PENDAHULUAN
1
Efek dari Acrylonitril dapat dilihat dari sifat Acrylonitrile yang sangat
mudah terbakar dan beracun. Pembakaran bahan yang rilis uap dari hidrogen
sianida dan oxides of nitrogen.International Agency for Research on Cancer
(IARC) menyimpulkanbahwaadabuktipadamanusiatidakmemadaiuntuk
carcinogenicity dari acrylonitrile.Acrylonitile meningkatkan kanker dalam dosis
tinggi dimana hal ini sudah diuji pada tikus jantan maupun betina.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Senyawa ini terutama digunakan sebagai monomer ataupun co-monomer untuk
serat sintesis, plastik, dan elastomer (Nexant. Inc,2006). Acrylonitrile membuat
beberapa polimer tahan terhadap panas, bahan-bahan kimia, pelarut, dan cuaca
(Nexant. Inc, 2006). Selain itu, aplikasi Acrylonitrile pada serat Acrylic dan
Modacrylicdigunakan untuk memproduksi Adiponitrile, bahan antara Nylon
melalui proses reduksi elektrolitik dan dimerisasi (Nexant. Inc, 2006).
Selanjutnya, Adiponitrile dihidrogenasi untuk menghasilkan Hexamethyl-
enediamine yang merupakan co-monomer dengan asam Adipik dalam pembuatan
polimer Nylon 66 yang digunakan pada serat dan plastik (Nexant. Inc, 2006).
Produksi Acrylonitrile-Butadiene-Styrene (ABS) atau Styrene-Acrylonitrile
(SAN) merupakan sektor pertumbuhan utama Acrylonitrile (Chemical Intelligence
ICIS, 2009). Acrylonitrile adalah unsur pokok penting dari resin dengan kuat
tekan tinggi, seperti ABS dan SAN (Nexant. Inc, 2006). ABS mengandung 25%
Acrylonitrile dan SAN mengandung 30% Acrylonitrile (Nexant. Inc, 2006). ABS
digunakan dalam peralatan rumah tangga, mesin-mesin bisnis, telepon, peralatan
rekreasi dan transportasi, bagasi, dan konstruksi (Nexant. Inc, 2006). SAN juga
digunakan pada peralatan rumah tangga, plastik pembungkus, perabotan rumah
tangga, dan otomotif (Nexant. Inc, 2006).
Serat Nitril terbuat dari co-polimerisasi Acrylonitrile dengan Butadiene
yang memiliki daya tahan yang baik terhadap goresan, panas, minyak pelumas,
dan bensin (Nexant. Inc, 2006). Serat ini terutama sekali digunakan dalam aplikasi
otomotif (Nexant. Inc, 2006). Hidrolisis katalisis Acrylonitrile menghasilkan
Acrylamide yang membentuk beranekaragam homopolimer dan co-polimer
(Nexant. Inc, 2006). Polimer ini digunakan sebagai flokulan di dalam pengolahan
air dan limbah, sebagai agent pengontrol perolehan kembali minyak mentah,
sebagai zat penstabil saat penyimpanan produk pada pembuatan kertas, dan dalam
proses flotasi busa (Nexant. Inc, 2006).
Polyacrylonitrile (PAN) adalah senyawa awal dalam pembuatan serat karbon
dengan kekuatan yang tinggi untuk penggunaan pada pesawat terbang hingga
peralatan olah raga (Nexant. Inc, 2006). Aplikasi Acrylonitrile lainnya adalah
termasuk bahan perekat, pencegah korosi, dan co-monomer dengan Vinyl
Chloride, Vinylidene Chloride, Vinyl Acetate, dan Acrylate dalam resin untuk cat
4
dan mantel. Penggunaan Acrylonitrile terutama sekali dapat digolongkan sesuai
kapasitasnya seperti dalam tabel berikut :
Tabel2.1PresentasePenggunaanAcrylonitrile padaberbagai industry
Presentase
Penggunaan
(%)
Produksi serat tekstil Acrylic untuk pembuatan pakaian, selimut,
52
permadani, kain pelapis, dan sebagainya.
Produksi resin Acrylonitrile-Butadiene-Styrene (ABS)
29
atauStyrene-Acrylonitrile (SAN)
Produksi adiponitril, dimana Nylon-66 sebagai produk antaranya. 9
Produksi serat Nitrile dan Acrylamide 7
(Sumber : Yarns and Fiber Exchange, 2007)
5
18) Tekananuap :
o
mmHg C
50 8,7
100 23,6
250 45,5
500 64,7
760 77,3
19) Azeotrop :
Bp, oC Acrylonitrile, wt %
Benzene 73,3 47
Carbon tetrachloride 66,2 21
Methanol 61,4 39
Isoprophyl Alcohol 71,7 56
Air 71 88
20) KelarutanAcrylonitrile:
Mass fraction, %
t,oC
Acrylonitrile in water Water in Acrylonitrile
0 7,15 2,1
10 7,17 2,55
20 7,30 3,08
30 7,51 3,82
40 7,9 4,85
50 8,41 6,15
60 9,1 7,65
70 9,9 9,21
80 11,1 10,95
6
2.3.2. Sifat Kimia
1) Acrylonitrilelarutdalampelarut - pelarutorganiktermasukaceton, benzene,
carbon tetrachloride, ether, ethyl acetat, methanol, petroleum toluene,
xylem, danbeberapa kerosene.
2) Acrylonitrile ini beracun bagi pernafasan dan kulit.
3) Mudah terbakar, batas peledakan di udara 3 - 17 %.
7
kemurnian Acrylonitrile yang dihasilkan lebih besar, yaitu sekitar 99,8% (Dimian
& Bildea, 2008; Kirk dan Othmer, 1949; Wu, Wang, & Chen, 2002).
Acetonitrile Hydrogencya
nide
Acrylonitrile
Air
Ammonia
Propylene
Water
By-products
8
Udara (21% oksigen) pada kondisi temperatur 25 °C dan tekanan 1 bar
dialirkan melewati kompresor dan dipanaskan dengan Heater hingga udara
mencapai tekanan 3,5 bar dan temperatur 250 °C.
2. TahapReaksi
Acrylonitriledihasilkanmelaluireaksioksidasilangsungantarapropena,
ammonia, danudara (oksigen) dengankatalis Bismuth-Molybdenum Oxide
(Bi2O3.MoO3).Reaksi berlangsung secara eksotermik pada fasa gas di dalam
reaktor Fluidized Bed pada temeperatur 450 ° oC dan tekanan 3,5 bar. Dalam
reaktor, umpan propena dan ammonia yang berfasa gas, masing-masing pada
temperatur 25 °C dan tekanan 3,5 bar dikontakkan dengan udara pada temperatur
250 °C dan tekanan 3,5 bar. Reaksi yang terjadi dalam reaktor dapat dituliskan
sebagai berikut :
Reaksi Utama :
C3H6 (g) + NH3 (g) + 23 O2 (g) → C3H3N (g) + 3H2O (g)
Propena Ammonia OksigenAcrylonitrile Air
ReaksiSamping :
C3H6 (g) + 3NH3 (g) + 3O2 (g) → 3HCN (g) + 6H2O (g)
Propena Ammonia Oksigen Asam Sianida Air
Konversi propena dalam reaktor adalah 98% dengan yield sebesar 82%.
Campuran gas hasil reaksi dari reaktor pada temperatur 450 °C, selanjutnya
dikontakkan dengan BFW di dalam HE untuk menurunkan temperatur gas hasil
reaksi menjadi 128 °C dan keluaran HE akan menghasilkan Saturated Steam 254
o
C, 42,534 bar yang digunakan untuk proses pemanasan alat proses di dalam
pabrik. Selanjutnya, gas hasil reaksi temperaturnya diturunkan kembali menjadi
28 °C dan berubah fasa menjadi cair dengan Cooler menggunakan air pendingin
pada 28 °C. Campuran gas pada temperatur 28 °C tersebut dialirkan ke kolom
absorbsi. Tekananoperasipadakolomabsorbsiadalahpada 1,1 bar.
9
absorbsi sebagai absorben. Pada kolom absorbsi, diinginkan pemisahan sebagian
besar propena dan nitrogen dari Crude Acrylonitrile. Sebagian besar gas
Acrylonitrile, ammonia, dan HCN akan terlarut dan diserap oleh air, sedangkan
gas-gas yang tidak terserap oleh air, yaitu nitrogen dan propena akan keluar pada
bagian atas kolom absorbsi dan dialirkan menggunakan Blower sebagai off-gas
pada temperatur 28 °C.
Selanjutnya, produk bottom kolom absorbsi dialirkan menggunakan pompa
kedalam reaktor Mixed Flow untuk mencampurkan produk bottom dari kolom
absorbsi dengan larutan asam sulfat (H2SO4) 40% yang dipompakan dengan
pompa dari tangki penyimpanan H2SO4 40% pada temperatur 25 °C agar
Ammonia berlebih yang ada di dalam produk dapat dipisahkan, setelah H2SO4 dan
Ammonia bereaksi membentuk senyawa ammonium sulfat [(NH4)2SO4]. Senyawa
(NH4)2SO4 akan terpisah dari produk setelah melewati proses pemurnian pada
kolom distilasi.
Reaksi :
H2SO4(l) + 2NH3(g) → (NH4)2SO4(s)
AsamSulfat Ammonia Ammonium Sulfat
b) KolomDistilasi 1
ProdukdarireaktorMixed Flow, berupa HCN, Acrylonitrile, air,
dansenyawa (NH4)2SO4padatemperatur 50 °C,
selanjutnyadialirkankeHeateruntukdipanaskansebelumdiumpankankekolomdistila
si 1 menggunakanpompauntukmemisahkanprodukAcrylonitriledan HCN dari air
dansenyawaimpuritisdengantekananoperasisebesar 1,1 bar.
Gas yang keluar dari bagian atas kolom distilasi didinginkan dengan
kondensor menggunakan air pendingin pada temperatur 28 °C dan ditampung
pada Reflux Drum. Selanjutnya, distilat dari Reflux Drum dialirkan ke Splitter
untuk membagi aliran produk distilat. Sebagian produk distilat akan dialirkan ke
kolom distilasi 2 menggunakan pompa dan sebagian lagi di-reflux ke kolom
distilasi 1 menggunakan pompa dengan reflux ratio 1,5. Produk bottom dialirkan
menggunakan pompa ke Reboiler parsial untuk dididihkan. Sebagian produk
bottom akan diumpankan kembali ke kolom distilasi 1 dan sebagian lagi dialirkan
10
ke Cooler menggunakan air pendingin 28 °C untuk menurunkan temperaturnya
menjadi 30 °C sebelum dialirkan dengan pompa ke pengolahan limbah cair.
c) KolomDistilasi 2
Distilat dari kolom distilasi 1 dialirkan ke kolom distilasi 2 untuk
memurnikan produk samping, yaitu HCN dari Crude Acrylonitrile dengan tekanan
operasi sebesar 1,1 bar. Gas yang keluar dari bagian atas kolom distilasi akan
didinginkan dengan kondensor menggunakan air pendingin pada temperatur 28 °C
dan ditampung pada Reflux Drum. Selanjutnya, distilat dari Reflux Drum
dialirkan ke splitter untuk membagi aliran distilat. Sebagian produk distilat, yaitu
HCN, Acrylonitrile, propena, dan air dialirkan ke tangki penyimpanan produk
HCN menggunakan pompa. Sebagian lagi di-reflux ke kolom distilasi 2
menggunakan pompa dengan reflux ratio1,5. Produk bottom, yaitu berupa Crude
Acrylonitrile dialirkan ke Reboiler parsial menggunakan pompa untuk dididihkan
dan diumpankan kembali ke kolom distilasi 2 dan sebagian lagi dipompakan ke
kolom distilasi 3. Distilat pada kolom distilasi 2, terdiri dari propena, HCN,
Acrylonitrile, dan uap air. Produk bottom, terdiridaripropena, HCN, Acrylonitrile,
dan air.
d) KolomDistilasi 3
Produk bottom dari kolom distilasi 2, berupa Crude Acrylonitrile akan
dimurnikan di kolom distilasi 3 untuk memisahkan Acrylonitrile dari heavy
impurities-nya dengan tekanan operasi 1,1 bar. Gas yang keluar dari bagian atas
kolom distilasi akan didinginkan dengan kondensor menggunakan air pada
temperatur 28 °C dan ditampung pada Reflux Drum. Selanjutnya, distilat dari
Reflux Drum dialirkan ke Splitter untuk membagi aliran distilat. Sebagian produk
distilat, yaitu Acrylonitrile, propena, HCN, dan air dialirkan ke tangki
penyimpanan produk Acrylonitrile menggunakan pompa. Sebagian lagi di-reflux
ke kolom distilasi 2 menggunakan pompa dengan reflux ratio1,5. Produk bottom
dialirkan ke Reboiler parsial menggunakan pompa untuk dididihkan dan
diumpankan kembali ke kolom distilasi 3. Sebagian lagi aliran lagi, dialirkan ke
Cooler menggunakan air 28 °C untuk didinginkan hingga temperatur 25 °C
sebelum dialirkan ke pengolahan limbah cair dengan pompa. Distilat pada kolom
11
distilasi 3, terdiri dari propena, HCN, Acrylonitrile, dan air. Produk bottom, terdiri
dari Acrylonitrile dan air.
4. Tahap Finishing
Tahap ini adalah tahap penyimpanan produk setelah selesai dari tahap
pemurnian. Produk Acrylonitrile yang diperoleh sebagai distilat kolom distilasi 3
sebelum disimpan pada tangki penyimpanan, terlebih dahulu temperaturnya
diturunkan menjadi 25 °C dengan Cooler menggunakan air 28 °C dan selanjutnya
Acrylonitrile dialirkan ke tangki penyimpanan menggunakan pompa. Produk
samping, yaitu asam sianida (HCN) yang merupakan distilat kolom distilasi 2,
dialirkan ke tangki penyimpanan menggunakan pompa. Kondisi penyimpanan
HCN adalah pada temperatur 25 °C, sehingga terlebih dahulu temperaturnya
diturunkan menjadi 25 °C dengan Cooler.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Acrylonitrile adalah senyawa kimia dengan rumus CH2CHCN.
Acrylonitrile juga dinamai sebagai senyawa Propene Nitrile atau Vinyl Cyanide
dan juga dinamai dengan Acrylic Acid Nitrile, Propylene Nitrile, dan Propenoic
Acid Nitrile. Proses Amoksidasi Propylene adalah proses yang melibatkan reaktan
propylen dan amonia dengan udara yang lebih dikenal dengan proses sohio ini
merupakan proses yang cukup luas digunakan diberbagai unit pabrik acrylonitrle
terpasang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14