Anda di halaman 1dari 10

TABLE

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM............................................................................................................1


TUJUAN PEMBELAJARAN.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Program Keluarga Berencana (KB)...............................................................................................1
B. Kontrasepsi..................................................................................................................................1
C. Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).........................................................................................2
HECK LIST SKILL LAB.....................................................................................................................................9

i
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi konseling keluarga berencana dan pemasangan
AKDR.
2. Mahasiswa mampu melakukan konseling keluarga berencana dengan baik.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim dengan baik.

PENDAHULUAN
A. Program Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah tindakan membantu
individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang di inginkan
4. Mengatur interval diantara kelahiran
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB
diberikandi berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa
hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain
adalah Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter praktek swasta, dan Bidan desa.
Jenis Alat/obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik Kb, IUD, Implant, vasektomi
dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh langsung dari apotek
atau toko obat, pos layanan KB atau kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh
bidan dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis IUD, implant dan vasektomi/tubektomi harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten.
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang

1
mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut di klasifikasikan dalam tiga kategori yaitu
menunda/mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan /mengakhiri
kehamilan atau kesuburan.
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya :
1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
2. Melumpuhkan sperma
3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma
C. Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Device (IUD) adalah alat
kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat dari
plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormon. Waktu
penggunaannya bisa mencapai 10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani kedalam saluran tuba, lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
Efektifitasnya 99%. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh
tenaga medis terlatih, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi tapi tidak boleh
dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual.
1. Keuntungan
Praktis dan ekonomis.
Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil) .
Kesuburan segera kembali jika dibuka.
Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil.
Tidak mengganggu pemberian ASI.
2. Kerugian
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai.
3. Jenis IUD
Jenis IUd yang sering dipakai di Indonesia antara lain :
Copper-T

2
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya di beri
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas
(anti pembuahan) yang cukup baik.

Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 22 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm², fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus
pada IUD Copper-T.
Multi Load (Mini, Short, Standard)
IUD ini terbuat dari plastik (polythelen) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm² atau 375 mm² untuk
menambah efektifitas.
Lippes Loop (A, B, C dan D)
IUD ini terbuat dari polythelen, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk
memudahkan kontrol, dipasang benag pada ekornya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), Tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan
Tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi
perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.
4. Cara Kerja
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

3
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
5. Keuntungan dan Kelemahan IUD
Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yaitu :
Sangat efektif.
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
Dapat digunakan sampai menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
Kelemahan dari IUD adalah :
Efek samping yang umum terjadi seperti : Perubahan siklus haid (umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain : merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan.
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP
dapat memicu infertilitas.
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam pemasangan IUD.
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang setelah dalam 1-2 hari.
Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan ) yang
terlatih.

4
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD di pasang
segera setelah melahirkan).
Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
6. Waktu Penggunaan
Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL).
Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi.
Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi. Pemilihan IUD yang akan digunakan
tergantung :
1. IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontraseptif yang tinggi dan angka
kegagalan serta efek samping yang rendah
2. Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang , tetapi tidak bisa lepas sendiri
(ekspulsi)
3. Ukuran IUD harus sesuai dengan besar rahim
4. Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya
7. Waktu Kontrol IUD
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa posisi
benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah :
1 bulan pasca pemasangan.
Bulan kemudian.
Setiap 6 bulan berikutnya.
Bila terlambat haid 1 minggu.
Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya.
8. Prosedur Kerja Pemasangan IUD
Pemasangan maupun pencabutan AKDR tidak memerlukan ruang operasi besar, akan tetapi
wajib menggunakan instrument yang telah disterilisasi atau DIdesinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

5
yang dilakukan diruangan yang bersih. Bahan-bahan yang diperlukan dapat dibagi dalam tiga
kategori, yaitu :
Alat dan Instrumen dasar yang biasanya ditemukan pada suatu klinik KB.
Alat khusus untuk pemasangan/pencabutan AKDR (misal: kit pemasangan/pencabutan).
Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk mencegah infeksi dan mengurangi
penyebaran penyakit serius seperti hepatitis B dan HIV/AIDS.
1. Persiapan :
Petugas harus siap ditempat dan memahami anatomi genetalia.
Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih dan cukup ventilasi.
Alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan AKDR :
 Gyn bed  Sym speculum
 Tensimeter dan stetoskop  Sonde rahim
 IUD set steril  Lidi kipas dan kapas first aid
 Bengkok secukupnya
 Lampu  Kogel tang
 Meja dengan duk steril  Pinset dan gunting
Siapkan peralatan dan instrument yang diperlukan untuk pencabutan AKDR, instrument dan
bahan yang diperlukan adalah :
 Bivalve speculum (kecil, sedang atau besar).
 Forsep/korentang.
 Mangkuk untuk larutan antiseptik.
 Sarung tangan (yang telah di DTT atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang baru).
 Cairan antiseptic (mis : povidon iodine) untuk membersihkan serviks.
 Kain kasa atau kapas.
 Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks.
9. Langkah-Langkah Pemasangan AKDR
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara
menanggulangi efek samping.

6
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien mengajukan
pertanyaan.
3. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasakan sedikit sakit pada beberapa
langkah waktu pemasangan dan nanti akan di beritahukan bila sampai pada langkah-
langkah tersebut.
4. Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kencingnya.
5. Melaksanakan anamnesa umum, keluarga.
6. Melaksanakan pemeriksaan umum, mengatur tensimeter.
7. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
8. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed gynecology dengan posisi
litotomi.
9. Petugas cuci tangan
10. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
11. Bersihkan vulva dan vagina dengan kapas sublimat
12. Periksa genetalia eksterna.
13. Lakukan pemeriksaan dengan spekulum untuk menentukan keadaan posisi uterus.
Pasang spekulum sym
Dapat digunakan kogel tang untuk menjepit serviks.
Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk rahim.
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan kedalam rongga rahim,
kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk kedalam, inserter dikeluarkan.
Masukkan lengan AKDR Copper T 380A didalam kemasan sterilnya.
Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri.
Hati-hati memasukkan tabung inserter sampai leher biru menyentuh fundus atau
sampai terasa ada tahanan.
Lapas lengan AKDR dengan menggunakan teknik menarik (withdrawal technique).
Tarik keluar pendorong.
Setelah lengan AKDR lepas, dorong secara perlahan-lahan tabung inserter ke dalam
kavum uteri sampai leher biru menyentuh serviks. Tarik keluar sebagian tabung
inserter, potong benang AKDR kira-kira 3-4 cm panjangnya.

7
Cara lain, tarik keluar seluruh tabung inserter, jepit benang AKDR dengan
menggunakan forsep kira-kira 3-4 cm dari serviks dan potong benang AKDR pada
tempat tersebut.
15. Speculum sym dilepas dan benang AKDR didorong ke samping mulut rahim (forniks).
16. Peserta dirapikan dan dipersilahkan berbaring ± 5 menit.
17. Alat-alat dibersihkan :
Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepaskan sarung
tangan.
Bersihkan permukaan yang terkontaminasi.
18. Petugas cuci tangan.
19. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi/dialami setelah
pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol.
20. Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR (dengan menggunakan model
bila tersedia).
21. Minta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR.
Catatan :
 Bila pada waktu pemasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan), konsultasi
dengan dokter spesialis.
 Bila sonde masuk kedalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa.
 Kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, atau konsultasikan ke dokter spesialis.
 Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga uterus.
Ukuran norma 6-7 cm.
 Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang.
Yang Tidak Boleh Menggunakan / Kontra Indikasi :

Kehamilan  Kecurigaan kanker pada alat kelamin
 Gangguan perdarahan  Tumor jinak rahim
 Peradangan alat kelamin  Radang panggul.

8
CHECK LIST SKILL LAB
PEMASANGAN AKDR
Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
I Membina hubungan baik :
1. Menyapa/mengucapkan salam kepada pasien.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan serta meminta izin kepada
pasien.
II. Memulai prosedur pemasangan :
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, serta
mengaturpencahayaan.
3.  Melakukan anamnesis seperlunya dan menempatkan pasien
pada posisi ginekologi
 Mencuci tangan dan memasang sarung tangan secara aseptic

4. Melakukan toilet vulva dan sekitarnya


5. Menutup daerah genitalia dengan duk steril
6. Memilih speculum dengan mengatur sekrupnya.
Memasang speculum dengan tangan kanan.
Menampilkan serviks dengan membuka speculum dan mengunci
kedudukan spekulum
7. Membersihkan rongga vagina dengan desinfektan
8. Melakukan pemasangan tenakulum
9. Melakukan sondase kavum uteri dan melihat angka pada sonde
10. Memasukkan AKDR ke dalam rongga rahim
11. Melakukan pengguntingan benang
12. Melakukan pelepasan tenakulum
13. Mengusap porsio dengan desinfektan
14.  Melepaskan speculum dan meletakkan pada tempatnya,
merapikan alat dan pasien.
 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan kembali

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2023


0 : tidak dilakukan Instruktur,
1 : Dilakukan dengan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
3 : Dilakukan sesuai prosedur kerja
% cakupan penguasaan ketrampilan : (…………………………..)
NILAI : Skor Total X 100 = .......
42

Anda mungkin juga menyukai