Anda di halaman 1dari 17

“Pengantar Peluang”

Dosen pengampu : Anim,S.Si,M.Pd

By : Uci Pratiwi (19051035)


Supriyanitasari (19051005)
Feby Keswanto Br. Regar (19051006
Eka Paramudhita (19051002)
PENGANTAR PELUANG

Pendahuluan

Definisi peluang

Beberapa aturan
peluang

Ekspetasi
PENDAHUL
UAN
Tugas statistika dianggap selesai jika
kita telah berhasil membuat kesimpulan
yang dapat dipertanggung jawabkan
tentang sifat atau karakteristik populasi.
Namun kesimpulan yang kita buat belum
tentu pasti , sehingga diperlukan teori
PELUANG. Dimana teori ini membahas
tentang ukuran atau derajat
ketidakpastian suatu peristiwa.
DEFINISI
PELUANG

Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan


suatu peristiwa akan terjadi di masa mendatang, yang
dapat juga diartikan sebagai harga angka yang
menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa
terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang mungkin
terjadi. Peristiwa sendiri ialah segala bagian yang mungkin
didapat dari sebuah eksperimen.
Sebagai contoh :
Ambil eksperimen mengenai, mencatat banyak kendaraan yang
melalui sebuah tikungan setiep jam. Hasilnya bisa terdapat 0, 1, 2,
3, 4, buah kendaraan
setiap jam yang melalui tikungan tersebut.
Beberapa peristiwa yang didapat misalnya: tidak ada kendaraan
yang melalui tikungan itu Selama 1 jam. lebih dari tiga kendaraan
melalui tikungan selama satu jam, ada enam kendaraan dalam satu
DEFINISI PELUANG

Dua peristiwa atau lebih dinamakan


saling eksklusif atau saling asing jika
terjadinya peristiwa yang satu mencegah
peristiwa yang lain.

Sebagai contoh :
Mata uang logam kita mempunyai dua muka
yang berlainan. Kita sebut saja muka G dan
muka H:
Kita lakukan undian dengan sebuah mata uang
lalu perhatikan muka mana yang nampak. Maka
peristwa-peristiwa muka G yang nampak dan
muka H yang nampak akan saling asing, sebab
apabila muka G nampak akan mencegah
nampaknya muka H begitupun sebaliknya.
DEFINISI PELUANG

 Misalkansebuahperistiwa E dapatterjadisebanyakn kali di


antara N peristiwa yang salingeksklusifdanmasing-
masingterjadidengankesempatan yang sama.
Makapeluangperistiwa E
terjadiadalahdandituliskandalambentuk
P(E) =
SEBAGAI CONTOH:
Undian dengan sebuah dadu bermuka enam menghasilkan
enam peristiwa yang saling asing , jadi N 6. Jika E = muka
bermata 4 di atas, maka n = 1. Untuk dadu yang dibuat dari
bahan yang homogen, dadu yang, tidak berat sebelah, maka
peluang muka bermata 4 di atas = PI(E) = P (mata 4) = 1/6.
Dengan jalan yang sama
didapat P (mata 1)=.…..=P (mata 6) = 1/6.
AT U R A N P E L U A N G

Aturan 1:
0 ≤ P(E) ≤ 1
Dimana:
Jika P (E) = 0, Maka diartikan peristiwa E pasti tidak
terjadi, sedangkan jika P(E) = 1 diartikan peristiwa E
pasti terjadi. Yang seering terjadi dalam kenyataan,
ialah harga – harga P(E) antara 0 dan 1. Jika P(E)
dekat sekali pada 0, sering diartikan bahwa peristiwa
E praktis tidak terjadi dan dalam hal P(E) dekat sekali
pada 1, biasa dikatakan bahwa peristiwa E praktis
terjadi.
AT U R A N P E L U A N G

Aturan 1I:
P(E) + P(E) =
1
Dimana:
Peristiwa- peristiwa E dan E dikatakan saling
berkomplemen.

Contoh:
Dalam undian sebuah dadu, misalkan E =
mendapat muka 6 di sebelah atas. Maka
P(E) = . Jelas bahwa E = bukan mata 6
yang nampak di sebelah atas. Dalam hal
ini yan nampak adalah 1 atau mata dadu 2
AT U R A N P E L U A N G

Aturan 1II:
P(E1 atau E2 atau ..... atau Ek).
= P(E1) + P(E2) + ... + P(Ek)
Untuk aturan diatas merupakan peristiwa – peristiwa
yang saling eksklusif, maka dihubungkan dengan kata
atau.
Maka: Jika k buah peristiwa E1, E2, E1, .... Ek saling
eksklusif atau saling asing maka peluang terjadinya E1
Contohnya: atau E2 atau .... Ek atau sama dengan jumlah peluang
tiapdadu
Enam peristiwa mata peristiwa.
yang nampak di atas ketika
melakukan undian dengan
sebuah dadu merupakan peristiwa-peristiwa yang saling
eksklusif. Untuk dadu
homogin, P (mata 1) = P (mata 2) =.... P (mata 6) = 1/6. Maka
AT U R A N P E L U A N G

Hubungan kedua yang terdapat antara peristiwa ialah


hubungan bersyarat. Dua peristiwa dikatakan mempunyai
hubungan bersyarat jika peristiwa yang satu menjadi syarat
terjadinya peristiwa yang lain. Kita tulis A ∣ B untuk
menyatakan peristiwa A terjadi dengan didahului terjadinya
peristiwa B. Peluangny a ditulis P(A ∣ B) dan disebut peluang
bersyarat untuk terjadinya peristiwa
Jika terjadinya A dengan
atau tidak syaratperistiwa
terjadinya B.
B tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa A,
maka A dan B disebut peristiwa - peristiwa
bebas atau independen. Jika kita tulis A dan B
untuk menyatakan peristiwa-peristiwa, A dan
B kedua-duanya terjadi, maka peluangnya
dinyatakan dalam peluang bersyarat diperoleh:
AT U R A N P E L U A N G

Aturan 1V:
P(A dan B) = P(B) . P (A ∣ B).
Jika A Independen,
Aturan V: maka:
P (A ∣ B) = P(A).
Dan dalam hal ini, dari rumus ke 4, maka
diperoleh: Aturan VI:
P(A dan B) = P(A) .
P(B) E1 , E2,
Rumus ke 6 ini dapat diperluas untuk k buah peristiwa
...., Ek yang independen. Maka rumusnya adalah:
Aturan VII:
P(E1 dan E2 dan ... dan Ek) = P(E1) .
AT U R A N P E L U A N G

Contohnya:
Kita lakukan undian dengan sebuah mata uang
sebanyak dua kali. Ambil A = nampak muka G pada
undian pertama dan B = nampak muka G pada
undian ke dua. Jelas A dan B dua peristiwa yang
independen. Maka menurut rumus ke 6 di dapat:
P(A dan B) = P (A) . P (B)
=½.½=¼
AT U R A N P E L U A N G

Aturan VIII:
Aturan VII:
P(A dan atau B) = P(A) + P(B) –
P(A dan B)
Contoh:
Tumpukan kartu "bridge ada 52 kartu terdiri atas 4 macam
ialah: "spade", "heart", " diamond" dan "club. Tiap macam
terdiri atas 13 kartu bernomor 2, 3, . . . . 10, J, Q, K dan A.
Jelas bahwa peluang menarik "spade", menarik "heart",
menarik “diamond” dan menarik "club" dari tumpukan kartu
itu masing-masing 0,25. Misalkan E = menarik kartu A dari
tumpukan itu dan F = menarik kartu "spade". Jelas E dan F dua
peristiwa yang tidak saling eksklusif karena kita dapat menarik
selembar kartu A dari "spade. Peluang menarik sebuah kartu A
atau sebuah "spade" adalah:
P (E dan atau F) = P(E) + P(F) - P(E'dan F)
EKSPEKTASI

Maka ekspektasi eksperimen itu, ditulis ؏ didefinisikan


sebagai berikut :
ATURAN IX:
؏ = p1 d1 + p2 d2 + ... + pk dk
pi di

Atau:

Dimana rumus ke 9 ini menyatakan, bahwa jika


tiap- tiap peristiwa diberi nilai maka pukul rata
diharapkan terdapat nilai sejumlah ∑ pi di untuk
EKSPEKTASI

Contoh :
1) Si A dan Si B bertaruh dengan melakukan undian
mengqunakan sebuah mata uang. Jika dalam undian
itu nampak muka G, si A membayar kepada si B
sebanyak Rp 5, Jika yang nampak muka H, si B
membayar Rp 5, kepada si A. Dari per mainan
(eksperimen) ini, maka untuk si A menang Rp 5,
dengan peluang ½, kalah Rp 5, dengan peluang ½,
sehingga ekspektasi taruhan itu adalah
؏(untuk si A) = ½ (Rp 5)+ ½ (- Rp 5) = Rp0.

Untuk si B juga berlaku hal yang sama. Berarti


EKSPEKTASI

Contoh:
2) Misalkan dua uang logam dilempar secara
bersamaan sebanyak 16 kali. Dimisalkan x
menyatakan banyaknya sisi angka (A) yang muncul
pada setiap pelemparan. Maka x dapat bernilai 0, 1
atau 2. Misalkan pada eksperimen tersebut dicatat
beberapa kali muncul 0, 1 atau 2 sisi buah dan sisi
angka pada setiap pelemparan yang diperoleh hasil
maisng – masing 4 kali, 7 kali dan 5 kali. Maka
Jawaban:
berapa banyaknya sisi angka yang muncul pada
setiap lemparan?
T h a n k Yo u F o r A t t e n t i o n
 "Jika kita takut mengambil peluang, kesempatan
akan terbuang. Jika kita berani mengambil
kesempatan, peluang akan terwujudkan."
Warm greetings from:

f e b yu c i uci yani eka

Anda mungkin juga menyukai