  i ) 3



dts
Secara umum, jika modal sebesar P dibungakan secara majemuk dengan tingkat bunga

i%, maka pada akhir tahun ke n akumulasi dananya menjadi P (1  i ) n .


Jika jumlah akumulasi dana dalam n tahun adalah A, maka :

S  P(1  i ) n

Atau P  S (1  i )  n

Jika (1  i ) 1  v , maka :
S
P  Sv n  , nilai v dapat dilihat pada tabel CSO 1941
(1  i ) n
Contoh :
Seseorang meminjamkan uang sebesar Rp 1.000.000,00 yang dibungakan selama 3 tahun
dengan tingkat bunga 7% per tahun, secara majemuk. Berapakah jumlah uang pada akhir
tahun ke tiga ?
Penyelesaian :

S  P (1  i ) n = 1000.000(1+0,07)3 =1.225.043

21
Jika sejumlah uang P dengan tingkat bunga i% per tahun dan dalam n tahun terdapat m
periode, maka pada akhir tahun ke n menjadi :
i nm
S  P(1  )
m
Contoh :
Pada tanggal 20 Maret 1977 seseorang menanamkan modal sebesar $ 200 di Bank dengan
tingkat bunga majemuk 5% per tahun dan penggabungan bunganya per 6 bulan
(compounded semianually).
Berapakah jumlah uangnya pada tanggal 20 September 1993 ?
Penyelesaian :
Jika penggabungan bunga per 6 bulan, berarti dalam 1 tahun terdapat (12/6) periode atau
m = 2 dan
jangka waktunya adalah = 1993 : 9 : 20
1977 : 3 : 20
____________ _
16 : 6 : 0
Jadi jangka waktu adalah 16 tahun 6 bulan = 16,5 tahun, sebungga n = 16,5 (2) = 33
Jadi jumlah uang pada tgl. 20 September 1993 adalah :
5% 33
S  200(1  ) = 200(2,258851) = $ 451,7 ( lihat tabel IV )
2
Catatan :
Salah satu jenis penyimpanan uang di Bank adalah deposito, yaitu suatu sistem
penyimpanan uang dengan ketetuan bahwa uang tidak dapat diambil setiap saat, tetapi
berdasarkan jangka waktu tertentu, misalnya 6 bulan, kwartalan(4 bulan), 1 tahun dsb.
Salah satu keuntungan dari deposito yaitu dapat menghitung besarnya uang secara pasti
pada saat waktu pengambilannya.
Modal mula-mula yang disimpan disebut Nilai Tunai ( P ) dan
Besarnya uang pada saat pengambilan disebut Nilai Akhir ( S )

Contoh :
Uang sebesar Rp 250.000,00 didepositokan untuk jangka waktun 3 tahun dengan tingkat
bunga majemuk 6% per tahun. Berapakah besarnya nilai akhir ?

22
Penyelasian :

S  P (1  i ) n
= 250.000(1 + 0,06)3
= 250.000(1,19101600)
= 297754
Jadi besarnya nilai akhir adalah Rp 297.754,00

Latihan 4.2:
1. Seseorang menanamkan modal sebesar $1000 selama 8 tahun dengan tingkat
bunga 7% dimajemukkan per 3 bulanan (compounded quarterly). Berapakah
besarnya bunga majemuk ?
2. Berapa tingkat bunga yang dimajemukkan setengah tahunan untuk $ 100 menjadi
$ 215 dalam waktu 15,5 tahun.
3. Berapa tahunkah modal sebesar $ 2000 menjadi $ 3650 dengan tingkat bunga 4%
dimajemukkan setengah tahunan.

23
4.2. Anuitas Tertentu (Anuitas Biasa)
Suatu anuitas tertentu adalah deretan pembayaran yang sifatnya periodik yang dapat
dibayarkan dalam jangka waktu tertentu (pembayaran pasti dilakukan pada saat jatuh
temponya). Pembayaran ini dapat sama besarnya dapat pula berbeda.
Pada bagian ini hanya akan dibicarakan mengenai anuitas yang jangka waktunya tahunan
dan tiap pembayaran besarnya sama.

4.2.1 Jumlah Dan Nilai Tunai Dari Anuitas


Misalkan suatu anuitas tertentu pembayaran per tahun sebesar $ 1000 untuk 4 tahun
dengan tingkat bunga (bunga) 5%, maka jumlah S dari anuitas adalah gabungan dari
berbagai pembayaran tiap akumulasi pada akhir jatuh tempo.
Karena pembayaran pertama bertambah dengan bunga untuk 3 tahun, pembayaran kedua
untuk 2 tahun, pembayaran ketiga untuk 1 tahun dan pembayaran keempat tunai, maka :

S  1000(1,05) 3  1000(1,05) 2  1000(1,05)  1000


Atau bentuk kebalikannya :

S  1000  1000(1,05)  1000(1,05) 2  1000(1  0,5) 3


Sehingga :

(i). S = 1000{1  (1,05)  (1,05) 2  (1,05) 3 }


= 1000(1 + 1,05 + 1,1025 + 1,157625)
= 1000(4,310125)
= $ 4310,12
Perhatikan pada (i) :
Jumlahan dalam kurung adalah jumlah deret geometri dengan suku pertama adalah 1 dan
pembanding 1,05 sehingga (i) dapat ditulis sebagai :

(1,05) 4  1 1,21550625  1
S  1000  1000  1000( 4,310125)  $4.310,125
(1,05)  1 0,005
Jika A adalah jumlah nilai tunai dari berbagai pembayaran pada setiap permulaan tempo,
maka :

A  1000(1,05) 1  1000(1,05) 2  1000(1,05) 3  1000(1,05) 4

24
= 1000[(1,05) 1  (1,05) 2  (1,05) 3  (1,05) 4 ]

(1,05) 1  (1,05) 5
= 1000
1  (1,05) 1

1  (1,05) 4
= 1000
(1,05)  1
1  0,82270247
= 1000
0,05
= $ 3.545,95

4.2.2. Rumus Anuitas


Dari contoh di atas, maka secara umum diperoleh rumus untuk anuitas sebagai berikut :
Jika : R = pembayaran periodik dari anuitas
i = suku bunga per periodik
n = jumlah imterval pembayaran (jumlah periode bunga)
S = jumlah dari anuitas (nilai akhir dari anuitas)
A = nilai tunai dari anuitas
Maka :

(1  i ) n  1
S  R  S n i  R
i
1  (1  i )  n
A  R  a ni  R
i
Contoh :
1. Tentukan jumlah dan nilai tunai dari anuitas sebesar $ 150 per bulan selama 3 thn.
6 bln, dengan suku bunga 6% digabungkan per bulanan.
Penyelasaian :
6%
R = 150, i   0,005 , n = 3,5 x 12 = 42
12
Maka dengan Tabel XII ( buku 2 ), diperoleh :

Jumlah nilai akhir : S  R  S n i  150  S 42  0,005  150(46,60654 ) = $ 6.990,98

Nilai tunai : A  R  a n i  150  a 42  0,005  150(37,79830)  $5.669,74

Jika persen suku bunga tidak tersedia dalam tabel, maka perhitungan harus
menggunakan logaritma.

25
2. Untuk 10 tahun yang lalu, X telah mendepositokan uang Rp 500.000,00 per akhir
tahun dalam Bank dengan suku bunga 3,5% efektif.
Berapakah jumlah simpanannya setelah 10 tahun disimpan ?
Penyelesaian :
R = 500 000, i = 0,035 dan n = 10
Sehingga jumlah simpanan : S  R  S n i  500000  S10  0,035  500000 (11,73139 )

= Rp 5.865 695,00

Latihan 4.3 :
1. Hari ini Mamat membeli sebuah anuitas $2.500 per tahun untuk 15 tahun dari
suatu perusahaan asuransi dengan suku bunga 3% digabungkan per tahunan.
Jika pembayaran pertama dilakukan dalam satu tahun, berapakah nilai tunainya ?
2. Perusahaan telivisi XYZ menawar mesin dengan Rp2.000.000 sebagai uang muka
dan Rp 25.000 per bulan untuk 12 bulan mendatang. Jika bunga dibebankan 9%
digabungkan bulanan, tentukan nilai tunai mesin tersebut.
3. Buktikan :
a. (1  i ) S ni  S ( n 1)i  1

b. S ( h k )i  S hi  (1  i ) h S k i

c. a( h k )i  ahi  (1  i )  h ak i

26

Anda mungkin juga menyukai