Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT STRES MAHASISWA SEMESTER AKHIR
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MANDALA WALUYA KENDARI

JOKO SUSILO
P201501330

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul : “PENGARUH
HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES
MAHASISWA SEMESTER AKHIR PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MANDALA WALUYA KENDARI” guna memenuhi salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu keperawatan di
STIKES-MW Kendari. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan
Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu
dari Penulisan ini sangat Penulis harapkan.
Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa pula menghaturkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada WA ODE NOVA
NOVIYANTI, S.Psi., M.Kes selaku Pembimbing I dan kepada MIMI YATI,
S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing II atas semua waktu, tenaga dan
pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing, mengarahkan,
memberi saran maupun kritik sehingga proposal ini menjadi lebih baik.
Demikian semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan terutama kepada Penulis dalam menyelesaikan
pendidikan di STIKES-MW Kendari,amiin.

Kendari, Januari 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................5

C. Tujuan Penelitian.....................................................................5

D. Manfaat Penelitian......................................................... 5

E. Keaslian Penelitian...................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

A. Tinjauan Umum Tentang Stikes Mandala Waluya...................12


B. Tinjauan UMUM TENTANG HIPNOTERAPI............................13
C. Tinjauan Umum Tentang Stres.................................................21

BAB III KERANGKAH KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Penelitian.......................................................................31

B. Kerangka Konsep.....................................................................32

C. Variabel Penelitian...................................................................32

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif...............................32

E. Hipotesis Penelitian..................................................................33

Bab IV Metode Penelitian

A. Jenis Dan Desain Penelitian....................................................34

vi
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...................................................34

C. Populasi Dan Sampel...............................................................35

D. Sumber Data Dan Cara Pengumpulan Data...........................37

E. Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data..............................38

F. Etika Penelitian.........................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah

merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan

perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), di didik dan

diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

Karena itu mahasiswa perlu memiliki paradigma, kepribadian , dan jiwa

yang baik untuk kuat menghadapi setiap masalah yang dihadapi. Dalam

kehidupan sehari-hari, mahasiswa tidak mungkin dapat terhindar dari

banyaknya persoalan yang seringkali berujung pada stres.

Pada umumnya, setiap orang pernah mengalami perasaan tertekan atau

mengalami ketegangan yang dalam bahasa populernya dikenal dengan istilah

stress. Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh

mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat

mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Persaingan yang banyak,

tuntutan, dan tantangan dalam dunia modern ini, menjadi tekanan dan beban

stres (ketegangan) bagi semua orang.

Tekanan stres yang terlampau besar hingga melampaui daya tahan

individu, maka akan timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, gampang

marah, dan tidak bisa tidur. Acevedo dan Ekkekakis (2006) menyatakan

bahwa stress dapat ditimbulkan oleh karakteristik bawaan yang merupakan

predisposisi keturunan dan keterbatasan pikologis individu. Selain itu  juga

1
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kondisi dan situasi tempat tinggal

serta pengalaman masa lalu individu. Dengan banyaknya problematika yang

muncul, menyebabkan tidak sedikit masyarakat yang pada akhirnya memiliki

tingkat frustasi, depresi dan stres yang tinggi hingga menimbulkan masalah

kesehatan jiwa.

Penderita stres sekarang ini semakin banyak, Menurut Badan Kesehatan

Dunia (WHO), jumlah penderita gangguan jiwa di dunia pada 2001 adalah

450  juta jiwa. Dengan mengacu data tersebut, kini jumlah itu diperkirakan

sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada

sekitar 50  juta atau 22 persennya, mengidap gangguan kejiwaan (Hawari,

2009). Data menurut Kementerian Kesehatan tahun 2011 didapatkan bahwa

dari populasi orang dewasa di Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar

11,6 persen atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional atau

gangguan kesehatan  jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi. Dari data

Riskesdas Departemen Kesehatan tahun 2013 menyebutkan, terdapat 1 juta

jiwa pasien gangguan jiwa  berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa ringan di

Indonesia.

Penelitian Widuri (1995), Siswanto,(2002) dan Lerik, (2004)

mengungkapkan bahwa sumber stres yang biasanya dihadapi oleh

mahasiswa,yaitu;(1) Tingginya tuntutan akademik. Mahasiswa dianggap

sudah dewasa dan perlu belajar mandiri.Tugas-tugas kuliahpun mengandung

instruksi yang kompleks, waktu yang sempit dan kesulitan yang cukup tinggi

sehingga situasi yang terjadi dapat mengancam integritas individu, (2)

2
Perubahan tempat tinggal, Dari yang tinggal bersama orang tua menjadi

tinggal bersama orang lain.Misalnya kos, kontrak atau tinggal di tempat

saudara. Di sini berarti mahasiswa perlu belajar untuk mengurus

kebutuhannya sendiri,mengatur keuangan sebaik baiknya dan menentukan

prioritas kebutuhannya secara tepat, (3) Pergantian teman sebagai akibat dari

perpindahan tempat tinggal atau tempat studi, perubahan relasi dariyang

bersifat pribadi menjadi lebih bersifat fungsional. Penyesuaiandalam

pergaulan muda-mudi, mencari sahabat baru dan menjajagi kesempatan

kesempatan baru dalam beraktivitas, (4) Perubahan budaya asal dengan

budaya tempat tinggal yang baru. Menyesuaikandengan masyarakat sekitar

dan norma-norma yang berlaku, (5) Penyesuaian dengan jurusan yang dipilih.

Bagi yang menyukai pilihannya dan merasa cocok serta tidak kesulitan dalam

mengikuti perkuliahan tidak akan menimbulkan masalah yang berarti.

Sementara bagi mahasiswa yang merasa “salah jurusan”, kurang cocok,

merasa kesulitan dalam mengikuti perkuliahan akan menimbulkan masalah

yang besar, (6) Mulai memikirkan dan mempersiapkan karier yang ingin

ditempuh dan mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Stresor yang ada dapat

menjadi tekanan hidup dan memicu stres pada mahasiswa.

Menurut NSK Nugrogo, hipnoterapi adalah metode hipnosis yang

digunakan untuk terapi yang berkaitan dengan mental atau keadaan

psikologis seseorang. (Nugroho, 2008:176).Dari semua psikoterapis yang

berkembang di Indonesia saat ini, hipnoterapi masih berjalan lambat.

Alasannya adalah mengenai persepsi masyarakat yang mengganggap

3
hipnoterapi adalah salah satu berbentuk hal gaib, berhubungan dengan

kuasa kegelapan, magic, dan ilmu sesat berbentuk gendam dan sejenisnya

dimana prakteknyaadalah pemilik ilmu menggunakan kekuatan dalam dirinya

untuk memengaruhi orang lain, dan orang yang ingin dipengaruhi bertindak

sebagai objek. Sedangkan dalam hipnoterapi tidak demikian, karena klien

dianggap sebagai subjek. Jadi klien sebagai perencana dan penentu dalam

proses hipnoterapi. Akan tetapi untuk bisa mengerti apa itu hipnoterapi,

terlebih dahulu peneliti mencoba menyampaikan apa itu hipnosis. Kata

hipnosis dalam bahasa Inggris adalah hypnosis atau hypnotism (hipnotisme).

Kata hipnosis menurut kamus Encarta memiliki makna: “Suatu kondisi

yang menyerupai tidur yang dapat sengaja dilakukan kepada orang,

dimana mereka akanmemberikan respon pada pertanyaan yang diajukan dan

sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis dan

merupakan teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lain masuk ke

dalam kondisi hipnosis.” (Gunawan, 2007:3).

Sekolah tinggi ilmu kesehatan mandala waluya kendari salah satu

sebuah perguruan tinggi dalam bidan kesehatan memiliki kewajiban untuk

memberi konstribusi terhadap peradaban khususnya di bidan kesehatan dalam

sasaran mutu stikes mandala waluya kendari beberapa komponen terkait

dengan mahasiswa diantaranya adalah lulusan berkarnya di masyarakat sesuai

bidan keahlian, tepat waktu (4 tahun/8 semester bagi program S1/D-IV dan

lulusan mampu aplikasi teknologi informasi merupakan bagian dari upaya

4
stikes mandala waluya kendari agar terwujud lulusan atau sarjana yang unggul

dan bermanfaat bagi masyarakat.

Mahasiswa menanggung beban kuliah di kampus sehingga tidak jarang

mahasiswa merasa lelah, mudah tersinggung, marah, selain itu juga tampak

gelisah, murung, tegang, sedih, dan tidak bersemangat (Djohan, 2005).

Mahasiswa yang mudah tersinggung, mudah marah, tampak gelisah, murung

dan tidak bersemangat merupakan beberapa tanda bahwa mahasiswa tersebut

mengalami stres. Stres adalah suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis

akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti

bahwa seseorang dapat dikatakan mengalami stres, ketika seseorang tersebut

mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan yang

berasal dari dalam diri dan lingkungan (Rathus & Nevid,2002).

Berdasarkan data awal yang di lakukan peneliti dengan mewawancarai

11 orang mahasiswa didapatkan banyaknya mahasiswa yang mengalami stres

karena tugas akhir mereka dalam menyelesaikan skripsi, namun subyek

memiliki semangat dan motivasi yang tinggi karena keinginannya cepat

wisudah namun dalam perjalanannya/prosesnya dalam penyusun skripsi

semangat dan motivasi itu seperti menurun seiring dengan hambatan ataupun

kesulitan yang di alami penyusunan skripsi. Hal ini karena belum adanya cara

untuk mengatasi stres pada mahasiswa yang lagi menjalani pembuatan skripsi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa smester

akhir program studi keperawatan mandala waluya kendari”.

5
B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

Apakah ada pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Stres

Mahasiswa Semester Akhir Program Studi Keperawatan Stikes Mandala

Waluya.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat

stres mahasiswa smester akhir program studi keperawatan.

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hipnoterapi terhadap

penurunan tingkat stres mahasiswa smester akhir program studi

keperawatan

D. Manfaat menelitian

1. Manfaat Teoritas

a. Bagi Insitusi (stikes mandala waluya kendari)

Bagi insitusi di harapkan dapat menjadi bahan acuan dalam

mengembangkan dan membantu mengurangi stres mahasiswa sehingga

kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat terpenuhi, dengan

menggunakan hipnoterapi sebagai salah satu metode penanganan stres.

6
7
b. Bagi Penulis

Bagi menulis penelitian ini merupakan proses belajar dari suatu

pengalaman yang berharga untuk mengaplikasikan ilmu di dapatkan

selama kuliah dan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di

program studi ilmu keperawatan sekolah tinggi kesehatan Mandala

Waluya Kendari.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Propesi

Sebagai tambahan informasi serta sebagai bahan acuan untuk

menambah ilmu pengetahuan hipnoterapi terhadapi penurunan tingkat

stres.

b. Bagi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan akan memperbayak khasanah ilmu

keperawatan dan menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian

lebih lanjut yang terkait dengan pencegahan terjadinya stres.

E. Keaslian Penelitian

No Penelitian Judul Metode Variabel Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian Penelitian
1 Yulita Efektifitas Menggunak Variabel: 1. Penggunaan
Puspa Nur Penggunaan an Hipnoterapi Hipnoterapi Dapat
Anisa, Hipnoterapi Pendekatan Dependen: Dijadikan Salah
Dkk,2016 Teknik Parts Penelitian Siswa Yang Satu Alternatif
Therapi Untuk Kuantitatif Kecewa Cara Melakukan
Menangani Dengan Akibat Putus Konseling 2.
Siswa Yang Menggunak Cinta Penggunaan
Kecewa an Desain Hipnoterapi Tidak
Akibat Putus Ssd(Single Hanya Di Gunakan
Hubungan Subject Untuk Penanganan

8
Cinta Pada Design) Masalah Cinta
Siswa Kelas Saja, Tetapi Jiga
X Di Smk Bisa Dilakukan
Muhammadiy Untuk Sekedar
ah 1 Kediri Relaksasi Pada
Siswa Yang Lain
2 Aehmad Pengaruh Eksperimen Variabel Nilai Rata-Rata
Setya Hipnoterapi One Group Independen : Intensitas
Roswendi, Terhadap Pre And Hipnoterapi Dismenore
Dkk, 2015 Nyeri Haid Post Test Dependen: Sebelum
Pada Without Nyeri Haid Hipnoterapi Adalah
Mahasiswi D Control 5,9 Termasuk
III Kategori Nyeri
KEBIDANA Sedang Dan
N STIKES Bivariat
A.YANI Menjelaskan
CIMAHI Bahwa Terdapat
Pengaruh
Hipnoterapi
Terhadap Nyeri
3 Dhini Pengaruh Variabel Variabel Merupakan
Rama Stres Kerja, Bebas Idenpenden : Penelitian
Dhania, Beban Kerja Stres Kerjs Lapangan Yang
dkk, 2010 Terhadap Dependen : Bersifat Kuantitatif
Kepuasan Beban Kerja Dengan
Kerja (STUDI Terhadap Mengumpulkan
PADA Kepuasan Data Melalui Skala
MEDICAL Kerja
REPRESENT
ATIF DI
KOTA
KUDUS )
4 Ady Pengaruh Quasy Variabel Masukan Alternatif
Irianto, Hipnoterapi Experiment Idenpenden : Dalam Upaya
Dkk, 2010 Terhadap Dengan Hipnoterapi Meningkatkan Dan
Penurunan Teknik One Dependen : Perkembangan
Tingkat Group Penurunan Ilmu Keperawatan
Kecemasan Pretest Dan Tingkat Dan Hipnoterapi
Pada Pasien Posttest Kecemasan Dapat Menjadi
Yang Design Dependen : Intervensi Dalam
Menjalani Menurunkan Menurunkan
Komoterapi Kecemasan Kecemasan Pada
DI RS Pada Pasien Pasien Yang
TELOGOREJ Komotrapi Menjalani
O Komotrapi
SEMARANG

9
5 Nadi efektifitas Pra Variabel didapatkan
Aprilyadi, hypnotherapi Eksperimen Independen : pengaruh yang
dkk 2018 terhadap Dengan Hipnoterapi signifikan
penurunan Pendekatan Dependen : Hipnoterapi
nyeri One Goup menurunkan terhadap penurunan
dismenorea Pretest- nyeri intensitas nyeri
pada siswi Posttest dismenorea dismenore (ƥ value
sma Design pada siswi 0,000). Hipnoterapi
sma disarankan untuk
digunakan dalam
penerapan asuhan
keperawatan nyeri
khususnya guna
mengurangi
intensitas nyeri
dismenore.
6 Vilaseeni, Gambaran Deskritif Dependen : Dari 100
Dkk, 2012 Tingkat Stres Cross Stres Pada Mahasiswa
Pada Sectional Mahasiswa Kedokteran Usu,
Mahasiswa Fakultas Sebanyak 35 Orang
Fakultas Kedokteran (35%) Mengalami
Kedokteran Stres Tingkat
Universitas Rendah, 61 Orang
Sumatera (61%) Mengalami
Utara Tingkat Sederhana
Semester Dan 4 Orang (4%)
Ganjil Tahun Mengalami Stres
Akademik Tingkat Tinggi
2012/2013
7 Kuswantor Metode Eksperimen Variabel Kesimpulan dari
o Rusca keperawatan Untuk Independen: penelitian ini
Putra komplementer Penelitian Berfikir adalah
, Dkk, hipnoterapi Ini Pre-Test Positif metodekeperawata
2012 untuk Post-Test Dependen : n komplementer
menurunkan Control Menurunkan dengan hipnoterapi
efek stress Group Stres sangat efektif untuk
pasca trauma Design Psikologi menurunkan stress
tingkat sedang tingkat sedang pada
pada fase stress pasca trauma.
rehabilitasi Melalui tahap-
sistem tahap hipnoterapi,
penanggulang klien yang
an mengalami stress
kegawatdarur pasca trauma
atan terpadu tingkat sedang akan
(SPGDT) menurun dan klien

10
dapat menjalani
kehidupan
lanjutnya dengan
lebih baik. Stress
pasca trauma
umumnya terjadi
selama 6 bulan.
Tingkatan stress
yang sesuai untuk
hipnoterapi ini
adalah pada tingkat
sedang karena pada
stress tingkat ini
klien bisa
bekerjasama dan
keluhan yang
dirasakan tidak
akan banyak
mempengaruhi
fokus klien saat
dilakukan terapi
sehingga
hipnoterapi yang
dilakukan akan
lebih efektif. Klien
bisa melakukan
hipnoterapi sendiri
di rumah, yaitu self
hypnotis.
Disarankan untuk
dilakukan
pengkajian lebih
lanjut terkait
faktor-faktor lain
yang
mempengaruhi
hasilterapi pada
hipnoterapi ini.
8 Mahargyan Studi Variabel Variabel Bahwa Musik
tari, Dkk, Metaanalisi : Bebas Independen : Dapat
2009 Musik Untuk Musik Meningkatkan
Menurunkan Dependen : Perasaan Relaksasi
Stres Menurunkan Terhadap Situasi
Stres Yang
Menimbulkan Stres
9 Musradinur Stres Dan Deskritif Variabel Berbagai

11
, dkk, 2012 Cara Cross Independen : Alternatif, Baik
Mengatasinya Sectional Stres Terhadap Stresnya
Dalam Dependen : Sendiri Maupun
Perspektif Mengatasi Dampak Yang Di
Psikologi Dalam Timbulkan
Perspektif
Psikologi
10 Retno Yuli Pengaruh Variabel Bahwa Mahasiswa
Hastuti, Terapi Pra Independen : Yang
dkk, 2015 Hipnotis Lima Eksperimen Hipnotis Diberikan Hipnotis,
Jari Untuk Dengan Lima Jari Gelombang
Menurunkan Pendekatan Dependen: Pikirannya Masuk
Kecemasan Rancangan Menurunkan Ke Gelombang
Pada Penelitian Kecemasan Alfa Frekuensinya
Mahasiswa One Group Pada 7-14 Hertz Atau
Yang Sedang Pre Test- Mahasiswa Lebih Dalam Lagi
Menyusun Post Test Ke Gelombang
Skripsi Di Theta Frekuensinya
Stikes 4-7 Hertz
Muhammadiy
ah Klaten

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tehnis Tentang Perguruan Tinggi

Menurut kamus bahasa indonesia, perguruan tinggi adalah tempat

pendidikan dan pengajaran tingkat tinggi (seperti sekolah

tinggi,akademik,universitas). Wikipedia (2012), perguruan tinggi adalah satuan

pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi di

sebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen.

(Fatmanadia,2012)

Menurut jenis perguruan tinggi dibagi menjadi dua:

1. Perguruantinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan

regulasinya dilakukanoleh negara.

2. Perguruantinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan

regulasinya dilakukan oleh swata.

Menurut raillon dalam syarbaini (2009), perguruan tinggi adalah sebuah alat

kontrol masyarakat dengan tetap terpeliharanya kebebasan akademis terutama

dari campur tangan penguasa. Perguruan tinggi juga merupakan agen utama

pembahuruan dalam kehidupan bernegara, seperti dalam prosen pembentukan

pemerindah orde baru tahun 1970-an di mana peran nyata yang telah

dimainkan di kalangan dosen dengan mahasiswa dengan cara-caranya sendiri

telah memberikan sumbangan besar bagi pemerintah orde baru.

(fatmanadia,2012)

13
Menurut barnet (1992), ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat

perguruan tinggi:

1. perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified

manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatau

proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai

nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu di ukur

dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat(employment rate )

dan kadang-kadang di ukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka

peroleh dalam karirnya.

2. perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu

perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota

staf. Ukuran masukan dan pengeluran di hitung dengan jumblah staf yang

mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitian, ataupun jumlah

publikasi ilmiah yang di terbitkan dalam majalah ilmiah yang di akui oleh

pakar sejawat (peer group).

3. perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggikan

pengkayaan kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada

cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang di

tawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan

setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan

perguruan tinggi.

Di indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, imstitut,

politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat

14
menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan

program pendidikan diploma (D1,D2,D3,D4), sarjana (S1), magister (S1),

doktor (S3) dan spesialis. Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di

indonesia dilakukan oleh kementerian pendidikan nasioanal. Rektor

perguruan tinggi negara merupakan pejabat eselon di bawah menteri

pendidikan nasioanal. (fatmanadia,2012)

Sekolah tinggi kesehatan (STIKES), mandala waluya kendari adalah

salah satu perguruan tinggi swasta yang ad di sulawesi tenggara tepatnya

kota kendari. Stikes mandala waluya kendari terdiri dari beberapa program

studi salah satunya keperawatan, prodi keperawatan reguler yang diterima

dari lulusan SMA/sederajat dan jalur Non reguler yang di terima dari

lulusan Diploma III.

B. Tinjauan Umum Tentang Hipnoterapi

1. Definisi Hipnoterapi

Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi

yangmempelajari pemanfaatan sugesti untuk mengatasi masalah

psikologis yang meliputi pikiran, perasaan dan perilaku. Hipnoterapi

merupakan suatu aplikasi modern dalam teknik kuno yang

mengaplikasikan trance-hypnosis. Penerapan hipnoterapi akan

membimbing klien untuk memasuki kondisi trance (relaksasi pikiran)

agar dapat dengan mudah menerima sugesti yang diberikan oleh

hipnoterapis. Dalam kondisi trance, pikiran bawah sadar klien akan

diberikan sugesti positif guna melakukan penyembuhan gangguan

15
psikologis atau dapat pula digunakan untuk mengubah pikiran, perilaku,

dan perasaan agar menjadi lebih baik (As’adi, 2011).

Menurut Toni Setiawan (2009) Hipnoterapi adalah salah satu cabang

ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi

masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga

dikatakan sebagai salah satu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis.

Hipnotis dapat diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau

perintah kepada pikiran bawah sadar. Orang yang ahli dalam

menggunakan hipnotis untuk terapi disebut “Hipnotherapist’

(hipnoterapis).

Wolman (1983) mendefinisikan hipnoterapi sebagai metode sugesti

tanpa menggunakan alat. Hipnoterapi sebagai sebuah metode untuk

mengubah perilaku melalui perkataan atau bisikan yang cenderung

melibatkan teori-teori psikologi dan konsep klinis ke dalam terapi

tersebut. Hal yang penting untuk diingat dan ditekankan dalam

penggunaan hipnoterapi yaitu bisa terjadi perbedaan antara proses

induksi dengan apa yang ditransfer oleh hipnoterapis. Hal tersebut berarti

hipnoterapi merupakan proses yang dinamis yang berpusat pada individu

(yang dihypnosis) itu sendiri dan hypnosis memiliki strategi dan taktik

induksi yang secara jelas menunjukkan bahwa individu bisa teripnosis

dengan cara tidak memfungsikan alam sadar selama proses hipnoterapi

dan lebih kepada pengimplementasian keadaan dimana individu tersebut

berkonsentrasi (Ayu Wulandari, 2016).

16
2. Sejarah Hipnoterapi

Awal peradaban hipnosis modern dimulai dari penelitian secara

ilmiah di Negara barat. Penelitian ini diawali oleh seorang dokter yang

bernama Franz Anton Mesmer (1735-1815), dr. John Elliotson (1791-

1868), dr. James Esdaille (1808-1859), James Braid (1795-1860). Model

hipnosis kuno yang mereka dapatkan bahwa ternyata manusia memiliki

kekuatan pikiran bawah sadar yang luar biasa. Dengan kekuatan hipnosis

ini mereka menggunakannya untuk praktek anesthesia di bidang

kedokteran sebagai pengganti obat bius. Mereka menemukan formula

kata-kata yang mampu menembus pikiran bawah sadar manusia. Dalam

penelitiannya, mereka menemukan bahwa kekuatan hypnosis bukanlah

kepada aroma mistis yang biasa dilakukan oleh suku-suku terdahulu

melainkan karena adanya struktur pola bahasa efektif yang membuat

seseorang menjadi yakin bahwa yang disampaikan oleh hipnotis (orang

yang melakukan hipnosis) seolah realita sehingga diterima dengan ikhlas

oleh pikiran mereka (Anis Afriani, 2015).

Sementara itu(Setiawan, Toni, Hipnotis dan Hipnoterapi,

Yogyakarta: Garasi, 2009, hlm, 186.) menyatakan hipnoterapi mulai

mengemuka pada pertengahan tahun 1900-an terkait dengan

kemasyhuran dan karier cemerlang Milton H. Erickson (1901-1980).

Erichson adalah seorang psikiater yang berhasil memanfaatkan hypnosis

sebagai sarana praktiknya. Pada 1958, baik American MedialAssociation

(Asosiasi Medis Amerika) dan American Psychological Assosiation

17
(Asosiasi Psikologi Amerika) mengakui terapi tersebut sahih sebagai

prosedur medis. Pada 1995, National Institues of Health

merekomendasikan sebagai perawatan bagi rasa sakit kronis (Anis

Afriani, 2015).

3. Teknik Hipnoterapi

Psychological Assosiation (Asosiasi Psikologi Amerika) mengakui

terapi tersebut sebagai prosedur medis. Pada 1995, National Institues of

Health merekomendasikan sebagai perawatan bagi rasa sakit kronis

digabung satu sama lain sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan

klien (Marpuah, 2009).

a. Ideonomotor Response

Ini adalah cara untuk mendapat jawaban “ya”, “tidak”, atau “tidak

tahu” dari klien dengan cara menggerakkan salah satu jari tangan.

Teori dibalik teknik ini ialah bahwa seorang cenderung memberikan

jawaban yang jujur, sesuai jawaban pikiran bawah sadar, melalui

respons gerakan fisik (ideomotor response) dari pada dalam bentuk

verbal atau ucapan. Ada dua hal penting dalam menggunakan

ideomotor response. Pertama, pertanyaan yang diajukan kepada klien

harus bersifat tertutup atau dalam format “ya” atau “tidak”. Kedua,

suara terapis harus monoton dan tanpa ekspresi untuk meminimalkan

kemungkinan klien terpengaruh oleh suara terapis sehingga tersugesti

untuk memberikan jawaban yang tidak tepat.

18
a. Hypnotic Regresion

Teknik regresi merupakan teknik yang membawakan klien

mundur ke masa lampau untuk mencari tahu penyebab suatu masalah.

Teknik ini biasanya menggunakan affect bridge (jembatan perasaan)

atau feeling connection.

c. Systematic Desensitization

Teknik ini untuk mengurangi sensitivitas phobianya.

d. Implosive Desensitization

Teknik ini digunakan apabila klien mengalami abreaction. Yaitu,

situasi dalam kedamaian untuk menenangkan dirinya. Tujuannya ialah

menurunkan tingkat intensitas emosi secara bertahap, teknik ini juga

disebut circle therapy.

e. Desensitization by Object Projection

Teknik ini meminta klien membayangkan, emosi, rasa sakit, atau

masalahnya keluar dari tubuh klien dan mengambil suatu bentuk yang

mewakili masalahnya tersebut, teknik ini hanya bagus pada klien yang

visual, untuk auditori dan kinestetik digunakan proyeksi dalam bentuk

suara atau perasaan.

f. The informed child technique

Terapis membawa klien kembali ke masa lampaunya deng-an

membawa serta semua pengetahuan,pengalaman, kebijakansanaan,

dan pengertian yang dimiliki saat dewasa sekarang.

19
g. Gestalt Therapy

Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan permainan

peran atau role play. Dalam teknik ini, diminta klien memainkan

peran secara bergantian, baik sebagai dirinya sendiri maupun sebagai

orang lain yang menjadi penyebab trauma atau luka batin.

h. Rewriting History (Reframing)

Bagian pertama dari teknik ini dilakukan dengan the informed

child technique, bagian lanjutannya dilakukan dengan menggunakan

gestalt therapy yang memungkinkan klien untuk menyampaikan apa

yang ingin ia katakan pada orang yang menyebabkan luka batin.

i. Open Scren Imagery

Teknik ini menggunakan layar bioskop atau sebuah video

j. Positif Programer Imagery

Teknik ini dapat digunakan sebelum klien dibangunkan dari

kondisi trance (rileks yang dalam). Teknik ini hanya efektif apabila

dilakukan sesudah teknik-teknik lainnya digunakan terlebih dahulu.

Teknik ini bisa digunakan bersama dengan post hypnotic suggestion

dan verbalizing.

k. Verbalizing

Dalam teknik ini klien diminta untuk berbicara atau mengucapkan

pemahaman baru atau apa yang menuturnya harus dilakukan. Apabila

klien yang mengucapkannya, efeknya akan menjadi sangat kuat dari

pada bila hal yang sama diucapkan oleh terapis.

20
l. Direct Sugesstion

Sugesti yang bersifat langsung diberikan berdasarkan apa

diucapkan oleh klien (verbalizing).M. Indirect Guided Imagery

(Ericksonian Methaporn)Dikarenakan teknik menggunakan metafora,

terapis perlu membuat script atau cerita telah disiapkn sebelumnya.

Cerita yang disampaikan sepenuhnya tergantung pada terapis. Namun,

penyimpulan makna cerita tersebut dilakukan oleh klien.

n. Inner Guide

Inner guide bisa berupa penasehat spiritual, mentor, orang, atau

bagian dari diri klien yang bijak sana. Dalam teknik ini klien dibantu

oleh inner guide untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya.

o. Part Therapy

Teknik ini digunakan untuk klien menyelesaikan inner conflict

timbul dari pertentangan diantara “bagian-bagian” diri klien.

p. Dream Therapy

Terapi ini menggunakan mimpi sebagai simbol yang

dikomunikasikan oleh fikiran bawah sadar. Mimpi yang digunakan

untuk analisis dan terapi adalah mimpi yang terjadi selama lebih

kurang sepertiga waktu tidur menjelang bangun.

4. Manfaat Hipnoterapi

Erickson dan Rossi (1979) mengemukakan bahwa hipnoterapi

bermanfaat untuk mengubah fungsi sensori-perseptual (masalah nyeri

dan kenyamanan), mampu mengatasi rasa sakit, dan membuat seseorang

21
merasa nyaman, mampu mengatasi penyakit somatik berupa trauma

akibat kecelakaan fisik, operasi, kanker dan sebagainya, mampu

mengatasi masalah psikosomatik berupa kecemasan, mengatasi masalah

trauma dan mengatasi phobia. As’adi (2011) mengemukakan bahwa

hipnoterapi telah diperkenalkan pertama kali sejak tahun 1734-1815

dengan tujuan untuk penyembuhan psikoterapi, upaya rehabilitasi,

mencegah timbulnya berbagai gangguan kesehatan, dan digunakan dalam

upaya peningkatan kesehatan(Ayu Wulandari, 2016). Menurut As’adi

(2011) teknik hypnosis telah menjadi alternative yang digunakan untuk

pengobatan selama masa perang dunia II. Pengobatan ini diberikan

kapada korban perang untuk mengurangi rasa sakit, mengobati gangguan

neurosis, dan pengalaman traumatic yang mengganggu. As’adi (2011)

mengemukakan bahwa teknik hipnoterapi sudah sangat berkembang di

Indonesia, bahkan beberapa perguruan tinggi telah memasukkan

hipnoterapi sebagai kurikulum resmi bagi mahasiswa sebab manfaat dari

hipnoterapi sangatlah banyak. Berdasarkan pemapaan diatas terdapat

begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hipnoterapi mulai dari

masalah kejiawaan hingga gangguan kesehatan (Ayu Wulandari, 2016).

5. Cara Kerja Hipnoterapi

Kesadaran manusia dalam hipnosis. Manusia dikarunia Allah

ta’aladua pikiran yaitu pikiran sadar atau rasional dan pikiran bawah

sadar atau irasional. Seseorang yang berpikir terus menerus tentang suatu

hal di pikiran sadar lama-lama akan tersimpan dalam alam bawah sadar.

22
Pikiran bawah sadar adalah tempat emosi dan pikiran yang mencipta, jika

seseorang menanamkan pikiran positif dalam dirinya maka akan menuai

hasil yang positif, namun kalau negative maka akan menuai hasil yang

negatif. Serta sifat pikiran bawah sadar adalah tidak pernah memilih

milih, dan tidak pernah menolak apa yang ditanamkan, sekali seseorang

menerima maka hal itu akan diwujudkan. Pikiran sadar manusia adalah

gerbang dari pikiran bawah sadarnya. Sebelum sesuatu masuk dalam

alam bawah sadar maka terlebih dahulu melalui seleksi alam sadarnya

(Anis Afriani, 2015). Hypnosis memanfaatkan batin bawah sadar atau

biasa disebut batin subluminal dari manusia. Sigmund Freud sering

menggunakan istilah “id “yaitu hasrat bawah sadar yang melandasi

tingkah laku manusia. Batin bawah sadar bersifat kekanak kanakan.

Seseorang yang berada dibawah pengaruh Hypnosis (biasanya disebut

suyet) akan mengikuti perintah secara otomatis menurut arti kata demi

kata. Biasanya Hypnosis sangat efektif pada saat situasi yang sangat

ekstrem dan mendadak (Anis Afriani, 2015).

6. Tahap Hipnoterapi

Menurut Wong, Andri dan Setiawan (2009), kondisi hipnoterapi

dapat dicapai dalam beberapa proses ( Beta Sugiarso, 2013) yaitu :

1. Pre-Induction (Interview)

Pada tahap awal, hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya

bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya,

hipnoterapis membuka percakapan (rapport) untuk membangun

23
kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hypnosis atau

hipnoterapi, menjelaskan mengenai hipnoterapi, dan menjawab semua

pertanyaan yang klien ajukan. Sebelumnya, hipnoterapis harus dapat

mengenali aspek-aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang

diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap

hipnosis, dan seterusnya. Pre-Induction merupakan tahapan yang

sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari

proses Pre-Induction yang tidak tepat.

2. Suggestibility Test

Fungsi dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah

klien termasuk ke dalam golongan orang yang mudah menerima

sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai

pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses

hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk

menentukan teknik induksi mana yang terbaik bagi klien.

3. Induction

Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis

untuk membawa pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious)

menuju pikiran bawah sadar (subconscious), dengan menembus apa

yang dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh rileks, pikiran juga

menjadi rileks. Maka selanjutnya frekuensi gelombang otak dari klien

akan turun dari Beta, Alpha, lalu Theta. Semakin turun gelombang

otak, klien akan menjadi semakin rileks, sehingga klien berada dalam

24
kondisi trance. Inilah yang dinamakan dengan kondisi terhipnosis.

Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance klien dengan

melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien).

4. Deepening (Pendalaman Trance)

Bila diperlukan, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang

lebih dalam. Proses ini dinamakan deepening.

5. Suggestions / Sugesti

Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu komponen terpenting

dalam tahapan hipnoterapi. Pada saat klien masih berada dalam

trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic Suggestion,

yaitu sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis

masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah

sadar klien, meskipun klien telah keluar dari proses hipnosis.

6. Termination

Termination merupakan tahapan terakhir dari hipnoterapi. Pada

tahap ini, hipnoterapis secara perlahan-lahan akan membangunkan

klien dari “tidur” hipnosisnya dan membawanya menuju keadaan yang

sepenuhnya sadar.

C. Tinjauan Umum Tentang Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu

ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu

25
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5).

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai

orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online,

kbbi.web.id).

Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai

individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri

maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan

dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak

dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri

setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya

18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir

sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas

perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup

(Yusuf, 2012: 27).

2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah

pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa

transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal,

terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan

gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat

26
pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih

beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock,

2002: 74)

Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan

pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap

kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap

mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, dan terhadap

anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan perguruan tinggi dapat

mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa

depan (Papalia dkk, 2008: 672 )

Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21

tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa: 2001:

129-131):

a) Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis

yangsedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja

akhirsudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap

danharusditerima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik

tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima

keadaannya.

b) Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada masa

proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang

yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya

banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan

27
fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu

mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai

dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya.

c) Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan

mengadakanhubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain

yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan

memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan

sesuai dengan norma sosial yang ada.

d) Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arahkematangan

pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh

identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan

memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-

baiknya.

e) Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan penilaian

yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan

dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi

mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang

ingin dicapai.

f) Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai pribadi

yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser

ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya. Baik yang

berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi

28
adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang

berlaku dilingkungannya.

g) Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia mulai

ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yangakan

dimasuki. Ketergantungan secara psikis.

D. Tinjauan Umum Tentang Stres

1. Definisi Stres

Stres adalah bagian yang tak terhindar dari kehidupan sehari-hari di

lingkungan kampus. Stres yang di alami mahasiswa dapat ditimbulkan

oleh berbagai sebab. Archer dan Carrol (2003) mengatakan bahwa

kompotesi, kebutuhan untuk tampil, dapat penyebabkan stres bagi

mahasiswa.Stres adalah apabila seseorang mengalami beban atau tugas

yang berat tetapi orang tersebut dapat mengatasi tugas yang di bebankan

itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas

tersebut, sehinga orang tersebut bisa mengalami stres.

2. Psikologi stres

Menurut shelly (2009) stres merupakan non spesefik terhadap setiap

tuntutan yang di berikan kepada suatu organisme yang di gambarkan

sebagai GAS(General Adaptation Syndrome). Konsep ini menunjukkan

reaksi stres dalam 3 pase, yaitu fase sinyal (alarm) pase perlawanan

(resistence), dan pase keletihan (exhaustion). Ilustrasi dari ketiga fase

tersebut dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

29
Gambar 1. Fase reaksi stres

A B C

Alaram Resistance Exhaustion

Dikutip dari :(Taylor, 1991)

Tahap sinyal adalah mobilitas awal dimana badan menemui tantangan

yang di berikan penyebab stres. Ketika penyebab stres di temukan, otak

mengirimkan suatu pesan biokimia kepada semua sistem tubuh.

Pernafasan meningkat, tekanan darah naik, anak mata menjadi membesar,

ketegangan otot naik, dan seterusnya, jika penyebab stress terus aktif, GAS

(General Adaptation Syndrome) beralih ke tahap perlawanan. Tanda-tanda

masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan, ketakutan dan

ketegangan.Pribadi yang mengalami tahap tersebut selanjutnya melawan

penyebab stres. Sementara perlawanan terhadap suatu penyebab stres

khusus mungkin rendah, seseorang hanya memiliki sumber energi terbatas,

konsentrasi dan kemampuan untuk menahan penyebab – penyebab stres

ketimbang pada waktu lainnya.

Tahap terakhir GAS ( General Adaptation Syndrome) adalah

keletihan. Perlawanan terhadap penyebab stres yang mana dalam jangka

30
panjang dan terus menerus mungkin akhirnya menaikkan penggunaan

energi penyesuaian yang bisa di pakai, dan sistem menyerang penyebab

stres menjadi letih.

Campbell  (2001)  selanjutnya  menerangkan  bahwa  musik 

memiliki  beberapa manfaat,  yaitu:

1. Musik menutupi bunyi dan perasaan  yang  tidak  menyenangkan

2. Musik  dapat  memperlambat  dan menyeimbangkan gelombang  otak.

3. Musik  mempengaruhi  pernapasan.

4. Musik mempengaruhi  denyut  jantung,  denyut nadi,dan tekanan

darah.

5. Musik mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta

koordinasi tubuh.

6. Musik juga  mempengaruhi  suhu  badan.

7. Musik dapat mengaturhormon-hormon  yang  berkaitan dengan  stres.

8. Musik  dapat memperkuat  ingatan  dan  pelajaran.

9. Musik  mengubah  persepsi  kita  tentang waktu.

10. Musik  dapat  memperkuat ingatan dan  pelajaran.

11. Musik  dapat meningkatkan  produktivitas. 

12. Musik meningkatkan  asmara  dan  seksualitas.

13. Musik  merangsang  pencernaan.

14. Musik meningkatkan  daya  tahan.

15. Musik meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap simbolisme dan

16. Musik  dapat menimbulkan rasa aman dan sejahtera. 

31
3.Mekanisme Terjadinya Stres

Stress baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diriterganggu.

Artinya kita baru bisa mengalami stress manakala kitamempersepsi tekanan

dari stressor melebihi daya tahan yang kita punyauntuk menghadapi tekanan

tersebut. Jadi selama kita memandangkan dirikita masih bisa menahankan

tekanan tersebut (yang kita persepsi lebihringan dari kemampuan kita

menahannya) maka cekaman stress belumnyata. Akan tetapi apabila tekanan

tersebut bertambah besar (baik dari stressor yang sama atau dari stressor

yang lain secara bersaman) makacekaman menjadi nyata, kita kewalahan

dan merasakan stress.

Gambar Persepsi daya tahan dan tekanan

4. Faktor yang mempengaruhi Stres

Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang

disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkenastress

karena menemui banyak masalah dalamkehidupannya. Sepertiyang telah

diungkapkan di atas, stress dipicu oleh stressor. Tentunyastressor tersebut

berasal dari berbagai sumber, yaitu:

a) Lingkungan Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:

32
1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu

memiliki nilai negatif dan positifterhadap prilaku masing-masing

individu sesuaipemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.

Tuntutan inilah yang dapat membuat individuersebut harus selalu

berlaku positif sesuai denganpandangan masyarakat di lingkungan

tersebut.

2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya sepertituntutan yang sesuai

dengan keinginan orang tuauntuk memilih jurusan saat akan kuliah,

perjodohandan lain-lain yang bertolak belakang dengankeinginannya

dan menimbulkan tekanan padaindividu tersebut.

3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK), tuntutan

untuk selalu update terhadapperkembangan zaman membuat sebagian

individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu tentang hal-hal

yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa malu yang tinggi

jika disebut gaptek.

b) Diri sendiri, terdiri dari

1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadapkeinginan yang ingin

dicapai.

2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individuuntuk terus-menerus

menyerap sesuatu yangdiinginkan sesuai dengan perkembangan.

c) Pikiran

1) Berkaitan dengan penilaian individu terhadaplingkungan dan

pengaruhnya pada diri danpersepsinya terhadap lingkungan tersebut

33
harus selalu berlaku positif sesuai denganpandangan masyarakat di

lingkungan tersebut.

2) Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang

biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsungmembuat

sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang berbeda

dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itustressor yang

menjadi penyebab juga dapat mempengaruhi stress.

Menurut Kozier & Erb, dikutip Keliat B.A dampak stressor dipengaruhioleh

berbagai faktor yaitu:

1) Sifat stressor. Pengetahuan individu tentang bagaimana cara mengatasi

dan darimana sumber stressor tersebut serta besarnya pengaruh stressor

pada individu tersebut, membuat dampak stress yang terjadi pada setiap

individu berbeda-beda.

2) Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam

waktu bersamaan. Jika tersebut tidak siap menerima akanmenimbulkan

perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil.

3) Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu menerima stressor

yang sama. Semakin sering individu mengalami hal yang sama maka

akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.

4) Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu yang terdahulu

mempengaruhi cara individu menghadapi masalahnya.

34
5) Tingkat perkembangan, artinya tiap individu memiliki tingkat

perkembangan yang berbeda.

5. Jenis-jenis Stres

Seperti yang sudah disebutkan bahwa stressor dan sumbernyamemiliki

banyak keragaman, sehingga dapat disimpulkan stress yangdihasilkan

beragam pula. Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti,berdasarkan

penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi:

a) Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau

rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus

listrik.

b) Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obatobatan, zat beracun,

hormone, atau gas. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri,

atau parasit yang menimbulkan penyakit.

c) Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,

organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak

normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan

olehgangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa

6.Tahapan Stres

Menurut yosep (2009), gangguan stres biasanya timbul secara lambat,

tidak jelas kapan timbulnya dan serin kali kita tidak menyadari. Namun

meskipun demikian dari pengalaman praktik psikiatrik, parah ahli mencoba

membagi stres tersebut menjadi enam tahapan. Setiap tahapan

memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang di rasakan oleh yang

35
bersangkutan, hal mana bergunabagi seseorang dalam rangka mengenal

gejala stres sebelum memeriksa ke dokter, petunjuk-petunjuk tahapan stres

tersebut sebagai berikut:

a. Stres tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan bisa disertai

dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:

1. Semangat besar.

2. Penglihatan tajam tidak sebagai mana biasanya.

3. Energi dan gugup berlebiha, kemampuan menyelesaikan pekerjaan

lebih dari biasanya.Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang

lalu bertambah semangat, tapi tanpa disadari bahwa sebenarnya

cadangan energinya sedang menipis.

b. Stres tingkat II

Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai Menghilang

dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi

cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering di kemukakan

sebagai berikut:

1. Merasa letih sewaktu bangun pagi.

2. Merasa lelah sesudah makan siang.

3. Merasa lelah menjelang sore hari.

4. Terkadang dalam gangguan dalam sistem pencernaan(gangguan usus,

perut kembung ), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar.

36
5. Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk( belakang

leher).

6. Perasaan tidak bisa sante.

c. Stres tingkat III

Pada tahap ini keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan gejala-

gejala:

1. Gangguan usus lebih terasa(sakit perut, mulas, sering ingin ke

belakang)

2. Otot-otot terasa lebih tegang.

3. Perasaan tegang lebih meningkat.

4. Gangguan tidur (suka tidur, sering terbangun di malam hari dan suka

tidur kembali atau bangun terlalu pagi)

5. Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh

pingsan).

d. Stres IV

Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Untuk bisa bertahan sepanjang hari tersa sangat sulit.

2. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.

3. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial,

dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya tersa berat.

4. Tidur semakin suka, mimpi-mimpi menegangkan, dan seringkali

terbangun dini hari.

37
5. Perasaan negativistik.

6. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.

7. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengetahui

mengapa.

e. Stres tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan IV di

atas, yaitu:

1. Keletihan mendalam(physical and psychological exhaition)

2. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu.

3. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, suka

buang air besar atau sebaliknya feses cair dan sering ke belakang.

4. Perasaan takut yang semakin menjadi,mirip panik.

f. Stres tingkat VI

Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat

darurat, tidak jarang penderita dalam tahapan ini dibawa ke ICCU.

Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan :

1. Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang

dikeluarkan, karena stres tersebut sangat tinggi dalam peredaran

darah.

2. Nafas sesak, megap-megap.

3. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.

4. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi,pingsan,

atau collaps

38
E. Hubungan Hipnoterapi Dengan Penurunan Stress

Hipnoterapi adalah salah satu metode yang terbukti dan sangat efektif

untuk mengatasi stress. Memang ada beberapa metode yang selain hipnoterapi

yang digunakan untuk mengatasi stress tapi kurang efektif dan butuh waktu

yang lama untuk bisa merasakan perubahan yang signifikan. Karena metode

yang lain tidak menyentuh akar permasalahan dan hanya bermain di level

pikiran sadar. Padahal sumber stress pada seseorang itu tersimpan di pikiran

bawah sadar. Dengan Hipnoterapi pikiran bawah sadar bisa ditembus dan

menemukan akar permasalahan yang tersimpan di pikiran bawah sadar.Setelah

menemukan akar permasalahannya dengan menggunakan teknik tertentu,

klien akan dibimbing untuk menyelesaikan akar permasalahannya sehingga

nantinya tidak berpengaruh negatif terhadap kehidupan mulai saat ini dan

seterusnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Prihantanto (2009) menunjukkan hasil

yang sangat menakjubkan. Biasanya penyembuhan stress dibutuhkan waktu

sampai 6 bulan. Namun dengan hipnoterapi, hanya membutuhkan waktu 2 jam

stress bisa dihilangkan.Bahkan ada yang bisa disembuhkan hanya dengan

hitungan menit. Selain itu, berdasarkan bukti ilmiahmenurut American

Psychological Association (APA), Dictonary of Psychology edisi 2007

menunjukkan bahwa hipnoterapi dapat bermanfaat mengatasi manajemen rasa

nyeri akut, merokok, gangguan kepribadian, phobia, trauma, dan sebagai

terapi pendukung dalam beberapa penyakit lainnya. Akan tetapi,

penyembuhan melalui metode hipnoterapi ini belum banyak dikenal dan

39
diketahui oleh masyarakat di Indonesia.Sejak tahun 1958, hipnosis telah

diakui di Amerika sebagai salah satu metode untuk kepentingan terapi. Di

Eropa dan Amerika, konsep hipnosis sudah berubah sama sekali dan telah

berkembang sangat pesat.

Banyak ilmuwan-ilmuwan yang meneliti fenomena hipnosis ini mulai dari

Dr. James Braid, Freud, Jung, Dr. Milton H. Erickson, Dr. Dave Elman dan

sebagainya. Dari hasil penelitian mereka disimpulkan bahwa keadaan hipnosis

atau disebut sebagai trance merupakan suatu keadaan dimana manusia sangat

fokus pada suatu tindakan atau aktivitas yang sedang dilakukan dengan

mengabaikan hal-hal lain yang bukan prioritasnya. Sehingga, apabila ada

suatu masalah dapat dengan mudah diselesaikan. Hipnoterapi umumnya

dilakukan melalui 6 tahap, yaitu pengkajian (pre-talk), induksi, deepening,

terapi piikiran, terminasi, dan swa-hipnosis. Pada tahap induksi inilah klien

dibawa masuk ke pikiran bawah sadarnya, kemudian pada tahap terapi pikiran

terapis dapat memberikan keyakinan positif untuk menghilangkan stress pasca

trauma yang dialami. Melalui tahap-tahap hipnoterapi, klien yang mengalami

stress pasca trauma tingkat sedang akan menurun dan klien dapat menjalani

kehidupan lanjutnya dengan lebih baik.

Hipnoterapi cara ini diketahui dapat menetralisir ketegangan (stress)

kehidupan yang dialami sehari-hari, dan merelaksasikan 3 unsur jiwa raga,

yaitu: pikiran, hati, dan jiwa.Ketika seseorang berada dalam kondisi ini, dan

diperiksa dengan mesin EEG (Elektro-Ensefalo-Grafi) akan terlihat dominasi

gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran (sinusoid, tumpul)

40
dengan frekuensi 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai seseorang

dalam keadaan sangat tenang. Ini tak lain karena Hipnoterapi tidak saja

memberikan sugesti semata yang mempercepat penyembuhan namun juga

membawa seseorang kedalam kondisi nyaman mereka (trance). Sehingga

dalam kenyamanan para hypnotherapist hebat mampu menyembuhkan dalam

waktu yang sangat singkat.

41
BAB III

KERANGKAH KONSEP

A. Dasar Pemikiran Penelitian

Hipnosis berasal dari kata “hypnos” yang artinya adalah dewa tidur orang

yunani. Kata hipnosis adalah kependekan dari istilah yang biasa digunakan

oleh James Braid’s (1843) “neuro-hypnotism” yang berarti “tidurnya sistem

syaraf”. Dalam diri manusia terdiri dari fikiran sadar (concius) bahwa sadar /

tidak sadar (sub-concius/unconcius). Pikiran sadar terdiri dari fungsi analisis

yang bersifat rasional, keinginan, kontrol, kekuatan, memori jangka pendek

tersinmpan, sehingga segala fikiran, perasaan dan perilaku manusia dapat di

sadari terkontrol. Sementara pada pikiran bawah sadar memiliki area lebih

besar dibandingkan dengan alam sadar dan tersimpan potensi internal yang

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang meliputi

fungsi-fungsi seperti kebiasaan, refleks, emosi, keperibadian, persepsi, intuisi,

kreatifitas, keyakinan dan nilai, memori jangka panjang dan fungsi otomatis

dari organ tubuh.

Hipnoterapi merupakan salah satu metode yang terbukti dan sangat efektif

untuk mengatasi stress. Memang ada beberapa metode yang selain hipnoterapi

yang digunakan untuk mengatasi stress tapi kurang efektif dan butuh yang

lama untuk bisa merasakan perubahan yang signifikan. Kurang efektif karena

metode yang lain tidak menyentuh akar permasalahan dan hanya bermain

42
dilevel pikiran sadar. Padahal sumber stress pada seseorang itu tersimpan

dipikiran bawah sadar.

B. KerangkahKonsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Penurunan Tingkat stress Mahasiswa


Hipnoterapi
Keperawatan Semester Akhir
STIKES-MW
Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

:Ada Pengaruh

C. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (terikat) dalam penelitian ini adalah hipnoterapi.

2. Variabel dependen (bebas) dalam penelitian ini adalah penurunan tingkat

stress Mahasiswa Semester Akhir Program Studi Keperawatn Stikes-mw.

D. Defenisi Operasional Dan Kriteria Obyektif

1. Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada objek dalam kondisi

hipnosis. Dimana orang yang dalam kondisi terhipnotis akan mudah

disugesti pikiran alam bawah sadarnya. Maka dari itu sugesti-sugesti

positif yang akan diberikan terapis muda masuk kedalam pikiran

43
seseorang. Dalam penelitian ini hipnoterapi dijadikan sebagai perlakuan

dalam kelompok eksperimen.

2. Tingkat Stress

Tingkat stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang di

sebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, dengan menggunakan

alat ukur skala DASS 42 yakni :

0: tidak ada atau tidak pernah

1: Sesuai Dengan dialami sampai tingkat tertentu atau kadang-kadang

2: Sering

3: Sangat sesuai dengan dialami atau hampir setiap saat

E. Hipotesis Penelitian

1. H0 : Tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat

stressmahasiswa semester tingkat akhir program studi keperawatan

STIKES-MW.

2. Ha : Ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat

stressMahasiswa semester tingkat akhir program studi keperawatan

STIKES-MW.

44
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen dimana bentuk desain yang di

pakai one group pretest-posttest design. Dimana dalam rancangan ini ada

pembanding, perbedaan (pre-test) dan pengukuran (post-tes). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah hipnoterapi.

Tabel 1: Rancangan Penelitian Pre-Eksperimen

Pre-tes Perilaku Post-tes


01 X 02
Keterangan:

X :Perlakuan yang di berikan

01 :Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)

02 :Nilai posttest (setelah di berikan perilakuan )

01-02 :Perbedaan terhadap tingkat stres dan sesudah di berikan Hipnoterapi

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kampus Stikes Mandala Waluya

Kendari.

2. waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2020

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

45
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang ditentukan (Margono, 2010). Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Stikes Mandala Waluya Studi Ilmu

Keperawatan Semester Akhir/Delapan tahun Akademik 2019/2020. Yang

dimana seluruh mahasiwa keperawatan berjumlah 129 orang.

2. Sampel

Menurut Notoadmojo (2012), sampel adalah sebagian dari keseluruhan

objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dimana jumlah

sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin :

N
n=
N.d2+1
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
D2 = presisi
Presisi yang ditetapakan 20%, maka:
N
n=
N.d2+1

129
=
129.(0.2)2+1

129
=
5,16+1

46
129
=
6.16
=20,9415584 =21

Jumlah anggota sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara

proportional random sampling yaitu menggunakan rumus alokasi

proportional:

Ni
ni= .n
N
Dimana:

ni =jumlah anggota sampel menurut stratum

n =jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni =jumlah anggota populasi stratum

N =jumlah anggota populasi seluruhnya

Maka jumlah anggota sampel berdasarkan kelasnya Adalah :

43
Kelas q1 = .21 =7
129

42
Kelas q2 = .21 =7
129

44
Kelas q3 = .21 =7
129

Adapun teknik pengambilan sampelnya yang digunakan adalah non

random (non probality sampling) dengan tehnik accidental sampling.

Pemilihan sampling yang dilakukan dengan memilih semua individu yang

47
ditemui dengan memenuhi kreteria pemelihan, sampai jumlah sampel

terpenuhi (Nirsalam, 2013) ada pun kriteria sampel yang di gunakan pada

penelitian ini adalah:

a. Kriteria inklusi

1. Dapat Berkomunikasi Dengan Baik

2. Bersedia Menjadi Responden

3. Mahasiswa semester akhir yang sedang Proposal, Hasil dan Ujian

Kompren

4. Mahasiswa Aktif di STIKES-MW Kendari

b. Kriteria Ekslusi

1. Tidak dapat berkomunikasi

2. Tidak bersedia menjadi responden

3. Mahasiswa bukan semester akhir

4. Mahasiswa tidak aktif di STIKES-MW Kendari

Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. Cara undian

meminimalkan ketidakadilan dalam memilih sampel karena pengambilan

dari masing-masing kelasnya dilakukan secara acak Pengambilan sampel

masing - masing kelas dilakukan secara acak dengan teknik undian dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Peneliti menuliskan nomor urut mahasiswa berdasarkan daftar kehadiran

pada kertas kecil, menggulung kertas tersebut, lalu memasukan ke dalam

gelas plastik, kemudian menutup gelas dengan plastik dan memberi

sedikit lubang.

48
2. Mengocok gelas dan mengeluarkan satu gulungan kertas. Setiap nomor

yang keluar dicatat dan dijadikan sampel penelitian. Kemudian, gulungan

kertas dimasukkan kembali ke dalam gelas. Hal yang sama dilakukan

pada setiap kelas hingga diperoleh sampel sebanyak 21 mahasiswa.

penulis uraikan pada tabel berikut ini.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan untuk

melihat karakteristik responden menggunakan kuesioner skala DASS,

Musik Relaksasi dan mengukur tingkat stress responden yang di lakukan

peneliti.

E. Sumber Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data primer

Sumber data pada penelitian ini berupa data primer yang didapatkan

dari hasil observasi pada responden atau subjek yang diteliti. Responden

atau subjek yang diteliti adalah mahasiswa jurusan keperawatan di

mandala waluya kendar.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari kampus mandala waluya kendari

yaitu berupa tingkat stres mahasiswa semester akhir keperawatan.

2. Cara Pengumpulan Data

49
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan lembar observasi yang diberikan sebelum dan sesudah

pemberian hipnoterapi.

F. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Editing yaitu penyuntingan data dilakukan pada saat peneliti yakni

memeriksa semua lembaran observasi yang telah diisi yaitu kelengkapan

data dan memeriksa keseragaman data.

b. Coding yaitu pengkodean pada lembaran observasi, pada tahap ini

kegiatan yang dilakukan ialah mengisi daftar kode yang disediakan pada

lembaran observasi, sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan.

c. Skoring yaitu setelah melakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada lembar observasi dalam bentuk angka-angka

yakni dengan menggunakan kalkulator untuk mengetahui presentase

variabel yang diteliti.

d. Tabulating yaitu setelah pembuatan kode, selanjutnya dilakukan

pengolahan data kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki

yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini. Tabel yang digunakan

yaitu berupa tabel sederhana atau tabel silang.

2. Analisa Data

50
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul yang dimulai dari

beberapa tahap ditandai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan

identitas responden, kemudian data diberi coding untuk memudahkan

peneliti dalam melakukan analisa data, selanjutnya entery data dalam

komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan komputer

serta program SPSS versi 25.

a. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menganalisis dan menyajikan

data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik

sampel penelitian dalam bentuk nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2013)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat

pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent dengan

skala data numerik, yaitu pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan

tingkat stres mahasiswa semester akhir program studi keperawatan stikes

mandala waluya. Jika distribusi data normal (p-value> (0,05), maka uji

statistik yang digunakan adalah yaitu Paired Sampel t-Test dengan rumus

sebagai berikut :

d
t hitung =
S /√ n

Keterangan :
d = selisih nilai rata-rata sampel
S = simpangan baku
n = besarnya sampel

51
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesis dengan tingkat

kepercayaan atau Confidence Interval (CI) 95% adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai thitung> ttabel atau p-value ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima

2) Jika nilai thitung< ttabel atau p-value ≥ α (0,05) maka H0 diterima dan Ha

ditolak

Namun, jika data tidak berdistribusi normal, maka uji statistik yang

digunakan adalah uji Wilcoxon Sing Rank Test (Ghozali, 2013)

3. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel digunakan untuk mendeskripsikan

variabel yang diteliti dan dijabarkan dalam bentuk tabel dan distribusi serta

menarasikan hasil dari percobaan.

G. Etika Penelitian

Menurut masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah

yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan

pengetahuan (A. Aziz Alimul H, 2002).

1. Informed Concent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan memberikan lembar

persetujuan (informed concent). Informed concent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar subyek mengerti

52
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia

maka meraka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonim (Tanpa Nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara

tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan dengan menjamin kerahasiaan dari

hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

53
Standart Operational Procedure (SOP)

TERAPI KOMPLEMENTER

HIPNOTERAPI

1. Pengertian Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi pikiran yang


menggunakan hipnotis sebagai sarana untuk menjangkau
pikiran bawah sadar klien, sebagai sarana penyembuhan
gangguan psikologis maupun fisik (psikomatis).

2. Tujuan a. Mengatasi penurunan kualitas diri


b. Meningkatkan kualitas kesehatan
c. Manajemen terhadap rasa sakit
d. Mengatasi fobia atau trauma
e. Mengatasi stres
f. Manajemen terhadap berat badan
g. Mencegah dan mengatasi depresi
3. Indikasi a. Seseorang responsif terhadap metode hipnoterapi.
b. Klien memiliki hubungan positif terhadap terapis.
c. Individu memiliki motivasi untuk memecahkan masalah
baik sadar maupun tidak sadar.
d. Penggunaan hipnoterapi tidak merugikan bagi klien
maupun orang lain.
4. Kontraindikasi a. Hipnosis oleh operator yang tidak terlatih dengan baik.
b. Penggunaan hipnosis untuk tujuan yang tidak baik.
5. Persiapan Pasien 1. Pastikan identitas pasien
2. Kaji kondisi pasien, pastikan tidak ada kontraindikasi
pada pasien
3. Jaga privacy pasien
4. Posisikan pasien pada posisi nyaman
5. Informasikan kepada pasien maksud dan tujuan dari
terapi dan sensasi yang akan diterima saat terapi
6. Persiapan Alat Jam
Stetoskop dan termometer (untuk mengukur TTV)
Lembar Informed Consent tertulis tentang persetujuan
54
pasien terhadap pelaksanaan hipnoterapi
Bolpoin
7. Persiapan Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan
Perawat medis
Rumuskan diagnosa terkait
Buat perencanaan tindakan (intervensi)
Cuci tangan dan siapkan alat
8. Cara Kerja a. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
b. Panggil pasien dengan nama kesukaan pasien
c. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada
pasien
d. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
e. Berikan lembar informed consent pada pasien untuk
ditandatangani yang menyatakan bahwa pasien
menyetujui pelaksanaan tindakan hipnoterapi
f. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika pasien merasa
tidak nyaman dengan prosedur yang dilakukan
g. Jaga privasi pasien
h. Dekatkan peralatan di samping tempat tidur pasien
i. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang nyaman
bagi pasien
j. Periksa tanda vital pasien sebelum memulai terapi
k. Tahap-Tahap Proses Hipnoterapi
1. Pre induction
Pre induction merupakan suatu proses mempersiapkan
suatu situasi dan kondisi yang bersifat kondusif antara
terapis dengan orang yang akan dihipnosis (pasien).
Agar proses pre induction berlangsung dengan baik
maka sebelumnya terapis harus dapat mengenali aspek-
aspek psikologis dari pasien, antara lain hal yang
diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui
pasien terhadap proses hipnoterapi. Dalam tahap ini,
terapis melakukan percakapan ringan, saling
berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat
mendekatkan seorang terapis secara mental terhadap
seorang pasien. Bila hipnoterapi yang dilakukan
bertujuan untuk mengatasi fobia atau trauma, terapis

55
harus memisahkan stimulus (pemicu objek) dari respons
emosional pasien, mengenali dan memahami kronologis
stimulus (pemicu objek), dan melakukan “updating”
atau menginformasikan ulang pikiran dengan hal yang
lebih baru dan lebih realistis untuk direspon oleh
subyek (pasien). Tahapan yang perlu dilakukan saat pre
induction adalah:

2. Building Rapport: membangun relasi dan kepercayaan


antara terapis dengan pasien melalui teknik NLP dan
empati
3. Intake Interview: wawancara untuk memperoleh latar
belakang pasien dan permasalahan pasien secara lebih
benar
4. Exploring Client Modalitities: eksplorasi kemampuan
pasien (kedalaman pengetahuan, komunikasi, dan lain-
lain)
5. Hypnotherapy Training: pemahaman tentang konsep
hipnosis dan hipnoterapi (apersepsi atau penyamaan
persepsi tentang hipnoterapi dengan pasien)
6. Suggestibility Test: uji sugestibilitas untuk mengetahui
tingkat sugesti pasien, sebagai gambaran awal untuk
menyusun dan menentukan teknik berikutnya
7. Hypnotherapy Strategi: penyusunan strategi teknik yang
akan digunakan
8. Hypnotherapy Contract: kontrak lisan dan tertulis untuk
penegasan bahwa pasien mengikuti terapi dengan
sukarela dan benar-benar telah memahami mekanisme
dari hipnoterapi. Kontrak lisan dilakukan terapis dengan
menjabat tangan pasien, “Apakah Anda benar-benar
ingin menjalani hipnoterapi bersama saya?”. Klien harus
menjawab “Ya”, lalu menjabat tangan pasien yang
berarti pasien setuju untuk mengikatkan diri atau
melakukan kontrak secara mental dengan terapi yang
akan dilakukan.
9. Suggestibility Test
Uji sugestibilitas digunakan untuk mengetahui apakah
56
seseorang memiliki tipe physical suggestibility
(sugestibilitas fisik) atau emotional suggestibility
(sugestibilitas emosi atau perasaan). Mengetahui tipe
sugestibilitas sangat penting untuk menentukan tipe
induksi yang digunakan dan teknik terapi yang cocok.

Untuk merancang sebuah sugesti yang positif, terapis perlu


memformulasikan, menyusun sugesti, dan menentukan jenis
sugesti, serta mementukan cara menyampaikannya pada
pasien. Sugesti yang diberikan harus menggunakan bahasa
kalimat sekarang (present tense) yang sederhana, mudah
dimengerti, dan spesifik, possitive programming dari apa yang
diinginkan (tidak menggunakan kalimat negasi), menggunakan
emosi, bersifat berkesan dan meyakinkan pasien, menggunakan
nada rendah monoton, dan memiliki arti tunggal.Misalnya
“Biarkan diri Anda rileks. Sebentar lagi awan yang menutupi
matahari Anda akan semakin hilang dan memudar’. Salah satu
tes sugestisitas yang biasa digunakan adalah tes mata terpejam.

1. Mintalah pasien untuk memejamkan kedua kelopak mata


dengan lemah lembut, seolah-olah melihat ke arah ubun-
ubunnya.
2. Kemudian biarkan kedua kelopak mata pasien semakin erat
terpejam seperti dilem. Saat klien ingin membuka matanya,
ia akan merasakan bahwa semakin ingin ia membuka
kelopak matanya, semakin erat kedua matanya itu
terpejam dan ia hanya bisa mendengarkan suara serta
panduan dari terapis.
a. Induction
Induction (induksi) merupakan teknik untuk membawa
subjek berada dalam kondisi hipnosis. Tahap ini
dilakukan dengan memberikan suatu kejutan kepada
subjek sehingga critical area terbuka secara tiba-tiba
dan terjadi masa tegang (blank). Pada masa tegang
tersebut, terapismemberikan perintah sederhana
kepada subjek. Contoh induksi dengan menggunakan
teknik focus visual atau fiksasi mata.

“Pusatkan pandangan mata Anda ke satu titik di atas


ruangan ini dan mulailah menghirup napas. Sekali lagi,
dengan mata terbuka, hiruplah napas yang dalam, dan
hembuskan. Rasakan mata Anda semakin lama semakin
lelah, berat, dan mengantuk ketika Anda menghirup
57
napas. Sekarang izinkan mata Anda menutup dengan
perlahan ketika Anda menghembuskan napas. Izinkan
terpejamnya mata Anda sebagai isyarat bagi tubuh
Anda untuk masuk ke dalam sensai relaksasi
sepenuhnya. Tubuh Anda akan merasa rileks, semakin
rileks, dan Anda semakin tertidur nyenyak. Tetap
pusatkan perhatian Anda pada suara saya dan hanya
suara saya, sekali pun ada suara lain di sekeliling Anda,
suara-suara itu akan semakin menghantarkan Anda
untuk lebih dalam lagi ke alam relaksasi, Anda merasa
semakin rileks dan semakin tertidur nyenyak”.

b. Deepening
Deepening merupakan kelanjutan dari induksi yang
merupakan suatu teknik yang bertujuan membawa
subjek memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam lagi
dengan memberikan suatu sentuhan imajinasi agar
pasien lebih dapat menerima sugesti yang diberikan
oleh terapis. Konsep dasar dari deepening ini adalah
membimbing subyek pasien untuk berimajinasi
melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu
tempat yang mudah dirasakan oleh subyek. Rasa
mengalami secara dalam ini akan membimbing subyek
memasuki trance level lebih dalam.

c. Suggestion
Suggestion merupakan suatu kalimat-kalimat saran
yang disampaikan oleh hipnotis ke bawah sadar pasien.
Dalam hal ini, sugesti tersebutlah yang menjadi tujuan
kegiatan hipnosis. Terapis akan mulai memberikan
terapi untuk permasalahan yang dihadapi pasien
dengan menanamkan sugesti pascahipnotis sesuai
kesepakatan dalam kontrak dengan pasien. Sugesti
pascahipnotis tersebut berupa kalimat terapeutik yang
berfungsi menghilangkan gejala dan keluhan pasien,
menghilangkan akar masalah dan penyebab gangguan,
serta kaitannya dengan aspek-aspek yang lain. Misalnya
“Setelah terapi, saat Anda membuka mata dan
terbangun nanti, Anda akan merasa kecemasan dan
masalah Anda hilang dan hidup Anda menjadi lebih
bahagia.”

d. Termination
Termination merupakan tahap pengakhiran untuk
mengembalikan subyek pada keadaan semula. Sebuah

58
terminasi dilakukan dengan memberikan kalimat
lanjutan setelah kalimat-kalimat sugesti. Misalnya, “Sesi
hipnoterapi ini akan segera berakhir. Sekarang, hiruplah
napas yang dalam, dan hembuskan. Sekali lagi, hirup
napas yang dalam, dan hembuskan. Hirup napas yang
dalam, dan hembuskan. Sebentar lagi, Anda akan
terbangun dan membuka mata Anda dalam hitungan
mundur yang saya ucapkan. Anda akan membuka mata
Anda dan terbangun dan menjalani hidup Anda dengan
lebih bahagia karena beban, kecemasan, dan masalah
Anda telah hilang. Tiga, dua, satu, dan Anda terbangun
dari tidur Anda dan membuka mata Anda kembali”.

l. Monitor tanda vital pasien setiap 15 menit.


m. Observasi pasien untuk melihat adanya reaksi terapi.
n. Apabila terapi sudah selesai, rapikan pasien.
o. Bereskan alat.
p. Cuci tangan.
9. Evaluasi a. Evaluasi respon pasien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
10. Dokumentasi a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan.
b. Catat respon pasien dan hasil pemeriksaan.
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP.

59
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa


Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Mandala Waluya Kendari :

Nama : JOKO SUSILO

Nim : P201501330

Dengan ini mengajukan dengan hormat kepada Bapak/Ibu/Saudara


untuk bersedia menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan,
dengan judul “pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat stres
mahasiswa semester akhir program studi keperawatan stikes mandala
waluya kendari”

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi


siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam pembahasan atau laporan
nama Responden tidak akan disebutkan. Keikutsertaan Responden dalam
penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksa.
Demikian permohonan ini saya buat, atas kerja sama yang baik saya
ucapkan terima kasih.

Kendari, Juli 2019

JOKO SUSILO

1
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan skripsi oleh


mahasiswa dibawah ini :

Nama : JOKO SUSILO

Nim : P201501330

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat


stres mahasiswa semester akhir program studi
keperawatan stikes mandala waluya kendari

Maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian tersebut.

Mengetahui

Peneliti Responden

JOKO SUSILO (………………………)

Anda mungkin juga menyukai