1.
Definisi IUD
Intra Uterine Device (IUD) atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
merupakan alkon (alat kontrasepsi) yang dimasukkan kedalam rahim seorang wanita.
Alat kecil ini berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali
halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke
dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan
biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah
sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim
menjadi sulit ditempuh oleh sperma.
2.
Macam-macam IUD
Copper-T 380 A
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti
fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada
IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).
Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini
(Imbarwati, 2009).
Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini
adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastic (Imbarwati, 2009).
IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastic yang dikelilingi oleh silinder pelepas
hormon Levonolgestrel (hormon progesterone) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu
menyusui karena tidak menghambat asi.
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun
lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum
digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu
IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine
System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan
sedangkan
IUS
melepaskan
hormon
progestin
(Kusmarjadi,
2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama
10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan
dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).
3.
IUD akan mencegah pelepasan sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain itu,
mengurangi mobilitas sperma agar tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur
yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.
IUD bekerja mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma
sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4.
Keuntungan IUD
Metode jangka panjang (IUD Copper T 380 A bekerja hingga 10 tahun, dan IUD
Mirena 1 tahun)
Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena
rasa aman terhadap resiko kehamilan.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Aman untuk ibu menyusui karena tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas asi.
5.
Kerugian IUD
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR,
PRP dapat memicu infertilitas
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas (Muhammad, 2008).
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang
segera setelah melahirkan)
Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu (Imbarwati,
2009).
Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat sampai beberapa
jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami perdarahan ringan dan nyeri
sampai beberapa minggu setelah pemasangan. Kadang haid bisa banyak pada IUD
tembaga (Kusmarjadi, 2010).
Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan
seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral akan memperparah
penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, seperti radang mulut
rahim yang bisa membuat Anda kehilangan kesuburan (mandul) (Zahra, 2008).
Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.\
Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi.
Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi (Imbarwati, 2009).
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa
posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan
adalah
:
a.
1
bulan
pasca
pemasangan
b.
3
bulan
kemudian
c.
setiap
6
bulan
berikutnya
d.
bila
terlambat
haid
1
minggu
e. perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati, 2009).
Setelah pemasangan beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bias berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan.
Tetapi setelah 3 bulan, keluhan akan hilang dengan sendirinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan
keluhan masih berlanjut dianjurkan untuk memeriksanya kedokter.
Pada saat pemasangan sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga biasa menimbulkan
rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika :
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai dengan tanda-tanda kehamilan : mual,
pusing dan muntah-muntah.
2. Terjadi perdarahan yang lebih banyak dari haid biasa.
6.
Efek samping
7.
Indikasi IUD
Usia reproduktif
Menyusui
8. Kontraindikasi IUD
Kemungkinan hamil
Baru saja melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan), pemasangan IUD hanya boleh
dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca persalinan
1. Yang mempunyai pasangan lebih dari 1, dan saat melakukan senggama tidak
menggunakan kondom
2. Yang memiliki pasangan dengan HIV/IMS dan tidak mamakai kondom saat
bersenggama
3. Memakai jarum suntik bersama pada IMS
9.
Waktu Pemasangan
Bed
Bengkok
Lampu
Speculum
Sonde rahim
Kogel tang
Langkah-langkah :
Memberi
penjelasan
kepada
calon
peserta
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
Melaksanakan
pemeriksaan
mengukur tensimeter.
Mempersilakan
kemih.
calon
umum
peserta
mengenai
meliputi
untuk
timbang
mengosongkan
keuntungan,
badan,
kandung
Melaksanakan
posisi uterus.
Pasang speculum
Masukkan
sonde
dan bentuk rahim.
Inserter
yang
telah
berisi
AKDR
dimasukkan
perlahan-lahan
ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
Speculum
dilepas
mulut rahim.
Alat-alat dibersihkan
pemeriksaan
dalam
dan
dalam
rahim
benang
untuk
untuk
AKDR
menentukan
menentukan
di
dorong
ukuran,
ke
keadaan
posisi
samping
Catatan :
Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan)
konsultasi dengan dokter.
Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan
terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga
uterus. Ukuran normal 6 7 cm.
Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang (Imbarwati,
2009).
Alat
a.
Meja
dengan
alas
duk
b.
Sarung
tangan
kanan
dan
c.
Lidi
kapas,
kapas
first
aid
d.
Cocor
bebek
/
e.
Tampon
f.
Tutup
duk
g.
h.
i.
Timbangan
berat
j.
Tensimeter
k. Stetoskop
Langkah-langkah :
:
steril.
kiri
secukupnya.
speculum
tang.
steril
Bengkok
Lampu
badan
dan
Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan
cara menanggulangi efek samping
Pasang speculum.
Memberi
penjelasan
kepada
peserta
gejala-gejala
terjadi / dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus kontrol.
yang
mungkin
KONTRASEPSI SUNTIK
19 November 2008 oleh Ramadhan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.
Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai
pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a.
b.
CARA KERJA
a.
b.
c.
d.
e.
KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi
perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian
dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan
pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik
perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen
tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi
penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu
mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan
berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja
peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung
sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas
35 tahun, kecuali Cyclofem.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena
pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini
juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali
efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan
bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air,
sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai
mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada
vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi
kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual,
dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau
disfungsi seksual pada wanita.
INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak
sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien
yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen,
dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
INDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi
pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika
ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak
jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
CARA PEMBERIAN
a.
Waktu Pemberian
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b.
Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat