“WAHAM”
Dosen Pembimbing :
Dr. Imam Zainuri, S.kep, Ns, M. Kes
Disusun oleh:
KELOMPOK 7
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayah-nya penulis telah
menyelesaikan makalah dengan judul “laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
Waham” makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah jiwa I program studi S1
ilmu keperawatan stikes bina sehat ppni mojokerto.
Dalam makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik dalam materi maupun moral. Sehingga pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat.
1) Lilik Ma’rifatul Azizah, S.kep, Ns, M. Kes Selaku dosen Jiwa I yang telah
membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2) Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang turut
membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan-arahan yang telah diberikan.
3) Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang
telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga
terselesainya makalah ini.
4) Rekan-rekan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah membantu
terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi pembaca,
penulis dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
Mojokerto, 01 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...............................................................................................................i
ii
Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi........................................................................................................... 3
2.2 Proses terjadinya waham ............................................................................... 4
2.2.1 Jenis-Jenis Waham .............................................................................. 4
2.2.2 Etiologi Waham.................................................................................. 5
2.2.3 Rentang Respon Waham..................................................................... 6
2.2.4 Fase-fase Waham................................................................................. 6
2.2.5 Patofisiologi Waham............................................................................ 8
2.3 Manifestasi Klinis.......................................................................................... 10
2.4 Penatalaksanaan............................................................................................. 11
2.5 Konsep Dasar Keperawatan .......................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 58
4.2 Saran.............................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
1
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi / informasi secara akurat.
Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat
dan sangat terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundamental
of Psychatric Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur: Thinks he or she has
powers and talents that are not possessed or is someone powerful or famous.
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
Waham yaitu keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh atau kuat, tidak
sesuai dengan kenyataan tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya,
selalu dikemukakan secara berulang-ulang, biarpun telah dibuktikan kemustahilannya
atau kesalahannya atau tidak benar secara umum (Lilik Ma’rifatul A, 2011).
Key Word : keyakinan, dipertahankan,terus menerus, tidak sesuai dengan
kenyataan.
1. Waham kebesaran
Keyakinan klien terhadap suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaam
atau kekuasaan secara luar biasa.
Contoh: saya ini ratu adil, nabi, superman dll “ Saya ini titisan bung karno,
punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai negara dan bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit.”
2. Waham curiga
2
Keyakinan klien terhadap seseorang atau kelompok secara berlebihan yang
berusaha merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam, memata-matai
dan membicarakan kejelekan dirinya
Contoh: “ Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan
hidup saya, suster akan meracuni makanan saya.”
3. Waham agama
Keyakinan klien yang bertema tentang agama atau kepercayaan yang
berlebihan.
Contoh: “ Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
4. Waham somatic/hipokondrik
Keyakinan klien terhadap tubuhnya ada suatu yang tidak beres seperti ususnya
busuk, otaknya mencair, perutnya ada kuda.
Contoh: “ Sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam
tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.”
5. Waham nihilistik
Keyakinan klien terhadap dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia
sudah hancur dan sesuatunya tidak ada apa-apa lagi.
Contoh: “ Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah
roh – roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
6. Waham Dosa
Yaitu keyakinan klien terhadap dirinya telah atau berbuat dosa perbuatannya
tidak dapat di ampuni lagi.
7. Waham Bizar
Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain
disisipkan kedalam pikiran dirinya
Siar pikir/ broadcasting adalah keyakinan klien bahwa ide dirinya
dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang ia
pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata mengatakan pada orang
tersebut
Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien bahwa pikiran,
emosi dan perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan
diluar dirinya yang aneh
1. Faktor Predisposisi
Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
3
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan
fungsi intelektual dan emosional tidak efektif
Faktor Sosial Budaya
Seseorang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham
Faktor Psikologi
Hubungan tidak harmonis, peran ganda bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan
Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
Faktor Genetik.
2. Faktor Presipitasi
Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
Faktor Biokimia
Dopamin, Noreepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab kepada seseorang.
Faktor Psikologi
Kecemasan yang memanjang dan keterbatasan kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenangkan.
4
– orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.Biasanya klien sangat
miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorong untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara sosial dan ekonomi terpenhi tetapi kesenjangan antara reality dengan
self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang yang sangat cerdas, sangat berpengalaman dan
diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya
pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahya
penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).
5
diulang – ulang.Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsi normal (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinansi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya.Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase improving
Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah kepada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masalalu atau kebutuhan – kebutuhan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang).Waham bersifat menetap dan dulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa- apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Waham
6
Kebutuhan tidak terpenuhi
Factor penyebab:
1. Faktor perkembangan
2. Faktor sosial budaya
3. Faktor psikologis Gangguan ideal tidak
4. Faktor biologis sama realitas dan tidak
disetujui oleh pemikiran
Factor pencetus:
1. Faktor sosial budaya Ada support lingkungan
2. Faktor biokimia
3. Faktor psikologi
Nyaman dengan
keyakinan
7
2.3 Manifestasi klinis
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan social
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Hegyne kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai
berikut :
a. Menolak makan.
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicaraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
2.4 Penatalaksanaan
8
klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar
menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi
lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi
tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya
bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan
skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses
refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
2.5 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, diagnosa medis, pendidikan
dan pekerjaan.
b. Alasan Masuk
Umumnya klien yang mengalami Waham di bawa ke rumah sakit
karena keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien
dan hal lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
c. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana
hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah
ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Faktor precipitasi
Stresor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh
stress seperti kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta menyebabkan
ansietas. Pada pasien Waham tingkat emosional yang tinggi akan kepercayaan
bahwa dirinya adalah sesuatu yang pantas untuk dititukan dan diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupannya.
e. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
f. Psikososial
Genogram
9
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
Konsep Diri
- Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.
- Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap
status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan,
keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
- Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok
masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya,
perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien
akibat perubahan tersebut.
- Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada
klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai
harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan,
penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain.
c) Hubungan Sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya
yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang
diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan
kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain,
minat dalam berinteraksi dengan orang lain.
d) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan
g. Status Mental
Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada
yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status psikologis
klien.
Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering
terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu
memulai pembicaraan.
Aktivitas motoric
10
Gerakan yang perlu di catat dalam hal tingkat aktifitas
(letargik,tegang,gelisah,agitasi) jenis (tik, tremor, seringai) dan isyarat tubuh.
Pada pasien Waham aktivitas yang ditampilkan klien tampak gelisah, percaya
diri bahwa yang dilakukan adalah benar.
Afek dan Emosi
Pada klien dengan Waham biasanya ditemukan beberapa afek dan emosi,
diantaranya adalah :
i. Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
ii. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat
iii. Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
iv. Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus
11
Konfabulasi: ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan tidak sesuai
kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
j. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Pasien waham mampu berkonsentrasi dan berhitung
k. Kemampuan Penilaian
- Gangguan Ringan
- Gangguan bermakna
l. DayaTilik
Hal-hal diluar dirinya, bilamana ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan diluar dirinya yang
menyebabkan ia seperti itu
2. Dignosa
a) Pohon Masalah
b) Diagnosa Keperawatan
12
3. NCP (Nursing Care Planning)
Diagnosa Perencanaan
Keperawat Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria hasil
an
Gangguan TUM : klien
proses dapat
pikir: mengontrol
waham wahamnya.
TUK 1:
Klien dapat Ekspresi wajah 1. Bina hubungan Hubungan saling
membina bersahabat saling percaya percaya akan
hubungan Ada kontak dengan klien menimbulkan
saling percaya. mata dengan kepercayaan klien
Mau berjabat menggunakan pada perawat,
tangan prinsip sehingga akan
Mau menjawab komunikasi memudahkan
salam terapeutik : dalam pelaksanaan
Klien mau 1. Beri salam tindakan
duduk terapeutik selanjutnya.
berdampingan (panggil nama
Klien mau klien)
mengutarakan 2. Perkenalkan
perasaan diri sebutkan
nama perawat
dengan sopan
3. Jujur dan
menepati janji
13
4. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
apa adanya
5. Jelaskan tujuan
interaksi
6. Ciptakan
lingkungan
yang tenang
7. Buat kontrak
yang jelas
(topic, waktu,
tempat)
8. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
perawat siap
menolong
9. Yakinkan
bahwa
kerahasiaan
klien akan
tetap terjaga
2. Jangan Meningkatkan
membantah dan orietasi klien pada
mendukung realita dan rasa
waham klien percaya klien pada
perawat
14
TUK 2 : Mampu 1. Beri pujian pada Klien terdorong
Klien dapat mempertahank penampilan dan untuk memilih
mengidentifika an aktivitas kemampuan klien aktivitas
si kemampuan sehari- hari yang realistic sebelumnya
2. Diskusikan dengan
yang dimiliki Klien dapat
klien kemampuan
mengontrol
yang dimiliki pada
wahamnya
waktu lalu dan saat
ini yang realistic.
(hati-hati terlibat
diskusi dengan
waham).
3. Tanyakan apa
yang bisa
dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-
hari dan
perawatan diri)
kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat
ini
4. Jika klien selalu
Dengan
berbicara tentang
membenarkan,
wahamnya
klien akan merasa
dengarkan
lebih diperhatikan
sampai
sehingga klien
kebutuhan
akan
waham tidak ada.
15
(perawat perlu mengungkapkan
memperhatikan perasaannya
bahwa klien
penting).
TUK 3 : Klien dapat a. Observasi Dengan observasi
Klien dapat menyebutkan kebutuhan klien dapat mengetahui
mengidentifika kebutuhan sehari-hari kebutuhan klien
si kebutuhan terpenuhi
yang tidak Klien dapat
terpenuhi melakukan b. Diskusikan Dengan
aktivitas kebutuhan klien mengetahui
Klien tidak yang tidak kebutuhan yang
menggunakan / terpenuhi selam tidak terpenuhi
membicarakan dirumah dan di maka dapat
wahamnya umah sakit diketahui
kebutuhan yang
diperlukan
c. Hubungkan
kebutuhan atau
harapan yang
belum terpenuhi
dengan timbulnya
waham
d. Tingkatkan Mengetahui
aktivitas yang keterkaitan antara
dapat memenuhi yang tidak
kebutuhan klien terpenuhi dengan
dan memerlukan wahamnya
waktu dan tenaga.
16
untuk akan mempunyai
menggunakan waktu untuk
wahamnya. mengikuti
wahamnya
Dengan situasi
tertentu akan dapat
mengontrol
wahamnya
Pujian dapat
2. Sertakan klien memotivasi klien
dalam terapi untuk
aktivitas meningkatkan
kelompok : kegiatan
orientasi realitas positivnya
3. Berikan pujian
pada tiap kegiatan
positive yang
dilakukan klien
TUK 5 : Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan Perhatian keluarga
Klien dapat membina keluarga tentang : dan pengertian
dukungan hubungan saling Gejala waham keluarga akan
keluarga percaya dengan Cara dapat membantu
perawat merawatnya klien dalam
Keluarga dapat Lingkungan mengendalikan
menyebutkan keluarga wahamnya
pengertian,
17
tanda dan Follow up dan
tindakan untuk obat
merawat klien 2. Anjurkan keluarga
dengan waham melaksanakan
dengan bantuan
perawat
TUK 6 : Klien 1. Diskusikan dengan Obat dapat
klien dapat menyebutkan klien dan kelurga mengontrol waham
menggunakan manfaat, dosis tentang obat, dosis, yang dialami klien
obat dengan dan efek frekuensi, efek
benar samping obat samping obat dan
Klien dapat akibat penghentian
mendemonstrasi
kan penggunaan 2. Diskusikan
obat dengan perasaan klien
benar setelah minum
Klien obat
memahami 3. Berikan obat dan
akibat observasi setelah
berhentinya minum obat
obat tanpa
konsultasi
Klien dapat
menyebutkan
prinsip dalam
penggunaan
obat
18
4. SP(Strategi Pertemuan)
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
20
3.2. Psikodinamika
1. Faktor Predisposisi
Klien masuk rumah sakit jiwa karena klien mengalami gangguan proses fikir
sejak ditinggal orang tuanya meninggal dunia, dan klien banyak mengurung
diri dikamar serta mengaku sebagai anak tuhan dan terkadang suka mondar-
mandir didepan rumah dan kadang-kadang menunjukkan ekspresi senang dan
sedih ketika ditanya tentang orang tuanya.
2. Faktor Precipitasi
Riwayat Pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah dibawa berobat
Riwayat penganiyaan
Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan
kriminal
Riwayat Pengalaman Masa Lalu yang kurang menyenangkan
Klien di didik dengan keras oleh orang tua nya.Tidak boleh melakukan
apapun kecuali beribadah.2 bulan lalu Orang tua klien telah tiada.
Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
3. Penilaian Primer
Bahwa perilaku itu muncul 2 bulan ini setelah orang tua yang mendidiknya
dengan keras itu meninggal, keluarga juga mengatakan bahwa setelah orangtua
Ny.B meninggal Ny.B banyak mengurung diri di kamar. Kadang mondar-
mandir didepan rumah dan kadang-kadang menunjukkan ekspresi senang dan
sedih ketika ditanya tentang orang tuanya.
4. Penilaian Sekunder
Pasien mendapat dukungan dari keluarga dan saudara. Namun semakin hari
merasa tak mampu untuk merawat Ny.B, lalu keluarga membawa Ny.B ke RSJ.
5. Koping
Sering kali keluarga mengingatkan bahwa ia adalah orang biasa, bukan anak
tuhan, tetapi Ny.B selalu bersikeras bahwa ia adalah anak tuhan. Ny.B berkata
dengan nada kasar, bahkan Ny.B mengancam bahwa akan mengutuk siapa saja
yang tidak percaya kepadanya.
21
3.3. Terapi Modalitas
1. Terapi Kognitif
Terapi kognitif diutamakan pada klien dengan kasus waham karena sesuai
dengan tujuan terapi kognitif itu sendiri, diantaranya :
a) Mengembangkan pola pikir yang rasional.
b) Mengubah pola pikir yang tidak rasional yang sering mengakibatkan gangguan
perilaku yang tidak berdasarkan fakta dan informasi yang aktual.
c) Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi
setiap stimulus.
2. Terapi Individu
Hubungan terstruktur dalam terapi individu bertujuan agar klien mampu
merubah isi fikir serta menyelesaikan konflik yang dialami.selain itu klien juga
diharapkan mampu meredakan penderitaan atau distres emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasar diri
3. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan cocok untuk klien waham, diharapkan dengan di berikan
terapi lingkungan pasien waham bisa sadar akan lingkunganya.
4. Terapi Keluarga
Dengan adanya dorongan keluarga dengan cara :
a. Keluarga harus sering berinteraksi dengan klien
b. Keluarga tidak langsung membantah atau menolak waham
c. Keluarga harus membimbing untuk menerima situasi disekitar
d. Keluarga harus meyakinkan bahwa apa yang diungkapkan tidak nyata.
5. Terapi Kelompok
Dengan adanya terapi kelompok klien akan dibimbing dengan petugas
psikoterapi dengan tujuan :
a. Klien dapat berkembang dengan sadar diri apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
perilaku, petasaan lainnya. umpan balik kelompok akan mampu mendorong
klien untuk dapat merubah pola pikir sehingga hubungan interpersonal lebih
efektif.
b. Apa yang dipikirkan klien bisa dibantah
22
Konselor memerintahkan klien untuk mengemukakan segala sesuatu melalui
perasaan. Metode ini adalah Pengungkapan pengalaman masa lampau dan
penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu,
klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
b. Analisa mimpi
Mengungkapkan pesan bawah sadar/ permasalahan terpendam, baik berupa
hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari.
1. Pencegahan Primer
a. Preventif ( sudah beresiko)
1) Masalah keperawatan : Waham (curiga)
2) beresiko :
- Harga diri rendah
- resiko mencederai diri ataupun orang lain (amuk)
- defisist personal hygine
- bunuh diri
b. Promotif (tak beresiko)
- Halusinasi
2. Pencegahan Sekunder
a. Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien terhadap kondisi pasien
b. Dukungan/motivasi keluarga terhadap kondisi pasien
c. Memberikan terapi psikis pasien dengan:
- Memberikan perhatian lebih keluarga kepada pasien
- Keluarga mampu meluangkan waktu untuk pasien
- Membantu pasien mencari problem soefling terhadap masalah pasien
untuk masuk perguruan tinggi seperti temanya
- Memberikan rasa simpati dan empati terhadap pasien
- Memberikan wawasan kepada keluarga pasien untuk tidak menyinggung
perasaan pasien dan memberikan arahan kepada pasien bagaimana
mengkondisikan pasien ketika kambuh
23
d. Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan internal keluarga, spt: bersih-bersih
rumah, mengikutsertakan pasien ketiks ada kumpulan keluarga, dll. Tidak
mengasingkan pasien
e. Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan sosial, meningkatkan kemampuan
komunikasi pasien dengan mengajak psien untuk berkomunikasi seperti orang
yang sehat pada umumnya
f. Meningkatkan jiwa spiritual pasien agar mampu melakukan mekanisme
koping terhadap masalahnya dengan baik
3. Pencegahan Tersier
a. Bina hubungan saling percaya antara keluarga dengan paisen
b. Pemantuan keluarga terhadap kondisi pasien, perhatian yang lebih oleh
keluarga
c. Menjaga emosional negative pasien
3.4.3. Psikososial
1. Genogram :
69
4 37 3 31 28
6 3
24
1 1 3
40
5 2 5
Keterangan :
= laki-laki 40 = klien/pasien
= perempuan = tinggal serumah
25
Jelaskan : Klien kelihatan sangat bersemangat, Pandangan mata klien
tampak tajam wajah tegang, ketika menceritakan masalahnya,
terutama saat menceritakan bahwa dirinya anak tuhan
Masalah Keperawatan : resiko tinggi perilaku Kekerasan
F. Persepsi Sensory
Apakah ada gangguan : Ada
Halusinasi : Merasa bisa berbicara dengan tuhan
Ilusi : Tidak ada.
G. Proses Pikir
Proses pikir : Nonrealistik
Isi pikir : Waham agama
Ditandai dengan klien mengatakan dirinya sebagai anak tuhan
H. Tingkat Kesadaran
Waktu : Klien kurang dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan
dia kurang mengerti kapan saja waktu ia harus mandi
Tempat : Klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
Orang : Kilen dapat mengenali seseorang.
I. Memory
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu, misalnya saat orang
tuanya tiada.
No Data Masalah
26
karena sama saja kamu menyembah tuhanmu”.
Do:
Wajah tegang, mata melontot merah dan dengan nada tegas
Ds: ISOS
Keluarga Ny.B mengatakan bahwa setelah orang tua Ny.B
meninggal, Ny.B sering kali mengurung diri di kamar dan
tidak ingin berbicara dengan orang lain
Do: -
3.8. Diagnosa
A. Pohon Masalah
27
Causa : Isos
Mekanisme koping
Proses Mekanisme koping
individu tidak perpisahan keluarga tidak
efektif memanjang efektif
HDR
B. Diagnosa
No Dignosa TTD
Diagnosa Prioritas:
1. Gangguan proses fikir : Waham Kebesaran
Axis 1 : Gangguan
Axis 2 : Waham Agama
Axis 3 : Proses Pikir
28
Axis 4 : Kebesaran
Diagnosa Perencanaan
Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil
Gangguan TUM :
proses pikir: klien dapat
waham mengontrol
kebesaran wahamnya.
TUK 1:
Klien dapat Ekspresi wajah 1. Bina hubungan 1. Hubungan
membina bersahabat saling saling percaya
hubungan Ada kontak percaya dengan akan menimbulkan
saling mata klien dengan kepercayaan klien
percaya. Mau berjabat menggunakan pada perawat,
tangan prinsip sehingga akan
Mau menjawab komunikasi memudahkan
salam terapeutik dalam pelaksanaan
Klien mau a. Beri salam tindakan
duduk terapeutik selanjutnya.
berdampingan (panggil nama
Klien mau klien)
mengutarakan b. Perkenalkan
perasaan diri sebutkan
nama perawat
dengan sopan
c. Jujur dan
menepati janji
d. Tunjukkan
29
sikap empati
dan menerima
apa adanya
e. Jelaskan tujuan
interaksi
f. Ciptakan
lingkungan
yang tenang
g. Buat kontrak
yang jelas
(topic, waktu,
tempat)
h. Yakinkan klien
dalam keadaan
aman dan
perawat siap
menolong
i. Yakinkan
bahwa
kerahasiaan
klien akan tetap
terjaga
2. Jangan Meningkatkan
membantah dan orietasi klien pada
mendukung realita dan rasa
waham klien percaya klien pada
perawat
3. Observasi
apakah waham Dengan orientasi
klien ditentukan
mengganggu intervensi
aktivitas sehar- selanjutnya
hari dan
perawatan diri
30
TUK 2 : Mampu 1. Beri pujian pada Klien terdorong
Klien dapat mempertahank penampilan dan untuk memilih
mengidenti an aktivitas kemampuan klien aktivitas
fikasi sehari- hari yang realistic sebelumnya
2. Diskusikan dengan
kemampua Klien dapat
klien kemampuan
n yang mengontrol
yang dimiliki pada
dimiliki wahamnya
waktu lalu dan saat
ini yang realistic.
(hati-hati terlibat
diskusi dengan
waham).
3. Tanyakan apa yang
bisa dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-
hari dan perawatan
diri) kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat ini
4. Jika klien selalu
berbicara tentang
wahamnya Dengan
dengarkan sampai membenarkan,
kebutuhan waham klien akan merasa
tidak ada. lebih diperhatikan
(perawatperlu sehingga klien
memperhatikan akan
bahwa klien mengungkapkan
penting). perasaannya
31
terpenuhi aktivitas kebutuhan klien mengetahui
Klien tidak yang tidak kebutuhan yang
menggunakan / terpenuhi selam tidak terpenuhi
membicarakan dirumah dan di maka dapat
wahamnya umah sakit diketahui
kebutuhan yang
diperlukan
3. Hubungkan
kebutuhan atau
harapan yang
belum terpenuhi
dengan timbulnya
waham
4. Tingkatkan Mengetahui
aktivitas yang keterkaitan antara
dapat memenuhi yang tidak
kebutuhan klien terpenuhi dengan
dan memerlukan wahamnya
waktu dan tenaga.
32
berhubunga secara realitas konteks realitas untuk mningkatkan
n dengan Klien (realitas diri, orang kesadaran klien
realitas. mengikuti lain, waktu dan akan realitas
terapi aktivitas tempat)
kelompok
Pujian dapat
2. Sertakan klien memotivasi klien
dalam terapi untuk
aktivitas meningkatkan
kelompok : kegiatan
orientasi realitas positivnya
3. Berikan pujian
pada tiap kegiatan
positive yang
dilakukan klien
TUK 5 : Keluarga 1. Diskusikan dengan Perhatian keluarga
Klien dapat dapat keluarga tentang : dan pengertian
dukungan membina Gejala waham keluarga akan
keluarga hubungan Cara dapat membantu
saling percaya merawatnya klien dalam
dengan Lingkungan mengendalikan
perawat keluarga wahamnya
Keluarga Follow up dan
dapat obat
menyebutkan 2. Anjurkan keluarga
pengertian, melaksanakan
tanda dan dengan bantuan
tindakan untuk perawat
merawat klien
dengan
waham
TUK 6 : Klien 1. Diskusikan dengan Obat dapat
klien dapat menyebutka klien dan kelurga mengontrol waham
menggunak n manfaat, tentang obat, dosis, yang dialami klien
33
an obat dosis dan frekuensi, efek
dengan efek samping obat dan
benar samping akibat penghentian
obat 2. Diskusikan
Klien dapat perasaan klien
mendemons setelah minum
trasikan obat
penggunaan 3. Berikan obat dan
obat dengan observasi setelah
benar minum obat
Klien
memahami
akibat
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
Klien dapat
menyebutka
n prinsip
dalam
penggunaan
obat
3.10. SP
34
a. Evaluasi ( SP 1) a. Keluarga evaluasi kemampuan SP 1
b. Identifikasi potensi / b. Latih keluarga cara merawat
kemampuan yang dimiliki (langsung ke pasien)
c. Pilih dan latih potensi c. Menyusun RTL keluarga
d. Kemampuan yang dimiliki
e. Masukkan jadwal pasien
SP 3 SP 3
a. Evaluasi kegiatan yang lalu a. Evaluasikemampuankeluarga
b. Evaluasikemampuanpasien
(SP 1 & 2)
c. RTL keluarga
b. Memilihkemampuan lain
Follow up
yang dapatdilakukan Rujukan
c. Pilihdanlatihpotensikemam
puan lain yang dimiliki
d. Masukkandalamjadwal
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi / informasi secara akurat.
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis.Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang – orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan
35
tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan)
serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standart lingkungan sudah
melampaui kemampuannya. Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakni
atau apa apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang – ulang. Klien
merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua
orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Pada klien waham perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental.
4.2 Saran
Sebaiknya perawat banyak berlatih cara membina hubungan saling percaya. Lebih
banyak melibatkan keluarga dalam mengatasi perilaku klien melalui kunjungan rumah,
menganjurkan keluarga untuk lebih sering menengok klien. Terapi aktifitas kelompok
(TAK) hendaknya dilakukan secara rutin dan teratur karena merupakan suatu terapi yang
dapat mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma'rifatul, Zainuri Imam, Akbar Amar. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Muhith, Abdul.2015.Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi
Offset
Aziz R, dkk.2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD dr Amino Gondo
Utomo
Direja, Ade Herman Surya.2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
36
37