Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MASYARAKAT


DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU SUMBA TIMUR

Proposal Di Anjurkan Sebagai Persyaratan Untuk Melaksanakan Penelitian


Dalam Rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

OLEH

Daniel Umbu Dodu


PO5303203200712

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MASYARAKAT


DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAINGAPU SUMBA TIMUR

Proposal Di Anjurkan Sebagai Persyaratan Untuk Melaksanakan Penelitian


Dalam Rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh

DANIEL UMBU DODU


NIM : PO. 5303203200712

Telah Disetujui Untuk Di Ujikan di Depan Dewan Penguji Proposal


Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
Pada Tanggal:
…………………………..
Pembimbing

Bdn. Maria Ch, Endang Sukartiningsih, SST., M.Kes


NIP :19680508 200212 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan Waingapu

Maria Kareri Hara,S.kep.Ns.,M,Kep


NIP : 19670210 198903 2001

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
sesuai harapan dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Masyarakat
Dengan Pencegahan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Sumba Timur”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Maria Ch. Endang Sukartiningsih,
SST., M.Kes. selaku pembimbing sekaligus penguji II yang telah meluangkan
waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
dalam pembuatan Proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih yang sama pula
penulis sampaikan kepada Ibu Adriana Nara, SSiT, M.Kes. selaku penguji I yang
telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan
Proposal penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Irfan, SKM, M.Kes. Sebagai Direktur politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang yang telah mengijinkan penulis menempu Pendidikan
Di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan
Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S.Kep.,Ns.,M.Kes. sebagai ketua Program Studi
Keperawatan Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Studi Keperawatan
Waingapu.
3. Bapak ………………. selaku Kepala Puskesmas Waingapu yang sudah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja
Puskesmas Waingapu.

2
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan
selama dibangku kuliah.
5. Kepada keluarga khususnya Papa Mama dan adik tersayang yang
memberikan dukungan doa dan selalu mendukung penulis dalam meraih
cita-cita sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kepada teman-teman khususnya kelas B serta semua pihak yang penulis
tidak bisa sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu
memberikan ilmunya kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dalam bidang keperawatan.

Waingapu, Juni 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL PENELITIAN…………………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………............................. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. vi
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….. Vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………...
1.4 Keaslian Penelitian…………………………………………….............
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Penyakit TB…………………………………………….
2.2 Konsep Dasar Kelambu……………………………………………….
2.3 Konsep pengetahuan………………………………………………….
2.4 Konsep sikap…………………………………………………………..
2.5 Konsep masyarakat……………………………………………………
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka konsep………………………………………………………
3.2 Defenisi operasional…………………………………………………...
BAB 4 METEDOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian………………………………………………………
4.2 Populasi Dan Sampel………………………………………………….
4.3 Variabel Penelitian…………………………………………………….

4
4.4 Instrumen Penelitian…………………………………………………..
4.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian…………………………………………
4.6 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….
4.7 Analisa Data………………………………………………………….
4.8 Etika Penelitian……………………………………………………….
4.9 Jadwal Penelitian………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tuberkulosis (TB) yang dikenal dengan singkatan TBC merupakan

penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di

dunia setelah HIV, penyakit ini disebabkan oleh basil bakteri micobakterium

tuberculosis, tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun

tetapi yang sering dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru

paru, penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap

TBC kemudian batuk atau bersin yang menyemburkan air liur yamg telah

terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah

terhadap penyakit tuberkulosis walaupun biasanya menyerang paru paru,

tetapi penyakit ini juga dapat juga memberi dampak pada pada tubuh lainnya

yaitu sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, (……………………)

Menurut Word Health Organization (WHO) Global, pada tahun 2020

data kasus TB diperkirakan ………………………………………..

Data TB di Indonesia pada tahun 2020………, tahun 2021……..,

2022…….

Kasus TB di NTT merupakan…………………………

6
Menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur

menjelaskan bahwa kasus TB pada tahun 2019…….., tahun 2020……….dan

tahun 2022……..

Data kasus TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu

………………

Upaya untuk pencegahan Penyakit TB Paru yang dilakukan di Sumba

Timur antara lain………….

Seorang terinfeksi TB paru akan menimbulkan berbagai dampak di

kehidupannya, baik secara fisik, mental maupun sosial. Secara fisik, seseorang

yang telah terinfeksi TB paru akan sering batuk, sesak napas, nyeri dada, berat

badan dan nafsu makan menurun serta berkeringat dimalam hari. Semua hal

itu tentunya akan mengakibatkan seseorang tersebut menjadi lemah. Secara

mental, seseorang yang telah terinfeksi TB paru umumnya akan merasakan

berbagai ketakutan didalam dirinya, seperti ketakutan akan kematian,

pengobatan efek samping dalam upaya pengobatan, kehilangan pekerjaan,

kemungkinan menularkan penyakit keorang lain, serta ketakutan akan ditolak

dan diskriminasi oleh orang orang yang ada disekitarnya.

Pengetahuan……………

Motivasi…………..

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana “Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Masyarakat Dengan


Pencegahan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Sumba
Timur”

7
1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum:

Untuk Mengetahui “Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Masyarakat

Dengan Pencegahan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Waingapu Sumba Timur”

1.3.2 Tujuan Khusus:

1. Untuk menganalisis “Hubungan Pengetahuan Dengan Pencegahan

Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Sumba

Timur”

2. Untuk menganalisis “Hubungan Motivasi Dengan Pencegahan

Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Sumba

Timur”

1.4 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Desain Variabel Instrumen Analisis Hasil


1. Dwi Jata, Hubungan Pengetahuan, Hasil uji chi
Nyoman perilaku sikap, tindakan, square di
Adi masyarakat dalam kebiasaan peroleh nilai
Putra, pemberantasan gantung signifikansi di
I.B.G. sarang Nyamuk Cross pakaian, Kuesioner Chi- wilayah kerja
Pujaasta dan faktor Section keberadaan square Puskesmas I
wa, 2018 lingkungan al jentik, Densel sebesar
dengan kejadian keberadaan p=0,00 lebih
Demam Berdarah kontainer air kecil dari á =
Dengue di yang terbuka, 5% (0,00 <
wilayah genangan air 0,05) dan di
puskesmas I dan kejadian wilayah kerja

8
Denpasar Timur DBD Puskesmas I
Dentim sebesar
p=0,00 lebih
kecil dari á =
5% (0,00 <
0,05). Hal ini
menunjukkan ke
dua wilayah
kerja puskesmas
ada hubungan
antara tingkat
pengetahuan
dengan kejadian
DBD.
2. I N Gede Hubungan faktor Kepadatan Hasil penelitian
Suyasa, lingkungan dan penduduk, ada hubungan
N Adi perilaku Cross penyediaan Kuesioner Chi- yang signifikan
Putra, I masyarakat Section tempat sampah, square antara perilaku
W Redi dengan al kondisi masyarakat
Aryanta, keberadaan lingkungan dengan
2019 Vektor Demam pasar, keberadaan
Berdarah Dengue pengetahuan, vektor nyamuk
di Wilayah Kerja sikap dan Aedes Aegypti
Puskesmas I tindakan. di wilayah kerja
Denpasar Selatan Puskesmas I
Denpasar
Selatan

3. Martha Hubungan Hasil penelitian


Ra Mete, Pemberantasan membuktikan
Swaidatu Sarang Nyamuk Cross Pemberantasan Kuesioner Fisher's sebagian besar
l dengan Perilaku Section Sarang Nyamuk, Exact (62,9%)
Masluhiy Keluarga pada al Perilaku responden
a kejadian Dengue keluarga melakukan
Perwiran Hemorrhagic pemberantasan
ingtyas, Fever (DHF) anak sarang nyamuk
2019 di wilayah Kerja (PSN) kategori
Puskesmas Gribig kurang, hampir
Kota Malang seluruh (85,7%)
responden
memiliki
perilaku

9
pencegahan
DHF kategori
kurang dan
sebagian besar
(54,3%)
responden
mengalami
kejadian Dengue
Hemorrhagic
Fever (DHF)
kategori sedang.
Hasil uji Fisher's
Exact
menunjukan p
Value (0,000) <
(0,05) yang
artinya ada
hubungan
pemberantasan
sarang nyamuk
(PSN) dengan
perilaku
keluarga pada
kejadian Dengue
Hemorrhagic
Fever (DHF)
anak di wilayah
kerja puskesmas
Gribig Kota
Malang.

10
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Tuberkulosis

2.1.1 Pengertian

Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang

masih menjadi masalah dalam masyarakat kita. Penyakit tuberkulosis

paru dimulai dri tuberkulosis paru, yang berarti suatu penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang(basil) yang dikenal

dengan nama Mycobakterium Tuberkulosis. Penularan penyakit ini

melalui perantara atau dahak penderita yang mengantung tubrkulosis

paru. Jika seseorang telah terjangkit bakteri penyebab tuberkulosis,

akan berakibat buruk seperti, menurunnya daya kerja atau produktivitas

kerja, melularnya pada orang lain terutama pada keluarga yang

bertempa tingal serumah, dan dapat memyebabkan kematian. Pada

penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang ialah paru

paru (95,9). Tuberkulosis mampu bertahan di udara kering maupun

basah, bahkan dapat hidup bertahun tahun dalam lemari es, hal ini dapat

terjadi apabia kuman dalam sifat dormant (tidur) .

2.1.2 Etiologi

Etiologi tuberkulosis paru adalah bakteri Mycobacterium

tuberkulosis. Bakteri ini berbentuk batang yang telah tahan asam atau

11
sering disebut sebagai basil tahan asam, intraseluler, dan bersifat

aerob. Basil ini berukuran 0,2-0,5 x 2-4,tidak berspora, non

motil ,serta bersifat fakultatif. Dinding sel bakteri glikopolid rantai

panjang bersifat mikolik, kaya akan asam, dan fosfolipoglikan. Kedua

komponen ini memproteksi kuman terhadap serangan sel liposom

tubuh dan juga dapat menahan zat pewarna fuching setelah

pembilasan asam.(pewarna tahan asam).

Diketahui bahwa manusia adalah sebagai inang (host) terhadap

pertumbuhan dan perkembangbiakan basil tersebut. Transmisi

organisme ini secara primer terjadi melalui droplet diudara yang

berasal dari individu yang mengidap TB aktif, atau dalam stadium

infeksium TB.

2.1.3 Patofisiologi Tuberculosis paru

Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara langsung

dari penderita penyakit tuberculosis kepada orang lain. Dengan demikian,

penyakit tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan

orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur atau

ruangan kerja yang sama. Penyebaran penyakit tuberculosis sering tidak

mengetahui bahwa ia menderita sakit tuberculosis. droplet yang

mengandung basil tuberculosis yang dihasilkan dari batuk dapat melayang

di udara sehingga kurang lebih 1-2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar

matahari serrta kualitas ventilasi ruangan dan kelembapan. Pada tempat

terdamparnya, basil tuberculosis akan membentuk suatu fokus infeksi

primer berupa tempat pembiakan basil tuberculosis tersebut dan tubuh

12
penderita akan memberikan reaksi inflamasi. Setelah infeksi tersebut akan

menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinasi

yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, sehingga

berkurang atau tidaknya jumlah kumantergantung pada jumlah makrohage.

Karena fungsi dari makrofage adalah membunu kuman atau basil apabila

proses ini berhasil dan makrofage lebih banyak maka klien akan sembuh

dan daya tahan tubuh nya akan meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya

menurun pada saat itu makan kuman tersebut akan berangsang di dalam

jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji-biji kecil sebesar

kepala jarum). Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan

bergabung menjadi satu dan lama-lama akan timbul perkejuan di tempat

tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis tersebut dikeluarkan saat penderita

batuk yang menyebabkan pembuluh darah picah, maka klien akan batuk

darah

2.1.4 Tanda dan gejala tuberkulosis paru

Ada beberapa tanda dan gejala saat seseorang terjangkit penyakit

tuberkulosis paru, antara lain.

a) Batuk –batuk berdahak lebih dari dua minggu.

b) Batuk – batuk dengan mengeluarkan darah atau perna mengeluarkan

darah.

c) Dada terasa sakit atau nyeri.

d) Dada terasa sesak pada waktu bernapas.

Bakteri tuberkulosis paru mempunyai masa inkubasi, mulai dari

terinfeksi sampai pada lesi primes muncul, kurang lebih 4-12 minggu.

13
Sedangkan untuk pulmonair progressif dan exrapulmonair, tuberkulosis

biasanya memakan waktu yang lebih lama, sampai berapa tahun.

Tingkat atau derajat penularan penyakit ini tergantung pada banyaknya

basil tuberkulosis dalam sputum,virulensi atas, basil yang peluang

adanya pencermataan udara dari batuk, bersin, dan berbicara

keras.sedangkan tingkat kepekaan paling rendah terjadi pada anak akhir

usia 12-13 tahun, dan dapat meningkatkan lagi pada saat remaja dan awal

masa tua.

2.1.5 Penularan Kuman Tuberkulosis

Banyak kuman dalam paru –paru penderita menjadi satu indikasi

tercepat penularan penyakit tuberkulosis ini terjadi di udara melalui

dahak yang berupa droplet. Bagi penderita tuberkulosis yang memiliki

banyaka sekali kuman, dapat terlihat lansung dengan mikroskop pada

pemeriksaan dahaknya. Hal ini tentunya sangat menular dan berbahaya

bagi lingkungan penderia . Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman

T paru dan BTA poesetif berbentuk droplet sangat kecil ini akan

berterbangan di udara. Droplet yang sangat kecil ini kemudian mengering

sangat cepat dan menjadi droplet yang mengandunng kuman

tuberkulosis. Kuman ini dapat bertahan di uadara selama beberapa jam

lamanya. Sehingga cepat atau lambat droplet yang mengandung unsur

kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila droplet ini

telah menghirup dan bersaing didalam paru paru seseorang, maka kuman

ini akan mulai membela diri atau berkembang biak. Dari sinilah akan

14
terjadi akan terjadi suatu infeksi dari suatu penderita kecalon penderita

lain ( mereka yang telah terjangkit penyakit).

2.1.6 Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis

Banyak penyakit tuberkulosis ini dapat dapat diklasifikasi menjadi dua

yaitu

a) Tuberkulosis paru

Penyakit ini merupakan bentuk yang paling dijumpai yaitu 80% dari

semua penderita.

Tuberkulosis yang menyerang paru paru ini merupakan satu satunya

bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia lain, asal kuman

bisa keluar dari si penderita.

b) Tuberkulosis Ekstra Paru

Penyakit ini merupakan bentuk penyakit TBC yang menyerang organ

tubuh lain, selain paru paru, seperti pleura, kelenjar limfe, persendian

tulang belakang, saluran kencing, dan susunan sistem saraf pusat.

2.1.7 Pathway

15
Gambar 2.1 Pathway

2.2 Konsep Pengetahuan

2.3 Konsep Montivasi

2.4 Kosep Masyarakat

16
BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Pencegahan TB
Paru

Motivasi

17
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Tanda penghubung

3.2 Hipotesis Penelitian


a. Ada hubungan Perilaku Keluarga dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Kambajawa Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur.
b. Ada hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue di Kelurahan Kambajawa Wilayah Kerja Puskesmas
Waingapu Kabupaten Sumba Timur.

18
3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Independen Bentuk dari segala macam Keluarga dapat
Pengetahuan pengalaman serta hubungan
Masyarakat timbal balik antara manusia Kuesioner Ordinal Baik bila
dengan lingkungannya yang menjawab 50-
diwujudkan dalam bentuk 100%
pengetahuan, sikap dan Tidak baik bila
tindakan. menjawab
<50%.
Independen Kondisi fisik / sanitasi 1.
Motivasi rumah yang berhubungan Kuesioner Nominal Baik bila
Masyarakat dengan kejadian DBD menjawab 50-
100%
Tidak baik bila
menjawab

19
<50%.
Dependen Suatu kejadian mengenai Ada dan tidaknya Kuesioner Nominal Jika Ya diberi
Pencegahan penyakit Demam berdarah kasus kejadian nilai 1
TB Paru dengue penyakit DBD di Jika Tidak diberi
keluarga nilai 0

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Observasional Analitik. metode
Observasional Analitik adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan
suatu situasi atau keadaan. Peneliti mencari hubungan antara variabel Perilaku
Keluarga dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue di Kelurahan Kambajawa Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu.
4.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel
bebas yang merupakan faktor resiko dan variabel terikat yang merupakan efek
dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) Natoatmodjo, 2010.
Dilakukan pengamatan Perilaku Keluarga dan Kondisi Lingkungan
Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kambajawa
Kambajawa Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu.
4.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi

20
Populasi adalah keseluruhan unit didalam pengamatan yang akan
dilakukan (Sabri Luknis, 2014). Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh keluarga di Kelurahan Kambajawa yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur sebanyak
2414 KK.
b. Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dianggap mewakili
seluruh populasi yang diambil sebagai objek dalam sebuah pengamatan
(Natoatmodjo, 2010). Peneliti akan menggunakan teknik Simple Random
Sampling dengan cara survei. Besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus perhitungan besar sampel menurut Slovin:

Keterangan:
N = Jumlah Populasi
n = Besar Sampel
e = Signifikansi
Berdasarkan rumus Slovin, peneliti mendapatkan sampel sebanyak :
2414 2414 2414 2414
n=
1+ ( 2414 ) (0,1)
2 =
1+ ( 2414 ) (0,01)
= 1+ 24,14
= 25 ,14
= 96

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah:


a. Kepala keluarga (Laki-laki atau perempuan berusia 26 - 65 tahun)
b. Responden berdomisili di Kelurahan Kambajawa Kambajawa Kecamatan
Kota Waingapu
c. Bersedia menjadi responden peneliti
4.4 Variabel Penelitian
a. Variabel Indipenden (Variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab atau
timbulnya variabel dependen (Hidayat.A, 2019). Variabel independen

21
dalam penelitian ini adalah Perilaku keluarga dan Kondisi Lingkungan
Rumah.
b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini variabel dependen
adalah Kejadian Demam Berdarah Dengue.
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kambajawa Wilayah Kerja
Puskesmas Waingapu dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun
2022.
4.6 Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembaran
kuesioner yang berisi 10 butir pertanyaan mengenai Perilaku Keluarga dan 10
butir pertanyaan mengenai Kondisi Lingkungan Rumah.

4.7 Teknik Pengumpulan data, Pengolahan data dan Analisis data

1. Teknik pengumpulan data


a. Data primer, data primer merupakan data yang dikumpulkan di
lapangan melalui kuesioner yang dibagikan peneliti.
b. Data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh melalui suatu
instansi terkait dalam penelitian ini, seperti Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Internet dan buku sumber lainnya.
2. Pengolahan data
a. Editing
Editing adalah upaya yang dilakukan dalam memeriksa kembali
data yang diperoleh dari responden.
b. Coding
Coding adalah mengelompokkan atau mengklasifikasikan jawaban
dengan memberikan kode pada masing-masing kuesioner.

22
c. Scoring
Scoring adalah pemberian poin atau nilai untuk masing-masing
jawaban dari responden.  Perilaku keluarga dapat diukur berdasarkan
skala Likert diberi score Sangat Setuju 4, Setuju 3, Tidak Setuju 2,
Sangat Tidak Setuju 1. Kondisi lingkungan rumah dapat diukur dengan
menggunakan skala Guttman (Sugiono, 2010) pertanyaan dengan dua
pilihan Ya Bobot 1, Tidak bobot 0.
d. Tabulating
Tabulating yaitu memasukkan jawaban responden pada tabel yang
tersedia. Tabel ini digunakan untuk memaparkan beberapa variabel
hasil dari observasi, survei penelitian sehingga mudah dibaca dan
dimengerti.
3. Analisis data
Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
Perilaku Keluarga dan Kondisi Lingkungan Rumah. Melakukan
perhitungan statistik untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis serta
menyajikan data variabel yang diteliti.

23
Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan tabel untuk
mengidetifikasi Perilaku keluarga dan kondisi lingkungan rumah keluarga
terhadap kejadian Demam berdarah dengue di Kelurahan Kambajawa.
Hasil ukur variabel :
a. Baik, bila menjawab 50-100%
b. Tidak baik, bila menjawab < 50%
Menurut Arikunto (1998), scoring untuk penarikan kesimpulan
ditentukan dengan membandingkan skor maksimal:

Skor yang dicapai


Skor = x 100 %
Skor maksimal

Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:


a. Analisi univariat
Analisis univariat digunakan dalam penelitian ini untuk
menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Semua
data analisis dengan tingkatan kemaknaan 95% (α = 0,05). Variabel dalam
penelitian ini merupakan data kategorik sehingga peneliti menjelaskan
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase atau proporsi
(Sugiyono, 2009).
b. Analisi bivariat
Pada analisis bivariat hubungan variabel masing-masing
digambarkan dengan analisis tabel silang 2x2. Analisis bivariat ini
dilakukan untuk membuktikan hipotesis dengan mengunakan uji Chi
Square serta menentukan besarnya hubungan kedua variabel independen
dan dependen.
4.8 Etika Penelitian
a. Informed consent
Tujuan dari lembar persetujuan adalah agar responden atau subjek dalam
penelitian mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian.
b. Anonimity

24
Anonimity (tanpa nama) bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas
dari responden. Sebagai gantinya peneliti akan memberikan nomor atau
kode tertentu pada lembar kuesioner yang diberikan.

25
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden melalui kuesioner akan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti.
4.9 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
No
Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
2022 2022 2022 2022 2022 2022
1 Persiapan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Pengambilan data

4 Penyusunan Laporan

5 Ujian KTI

6 Perbaikan KTI

7 Pengumpulan KTI

26
DAFTAR PUSTAKA

Domianus Namuwali1*, Maria Kareri Hara2, U. N. N. 2021. (2021). Edukasi

Masyarakat Sehat Sejahtera ( EMaSS ) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat.

do. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 1–4.

Harahap, A. R., Utami, T. N., & Maryanti, E. 2019. (2019). Faktor Penyebab

Penderita Tu- berkolisis Di Rumah Sakit Khusu Paru Medan Tahun 2019.

The Indonesian Journal of Health Promotion, 2(2), 165.

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/viewFile/1076/915

Pertiwi, D., & Herbawani, C. K. 202. (2021). PengobatanPasien Tuberkulosis

Paru : a. 2, 168–175.

Pusat Data dan Informasi, K. R. 2020. (2020). Indonesian Health Profile 2019.

Profil Kesehatan Indonesia 2019., 98. www.journal.uta45jakarta.ac.id

Samosir, V. B. 202. (2021). LITERATURE REVIEW: UPAYA PENINGKATAN

PERAN SERTA KELUARGA DALAM MANAJEMEN PENGOBATAN

TUBERKULOSIS PARU. In Skripsi. file:///C:/Users/User/Documents/KTI

Veronika Br. Samosir - Veronika Br. Samosir.pdf

Yuliani, N. N., Maria, I., Andre, L. T., & Saal, Novita(Anonim, 2016. (2019).

Upaya Peningkatan Peran Serta Keluarga dalam Keberhasilan Pengobatan

27
Tuberculosis dengan Strategi DOTS di Puskesmas Oebobo Kota Kupang. In

Jurnal Inovasi Kebijakan (Vol. 4, Issue 2, pp. 31–41).

https://doi.org/10.37182/jik.v2i4.38

28

Anda mungkin juga menyukai