Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU:

LENI LANDUDJAMA, Skep, Ns, MKep

Disusun oleh:

YULINDA LIHA LONI

(PO5303203200747)

Tingkat 2B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKSES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2020/202


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa karna telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.atas rahmat dan
hidayahNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Dokumentasi dalam keperawatan
dengan judul makalah “Sistem Informasi Kesehatan” tepat pada waktunya.adapun makalah
ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen Leni Landudjama, Skep, Ns, Mkep pada mata
kuliahcaring dalam keperawatan

Dalam penulisan makalah ini banyak mengalami kesulitan terutama di sebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.namun,berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna.dengan masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini.oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, dengan harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih
sempurna lagi dan berguna bagi kita semua.

Waingapu, 30 september 2021

YULINDA LIHA LONI


DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian..................................................................................................................................6
B. Kedudukan System Informasi Kesehatan Dalam System Kesehatan National...........................7
C. Masalah – Masalah Yang Terjadi Dalam Penerapan System Informasi Kesehatan...................8
D. Sistem informasi puskesmas ( SIP)............................................................................................9
E. Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).........................................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundangundangan
yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya
hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi
juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan
tidak tepat waktu.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada
akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah
memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit
Husada. Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga
berusaha mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah
sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya
komputerisasi dalam bidang per-rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang
cukup memuaskan semua pihak. Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem
informasi tersebut, lebih disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik,
dimana identifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors)
dalam implementasi sistem informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Di Maksud Dengan Pengertian Sistem Informasi Kesehatan?
2. Bagaimana Kedudukan System Informasi Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan
National?
3. Apa Sajah Masalah-Masalah Yang Terjadi Dalam Penerapan System Informasi
Kesehatan
4. Apa Yang Di Maksud Sistem Informasi Puskesmas ( SIP)
5. Apa Yang Di Maksud Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA)

C. Tujuan
1. Ingin Mengetahui Pengertian Sistem Informasi Kesehatan?
2. Ingin Mengetahui System Informasi Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan
National?
3. Ingin Mengetahui Masalah-Masalah Yang Terjadi Dalam Penerapan System
Informasi Kesehatan
4. Ingin Mengetahui Sistem Informasi Puskesmas ( SIP)
5. Ingin Mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
PengertianManajemen Sistem Informasi Kesehatan Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam literature lain
menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkt pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Informasi kesehatan selalu diperlukan
dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan
pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan program-program
kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-
undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya
saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya
hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan
komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak
tepat dan tidak tepat waktu.
B. Kedudukan System Informasi Kesehatan Dalam System Kesehatan National
SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa
Indonesia secaraterpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalamPembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga
merupakan wujud dansekaligus metode penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap
langkah guna menjamin tercapainyatujuan pembangunan kesehatan.

Kedudukan System Kesehatan Nasional:

1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah system penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan
berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesian dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
2. Kedudukan SKN Terhadap Sistem Nasional Lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya
menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari
berbagai sektor lain terkait yang terwujud dalam berbagai bentuk system nasional.
Dengan demikian, SKN harus berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sitem
nasional tersebut, seperti :
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Sistem Perekonomian Nasional
c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional
d. Sistem Hankamnas, dan
e. Sistem-sistem Nasional Lainnya.

Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong


kebijakan dan upaya dari berbagai system nasional sehingga berwawasan
kesehatan. Dalam arti system-sistem nasional tersebut berkontribusi positif
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.

3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Di Daerah


SKN merupakan acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di daerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan termasuk swasta
Keberhasilan pembanguna kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan system
nilai dan budaya masyarakat yang secara berama terhimpun dalam berbagai
system kemasyarakatan. SKN merupakan bagian dari system kemasyarakatan
yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan
ligkungan sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
 
C. Masalah – Masalah Yang Terjadi Dalam Penerapan System Informasi
Kesehatan
Melihat Sistem In!ormasi Kesehatan yang ada di Indonesia, maka kita
bisamenilai bahwa penerapannya masih cukup kurang. Khususnya untuk
Surveilans yang ber!ungsi untuk menggambarkan segala situasi yang
adakhususnya perkembangan penyakit sehingga berpengaruh terhadap
derajatkesehatan setiap individu di dalam populasi yang ada. Perkembangan
danmasalah sistem in!ormasi kesehatan antara lain :
1. Upaya kesehatan
Akses pada pelayanan kesehatan secara nasional mengalami peningkatan.
Namun pada daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, serta pulau-pulau
kecil terdepan dan terluar masih rendah.
2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan sudah semakin meningkat dari tahun ke tahun,
namun psersentase terhadap seluruh APBN belum meningkat.
3. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Upaya pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
belum memadai. Baik jumlah, jenis, maupun kualitas tenaga
kesehatanyang dibutuhkan. Selain itu, distribusi tenaga kesehatan masih
belum merata. Jumlah dokter Indonesia masih termasuk rendah.
4. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan
Pasar sediaan !armasi masih di dominasi oleh produksi domestik,
sementara itu bahan baku impor mencapai 8.5% dari kebutuhan.
DiIndonesia terdapat 9.600 jenis tanaman berpotensi mempunyai efek
pengobatan, dan baru 300 jenis tanaman yang telah digunakan sebagai
bahan baku. Penggunaan obat nasional belum dilaksanakan di seluruh
Fasilitas pelayanan kesehatan, masih banyak pengobatan yang
dilakukantidak sesuai dengan Formularium.
5. Manajemen dan Informasi Kesehatan
Perencanaan pembangunan kesehatan antara pusat dan Daerah belum
sinkron. Sistem in!ormasi kesehatan menjadi lemah setelah
menerapkankebijakan desentralisasi. Data dan in!ormasi kesehatan untuk
perencanaan tidak tersedia tepat waktu. Sistem In!ormasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS) yang berbasis !asilitas sudah mencapai tingkat
kabupaten' kotanamun belum diman!aatkan. -asil penelitian kesehatan
belum banyak diman!aatkan sebagai dasar perumusan kebijakan dan
perencanaan program. Surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh.

           
D. Sistem Informasi Puskesmas ( SIP)
Sistem informasi kesehatan merupakan gabungan perangkat dan proseduryang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan datasampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakantepat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program
kesehtan mulaidari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga evaluasi.
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang
pelayanankesehatan masyarakat. Sistem informasi puskesmas (Simpus) yaitu
seluruhkegiatan puskesmas mulai dari registrasi, tindakan medis atau pengobatan,
farmasiatau apotik, serta manajemen terhubung menjadi satu dengan sistem real
online (upto date). Setiap saat manajemen atau pihak yang berkepentingan dapat
memonitor perkembangannya.
Simpus merupakan sebagian kemampuan sistem informasi manajemen puskesmas
yang terintegrasi,disamping keuntungan lain seperti:
1. Pencatatan medical record
2. Kecepatan pelayanan administrasi
3. Pembuatan laporan data penyakit secara cepat dan akurat
Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam
puskesmaskeberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang
untukmeningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada. Perencanaan suatu
sisteminformasi puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor
yakniinfornasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen puskesmas
yang bersangkutan. Secara agris besar struktur manajemen puskesmas dapat
dibagimenjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada
bagianstruktural lebihg berhubungan dengann penanganan aspek administratif dan
puskesmas yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan
aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada
pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar
pengembangansistem informasi puskesmas adalah faktor keamanan, baik
keamanan terhadaptransmisi data maupun keamana terhadap isi informasi atau
information content.Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya
terhadap masalahkeamanan sistem informasi di puskesmas adalah bagian
pelayanan di BP. Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama
yaitu data hasil pemeriksaandan data diagnosis,dimana kedua jenis data tersebut
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pasien.

E. Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)


Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah
yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi
seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik
pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Pemanfaatan
teknologi informasi komunikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sudah
dimulai sejak dekade delapan puluhan.
Pada masa itu Departemen Kesehatan RI melalui Pusat Data Kesehatan
(PUSDAKES) memanfaatkan teknologi informasi dengan system Electronic Data
Processing (EDP) namun hal ini baru diterapkan di tingkat pusat. Komitmen
bersama antar pemimpin birokrasi bidang kesehatan untuk mendayagunakan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan,
baik di kabupaten/kota, provinsi, dan pusat menemui berbagai kendala dan
hambatan termasuk kurangnya dana dan tidak adanya payung hukum (PP)
membuat SIK kurang optimal dan belum berdaya guna. Pada era sembilan
puluhan Departemen Kesehatan telah mengembangkan Sistem Informasi
Puskesmas (SP2TP), Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Surveilans Penyakit
bahkan Sistem Informasi Penelitian & Pengembangan Kesehatan.
Namun masing-masing sistem tersebut belum terintegrasi dengan baik dan
sempurna. Pada tahun 2002 Menteri Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No.511 tentang “Kebijakan & Strategi Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS)” dan Kepmenkes No.932 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA)”. Sistem Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA) di Kabupaten/kota adalah sebagai bagian sub sistem SIKDA
yang ada di provinsi, sedangkan SIKDA yang ada di provinsi adalah bagian sub
sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
SIKDA seharusnya bertujuan untuk mendukung SIKNAS, namun dengan
terjadinya desentralisasi sektor kesehatan ternyata mempunyai dampak negatif.
Terjadi kemunduran dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan secara
nasional, seperti menurunnya kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian data
SP2TP/SIMPUS, SP2RS dan profil kesehatan.
Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkat
sebagai berikut:
1. Tingkat Kabupaten/Kota Terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan
dasar lainnya, dinas kesehatan kabupaten/kota, instalasi farmasi
kabupaten/ kota, rumah sakit kabupaten/kota, serta pelayanan kesehatan
rujukan primer lainnya.
2. Tingkat Provinsi Terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi,
dan pelayanan kesehatan rujukan sekunder lainnya.
3. Tingkat Pusat Terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan
Pelayanan kesehatan rujukan tersier lainnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundangundangan
yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana
keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang
menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi
serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan
komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak
tepat dan tidak tepat waktu.
B. Saran
Sudah selayaknya diman!aatkan dengan maksimal apa yang dilakukanoleh
Depkes dengan menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepadaDinas
Kesehatan Provinsi dan Kab'Kota di seluruh Indonesia. Banyak man!aatyang bisa
diraih dengan adanya fasilitas tersebut.
Komunikasi dan in!ormasiyang makin intensi! dan lancar tentunya antara
Depkes susat dengan DinasKesehatan provinsi maupun Kab'kota, juga antar Dinas
Kesehatan di seluruh Indonesia. Mari man!aatkan semua fasilitas itu dengan harapan
akan dapatmeningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Gemala, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan, (UI Press, Jakarta: 2008)

Menhukham, Peraturan Pemerintah no.72 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Jakarta,Sek.Kabinet

RI, Agustus 2012)

Astiena, Dr. Adila Kasni, MARS. 2009. Materi Kuliah Pembiayaan Pelayanan Kesehatan. Program

Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. 2009. Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai