Anda di halaman 1dari 18

Asuhan

Keperawatan
Pemasangan IUD
Oleh;

Mutmainah NIM. 150311009


Slamet Budi NIM. 150311014
Sri Wilujeng NIM. 150311015
Umi Sriwatin NIM. 150311018
Wiwin Astutik NIM. 150311023
Titik Utami NIM. 150311027
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan, sebagai
akibat adanya peertemuan antara sel telur
dan sel sperma tersebut (Maryani, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen
(Wiknjosastro, 2005).
Pengertian IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain
adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam
rahim wanita. IUD atau AKDR adalah suatu
alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan
nyaman bagi banyak wanita. Alat ini
merupakan metode kontrasepsi reversibel
yang paling sering digunakan diseluruh dunia
dengan pemakai saat ini mencapai sekitar
100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas
lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan
pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna,
2006).
Mekanisme kerja IUD yaitu :
Menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba pallopi.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri.
IUD mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk
pembuahan.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi
telur dalam uterus. (Hidayati, 2009).
Jenis-jenis IUD/AKDR yang dipakai di indonesia
terdiri dari:
Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja
anti karat (the Chinese ring).
Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu
T200C, Multiload (Cu ML250 dan 375), Nova T.
Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil,
fleksibel, menyerupai huruf T diselubungi oleh
kawat tembaga halus, sangat efektif, reversible,
dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun).
Mengandung hormon steroid, seperti
progestasert (hormon progesterone), dan
levonol (levonolgestrel) ,(Hidayati, 2009).
Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi
Sangat efektif > 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu
diganti).
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T380A).
Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir).
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).
Kerugian Menggunakan IUD/AKDR
Efek samping yang umum terjadi :
Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada
3 bulan pertama pemasangan dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan (spotting)
Saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain :
Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5
hari setelah pemasangan.
Perdarahan berat pada waktu haid.
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
Tidak baik digunakan pada wanita yang
mempunyai penyakit IMS atau pada perempuan
yang sering berganti pasangan.
Penyakit radang panggul.
Klien tidak dapat melepas sendiri IUD nya.
Perempuan juga harus rajin memeriksa benang
IUD dari waktu kewaktu dengan cara memasukkan
jarinya kedalam vagina.
Pasien yang dapat Menggunakan IUD :
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
jangka panjang
Menyusui yang menginginkan menggunakan
alat kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Setelah mengalami abortus yang tidak terlihat
adanya infeksi
Tidak menyukai mengingat-ingat seperti Pil dan
Suntik
Tidak menghendaki kehamilansetelah 1-5 hari
senggama yang tidak dilindungi.
Pasien yang tidak di Perkenankan
Menggunakan IUD :
Diketahui hamil atau dicurigai hamil.
Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.
Dicurigai mengidap keganasan saluran genital,(Anna,
2006)
Infeksi panggul, erosi serviks, perdarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya, alergi logam dan
kelainan pada rahim (Hidayati, 2009).
Menoragia dan anemia, memiliki banyak pasangan
seksual, usia dan nuliparitas, (Anna, 2006).
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor
jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri
(dinding uterus)
Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm (Sarwono,
2006)
Waktu Pemasangan IUD
Setiap waktu dalam siklus haid, yang
dipastikan klien tidak hamil
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam
pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan.
Setelah menderita abortus (segera atau
dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi
Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama
yang tidak dilindungi, (Sarwono, 2006).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Program KB
Umur
Pendidikan
Paritas
Sumber informasi
ASUHAN
INTERPRETASI KEPERAWATAN
DATA DASAR
1) Diagnosa : Ny.T P2A0 37 Tahun, Calon Akseptor
KB IUD jenis CU T380A,
Dasar : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD
CU T 380 A
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RESIKO PERDARAHAN
Domain : Aktifitas/istirahat
Kelas 4 : Kardiovaskular/ respon paru
Definisi : Resiko meningkatnya volume darah
yang mungkin mempengaruhi status kesehatan
FAKTOR RESIKO :
Aneurisma
Sirkumsisi
Kurang pengetahuan
Koagulopati intravascular
Riwayat jatuh
Gangguan gastrointestinal (contoh: penyakit gastric ulcer, polip,
varises)
Gangguan fungsi hati (contoh: sirosis dan depatitis)
Koagulopati yang melekat (contoh: trombositopenia)
Komplikasi postpartum (contoh: atoni postpartum, plasenta
yang tertahan)
Komplikasi kehamilan (contoh: plasenta previa, kehamilan,
kehamilan molar, robeknya plasenta)
Trauma
Efek samping pengobatan (pembedahan, pengobatan,
pemberian platelet karena kekurangan produksi darah,
kemoterapi)
NIC
1.Pencegahan pendarahan (4010)
Defenisi : mengurangi stimulus yang mempengaruhi resiko
pendarahan pada pasien.
Aktifitas:
Memonitor pasien secara ketat untuk perdarahan
Catatan tingkat hemoglobin / hematokrit sebelum dan sesudah
kehilangan darah, seperti yang ditunjukkan
Memantau tanda-tanda dan gejala perdarahan yang persisten
(misalnya memeriksa semua sekresi atau darah okultisme)
Memantau koagulasi, termasuk waktu prothombin (PT), waktu
tromboplastin parsial (PTT), fibrinogen, degradasi / split fibrin
produk, dan jumlah trombosit, jika diperlukan
Memantau tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah
Menjaga istirahat selama perdarahan aktif
Mengelola produk darah
Melindungi pasien dari trauma, yang dapat menyebabkan
perdarahan
Menghindari suntikan (IV, IM, atau SQ), yang sesuai
Menginstruksikan pasien ambulasi untuk memakai sepatu
Menggunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan mulut
Menggunakan pisau cukur listrik untuk mencukur
Menghindari prosedur invasif, jika mereka diperlukan,
memantau secara ketat untuk perdarahan
Mengkoordinasikan waktu prosedur invasif dengan transfusi
trombosit atau plasma beku segar, jika sesuai
Menahan diri dari memasukkan benda ke lubang berdarah
Menghindari mengambil suhu rectal
Hindari mengangkat benda berat
Mengelola obat-obatan (e.g., antasida), yang sesuai
Menginstruksikan pasien untuk menghindari aspirin atau
antikoagulan lainnya
Menginstruksikan pasien untuk meningkatkan asupan
makanan yang kaya vitamin K
Gunakan kasur terapi untuk meminimalkan trauma kulit
Menghindari sembelit (misalnya, mendorong asupan cairan
dan pelunak tinja), yang sesuai
Menginstruksikan pasien dan / atau keluarga pada tanda-tanda
perdarahan dan tindakan yang tepat (misalnya,
memberitahukan perawat)
PELAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang efek
samping yang timbul
2. Lakukan pemeriksaan bimnual, pastiakan
gerakan serviks bebas, tentukan besar dan
posisis uterus, dan pastikan tidak ada infeksi
atau tumor pada adneksa.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak
terdapat kontraindikasi untuk pemasangan
IUD, dan klien bersedia untuk dilakukan
pemasangan IUD.
4. Melakukan pemasangan IUD
5. Memberitahu ke pada klien untuk
melakukan kunjungan ulang untuk
pengecekan jika ada masalah atau keluhan

Anda mungkin juga menyukai