Anda di halaman 1dari 73

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
DI RUANG MELATI RSJ Dr. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG

Oleh :
Maharani Puspita ( P17211172012 )
Kusnia Alvionita ( P17211173019 )
Kartika Novia S N ( P17211173023 )
Abinadab Hans I ( P17211174047 )

Program Studi DIV Keperawatan Malang


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Februari, 2020
2

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

Telah disahkan dan disetujui oleh:


Lawang,..................................

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Tri Anjaswarni M.Kep Anita Dyah Susanti, S.Kep.Ns


NRP : 760019047 NIP : 196701241997031001

Mengetahui
Kepala Ruang

Anita Dyah Susanti, S.Kep.Ns


NIP : 196701241997031001

KATA PENGANTAR
3

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Keperawatan Gangguan Proses Pikir : Waham Di Ruang Melati Rsj Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Keperawatan Jiwa
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Anita Dyah Susanti S.Kep.Ns Selaku Kepala Ruang Melat di RSJ Radjiman
Wediodiningrat;
2. Anita Dyah Ssanti S.Kep.Ns Selaku Pembimbing Klinik di RSJ Radjiman
Wediodiningrat;
3. Dr. Tri Anjaswarni Selaku Pembimbing Akademik;
4. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran profesi stase keperawatan.
5. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami hrapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan mahasiswa.

ii
4

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 6
1.3 Manfaat ........................................................................................... 7
1.3.1 Teoritis............................................................................................ 7
1.3.2 Praktik............................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Masalah Utama Keperawatan........................................................... 8
2.2 Proses Terjadinya Masalah............................................................... 8
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Waham........ 16
2.4 Rencana Tindakan Keperawatan Klien dengan Waham.................. 16
2.5 Strategi Pelaksanaan......................................................................... 18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Gangguan Proses Pikir......... 26

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 57

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 61
5.2 Saran................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 62

iii
5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Wahamsering
ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin
sering ditemui waham diorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan
pasien skizofrenia daya titinya berkurang dimana pasien tidak menyadari
penyakitnya serta kebutuhannya, terhadap pengobatan, meskipun gangguan
pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain ( Tomb, 2003 dalam Purba, 2008 )
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh
lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi
sehingga individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas
dengan menyalah artikan kesan terhadap kejadian, kemudian individu
memproyeksi pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga
perasaan, pikiran, dan keinginan negative tidak dapat diterima menjadi
bagian eksternal dan akhirnya individu menoba memberi pembenaran
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.
Menurut World Health Organization ( WHO ), Kesehatan jiwa
merupakan suatu keadaan dimana seseorang ang terbebas dari gangguan
jiwa, dan memiliki sikap positif untuk menggambaran tentang kedewasaam
serta keprbadiannya, Menurut data WHO pad tahun 2012, angka penderita
gangguan jiwa mengkhawatirkan secra global, sekitar 450 juta orang yang
menderita gangguan mental. Orang yang mengalami gangguan jiwa
sepertiganya tinggal dinegara berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan ( Kemenkes RI, 2012)
Adapun standart ashan keperawatan yang diterapkan pada klien
dalam keperawatan jiwa yaitu strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik.
Dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi terapuetik perawat
mempunyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai
tugas yag harus diselesakan oleh perawat. Empat tahap tersebut yaitu tahap
prainteraksi ( pengumpulan data tentang klien, membuat rencana tindakan
6

kegiatan, waktu dan tempat ), tahap orientasi atau perkenalan ( salam,


perkenalan perawat ), kerja ( keluhan utama ) dan tahap terminasi
( evaluasi ). Dalam membina hubungan terapeutik perawat dank klien,
diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untu membantu
memecahkan masalah klei. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik
maupun psikologis terutama dala penampilan maupun sikap pada saat
berkomunikasi dengan klien.
Peran dan fungsi perawat adalah memberikan asuhan keperawatan
terhadap klien seperti memenuhi kebutuhan dasar dan menigkatkan
kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendkatan spiritual,
psikologis dan mengaplikasikan fungs edukattornya dengan memberikan
penyuluhan kesehatan terhadap klien sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan klien dengan keluarga yang nantinya diharapkan
dapat meminimalisir resiko maupun efek yang muncul dari gangguan
waham

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada klien “S” dengan
Gangguan Proses Pikir : Waham?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Klien
gangguan mental psikiatri dengan gangguan proses pikir : waham

1.3.2 Tujuan khusus.

1. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada klien


selama memberikan asuhan keperawatan gangguan proses pikir : dan
berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Ny. “S” dengan
gangguan proses pikir : waham
3. Mendiskripsikan hasil analisa data yang diperoleh pada Ny. “S”
dengan gangguan proses pikir : waham.
7

4. Mendiskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. “S”


dengan gangguan proses pikir : waham.
5. Mendiskripsikan intervensi yang dilakukan pada Ny. “S” dengan
gangguan proses pikir : waham.
6. Mendiskripsikan implementasi yang telah dilakukan pada Ny. “S”
dengan gangguan proses pikir: waham.

1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis

1. Menambah khasanah keilmuan perawat dalam proses asuhan


keperawatan dengan klien dengan gangguan proses pikir.
2. Memberikan wacana baru bahwa adanya suatu penetapan standar
operasional asuhan keperawatan klien dengan ganggua proses
pikir.

1.4.2 Praktik
1. Memudahkan perawat dalam memberikan petunjuk secara benar
aplikatif standar proses keperawatan klien dengan gangguan proses
pikir.
2. Dapat memberikan masukan kepada subtansi keperawatan dalam
penatalaksanaan asuhan keperawatan klien dengan gangguan
proses pikir.
3. Dapat memudahkan penerapan asuhan keperawatan klein
dengangangguan proses pikir.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. MASALAH UTAMA KEPERAWATAN


Gangguan proses pikir : waham
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Pengertian
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walaupun yang lain tidak berkeyakinan sama dan
kontraindikasi dengan realitas sosial. (Stuart, 2016 : 88 )

B. Penyebab
Adapun faktor-faktor penyebab waham antara lain
a. Faktor Presipitasi
- Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yangmaladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.Pada pasien dengan waham,pemeriksa MRI
menunjukkan bahwa derajat lobus temporal tidak simetris.Akan tetapi
perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya waham kemungkinan
melibatkan komponen degeneratif dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya
gangguan sensori pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input
sensori karena terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat
penuaan.
- Stres Lingkungan
9

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang


berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
- Pemicu
Gejala Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis
yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap
dan prilaku individu, seperti: gizi buruk, kurang tidur, infeksi,
keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah
perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam
berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan,
keputusasaan dan sebagainya.
b. Faktor Predisposisi
- Teori Biologis
Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap
waham:
1) Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki
anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara
kandung, sanak saudara lain).
2) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa
kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu
kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak
dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
3) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala
peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi
yang umumnya diobservasi pada psikosis.
- Teori Psikososiala.
a. Teori sistem keluarga menggambarkan perkembangan skizofrenia
sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga.Konflik diantara suami
istri mempengaruhi anak.Penanaman hal ini dalam anak akan
10

menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu


kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan
yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan
anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada
orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana
dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan
dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami
psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan
penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk rasa percaya
terhadap orang lain.
c. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari
suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego
menjadi lebih lemahpenggunaan mekanisme pertahanan ego pada
waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif
dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen id
dalam kepribadian.

C. Tanda dan gejala


Tanda dan Gejala waham adalah :
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien
menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan,
pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-
kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan
mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya,menarik diri dan isolasi,
sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga
yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis,
suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis
sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain dan gelisah.
1. Status Mental
11

a. Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang


sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang
jelas.
b. Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
c. Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga
d. Pada waham kebesaran,ditemukan pembicaraan tentang
peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan
orang yang terkenal
e. Adapun sistem wahamnya,pemeriksa kemungkinan merasakan
adanya kualitas depresi ringan.
f. Klien dengan waham,tidak memiliki halusinasi yang
menonjol/menetap kecuali pada klien dengan waham raba atau
cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi
dengar.
2. Sensori dan kognitif
a. Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali
yang memiliki wham spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi.
b. Daya ingat dan proses kognitif klien dengan intak (utuh)
c. Klien waham hampir seluruh memiliki insight (daya tilik diri) yang
jelek.
d. Klien dapat dipercaya informasinya,kecuali jika membahayakan
dirinya, keputusan yang terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan
kondisi klien adalah dengan menilai perilaku masa lalu,masa
sekarang dan yang direncanakan.

Jenis jenis waham :


Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi
terhadap perilaku berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
12

Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya


punya tambang emas”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari”
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia
terserang kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakinibahwadirinyasudahtidak ada di dunia/meninggal,diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

D. Rentan Respon
13

E. Proses dan Fase terjadinya Waham


Proses TerjadinyaWaham
 Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang
tidak menyenangkan
 Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas
yang menyalah artikan kesan terhadap kejadian
 Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative
atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
 Individu memberikan pembenaran atau interpretasi personal tentang
realita pada diri sendiri atau orang lain.
Adapun fase-fase terjadinya waham berdasarkan teori hierarki maslow
adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
 Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham
dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi
sangat terbatas
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Klien takut terhadap objek atau situasi tertentu atau cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya, klien pernah merasakan
bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan tidak nyata, klien pernah
merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya, klien pernah merasa
diawasi atau dibicarakan oleh orang lain, klien berpikir bahwa
pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari
luar, klien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya. Oleh karena itu, penderita waham akan merasa keamanan
diirnya terancam oleh lingkungan eksternal
c. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang (Social Needs)
14

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta


menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindari interaksi sosial ( Isolasisosial). Peran
keluarga sangat diperlukan oleh seseorang penderita gangguan proses
pikir, namun pada faktanya banyak diantara kelarga yang jarang
memperdulikan keluarganya ketika salah satu anggota keluarganya
ada yang mengalami gangguan proses pikir. Sehingga, kebutuhan
akan rasa memiliki dan kasih saying tidak akan terpenuhi
d. Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)
 Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Pada dasarnya, pengakuan diri dari masyarakat luas sangat
dibutuhkan oleh individu. Namun pada faktanya penderita cenderung
merasa disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian, hubungan
yang tidak harmonis dengan orang lain, perpisahan dengan orang
yang dicintainya, kegagalan yang sering dialami, keturunan paling
sering pada kembar satu telur, sering menggunakan penyelesaian
masalah yang tidak sehat, misalnya menyalahkan orang lain.
15
16

F. POHON MASALAH

Efek Kerusakan Resiko tinggi menciderai diri,


komunikasi verbal orang lain, dan lingkungan

Faktor pencetus:
1. Proses pengolahan
Gangguan proses informasi yang
Core pikir: waham berlebihan
Problem 2. Mekanisme
penghantaran
listrik yang
abnormal
3. Adanya gejala
pemicu
Causa
Harga diri rendah

Faktor penyebab:
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmitter
4. Virus
5. Psikologis
17

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN


DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

A. PENGKAJIAN
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan
sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham
 Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap?
 Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
 Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata?
 Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
 Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
 Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
 Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan
memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang
wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah
terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.

B. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Gangguan Proses Pikir : Waham akibat kerusakan komunuikasi verbal

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Proses Pikir : Waham berhubungan denga kerusakan
komunikasi verbal

D. RENCANA TINDAKAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
18

Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
3) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

E. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
 Tidak mendukung atau membantah waham pasien
 Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
 Realitas
19

STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1
Latihan 1: Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham
pasien

A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum dik, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat dari
puskesmas Darul Imarah, saya yang akan merawat adik hari ini. Nama adik
siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, B?”

B. KERJA:
“Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi,
bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?”
“B, B ada ditempat yang aman, saya dan keluarga B akan selalu menemani
B”
“Wah..warna baju yang B kenakan hari ini cocok sekali dengan warna kulit
B”
“Apa saja yang B harapkan selama ini, bisa B ceritakan kepada saya?”
“Bagus sekali, B dapat menceritakan harapan B”

C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau saya datang kembali ke rumah B dua hari yang akan
datang?”
“Jam berapa sebaiknya saya datang kembali?”
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”
20

“Bagaimana kalau nanti kita bicarakan tentang hobinya B?”


“Nah selama dua hari tidak bertemu ini coba B ingat-ingat apa saja hobi atau
kegemaran B”.
Berikut ini adalah contoh komunikasi yang didokumentasikan:
Data: Pasien tampak tegang, mengatakan berulang-ulang ia adalah nabi Adam.
Klien mengatakan setiap orang harus menuruti perkataannya karena ia adalah
utusan Allah.
Diskusikan dengan pasien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat yang
lalu dan saat ini
Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien
- Berbicara dalam konteks realitas
Bila pasien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya berikan pujian
yang sesuai
Jelaskan pada pasien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang
benar)
- Diskusikan akibat yang terjadi bila pasien berhenti minum obat
tanpa konsultasi
21

STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2
Latihan 2: Memberikan tindakan keperawatan kepada pasien waham

A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang
saya datang lagi”
“Apakah B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi B tersebut?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

B. KERJA:
“Apa saja hobby B?”
“Wah.., rupanya B pandai menari seudati ya, tidak semua orang bisa menari
seperti itu lho B”
“Bisa B ceritakan kepada saya kapan pertama kali B belajar menari seudati,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada B, dimana?”
“Bisa B peragakan kepada saya bagaimana menari seudati itu?”
“Wah..bagus sekali tarian seudati B”
“Bagaimana kalau sekarang B teruskan kemampuan menari seudati
tersebut…….”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan B ini ya, berapa kali
sehari/seminggu B mau menari seudati?”
“Apa yang B harapkan dari kemampuan menari seudati ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan B selain menari seudati?”
22

C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan B?”
“Setelah ini coba B lakukan latihan menari seudati sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?” “Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, B setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum,
setuju?”(jika pasien telah dapat obat)
23

STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3
Latihan 3:Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang
saya datan lagi”
“Bagaimana B sudahdicoba latihan menarinya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama B mau kita berbicara?”

B. KERJA:
“B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam B, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang
putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya
ini harus ibu minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya B bisa mengisap-isap es batu”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, B sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
24

“B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
B minum dalam waktu yang lama. Sebaiknya B tidak menghentikan sendiri
obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.

C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang B
minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan B. Jangan lupa minum obatnya dan
melakukan kegiatan yang lain”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
“Nanti saya akan bicara dengan ibu dan bapak B. Bagaimana pak, bu, bisa kita
ketemu dua hari lagi untuk membicarakan cara merawat B di rumah?
Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak dan ibu setuju?.
- Tindakan keperawatan yang ditujukan untuk keluarga
o Tujuan :
1. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan
yang dipenuhi oleh wahamnya.
3. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal
o Tindakan :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
3. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
4. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera
25

A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana pak, bu apakah sekarang B sudah minum obat secara teratur?.
Bagaimana dengan kegiatan yang lain? Sudah dikerjakan?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang bagaiman cara merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara?”

B. KERJA:
“Pak, bu, dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi, bapak dan ibutidak perlu kuatir. Yang harus
bapak dan ibu perhatikan adalah setiap kali anak bapak dan ibu berkata
seperti itu bapak dan ibu dapat menanggapinya dengan:
‘Bapak/Ibu mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu bapak/ibu semua nabi sudah
tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan kita tentang kemampuan-
kemampuan yang pernah B miliki?'
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang
diinginkan B, misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan
keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya
kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh anak)
“Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian)
26

“Lalu bapak dan ibu juga harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-
hal yang baik ya”.
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan B”
“Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi
tenang, tidurnya juga tenang”
“Obat ini harus diminum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan B
kambuh kembali (Libatkan keluarga saat memberikan penjelsan tentang obat
kepada klien)

C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
dan tolong bantu B untuk minum obat sesuai yang saya ajarkan tadi”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak ibu danbapak, misalnya: mengaku sebagai seorang
nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera hubungi petugas kesehatan
“Baiklah seminggu lagi saya akan datang untuk melihat perkembangan anak
bapak dan ibu serta membicarakan tentang cara merawat yang lain”

EVALUASI
1. Pasien mampu:
a) mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b) berkomunikasi sesuai kenyataan
c) menggunakan obat dengan benar dan patuh
2. Keluarga mampu:
a) Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan
5

27

b) Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan


kemampuan dan kebutuhan pasien
c) Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : 30 Januari 2020


Tanggal Dirawat di Ruangan : 01 Februari 2020
Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2020
Ruang Rawat : Melati

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny S
Umur : 38 Tahun
Alamat : Pasujambi, Lumajang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Jenis Kel. : Perempuan
No CM : 134xxx
28

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Pasien mengatakan datang ke Malang untuk bekerja
b. Data Sekunder
Pasien mengatakan suara bisikan untuk memukul
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan kangen keluarga,

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Satu tahun yang lalu klien mulai megalami perubahan perilaku, sering curiga
dengan suami selingkuh, klien sering marah tidak terkendali tetapi tidak
parah, 2-3 minggu yang lalu kondisi semakin parh, mengancam, merusak
barang, memukul orang, 3 hari yang lalu pasien mengamuk, menurut
suaminya pasien menyampaikan ke suaminya karena mendengar suara suara
bisikan yang menyuruh untuk memukul

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
√ Tidak
JikaYa, Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
Pasien mengatakan baru pertama kali masuk RS ini
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban
Saksi
1. Aniaya fisik 37 Tahun Suami Pasien Adik
2. Aniaya seksual ………… ………… …………
…………
3. Penolakan ………… ………… …………
…………
29

4. Kekerasan dalam keluarga ………… ………… …………


…………
5. Tindakan kriminal ………… ………… …………
…………
Jelaskan:
Pasien mengatakan saya pernah mengalami aniaya fisik dari suami
karena suami kerasukan jin, Saya pernah memukul suami saya pakai
sandal karena dia kerasukan
Diagnosa Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan

b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri


Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri
Diagnosa Keperawatan: -

c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,


kematian, perpisahan )
Jika ada jelaskan :
Pasien tidak memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Diagnosa Keperawatan: -

d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh


kembang)
√ Ya
 Tidak
Jika ya jelaskan
Pasien mengatakan pernah jatuh dari sepeda motor ketika belajar
sepeda motor
Diagnosa Keperawatan: -
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien tidak ada riawayat penggunaan NAPZA

Diagnosa Keperawatan: -
30

3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :


Jelaskan :
Pasien mengatakan dibawa ke RSJ oleh keluarga untuk berobat, keluarga
membawa pasien ke RS alternative karena berperilaku kekerasan tapi tidak
ada hasil

Diagnosa Keperawatan: -

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
√ Tidak
Jika ada :
Hubungan keluarga : Keluarga tidak yang mempunyai riwayat penyakit
gangguan jiwa
Gejala :
Riwayat pengobatan :
Diagnosa Keperawatan: -

IV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram:
31

Jelaskan: Pasien tinggal bersama suami, pasien mempunyai 2 anak


Diagnosa Keperawatan:

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Badan saya tidak terlalu kurus, berat badan saya 55 kg, tinggi 162 cm,
semua anggota tubuh saya berfungsi dengan baik, semua anggota
tubuh lengkap
b. Identitas :
Pasien mengatakan nama lengkapnya Ny S
c. Peran :
Pasien mengatakan kalau dirumah sering membantu suami bekerja
( mebel ), kalau di RS sehari – hari membantu menyapu dan biasanya
setelah makan cuci piring
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin ceat sembuh dan kembali
kerumah untuk membantu suaminya lagi
e. Harga diri :
Pasien mengatakan sedih kalau dibilang di RSJ, pasien takut nanti
dibilang saa seperti tetangganya yangpernah masuk RSJ
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Konsep Diri, Harga Diri
Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
32

Pasien mengatakan kalau dirumah biasanya dekat dengan suami dan


adik, kalau di RS tidak dengan siapapun
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan
sosial
Pasien mengatakan jarang mengobrol dengan semua pasien, lebih
suka sendiri dan suka tidur setelah makan dan minum obat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jarang berinteraksi karenateman sekamar
berbicara tidak jelas / tidak nyambung
Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan tetap berdoa agar diberi kesembuhan
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah sholat karena tidak ada mukenah dan
Al – Qur’an
Diagnosa Keperawatan: Distres Spirtual

V. PEMERIKSAAAN FISIK
1. Keadaan umum
Secara fisk keadaan umum pasien baik, dimana keadaan tubuh pasien
tidak ada cacat secara fisik ataupun bawaan, seluruh anggota tubuh pasien
berfungsi secara sempurna
2. Kesadaran (Kuantitas)
Kesadaran Composmentis dengan GCS 456
3. Tanda vital:
TD : 110/80mm/Hg
N : 84 x/menit
S : 36,4 CO
P : 20 x/menit
4. Ukur:
33

BB : 55 Kg
TB : 162 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa Keperawatan: -

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan:
Rambut pasien berwarna hitam dan putih, tampak kering dan kotor,wajah
dan gigi tampak bersih, pakaian bersih, rapi dan sesuai, kuku panjang dan
tampak kotor
Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Jelaskan:

Pasien berbicara normal, frekuensi sedang, pasien kooperatif, pasien


mampu memulai dan mengulangi pembicaraan, nada pelan
Diagnosa Keperawatan: -
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan:
√ Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Klien selama di RSJ mengalami penurunan aktivitas, pasien lebih
senangtidur, berdiam diri diruangan, malas unuk melakukan aktivitas
34

 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Stereotipi  Otomatisma
 Gaduh Gelisah Katatonik  Negativisme
 Mannarism  Reaksikonversi
 Katapleksi  Tremor
 Tik  Verbigerasi
 Ekhopraxia  Berjalankaku/rigid
 Command automatism  Kompulsif :sebutkan …………

Peningkatan :

Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan: -
4. Mood dan Afek
a. Mood
 Depresi √ Khawatir
 Ketakutan  Anhedonia
 Euforia  Kesepian
 Lain lain
Jelaskan
Pasien mengatakan khawati suaminya dikirim jin kalau suaminya
punya uang
b. Afek
√ Sesuai  Tidak sesuai
 Tumpul/dangkal/datar  Labil
Jelaskan:
Pasien berbicara sesuai kenyataan
Diagnosa Keperawatan: -

5. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan
  Kontak mata kurang
Tidak kooperatif
 √ Defensif
 Mudah tersinggung  Curiga
Jelaskan:

Pasien mengatakan saudara dekat yang bernama C yang mengirim jin ke


suaminya
35

Diagnosa Keperawatan:

6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
√ Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman
b. Ilusi
 Ada
√ Tidak ada
Jelaskan:

Saat dirumah pasien mengatakan mendengar suara bisikan untuk


memukul tetapi kalau di RS pasien sudah tidak pernah mendengar bisikan
lagi
Diagnosa Keperawatan: -

7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
√ Koheren  Inkoheren
 Sirkumtansial  Asosiai longgar
 Tangensial  Flight of Idea
 Blocking  Perseverasi
 Logorhoe  Neologisme
 Clang Association  Main kata kata
 Afasia  Lain lain…
Jelaskan:

Pada saat wawancara berlangsung pasien kalimat dan pembicaraan


pasien jelas dan mudah dipahami
b. Isi Pikir
 Obsesif  Fobia,sebutkan…………..
 Ekstasi  Waham:
 Fantasi o Agama
 Alienasi o Somatik/hipokondria
36

Pikiran bunuh diri o Kebesaran


Preokupasi √Kejar / curiga
 Pikiran isolasisosial o Nihilistik
 Ide yang terkait o Dosa
 PikiranRendahdiri o Sisip pikir
 Pesimisme o Siar piker
 Pikiran magis o Kontrol pikir
 Pikiran curiga  Lain lain :
Jelaskan:

Pasien ngotot curiga dengan saudaranya C kalau saudaranya mengirim


jin (guna-guna) ke suaminya yang mengakibatkan mata suaminya
merah, sehingga psien mencekik dan memukul suaminya supaya jinnya
keluar

c. Bentuk pikir :
 Realistik
√ Non realistik

 Dereistik
 Otistik
Jelaskan:

Pasien berbicara tidak sesuai dengan kenyataan


Diagnosa Keperawatan: Waham Curiga

8. Kesadaran
 Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:

Waktu : pasien tidak mengetahui hari ini hari apa


Tempat : pasien mengatakan bahwa sekarang di penjara
Orang : Pasien mengenal teman yang disamping tempat tidurnya
 Meninggi
 Menurun:
 Kesadaran berubah
 Hipnosa
 Confusion
37

 Sedasi
 Stupor
Jelaskan:
Pasien sepenuhnya sadar dengan GCS 456
Diagnosa Keperawatan:

9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
√ Gangguan dayaingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
 Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:

Pasien tidak tau kapan pasieen dirawat di RSJ


Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir

10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


a. Konsentrasi
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan:

Selama wawancara berlangsung pasien mampu berkonsentrasi dan


mampu memperhatikan lawan bicara
b. Berhitung
Jelaskan:

Pada saat ditanya 10+10 pasien menjawab 20, 50+50 pasien


menjawab 100, cara berhitung pasien normal.
Diagnosa Keperawatan:

11. Kemampuan Penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan :
38

Ketika diberi pilihan memilih bakso atau rokok, kemudian klien memilih
bakso alsannya Karen klien menyukai makannan bakso. Kemudian
perawata memberikan saran tidak boleh terlalu banyak makan bakso, dan
pasien mau menurutinya.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:

12. Daya Tilik Diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:

Klien menyalahkan saudara dan suaminya karena sudah membawa klien


ke rumah sakit jiwa
Diagnosa Keperawatan:

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
 perawatan kesehatan,
 transportasi,
 tempat tinggal.
 Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan:

Klien mampu sebagaian memenuh kebutuhan pakaiannya, klien mau


mengganti pakaiannya. Untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya. Biaya
hidup klien ditanggung suaminya.

2. Kegiatan Hidup Sehari hari


a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
39

Pasien mandi 2x sehar pagi dan sore, pasien mandi


menggunakan sabun serta gosok gigi menggunakan odol
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan :
Pasien mampu berpakaian rapi dan berdandan sendiri
3) Makan
Jelaskan :
Pasien makan dengan teratur 3 kali sehari bersama dengan
pasien yang lainnya, pasien dapat makan sendiri,cara makan
pasien baik dan rapi, setelah makan pasien cuci piring
sendiri.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
Pasien mampu BAK dan BAB secara mandiri tanpa bantuan
ke kamar mandi, dan menyiram BAK/BAB dengan air
bersih, kemudian membersihkan bekas BAK/BAB nya
dengan air bersih dan sabun.
Diagnosa Keperawatan:
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Klien makan 3x sehari dengan porsi sedang habis
Bagaimana nafsu makannya
Nafsu makan klien baik, biasanya 1 porsi sedang habis
Bagaimana berat badannya.
Berat badan klien 55kg, termasuk ideal
Diagnosa Keperawatan:
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 13.00 s/d 16.00
Tidur malam, lama : 20.00 s/d 05.00
40

Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Aktifitas sebelum/sesudah tidur


: menyapu ,membereskan tempat tidur
Jelaskan
Pasien mengatakan klien sering tidur setelah makan dan minum
obat, malam juga sama setelah makan dan minum obat langsung
tidur.

2) Gangguan tidur
 Insomnia
 Hipersomnia
 Parasomnia
 Lain lain
Jelaskan:
Klien tidak memiliki gangguan pola tidur
Diagnosa Keperawatan:

3. Kemampuan lain lain


 Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien di rumah sering membantu suaminya kerja mebel dan kadang ke
kebun
 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya,
Klien tidak mampu membuat keputusan sendiri walaupun sebuah
keputusan sederhana
 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya sendiri.
Pasien mau setelah pulang tetap control kondisinya, klien masih
memerlukan bimbingan dari perawat
Diagnosa Keperawatan: -

4. Sistem Pendukung Ya Tidak


Keluarga
Terapis
41

Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Pasien sangat dekat dengan suaminya
Diagnosa Keperawatan:

VIII. MEKANISME KOPING


Jelaskan :
“Saya kalau ada masalah pasti saya ceritakan kepada suami dan orang tua
saya mas”
Diagnosa Keperawatan:

IX. MASALAH PSIKOSOSIALDAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien pernah punya masalah dengan tetangga, karena tetangganya
pinjam tidak dikembalikan
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Jelaskan :
Klien tidak punya masalah berhubungan dengan lingkungan
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak lanjut sampai SMP karena biaya ekonomi yang kurang
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Jelaskan :
Klien tidak memliki masalah dengan pekerjaan
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Jelaskan :
Klien mempunyai masalah dengan saudaranya karena tanah dan rumah
milik orang tuanya diambil oleh saudaranya
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Jelaskan :
42

Klien memiliki masalah dengan ekonomi, yaitu terkadang pemasukan dari


pekerjaan mebel kurang. Sehingga klien harus meminjam di bank
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan pelayanan
kesehatan
 Masalah lainnya, spesifiknya
Jelaskan :
Tidak ada masalah lainnya
Diagnosa Keperawatan: -

X. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb
√ Penyakit/gangguan jiwa  Penatalaksanaan
 Sistem pendukung  Lain-lain, jelaskan
 Faktor presipitasi
Jelaskan :
Pasien tidak mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa yang di derita, serta
pasien tidak mengetahui akibat berehenti minum obat.
Diagnosa Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyakit

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosis Multi Axis
Axis I : F 20.1
Axis II : -
Axis III : T 90.4
Axis IV : 40-31
Axis V : -
43

2. Terapi Medis
- Haloperidol 5 mg 0,5-0-0,5-0
- Lorazepam 2 mg 0,5-0-0,5
- Klorpomazin 100mg 0-0-0-1

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATA


1. DS: GANGGUAN PROSES PIKI
Pasien mengatakan saudaranya mengirim jin ke WAHAM CURIGA
suaminya
DO:
Pasien tetap dengan pendiriannya, bentuk pikir
klien non realistic
2. DS: RISIKO PERILAK
Pasien mengatakan dirumah saya pernah memukul KEKERASAN
suami karena kerasukan jin
DO: -

3. DS: GANGGUAN KONSEP DIR


Pasien mengatakan takut nanti dibilang sama HARGA DIRI RENDAH
seperti tetangganya yang pernah masuk Rumah
Sakit Jiwa
DO:
Pasien tampak khawatir dan sedih
Pasien merasa malu
4. DS: ISOLASI SOSIAL
Pasien mengatakan jarang berkomunikasi dengan
teman ruangan karena bicaranya tidak jelas, lebih
suka habis makan langsung tidur
DO:
Pasien menyendiri, pasien tidak tahu nama
temannya, setelah makan pasien langsung tidur
5. DS: DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pasien mengatakan sudah beberapa hari ini tidak
44

keramas karena sampo habis


DO:
Rambut pasien tampak kering dan kotor
6. DS:

DO:

3.13. ANALISA DATA

3.14. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan proses pikir:waham curiga
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
4. Isolasi sosial
5. Deficit perawatan diri
45

3.15. POHON MASALAH

3.16. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Gangguan konsep diri: harga diri rendah
46

3.17. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Ny.M


No CM : 1019**
Ruangan : Kemuning

No Diagnosa Perencanaan
Tgl Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Dx Keperawatan
2/06/ 1 Gangguan TUM: Klien
2016 konsep diri: memiliki konsep
harga diri diri yang positif
rendah.
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
membina interaksi, klien percaya dengan percaya merupakan
hubungan saling menunjukkan menggunakan prinsip dasar untuk
percaya dengan eskpresi wajah komunikasi terapeutik : kelancaran hubungan
perawat. bersahabat, interaksi antara
 Sapa klien dengan
menun-jukkan perawat dan klien
ramah baik verbal
47

rasa senang, ada maupun non verbal. selanjutnya.


kontak mata,  Perkenalkan diri dengan
mau berjabat sopan.
tangan, mau  Tanyakan nama
menyebutkan lengkap dan nama
nama, mau panggilan yang disukai
menjawab salam, klien.
klien mau duduk  Jelaskan tujuan
berdampingan pertemuan.
dengan perawat,  Jujur dan menepati
mau janji.
mengutarakan  Tunjukan sikap empati
masalah yang dan menerima klien apa
dihadapi. adanya.
 Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien.
2. Klien dapat 2. Setelah 1 kali 1.1 Diskusikan dengan klien Adanya aspek positif
mengidentifikasi interaksi klien tentang: yang dimiliki klien
48

aspek positif menyebutkan:  Aspek positif yang apat menunjukkan


dan kemampuan o Aspek positif dimiliki klien, keluarga, bahwa klien berguna
yang dimiliki. dan lingkungan. dan dapat
kemampuan  Kemampuan yang dibanggakan.
yang dimiliki dimiliki klien.
klien. 2.2 Bersama klien buat daftar
o Aspek positif Adanya daftar
tentang:
klien, kemampuan
keluarga. positif
 Aspek positif
o Aspek positif klien mempermudah
keluarga, lingkungan.
lingkung-an  Kemampuan yang perawat dan klien
klien. menentukan kegiatan
dimiliki klien.
yang akan diajarkan.
2.3. Beri pujian yang
realistis, hindarkan memberi Pujian yang diberikan
dapat meningkatkan
penilaian negatif.
harga diri klien.
3. Klien dapat 3. Setelah 1kali 1.1 Diskusikan dengan klien Kemampuan pasien
menilai interaksi klien kemampuan yang dapat yang dilakukan adalah
kemampuan menyebutkan dilaksanakan. yang dapat
yang dimiliki kemampuan yang 1.2 Diskusikan kemampuan dipraktekkan di rumah
49

untuk dapat yang dapat dilanjutkan


dilaksanakan dilaksanakan. pelaksanaannya. sakit.

4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali 4.1. Rencanakan bersama klien Perencanaan aktivitas
merencanakan interaksi klien aktivitas yang dapat dilakukan untuk
kegiatan sesuai membuat rencana dilakukan setiap hari sesuai mengetahui
dengan kegiatan harian kemampuan klien: pencapaian kegiatan
kemampuan  kegiatan mandiri. dan kemandirian
yang dimiliki  kegiatan dengan klien.
bantuan.

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai Kondisi klien yang


mandiri secara
kondisi klien.
bertahap harus
dipertimbangkan
dalam menentukan
aktivitas terjadwal
4.3. Beri contoh cara
klien.
pelaksanaan kegiatan yang
Mempermudah klien
dapat klien lakukan.
memilih kegiatan yang

31
50

sesuai dengan kondisi


dan kemampuan klien.
5. Klien dapat 5. Setelah 1 kali 5.1 Anjurkan klien untuk Pemberian semangat
melakukan interaksi klien melaksanakan kegiatan dapat memotivasi
kegiatan sesuai melakukan yang telah direncanakan. klien untuk lebih
rencana yang kegiatan sesuai 5.2 Pantau kegiatan yang melaksanakan
dibuat. jadual yang dilaksanakan klien. kegiatan yang telah
dibuat. 5.3 Beri pujian atas usaha yang direncanakan.
Mengetahui sejauh
dilakukan klien.
kemungkinan mana perkembangan
5.4 Diskusikan
pelaksanaan kegiatan klien.
Pujian yang diberikan
setelah pulang.
dapat meningkatkan
harga diri klien.

Perencanaan pulang
diprogramkan untuk
mencegah kambuhan.
51
52

3.18 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny S
Ruang : Melati
No Rm : 1019xx
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DAN JAM KEPERAWATAN
1 10-02-2020 SP 1 (pertemuan I) S : “Pagi”
1. Salam terapeutik dan “ Nama saya Sri susanti”
berjabat tangan “Saya dipanggil Sri”
“Saya tinggal di lumajang
2. Memperkenalkan diri
dengan suami saya”
dengan sopan
“ Umur saya 18 tahun”
3. Menayakan nama “ saya rindu keluarga”
lengkap “ke sini untuk bekerja”

4. Menjelaskan tujuan “ sya sekarang di penjara


interaksi ya mas?” saya sedih “
Saya yakin pasti dia karena
5. Membantu orientasi
dia iri rumah itu sya yang
realita
beli mas” suami saya
6. Mendiskusikan matanya dan wajahnya
kebutuhan yang tidak smua merah”
terpenuhi Sampo sya habis mas”baik
mas terimakasih

O : keadaan umum pasien


baik,pasien kooperatif,
kontak mata bagus,pakian
pasien rapih,pasien tetap
dengan
pendiriannya,pasien
tampak sedih
53

A : klien mampu
menyebutkan kembali
nama perawat, klien bicara
jelas dan bisa dipahami,
klien mampu
mengidentifikasi
kebutuhannya

P:
KLIEN
Menganjurkan untuk
membuat jadwal kegiatan
harian
PERAWAT
Membuat jadwak kegiatan
harian

2 11-02-2020 Lanjutan SP 1 (pertemuan S : “selamat pagi juga mas”


ke II) kabarnya baik” untuk saat
1. Salam terapeutik dan ini keluhan tidak ada”
berjabat tangan terimakasih mas sdh
memberikan saya sampo”
2. Menayakan keluhan
iya nanti saya rajin
sekarang
keramas” bangun pagi
3. Memenuhi kebutuhan mandi,makan minum obat
pasien yang belum dan ikut senam”setelah
terpenuhi tensi lansung tidur,bangun

4. Mengajurkan pasien makan siang tidur lagi


untuk membuat jadwal sampai jam mkan mlm
harian baru bangun” pagi ini saya
tdk ikut sapu,yang sapu
perawatnya mas”habis
54

makan sya cuci piring” iya


mas nanti bsok pagi saya
bantu-bantu sapu”

O : keadaan umum baik,


pasien dapat menjawab
semua pertanyaan yang di
ajukan, pasien mau
membuat jadwal kegiatan
harian

A : pasien mau mengikuti


arahan dari perawat, klien
mampu memenuhi
kebutuhannya

P:
Klien
Pasien mampu
menggunakan obat secara
teratur
Perawat
Memberikan pendidikan
kesehatan mengenai
penggunaan obat secara
teratur
3 12-02-2020 SP 2 (pertemuan ke III) S : “selamat pgi juga”
1. Salam terapeutik dan kabar baik” saya minum
jabat tangan obat 3x sehari mas”pagi
minum jam 6, siang minum
2. Mengevaluasi jadwal
jam 12, sore minum jam 5
kegiatan harian
mas” saya tidak tau obat itu
3. Memberikan pendidikan untuk apa” sya tadi pagi
55

kesehatan tentang bantu sapu mas,setelah


penggunaan obat secara makan juga saya cuci
teratur piring sendiri dan ikut
senam

O : keadaan umum baik,


klien mampu menyimak
penjelas yang di
berikan,pasien sudah
melakuan kegiatan pagi
yang di jadwalakan

A : pasien mampu
memahami jadwal minum
obat, pasien tidak tahu
manfaat obat yang
diberikan

P:
Klien
Mengidentifikasi
kemampuan klien
Perawat
Mengevaluasi kegiatan
harian pasien
4 13-02-2020 SP 3 (pertemuan ke IV) S : “selamat pagi juga mas”
1. Salam terapeutik dan saya tdi pagi dan kemarin
berjabat tangan sudah melakukan kegiatan
yang sudah dijadwalakan
2. Mengevaluasi jadwal
mas”selain sholat karena
kegiatan harian pasien
sya haid” kemarin
3. Mengidentifikasi pgi,bangun, mandi,bantu-
kemampuan/hoby atau bantu bersih,makan, cuci
56

yang sering dilakukan piring sendiri. Ikut


pasien di rumah senam,tensi,istirahat,makan
siang,minum obat,cuci
4. Memasukan ke jadwal
piring sendiri bantu bersih-
kegiatan harian
bersih,istirahat
makn,minum obat cuci
piring,bantu bersih”
istirahat”
Hoby saya masak”kalau
dirumah saya biasanya
bersih-bersih dan bantu
suami kerja,sore bsaya ke
kebun

O : pasien dapat
melakukan kegiatan harian,
pasien dapat menjawab
pertanyaan yang di ajukan

A : klien mampu
mengidentifikasi potensi?
kemampuan yang dimiliki

P:
Klien
Klien dapat melakukan
kegiatan harian secara rutin
Perawat
Mengevaluasi kegiatan
harian
5 14-02-2020 Evaluasi SP 1,2,3 S : “selamat pagi juga
( pertemuan ke V ) mas”saya ngantuk setelah
1. Salam terapeutik dan minum obat mas”tadi
57

berjabat tangan malam saya tidak bisa tidur


mas karena yang lainnya
2. Menayakan keluhan hari
ribut”,tadi pagi sya tidak
ini
mengikuti semuanya,”sya
3. Menyakan kegiatan yang tidak bantu bersih-bersih
di lakukan dan tidak di karena sya pusing dan
lakukan ngantuk mas”,krn tdk tidur
semalam.tpi sya setelah
makan minum obat dan
cuci piring,ikut senam juga
mas” klu siang saya ikut
bersih-bersih karena disuru
perawat”setelah itu
istirahat

O : pasien tampak ngantuk,


setelah makan pasien cuci
piring dan ikut senam

A : pasien tidak melakukan


kegiatan secara rutin sesuai
yg di jadwalkan

P : lanjutkan evaluasi
58

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori gangguan proses pikir yang telah dijelaskan di dalam tinjauan
pustaka dan Studi Kasus asuhan keperawatan pada klien “S” dengan gangguan
proses pikir : waham curiga di ruang Melati RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang dapat diperoleh data sebagai berikut :

Aspek Teori Kasus Kelolaan


Waham adalah keyakinan Pasien ngotot curiga
yang salah yang secara kokoh dengan saudaranya C kalau
dipertahankan walaupun yag saudaranya mengirim jin
lain tidak berkeyakinan sama (guna-guna) ke suaminya
dan kontraindikasi dengan yang mengakibatkan mata
realitas sosial. (Stuart, 2016 : suaminya merah, sehingga
88 ) psien mencekik dan
Definisi
memukul suaminya supaya
jinnya keluar

Karena rasa curiga yang berlebihan dengan saudaranya sampai


mencekik suaminya yang diduga kerasukan jin, jadi dapat
disimpulkan bahwa klien mengalami gangguan proses pikir :
waham curiga
Tanda & Tanda dan gejala dari Selama wawancara klien
Gejala perubahan isi pikir waham kooperatif saat diajak
yaitu : klien menyatakan interaksi, kontak mata baik,
dirinya sebagai seorang besar dan sering menunduk. Klien
mempunyai kekuatan, jarang berinteraksi dengan
pendidikan atau kekayaan luar orang disekitarnya. Klien
biasa, klien menyatakan lebih sering menyendiri.
perasaan dikejar-kejar oleh
orang lain atau sekelompok
orang, klien menyatakan
59

perasaan mengenai penyakit


yang ada dalam
tubuhnya,menarik diri dan
isolasi, sulit menjalin
hubungan interpersonal
dengan orang lain, rasa curiga
yang berlebihan, kecemasan
yang meningkat, sulit tidur,
tampak apatis, suara
memelan, ekspresi wajah
datar, kadang tertawa atau
menangis sendiri, rasa tidak
percaya kepada orang lain dan
gelisah.

Karena klien sangat ingin orang di sekitarnya mempercayai


bahwa sudaranya yang membuat kerasukan jin dan saudaranya
yang membawa ia ke. Jadi, ketika diwawancarai klien
kooperatif dan diam, saat diajak interaksi, kontak mata baik,
dan sering menunduk
Faktor Biologis: Kecacatan, genetik, Biologis : tidak ada saudara
Predisposisi penyakit kronis. yang memiliki genetik yang
Psikologis: Kegagalan sama
berulang, kurangnya, Social: Klien merasa malu
kurangnya tanggung jawab dan susah berinteraksi dengan
diri, ideal diri tidak realistis orang lain
Sosio kultural: Penolakan .
orang tua, harapan orang tua
tidak realistis, dan lingkungan.
Faktor Sifat: Biologis:Pasien merasa malu
Presipitasi  Bio: Faktor genetik karena kakinya besar dan
 Psiko: tansisi sehat sakit panjang sebelah
(perubahan karena Psikologis: Klien selalu
60

amputasi, malu karena curiga dengan saudaranya


cacat, atau malu karena yang mengirimkan jin kepada
perubahan bentuk tubuh) suaminya
 Sosiokultural: transisi peran Jumlah: sering muncul
perkembangan (perubahan Waktu: paling sering saat
norma-norma budaya dan klien sedang dirumah dengan
keluarga), transisi peran suaminya.
situasional (kematian atau Asal internal : klien merasa
kelahiran, perkosaan, minder dengan keadaannya
penganiayaan, PHK). Asal eksternal : serangan dari
orang-orang disekitarnya dan
Jumlah:
 Berapa masalah saudaranya yang menyangkut
jumlah
klien dan suaminya
yang klien hadapi

Asal
 Internal: Putus hubungan
dengan orang yang berarti,
kehilangan rasa cinta,
ketakutan terhadap penyakit
fisik
 Eksternal: seperti serangan
fisik, kehilangan, kematian,
perkosaan, PHK, perubahan
nilai-nilai masyarakat,
penolakan

Waktu:
Kapan masalah klien mulai
muncul
Dapat disimpulkan bahwa klien mengalami Waham curiga dan
perasaan itu sering muncul
Sumber Kemampuan personal: Kemampuan personal: klien
Koping Kepandaian, bakat khusus, mengatakan bekerja
imajinasi dan kreativitas, hobi membantu suaminya
61

Dukungan social:Hubungan membuat meubel.


interpersonal, aktivitas luar Dukungan social: klien
rumah dan olahraga, merasa mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dukungan dari suaminya
Aset material: dari usaha
Aset material: pekerjaan
meubel
Keyakinanpositif:
Keyakinan positif: -
Kepercayaan terhadap diri
dan kemampuan positif
dirisendiri

Dapat disimpulkan bahwa klien memiliki sumber koping yang


dapat membantu klien sembuh dari penyakit gangguan
jiwanya.
Konstruktif: Klien tidak dapat berinteraksi
kompetisi olah raga, dengan orang lain ketika ada
pencapaian akademik, kontes masalah.
popularitas
Mekanisme
Destruktif:
Koping
Penyalahgunaan NAPZA,
menarik diri, bunuh diri
Mekanisme yang dialami klien memiliki resiko membuatnya
cenderung menarik diri

BAB V
PENUTUP
62

a.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian pembahsan makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Klien mengalami kemajuan yang bagus, terbukti dengan terpicunya
semangat klien untuk melakukan hal produktif yang tidak terdapat dalam
jadwal kegiatan harian rutin. Contohnya menyapu pada siang hari,
mengambil makanan, serta mengantar atau mengambil cucian.
2. Hambatan selama intervensi antara lain adanya sikap pesimisme yang
terlanjur melekat dan kental selama interaksi berlangsung, dimana klien
tidak menyadari dirinya memiliki kemampuan yang bermanfaat.

a.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan, perawat harus mampu melakukan
pengakajian faktor-faktor penyebab harga diri rendah klien sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA
63

Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing & Contemporary Practice. 1st
edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.

Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th
edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.

Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for


Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Lampiran
64

JADWAL KEGIATAN HARIAN


Februari 2020

Diruang Melati

JAM KEGIATAN KETERANGAN


05.00 Bangun tidur Mandiri
05.10 Sholat Mandiri
15.30 Mandi pagi Mandiri
06.00 Sarapan Mandiri
06.10 Minum obat Mandiri
06.30 Menyapu & mengepel Mandiri
07.00 Senam Mandiri
09.00 Istirahat Mandiri
10.45 Minum kacang hijau Mandiri
11.45 Makan siang Mandiri
12.00 Menyapu dan mengepel Mandiri
12.10 Sholat Mandiri
13.00 Tidur siang Mandiri
15.00 Bangun tidur Mandiri
15.05 Sholat Mandiri
16.00 Mandi Mandiri
16.30 Makan sore Mandiri
16.45 Minum obat Mandiri
16.50 Menyapu dan mengepel Mandiri
17.45 Sholat Mandiri
19.00 Sholat Mandiri
20.00 Tidur Mandiri

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Dibuat setiap kali sebelum interaksi/ pertemuan dengan klien)
65

Senin, 10 Februari 2020

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan tidak ada keluhan saaat itu, pasien rindu keluarga
Objektif:
Pasien kooperatif, kontak mata (+), pasien tampak sedih, penampilan rapid
an wangi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya
2. Untuk mengetahui kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien orientasi realita
4. Tindakan Keperawatan
1. Salam terapeutik dan jabat tangan
2. Memeperkenalkan diri
3. Menanyakan nama lengkap
4. Menjelaskan tujuan interaksi
5. Membantu orientasi realita
6. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat siang Bu, perkenalkan nama saya Hans Imoliana, baik dipanggil
Hans saya mahasiswa dari poltekkes kemenekes malang. Kalau nama ibu
siapa? Mau dipanggil siapa?
2. Evaluasi/ validasi
Pasien mampu menjawab salam dari perawat , pasien dapat menyebut
nama lengkap
3. Kontrak
Topik : ngobrol-ngobrol tentang keluhan saat ini dan kebutuhan ibu
yang tidak terpenuhi
Waktu : 10 menit
Tempat : di tempat tidur pasien
66

b. Fase Kerja
Hari ini keluhan ibu apa? Kalau boleh tahu kenapa ibu masuk kesini?
Karena apa? Sekaarang ibu dimana?
oh iya saya paham tapi disini rumah sakit jiwa lawing, yaitu tempatorang
sakit. Kalau disini penjara pasti ada banyak polisi disini. Kira kira di rumah
sakit ini kebutuhan ibu apa saja? Apakah ada yang dibutuhkan tapi belum
terpenuhi?
oh iya, besok saya akan bantu belikan tapi ingat rajin keramas supaya
rambut tidak bau.

c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasasaan ibu setelah ngobrol-ngobrol dengan saya.?
Apakah senang?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Ibu masih ingat nama saya? Nama saya siapa? Apa saja yang ibu
butuhkan?
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, sampai disini dulu ya nanti kita ngobrol ngobrol lagi. Jika ibu
membutuhkan saya bias menemui saya di ruangan depan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : besok kita bertemu lagi untuk ngobrol terkait mebuat jadwal
harian dan barang yang dibutuhkan ibu
Waktu : jam 10.00 ya
Tempat : di ruang tengah
67

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Dibuat setiap kali sebelum interaksi/ pertemuan dengan klien)
Selasa, 11 Februari 2020

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan hari ini lebih bugar dari kemarin
Objektif:
Klien tampak bersih dan berpakaian rapi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
2. Pasien dapat mebuat jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
1.Salam terapeutik
2. Menanyakan keluhan sekarang
3. membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. menganjurkan pasien untuk membuat jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu? Kita bertemu kembali hari ini ya Bu. Apa kabar Bu?
2. Evaluasi/ validasi
Ibu masih ingat nama saya?
3. Kontrak
Topik : sesuai kontrak kemarin kita akan membuat jadwal harian ibu
Waktu : waktunya sekitar 10 menit
Tempat : di ruang tengah
b. Fase Kerja
Apa keluhan ibu pagi ini? Ini ada hampoo yang ibu perlukan kemarin,
jangan lupa setiap mandi harus keramas ya Bu! Apa kegiatan sehari-hari ibu
disini? Apakah sering menyapu di pagi hari? Apakah habis makan ibu cuci
piring?

Oh iya bu harusnya tiap pagi ibu bangun lalu bantu bersih-bersih supaya di
ruangan tidak kotor debu-debunya hilang agar terhindar dari penyakit.
Baiklah bu berarti jadwalnya swtiap bangun pag harus bersih-bersih,
olahraga, setiap habis makan cuci piring.
68

c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaiman perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang penyusunan jadwal?
Apajkah ibu senang?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Baiklah ibu, apakah ibu masih ingat yang tadi saya sampaikan?
2. Rencana Tindak Lanjut
Oh baik sampai disini dulu ya, besok kita bertemu lagi untuk ngobrol-
ngobrol kembali
3. Kontrak yang akan datang
Topik : diskusi mengenai pengguaan obat secara teratur
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras
69

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Dibuat setiap kali sebelum interaksi/ pertemuan dengan klien)
Rabu, 12 Februari

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan dirinya sudah tidak merasa lesu
Objektif:
Pasien tampak bersih dan wangi, penampilan rapi
2.Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
2. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
4. Tindakan Keperawatan
1.salam terapeutik dan jabat tangan
2. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
4. menganjurkan pasien menyebutkan jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu? Kita bertemu kembali hari ini ya bu? Ibu masih ingat
nama saya siapa?
b. Evaluasi/ validasi
Pasien masih ingat nama perawat
c. Kontrak
Topik : seperti yang dibilang kemarin kita ngobrol ngobrol tentang
penggunaan obat secara teratur
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras
2.Fase Kerja
Ibu biasanya minum obat berapa macam? Jam berapa saja ibu minum
obatnya? Ibu tahu manfaat obat yang ibu minum. Ibu perlu minum obat ini
agar pikirannya jadi tenang dan tidurnya pun enak. Semua obat ini diminum
sesuai aturan dan dosisnya. Obatnya diminum secara rutin supaya tidak
terjadi kekambuhan. Ibu tidak boelh minum obat dengan sendirinya tanpa
konsul dengan dokter
70

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol-ngobrol tentang obat yang
ibu minum
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Kita ulangi lagi ya. Apa manfaat jika obatnya tidak diminum secara
teratur
b. Rencana Tindak Lanjut
Cukup sampai disini dulu ya, besok kita lanjtkan lagi ngobrol-ngobrolnya
c. Kontrak yang akan datang
Topik : ngobrol-ngobrol kemampuan yang dimilki ibu
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras
71

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Dibuat setiap kali sebelum interaksi/ pertemuan dengan klien)
Kamis, 13 Februari 2020

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatkan tidak ada keluhan saat ini
Objektif:
Pasien tampak bersih, rapi, dan wangi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Identifikasi potensi/keampuan yang dimiliki
2. Pilih dan latihbpotensi kemampuan yang dimilki
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
4. Tindakan Keperawatan
1.salam teraputik dan jabat tangan
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3. mengidentifikasi kemampuan/hoi/yang sering dilakukan pasien
4. masukkan dalam jadwal kegiatan

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

a. Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik
Selamat siang Bu? Apa kabar hari ini? Apakah ada keluhan?
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana Bu, apakah ibu masih hari ini ita akan ngobrol tentang apa
3. Kontrak
Topik : kemampuan yang dimilki pasien
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras depan
b. Fase Kerja
Kalau boleh tahu ibu hobinya apa saja? Oh terus apa lagi? Saya catat ya.
Rupanya hobi ibu memasak ya? Bisakah ibu ceritakan kepada saya di rumah
kegatan ibu apa saja. Wah bagus sekali. Coba kita masukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian ya, supaya ibu apat melakuka kegiatan terus menerus
72

c. Fase Terminasi
c.1 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan ibu?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Setelah ini coba ibu menyebutkan apa saja yangdimasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian?
c.2 Rencana Tindak Lanjut
Cukup smpai disini dulu ya . besok kita bertemu lagi seperti biasa
c.3 Kontrak yang akan datang
Topik : mengevaluasi kegiatan harian ibu
Waktu : 10 menit
Tempat : ruang tengah.
73

Anda mungkin juga menyukai