Anda di halaman 1dari 16

KB

IUD Post Placenta


Tujuan Pembelajaran

Pengertian
Jenis IUD PP
Cara kerja
Kontraindikasi
Keuntungan
Kerugian
Penanganan efek samping
Pengertian

IUD post placenta adalah IUD yang


dipasang dalam waktu 10 menit
setelah lepasnya placenta pada
persalinan pervaginam (Afandi, 2010).

Alat kontrasepsi yang dipasang di


dalam fundus uteri ini dapat digunakan
pada setiap saat di masa reproduksi,
yaitu di masa penundaan kehamilan,
masa interval, dalam 24 jam setelah
persalinan, maupun pasca abortus.
Jenis IUD Post Placenta
Ada 3 macam IUD yang biasanya
digunakan yaitu Copper T 380A,
Multiload Copper 375, dan IUD dengan
levonogestrel.

IUD Copper T 380A ini paling banyak


digunakan karena selain
karakteristiknya yang baik, harga IUD
jenis ini juga lebih terjangkau
dibanding dengan jenis IUD yang lain.
IUD dengan levonogestrel (misal
mirena) belum terlalu banyak tersedia
dan jika tersedia harganya
mahal(Policar, 2010).
Jenis-Jenis IUD Post Placenta

Copper T 380A Multiload Copper 375

IUD dengan levonogestrel


Cara Kerja

• Menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba
• Mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai
kavum uteri
• Mencegah sperma dan ovum
bertemu
• Memungkinkan untuk
mencegah implamasi telur
dalam uterus
Kontraindikasi pemasangan
1. Ruptur membrane yang lama (lebih dari 24 jam)
2. Demam atau gejala PID (Pelvic Inflamatory
Deaseas)
3. Perdarahan antepartum (placenta previa,
abortus, solusio placenta) atau post partum
yang berkelanjutan setelah bayi lahir (retensio
sisa placenta, atonia uteri, rupture uteri)
4. Gangguan pembekuan darah, misal DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation) yang
disebabkan oleh preeklamsi atau eklamsi
5. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyebabnya
6. Penyakit tropoblas dalam kehamilan
7. Abnormal uterus
8. Adanya kanker uterus (TBC Pelvic)
9. HIV/AIDS tanpa terapi antiretroviral
Keuntungan
• Langsung dapat diakses oleh ibu yang
melahirkan di pelayanan kesehatan
• Efektif dan tidak berefek pada produksi
menyusui
• Aman untuk wanita yang positif
menderita HIV
• Kesuburan dapat kembali lebih cepat
setelah pelepasan
• Resiko terjadi infeksi rendah yaitu 0,1-
1,1 %
• Kejadian perforasi rendah yaitu sekitar
1,2 per 1000 insersi IUD
• Mudah dilakukan pada wanita dengan
epidural
• Sedikit kasus perdarahan daripada IUD
yang dipasang di waktu menstruasi
Kerugian

Efek samping :

• Perubahan siklus haid


• Haid lebih lama dan banyak
• Perdarahan antar menstruasi
spotting
• Saat haid lebih sakit
• Tidak mencegah PMS
• Penyakit radang panggul RPP dapat
memicu infertilitas
Penanganan Efek Samping yang Umum
dan Permasalahan Lain

Amenorea

Periksa apakah sedang hamil, jika tidak jangan


lepas IUD, lakukan konseling dan selidiki amenorea
apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan
sarankan untuk melepas IUD apabila talinya
terlihat dan usia kehamilan kurang dari 13
minggu. Apabila benang tidak terlihat dan usia
kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD jangan
dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas IUD
jelaskan adanya risiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
Kejang
Pastikan adanya penyakit radang panggul
dan penyebab lain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebabnya apabila
ditemukan. Apabila tidak ditemukan
penyebabnya beri analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang
yang berat, lepaskan IUD dan bantu klien
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
Perdarahan vagina yang hebat dan
tidak teratur

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan


kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
patologis, perdarahan berkelanjutan sereta
perdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Untuk mengurangi perdarahan beri
Ibuprofen (800 mg, 3x sehari selama 1 minggu) dan
berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1
sampai 3 bulan). IUD memungkinkan dilepas apabila
klien menghendaki. Apabila klien telah
menggunakan IUD selama lebih dari 3 bulan dan
diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) anjurkan
untuk melepas IUD dan bantulah untuk memilih
metode lain yang sesuai.
Benang yang hilang (Diskusi)

Pastikan adanya kehamilan atau tidak.


Tanyakan apakah IUD terlepas. Apabila tidak
hamil dan IUD tidak terlepas, berikan kondom.

Periksa talinya didalam saluran endoserviks dan


kavum uteri (apabila memungkinkan adanya
peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid
berikutnya.

Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter,


lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound.
Apabila tidak hamil dan IUD hilang tidak
ditemukan, pasanglah IUD baru atau bantulah
kalien menemukan metode lain.
Adanya pengeluaran cairan dari
vagina/dicurigai adanya PRP

Pastikan pemeriksaan untuk IMS.


Lepaskan IUD apabila ditemukan menderita
atau sangat dicurigai menderita gonorhoe
atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan
yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas
IUD sesudah 48 jam. Apabila IUD
dikeluarkan, beri metode lain sampai
masalahnya teratasi.
Yang perlu diperhatikan

• Mendapatkan konseling kontrasepsi dari


tenaga kesehatan baik disaat perawatan
kehamilan (ANC) maupun persalinan.
• Pilihan kontrasepsi berdasarkan
informed choise pada saat konseling
• Kondisi kesehatan ibu pasca persalinan
dan pasca keguguran
• Mendapat dukungan dari suami


Anda mungkin juga menyukai