Anda di halaman 1dari 26

RESUME

ALAT KONTRASEPSI

DOSEN PENGAMPUH :

ADRIANA NARA, S.Si., T., M.Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : JOHNIYANTO UMBU YABU RANDJAWALI

NIM : PO5303203200725

TINGKAT : 2B

MATA KULIAH : MATERNITAS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2021/2022
KONTRASEPSI HORMONAL

A. Implant
1. Pengertian
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Kontrasepsi
implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
selaput lendir endometrium tidak siap untuk menerima pembuahan (nidasi),
mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas
keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-99% (BKKBN, 2013).

2. Jenis-jenis Implant

a) Norplant

b) Sino-Implant 2

c) Jadelle

d) Implanon

e) Nexplanon

3. Cara Kerja Dan Efektifitas

Cara kerja implant ditanamkan di bawah kulit, biasanya dilengan atas. Implant
mengandung progesteron yang efektifitasnya adalah membuat lendir seviks
menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi, dan 99
sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan (Mega dan
Wijayanegara, 2017).

4. Keuntungan

Keuntungan dari kontrasepsi implant adalah perlindungannya dalam jangka


panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, bebas
dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak mengganggu
produksi ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik apabila ada keluhan, dan dapat
dicabut sesuai dengan waktu yang diinginkan. Waktu yang baik untuk penggunaan
implant adalah setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 (Bangun,
2017).
5. Kelemahan

Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa
sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggo,
penyakit jantung (Mega dan Wijayanegara, 2017).

6. Lokasi Pemasangan

Setelah membuat perjanjian dan melakukan persiapan sebelumnya, dokter


maupun bidan akan melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan lokasi
pemasangan layak untuk dipasang implan KB. Lokasi pemasangan berada di
lengan atas sebelah kiri. Implan akan ditempatkan di antara otot biseps dan triseps.

7. Efek Samping

Pada kebanyakan pasien yang menggunakan KB Implant dapat menyebabkan


perubahan pola haid berupa perdarahan bercak(spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea, hingga timbul-timbulnya
keluhan sakit kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara serta
perasaan mual (Mulyani dan Rinawati, 2013).

8. Indikasi Implant

Pada wanita reproduksi yang berusia 20-35 tahun yang telah memiliki anak sesuai
dengan yang diinginkan, menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang, pasca persalinan dan
sedang menyusui bayinya yang berusia 6 minggu atau lebih (Mulyani dan
Rinawati, 2013).

9. Kontraindikasi Implant

a) Hamil atau didugahamil

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelaspenyebabnya

c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kankerpayudara

d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yangterjadi

e) Miomauterus

f) Gangguan toleransi glukosa (Arum dan Sujiyati, 2011).


10. Angka Kegagalan

implan memiliki angka kegagalan 0,5 persen atau yang paling kecil, bahkan
dibandingkan dengan KB IUD yang 8,5 orang per 1000 akseptor KB. Dijelaskan
oleh dr.Julianto kontrasepsi implan hanya berisi hormon progestin dan sama sekali
tidak mengandung hormon estrogen

B. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Devices (IUD)

1. Pengertian

IUD (Intra Uterin Device) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN, 2014). Sangat
efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan (Arum dan Sujiyati, 2011).

2. Jenis

Saat ini IUD (Intra Uterin Device) yang umum beredar dan digunakan adalah :

a) IUD (Intra Uterin Device) terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan pada
lengan dan batang IUD (Intra Uterin Device) terdapat tembaga.

b) IUD (Intra Uterin Device) Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga.
Pada ujung lengan bentuk agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga
hanay ada di batangnya.

c) IUD (Intra Uterin Device) Mirena, terbentuk dari rangka plastic yang
dikelilingi oleh silinderpelepas hormone progesteron yang bisa dipakai oleh
ibu menyusui karena tidak menghambat ASI (Mulyani dan Rinawati, 2013).

3. Cara Kerja

Cara kerja IUD (Intra Uterin Device) adalah mencegah terjadinya pembuahan
dan mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi (Mulyani dan
Rinawati, 2013).
4. Kekurangan

a. Tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual.

b. Meningkatkan risiko menoragia atau perdarahan menstruasi yang berlebihan.

c. Jika seorang wanita terkena penyakit menular seksual saat memakai KB jenis
ini, risiko penyakit radang panggul dapat meningkat jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.

d. Ada risiko kehamilan ektopik yang lebih tinggi jika pembuahan terjadi
dengan IUD in situ, meskipun kehamilan sangat jarang dengan metode ini.

5. Keuntungan

Keuntungan penggunaan MKJP jenis IUD yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah,
aman karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan (Azijah et al., 2020).
Pemasangan Kontrasepsi IUD dapat dilakukan pada saat sedang haid yang
berlangsung saat hari pertama atau terakhir, sewaktu postpartum secara dini,
secara langsung dan tidak langsung (Triyanto dan Indriani, 2019).

6. Efek Samping

a. Rasa nyeri saat pemasangan IUD

b. Menstruasi tidak teratur.

c. Kram perut setelah pemasangan IUD.

d. Timbul bercak perdarahan.

e. Mual dan sakit perut.

f. Infeksi vagina.

g. Posisi IUD bergeser.

7. Indikasi IUD (Intra Uterin Device)

IUD (Intra Uterin Device) dapat digunakan pada wanita usia reproduksi,
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, setelah melahirkan, ibu yang
menyusui, risko rendah IMS (Infeksi Menular Seksual), dan tidak menghendaki
metode hormonal (Mega dan Wijayanegara, 2017).
8. Kontraindikasi IUD (Intra Uterin Device)

a) Hamil atau diduga hamil

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c) Sedang menderita penyakit genetalia

d) Sering ganti pasangan

e) Kanker genetalia atau payudara (Arum dan Sujiyati, 2011)

9. Lokasi Pemasangan

Terdapat dua jenis KB spiral, baik hormonal maupun yang non-hormonal. alat
kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina.

10. Angka kegagalan

IUD memiliki tingkat kegagalan 0,2-0,8 persen.

C. Suntik

1. Pengertian

KB suntik adalah salah satu pilihan alat kontrasepsi yang bisa Anda gunakan
jika ingin mencegah kehamilan. Lama waktu penggunaan KB ini yakni sekitar 8-
13 minggu. Biasanya, lama waktu ini tergantung dari jenis KB suntik yang Anda
gunakan. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika tidak menggunakan alat kontrasepsi
lain, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual dengan pasangan dalam
kurun waktu tersebut.

2. Mekanisme kerja

KB suntik diberikan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke dalam


aliran darah. Sebelum pakai, Anda perlu tahu bahwa macam-macam atau jenis
KB suntik biasanya dibedakan dari dosis dan jangka waktu pemberiannya.

3. Jenis-jenis KB Suntik

Berikut adalah 2 jenis KB suntik yang paling sering digunakan:

a. Suntikan KB 1 bulan, merek dagang Cyclofem atau Mesigyna.

b. Suntikan KB 3 bulan, merek dagang Depo-Provera.


4. Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki


pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak
sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien
yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan
klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

5. Kontraindikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi


pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika
ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak
jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

6. Kelebihan

a. KB suntik efektif mencegah kehamilan

b. Tidak mengganggu aktivitas seks

c. KB suntik tergolong aman

d. Bermanfaat untuk kondisi kesehatan

7. Kekurangan

a. Menstruasi jadi tidak teratur

b. Timbul berbagai masalah kesehatan

c. Butuh waktu lama hingga masa subur kembali normal

d. Peningkatan berat badan

e. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual


8. Efek samping

a. Perubahan Siklus Menstruasi.

b. Berat Badan Naik.

c. Tidak Bisa Seketika Kembali Subur

d. Gairah Seks Menurun.

e. Sakit Kepala, Nyeri Payudara, dan Perubahan Mood.

f. Kepadatan Tulang Berkurang.

g. Timbul Jerawat

9. Lokasi Pemasangan

Suntik KB bisa dilakukan di area paha, di bagian bawah perut, lengan bagian
atas, dan pundak

10. Angka Kegagalan

Data WHO menunjukkan, tingkat kegagalan kontrasepsi suntik 60 per 1000


orang.

D. Kondom

1. Pengetian

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak dipilih karena
praktis, murah, dan mudah diperoleh. Penggunaan kondom secara benar dapat
membantu mencegah kehamilan sekaligus melindungi tubuh dari penyakit
menular seksual (PMS).

2. Jenis-jenis Kondom

a. Kondom lateks

b. Kondom plastik

c. Kondom kulit domba

d. Kondom dengan pelumas

e. Kondom spermisida.
3. Efektivitas

Tingkat efektivitas kondom secara teoritis mencapai angka 98%, apabila


digunakan dengan benar dan konsisten. Penggunaan kondom secara benar dan
konsisten mampu menurunkan risiko IMS/HIV dan memberi proteksi yang
maksimal. Konsisten berarti menggunakan kondom mulai dari awal sampai akhir
setiap kali berhubungan seksual.

4. Indikasi

Indikasi penggunaan kondom adalah semua pasangan usia subur yang ingin
berhubungan seksual namun belum menginginkan kehamilan, serta untuk
perlindungan maksimal terhadap IMS

5. Kontraindikasi

Kontraindikasi penggunaan kondom adalah apabila secara psikologis pasangan


tidak dapat menerima metode ini, malformasi penis, apabila salah satu pasangan
alergi terhadap karet lateks

6. Kelebihan

Keuntungan menggunaan kondom adalah sangat efektif sebagai alat


kontrasepsi bila digunakan secara benar, tidak mengganggu produksi air susu ibu
(ASI) bagi ibu yang menyusui, memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit
akibat hubungan seksual termasuk infeksi HIV, tidak memerlukan pemeriksaan
medis atau pengawasan ketat, murah dan dapat dibeli secara umum (tidak
memerlukan resep), metode sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda.

7. Kekurangan

Kerugian penggunaan kondom adalah angka kegagalan relatif tinggi, perlu


menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna
memasang kondom, perlu digunakan secara konsisten hati-hati dan terus-menerus
pada setiap berhubungan seksual, beberapa orang dapat alergi terhadap bahan
karet kondom sehingga menimbulkan iritasi.

8. Efek Samping
Kondom terbuat dari lateks tipis (karet), poliuretan atau poliisoprena, yang
dirancang untuk mencegah kehamilan dengan menghentikan sperma membuahi
sel telur. Tapi, lateks bisa memicu alergi pada salah satu pasangan. Hal inilah
yang bisa menyebabkan ruam, gatal-gatal dan hidung meler hingga menurunkan
tekanan darah

9. Lokasi Pemasangan

Lokasi pemasangan kondom yaitu pada bagian organ intim pria

10. Angka Kegagalan

Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per
100 perempuan per tahun. Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi
terhadap kondom karet. Alergi terhadap kondom karet.

E. Pil

1. Pengertian

Pil KB merupakan jenis alat kontrasepsi hormonal yang perlu dikonsumsi


secara teratur pada waktu yang sama setiap harinya agar efektif. Perlu diketahui
bahwa pil KB tidak bisa mencegah penularan penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS

2. Jenis-jenis pil

a. Pil kombinasi

1) Pil KB monofasik

2) Pil KB bifasik

3) Pil KB trifasik

4) Pil KB tetrafasik

b. Pil khusus

Pil KB khusus progestin (progesteron sintetis) ini biasanya dikenal dengan


nama pil mini. Pil KB ini hanya terdiri dari pil aktif, yang di dalamnya
terdapat progestin dengan jumlah yang konstan
3. Efektivitas/cara kerja

Cara kerja pil KB bergantung dari kandungannya, yaitu versi sintetis dua
hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh wanita: estrogen dan
progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita, dan tingkat naik-
turun hormon ini memainkan peran penting dalam kehamilan.

4. Efek samping

a. Mual

b. Flek atau perdarahan vagina di luar siklus menstruasi

c. Volume darah menstruasi lebih sedikit dari biasanya

d. Penurunan gairah seksual (libido)

e. Perubahan suasana hati

f. Sakit kepala ringan

g. Payudara bengkak atau sakit ketika disentuh

5. Indikasi

Menurut Saifuddin (2006; h. MK-50) indikasi kontrasepsi pil antara lain :

a. Usia reproduksi

b. Tidak memiliki anak, atau belum memiliki anak

c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode


menysui

d. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau memiliki


masalah dengan pembekuan darah

e. Pasca persalinan dan tidak menyusu

f. Pasca keguguran

g. Perokok segala usia

h. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan


estrogen
6. Kontraindikasi

a. Hamil (diketahui atau dicurigai);

b. Perdarahan saluran genitalia yang tidak terdiagnosis;

c. Penyakit arteri berta pada masa lalu atau saat ini;

d. Kelainan lipid berat;

e. Menderita penyakit

f. trofoblastik; f) Kehamilan ektopik sebelumnya; g) menderita penyakit hati,

g. adenoma atau kanker hati saat ini

7. Kelebihan

a. Mampu mengurangi gejala PMS (sindrom pramenstruasi).

b. Melindungi Anda dari penyakit radang panggul.

c. Mengurangi risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit payudara nonkanker.

d. Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi dengan cara


diminum.

e. Periode menstruasi lebih teratur, ringan, dan tidak terlalu menyakitkan.

f. Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim, dan usus besar.

g. Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB.

8. Kekurangan

a. Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin.

b. Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika
ingin mendapatkan perlindungan penuh.

c. Bisa meningkatkan tekanan darah.

d. Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri pada
payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.

e. Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-bulan


pertama pemakaian.
f. Dalam beberapa kasus dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan
kanker payudara.

9. Lokasi pemasagan/cara penggunaan

Penggunaan Pil KB yaitu dengan cara diminum

10. Angka Kegagalan

Angka kegagalan pil KB secara teoritis 0-2,1%Per sedangkan tingkat


kegagalan di lapangan lebih tinggi bisa yaitu 0,7- 9,6% (Hartanto, 2010 dalam
Ermawati, 2013).

KONTRASEPSI NON HORMONAL

A. Senggama terputus (coitus interuptus)

1. Pengertian

Senggama terputus atau coitus interuptus merupakan metode kontrasepsi


zaman dahulu ketika obat dan peralatan medis belum banyak berkembang. Tanpa
menggunakan alat atau obat tertentu, senggama terputus dilakukan dengan
menarik penis keluar sebelum ejakuasi terjadi.

2. Cara Kerja

Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam


vagina sehigga tidak ada pertemuan antara sel sperma dan sel ovum, dan
kehamilan dapat di cegah.

3. Kelebihan

a. Efektif bila dilaksankan dengan benar

b. Tidak mengganggu produksi ASI

c. Tidak ada efek samping

d. Dapat digunakan sebagai metode pendukung kb lainnya

e. Dapat digunakan setiap waktu

f. Tidak membutuhkan biyaa

g. Meningkjatkan keterlibatan suami dalam menggunakan KB


h. Untuk pasangan, memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian
yang sangat dalam

4. Kekurangan

Efektivitas senggama terputus terbilang cukup rendah, yaitu sebesar 70 persen.


Artinya, dari 100 pasangan yang melakukan praktik kontrasepsi ini, 30 pasangan
tetap mengalami kehamilan. Oleh karena itu, kontrasepsi ini tak terlalu dianjurkan
oleh kalangan medis.

5. Indikasi

a. Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam ber KB

b. Pasangan yg taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak


memakai metode lain

c. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

d. Pasangan yg memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang


lain

e. Pasangan yg butuh metode pendukung

f. Pasangan yg melakukan hub seksual tdk teratur

6. Kontraindikasi

a. Suami dengan pengalaman ejakulasi dini

b. Suami yang sulit melakukan senggama terputus

c. Suami yg memiliki kelainan fisik

d. Suami yg memiliki kelainan psikologis

e. Istri yang punya pasangan sulit bekerja sama

f. Pasangan yang kurang dapat berkomunikasi

g. Pasangan yg tidak bersedia melakukan senggama terputus

7. Angka Kegagalan

Senggama terputus dianggap paling tidak efektif. Itu karena menurut Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan bahwa metode ini
memiliki tingkat kegagalan 22 persen
B. Kontrasepsi kalender

1. Pengertian

Sistem KB kalender adalah salah satu metode mencegah kehamilan dengan


memanfaatkan kalender sebagai alat pemantau siklus masa subur.

Saat menggunakan metode ini perempuan harus mencatat kapan siklus


menstruasi yang mereka jalani dan dijadikan sebagai penghitungan masa subur di
siklus berikutnya

2. Efektivitas

Efektivitas metode ini sangat bergantung pada kondisi wanita dan juga
pasangannya. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan
metode KB kalender di antaranya:

 Metode pelacakan kesuburan mana yang kamu gunakan

 Seberapa teratur siklus menstruasi kamu

 Seberapa andal atau akurat kamu melacak siklus menstruasi

 Berapa lama kamu tidak melakukan hubungan seks di sekitar tanggal ovulasi

3. Kelebihan

a. Murah dan butuh biaya yang sangat sedikit

b. Aman digunakan

c. Tidak memerlukan konsumsi obat-obatan yang mungkin bisa berdampak


pada kesehatan

d. Tidak memiliki efek samping

e. Dapat dihentikan dengan mudah dan segera jika kamu dan pasangan
memutuskan ingin hamil

4. Kekurangan

a. Harus secara konsisten mencatat siklus menstruasi setidaknya 6 bulan


sebelum benar-benar mengaplikasikannya

b. Tidak boleh berhubungan seks saat masa subur apalagi tanpa pengaman
c. Kedua anggota pasangan harus terlibat dalam proses tersebut

d. Tingkat kegagalan sistem KB kalender lebih tinggi ketimbang kontrasepsi


lain seperti pil KB, suntik KB susuk KB, atau kontrasepsi lain

e. KB kalender tidak melindungi dari infeksi menular seksual, seperti klamidia,


herpes, atau HIV

f. Membatasi hubungan seksual yang dilakukan secara spontan

5. Indikasi

a. Tidak melakukan sanggama pada masa subur.

b. Wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14
dari haid yang akan datang

c. Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan


pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur
haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan
pada tahun-tahun menjelang menopaus.

d. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

e. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

f. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

g. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

h. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

i. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

6. Kontraindikasi

a. Variasi Siklus > 8 Hari

b. Siklus < 25 Hari

c. Siklus Tidak Teratur

d. Setelah Melahirkan Dan Selama Menyusui

7. Angka kegagalan
Menurut penelitian, penggunaan KB kalender memiliki tingkat kegagalan hingga
24%. Hal ini bisa disebabkan banyak hal, salah satu yang paling sering adalah
karena salah lupa mencatat periode haid setiap bulan. Beberapa wanita salah
menghitung masa awal periode haid dengan dihitung sejak berhentinya
pendarahan

C. Suhu Basal

1. Pengertian

Suhu basal tubuh adalah suhu ketika tubuh sedang beristirahat, misalnya ketika
bangun tidur di pagi hari. Untuk mengetahui suhu basal tubuh, Anda bisa
memakai termometer digital.

2. Efektivitas

Efektivitas dari metode ini adalah sekitar 80 persen. Metode kontrasepsi ini
dengan menghitung peningkatan suhu tubuh sebelum melakukan hubungan
seksual. Suhu basal tubuh wanita saat sedang dalam masa ovulasi berbeda dengan
suhu tubuh sehari-hari

3. Kekurangan

a. Membutuhkan motivasi.

b. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami.

c. Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, stres, alkohol
dan onat-obatan, misalnya aspirin.

d. Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari ini
akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal.

e. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk


mencapai kehamilan..

f. Mambutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanya mendeteksi


pascaovulasi

4. Kelebihan

a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.


b. Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara
mendeteksi ovulasi.

c. Dapat membantu menunjukkan perubahan tubuh lain seperti lendir serviks.

d. Berada dalam kendali wanita.

e. Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan

5. Indikasi

Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode
kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

6. Kontraindikasi

a. Penyakit.

b. Gangguan tidur.

c. Merokok dan atau minum alkohol.

d. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.

e. Stres.

f. Penggunaan selimut elektrik

7. Angka kegagalan

Angka kegagalan dari metode suhu badan basal adalah 0.3 – 6.6 kehamilan
pada 100 wanita per tahun

KONTAP (KONTRASEPSI MANTAP)

A. Metode Operasi Wanita (MOW)

1. Pengertian

Kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi atau juga dapat
disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur
sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur sehingga sel telur tidak
bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan. Sangat
efektif (0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun pertama penggunaan)
dan efektif 6-10 minggu setelah operasi (Triyanto dan Indriani, 2019).
2. Jenis-Jenis prosedur

 Laparoskopi

 Minilaparotomi.

3. Cara Kerja

Cara kerja tubektomi adalah dengan mengikat tuba falopi sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum (Mega dan Wijayanegara, 2017).

4. Indikasi tubektomi

a) Umur lebih dari 26 tahun

b) Anak lebih dari 2 orang

c) Yakin telah mempunyai keluarga dengan jumlah yang diinginkan

d) Ibu pasca persalinan

e) Pasien paham dan setuju dengan prosedur tubektomi terutama


pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi ini dengan risiko dan
sifat permanennya kontrasepsi ini (Mulyani dan Rinawati, 2013).

5. Kontraindikasi tubektomi

a) Hamil atau diduga hamil

b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

c) Belum memberikan persetujuan tertulis

d) Tidak boleh menjalani prosespembedahan

e) Usia di bawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak (Mega
dan Wijayanegara, 2017).

6. Kelebihan

a. Anda tidak harus ingat untuk minum pil setiap hari dalam pelaksanaan
program keluarga berencana (KB)

b. Setelah prosedur tubektomi selesai, itu adalah bentuk pengendalian


kelahiran yang sangat efektif

c. Tubektomi tidak mengganggu hubungan seksual


d. Tidak ada efek samping jangka panjang yang signifikan

7. Kekurangan

a. Karena tuberktomi bersifat permanen dan sulit untuk dikembalikan,


beberapa orang menyesal melakukannya, terutama jika keadaan mereka
berubah

b. Tubektomi tidak melindungi dari penyakit menular seksual (PMS),


termasuk infeksi human immunodeficiency virus (HIV)

c. Ada kemungkinan komplikasi terkait operasi jangka pendek seperti


ketidaknyamanan, infeksi, memar atau perdarahan di lokasi operasi, dan
kemungkinan reaksi terhadap anestesi

d. Saluran tuba bisa tersambung kembali, tapi ini sangat jarang terjadi

8. Efek Samping

 Rasa nyeri pada luka operasi,

 Merasa lelah, Pusing,

 Sakit atau kram perut,

 Nyeri bahu,

 Perut kembung

9. Angka Kegagalan

Angka kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan
selma tahun pertama penggunaan.

B. Metode Operasi Pria (MOP)

1. Pengertian

Metode operasi pria yang dikenal dengan nama vasektomi merupakan operasi
kecil yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan pada pria. Bekas operasi hanya
berupa satu luka di tengah atau luka kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung
buah pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport
spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria) (Mega dan
Wijayanegara, 2017).

2. Efektivitas

Vasektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi pada pria yang dinilai
paling efektif. Prosedur ini bersifat permanen, tetapi pria tetap bisa melakukan
ejakulasi.

3. Keuntungan

a) Tidak ada kematian

b) Pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit

c) Dilakukan anatesi lokal

d) Tidak mengganggu hubungan sex

e) Tidak memerlukan biaya banyak

4. Kekurangan

a) Harus dilakukan pembedahan

b) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak

c) Masih memungkinkan terjadi komplikasi (misal perdarahan, nyeri, dan


infeksi).

d) Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk


HIV/AIDS (Mulyani dan Rinawati, 2013).

5. Indikasi

a. Pasangan yang sudah tidak ingin menambah jumlah anak.

b. Istri yang tergolong sebagai kelompok yang berisiko tinggi untuk hamil
atau untuk suami yang istrinya tidak dapat dilakukan minilaparotomi atau
laparoskopi.

c. Akibat usia atau kesehatan pihak istri termasuk risiko untuk hamil.

6. Kontraindikasi

a. Jika ada peradangan pada kulit sekitar skrotum sebaiknya disembuhkan


terlebih dahulu
b. Penderita Hernia

c. Perdarahan

d. Hematoma

e. Keadaan jiwa tidak stabil (Mega dan Wijayanegara, 2017).

7. Efek Samping

a. Komplikasi pasca bedah : perdarahan, hematoma, rasa nyeri, pegal dan


infeksi.

b. Komplikasi jangka panjang: spermatik granuloma, kemungkinan


rekanalisasi.

c. Sperma granuloma

d. Efek sistemik dari kontap pria.

e. Efek psikologis dari kontap pria.

8. Angka Kegagalan

Angka Kegagalan : 0 – 2,2 %, umunya < 1 %.

Anda mungkin juga menyukai