Anda di halaman 1dari 4

Tubektomi 

sama dengan steril dari kehamilan. Atau kontrasepsi permanen pada wanita.
Sedangkan Pengertian Tubektomi menurut penulis, yaitu  di ikat dan di potong saluran Tuba
falofi agar sel telur tidak bisa di buahi oleh sel sperma, sehingga terjadi kemandulan.

Proses Tubektomi/ Sterilisasi pada wanita


Dalam konteks normal, Tuba falofi berfungsi sebagai saluran tempat lalunya sel telur.
Apabila sel telur  telah matang, akan melewati Tuba Falofi, dan jika sel sperma masuk rahim
( bersetubuh), maka akan terjadi pembuahan. Pembuahan terjadi juga memiliki proses, dalam
artikel ini, tidak penulis bahas.

Setelah terjadi pembuahan, seorang  bisa di sebut telah hamil. Nah, agar tidak terjadi
pembuahan pada rahim wanita, maka Tuba falofi yang terdapat di kiri dan di kanan di ikat
dan di potong. (lihat gambar di atas).

Kapan Tubektomi boleh dilakukan?

Tubektomi dianjurkan oleh dokter ahli kebidanan, apa bila pasien telah 3 kali operasi Sectio
Caesaria. Jika masih hamil, beresiko terjadinya robek pada rahim (uterus). Sebab, dinding
rahim menipis. Seandainya robek saat hamil, perdarahan sulit di atasi, dan beresiko pada
kematian, baik ibu maupun janin yang ada dalam kandungan.

Indikasi Tubektomi  ada berbagai aspek, misal  penderita mengalami gangguan fisik dan
psikis. Seperti, mengalami kanker payaudara, jika ia melahirkan tidak bisa menyusui anak,
dan  skizofrenia (gila) kalau ia melahirkan, siapa yang akan mengurus anaknya?

Apa resiko dari tindakan Tubektomi?

Yang pasti, resiko dari Tubektomi adalah terjadi kemandulan permanen. Jika berkeinginan
lagi punya anak, sangat sulit untuk menyambungkan Tuba Falofi yang telah putus. Jikapun
bisa, angka keberhasilan relatif kecil.

Kemudian, tindakan Tubektomi terkait pembedahan, kemungkinan resiko infeksi dan


perdarahan bisa saja. Namun kejadian infeksi atau perdarahan akibat Tubektomi belum
pernah di laporkan. Artinya, tindakan Tubektomi tidak mengalami kendala yang berarti.

Apa yang harus di siapkan sebelum melakukan tindakan Tubektomi ?


Dari sisi pasien, hal utama yang harus di siapkan adalah persetujuan dari suami, bahwa anda
tidak bisa lagi menambah keturunan. Kemudian, berikan penjelasan dan alasan pasti mengapa
hal tersebut harus di lakukan. Sebaiknya, ketika dianjurkan petugas kesehatan, suami
dilibatkan untuk mendengar penjelasan.

Jika suami telah sepakat, maka yang harus anda persiapkan menjelang operasi adalah puasa
kurang-lebih 6 jam sebelum operasi, mandi bersih, buka semua aksesoris yang ada di tubuh,
dan berdoa agar segala tindakan berjalan lancar.

Seperti apa tindakan Tubektomi itu?

Saat ini, pilihan yang bagus adalah Laparaskopi, dimana sayatan pada dinding perut minimal
invasif ( tidak banyak melukai). Dan, proses penyembuhannya cukup cepat. Bisa 1 hari rawat
inap. Seperti apa tindakan Tubektomi itu, dapat anda tonton di bawah ini :

Kesimpulan dan Saran

Tubektomi ditujukan untuk menyelamatkan manusia dari resiko terburuk yang akan terjadi.
Tubektomi tidak diperuntukan memandulkan wanita sehat yang masih produktif. 

Jika tidak ada indikasi medis yang kuat, Tubektomi bukanlah pilihan yang bijaksana. Masih
ada jenis kotrasepsi  lain, yang tidak memberi efek mandul permanen. 
Tubektomi
Kontrasepsi Mantap Untuk Wanita(Contraseptive for womens)

Profil

 Sangat efektif dan mantap


 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
 Tidak ada efek samping
 Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang
perempuan

Mekanisme Kerja

 Minilaparotomi
 Laparoskopi

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan Kontrasepsi

Keuntungan Nonkontrasepsi

 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)

Berkurangnya risiko kanker ovarium

Keterbatasan

 Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali),
kecuali dengan rekanalisasi
 Klien dapat menyesal di kemudian hari
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses
laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

Isu-isu Klien

Yang Dapat Menjalani Tubektomi

 Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur ini
 Informed consent harus diperoleh dan standard consent form harus ditanda-tangani oleh klien
sebelum prosedur dilakukan

 Usia > 26 tahun


 Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 thn
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
 Pascapersalinan dan atau pasca keguguran
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

Yang Tidak Boleh Menjalani Tubektomi

Kapan Dilakukan

 Hamil
 Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
 Belum memberikan persetujuan tertulis

 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
 Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
 Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu,
laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan
 Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)

Anda mungkin juga menyukai