Oleh :
Maharani Puspita ( P17211172012 )
Kusnia Alvionita ( P17211173019 )
Kartika Novia S N ( P17211173023 )
Abinadab Hans I ( P17211174047 )
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Ruang
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Keperawatan Gangguan Proses Pikir : Waham Di Ruang Melati Rsj Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Keperawatan Jiwa
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Anita Dyah Susanti S.Kep.Ns Selaku Kepala Ruang Melat di RSJ Radjiman
Wediodiningrat;
2. Anita Dyah Ssanti S.Kep.Ns Selaku Pembimbing Klinik di RSJ Radjiman
Wediodiningrat;
3. Dr. Tri Anjaswarni Selaku Pembimbing Akademik;
4. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran profesi stase keperawatan.
5. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami hrapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan mahasiswa.
ii
4
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 6
1.3 Manfaat ........................................................................................... 7
1.3.1 Teoritis............................................................................................ 7
1.3.2 Praktik............................................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 57
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 61
5.2 Saran................................................................................................. 61
iii
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Wahamsering
ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin
sering ditemui waham diorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan
pasien skizofrenia daya titinya berkurang dimana pasien tidak menyadari
penyakitnya serta kebutuhannya, terhadap pengobatan, meskipun gangguan
pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain ( Tomb, 2003 dalam Purba, 2008 )
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh
lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi
sehingga individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas
dengan menyalah artikan kesan terhadap kejadian, kemudian individu
memproyeksi pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga
perasaan, pikiran, dan keinginan negative tidak dapat diterima menjadi
bagian eksternal dan akhirnya individu menoba memberi pembenaran
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.
Menurut World Health Organization ( WHO ), Kesehatan jiwa
merupakan suatu keadaan dimana seseorang ang terbebas dari gangguan
jiwa, dan memiliki sikap positif untuk menggambaran tentang kedewasaam
serta keprbadiannya, Menurut data WHO pad tahun 2012, angka penderita
gangguan jiwa mengkhawatirkan secra global, sekitar 450 juta orang yang
menderita gangguan mental. Orang yang mengalami gangguan jiwa
sepertiganya tinggal dinegara berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita
gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan ( Kemenkes RI, 2012)
Adapun standart ashan keperawatan yang diterapkan pada klien
dalam keperawatan jiwa yaitu strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik.
Dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi terapuetik perawat
mempunyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai
tugas yag harus diselesakan oleh perawat. Empat tahap tersebut yaitu tahap
prainteraksi ( pengumpulan data tentang klien, membuat rencana tindakan
6
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktik
1. Memudahkan perawat dalam memberikan petunjuk secara benar
aplikatif standar proses keperawatan klien dengan gangguan proses
pikir.
2. Dapat memberikan masukan kepada subtansi keperawatan dalam
penatalaksanaan asuhan keperawatan klien dengan gangguan
proses pikir.
3. Dapat memudahkan penerapan asuhan keperawatan klein
dengangangguan proses pikir.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Penyebab
Adapun faktor-faktor penyebab waham antara lain
a. Faktor Presipitasi
- Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yangmaladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.Pada pasien dengan waham,pemeriksa MRI
menunjukkan bahwa derajat lobus temporal tidak simetris.Akan tetapi
perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya waham kemungkinan
melibatkan komponen degeneratif dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya
gangguan sensori pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input
sensori karena terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat
penuaan.
- Stres Lingkungan
9
D. Rentan Respon
13
F. POHON MASALAH
Faktor pencetus:
1. Proses pengolahan
Gangguan proses informasi yang
Core pikir: waham berlebihan
Problem 2. Mekanisme
penghantaran
listrik yang
abnormal
3. Adanya gejala
pemicu
Causa
Harga diri rendah
Faktor penyebab:
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmitter
4. Virus
5. Psikologis
17
A. PENGKAJIAN
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan
sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham
Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap?
Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan
memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang
wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah
terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Proses Pikir : Waham berhubungan denga kerusakan
komunikasi verbal
D. RENCANA TINDAKAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
18
Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
3) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
E. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
Tidak mendukung atau membantah waham pasien
Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
Realitas
19
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1
Latihan 1: Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham
pasien
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum dik, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat dari
puskesmas Darul Imarah, saya yang akan merawat adik hari ini. Nama adik
siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, B?”
B. KERJA:
“Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi,
bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?”
“B, B ada ditempat yang aman, saya dan keluarga B akan selalu menemani
B”
“Wah..warna baju yang B kenakan hari ini cocok sekali dengan warna kulit
B”
“Apa saja yang B harapkan selama ini, bisa B ceritakan kepada saya?”
“Bagus sekali, B dapat menceritakan harapan B”
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau saya datang kembali ke rumah B dua hari yang akan
datang?”
“Jam berapa sebaiknya saya datang kembali?”
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”
20
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2
Latihan 2: Memberikan tindakan keperawatan kepada pasien waham
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang
saya datang lagi”
“Apakah B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi B tersebut?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
B. KERJA:
“Apa saja hobby B?”
“Wah.., rupanya B pandai menari seudati ya, tidak semua orang bisa menari
seperti itu lho B”
“Bisa B ceritakan kepada saya kapan pertama kali B belajar menari seudati,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada B, dimana?”
“Bisa B peragakan kepada saya bagaimana menari seudati itu?”
“Wah..bagus sekali tarian seudati B”
“Bagaimana kalau sekarang B teruskan kemampuan menari seudati
tersebut…….”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan B ini ya, berapa kali
sehari/seminggu B mau menari seudati?”
“Apa yang B harapkan dari kemampuan menari seudati ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan B selain menari seudati?”
22
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan B?”
“Setelah ini coba B lakukan latihan menari seudati sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?” “Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, B setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum,
setuju?”(jika pasien telah dapat obat)
23
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3
Latihan 3:Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang
saya datan lagi”
“Bagaimana B sudahdicoba latihan menarinya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama B mau kita berbicara?”
B. KERJA:
“B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam B, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang
putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya
ini harus ibu minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya B bisa mengisap-isap es batu”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, B sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
24
“B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
B minum dalam waktu yang lama. Sebaiknya B tidak menghentikan sendiri
obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang B
minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan B. Jangan lupa minum obatnya dan
melakukan kegiatan yang lain”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
“Nanti saya akan bicara dengan ibu dan bapak B. Bagaimana pak, bu, bisa kita
ketemu dua hari lagi untuk membicarakan cara merawat B di rumah?
Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak dan ibu setuju?.
- Tindakan keperawatan yang ditujukan untuk keluarga
o Tujuan :
1. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan
yang dipenuhi oleh wahamnya.
3. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal
o Tindakan :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
3. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
4. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera
25
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana pak, bu apakah sekarang B sudah minum obat secara teratur?.
Bagaimana dengan kegiatan yang lain? Sudah dikerjakan?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang bagaiman cara merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara?”
B. KERJA:
“Pak, bu, dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi, bapak dan ibutidak perlu kuatir. Yang harus
bapak dan ibu perhatikan adalah setiap kali anak bapak dan ibu berkata
seperti itu bapak dan ibu dapat menanggapinya dengan:
‘Bapak/Ibu mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi
bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu bapak/ibu semua nabi sudah
tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan kita tentang kemampuan-
kemampuan yang pernah B miliki?'
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang
diinginkan B, misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan
keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya
kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh anak)
“Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian)
26
“Lalu bapak dan ibu juga harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-
hal yang baik ya”.
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi
dengan B”
“Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi
tenang, tidurnya juga tenang”
“Obat ini harus diminum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan B
kambuh kembali (Libatkan keluarga saat memberikan penjelsan tentang obat
kepada klien)
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
dan tolong bantu B untuk minum obat sesuai yang saya ajarkan tadi”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak ibu danbapak, misalnya: mengaku sebagai seorang
nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera hubungi petugas kesehatan
“Baiklah seminggu lagi saya akan datang untuk melihat perkembangan anak
bapak dan ibu serta membicarakan tentang cara merawat yang lain”
EVALUASI
1. Pasien mampu:
a) mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b) berkomunikasi sesuai kenyataan
c) menggunakan obat dengan benar dan patuh
2. Keluarga mampu:
a) Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan
5
27
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny S
Umur : 38 Tahun
Alamat : Pasujambi, Lumajang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Jenis Kel. : Perempuan
No CM : 134xxx
28
Diagnosa Keperawatan: -
30
Diagnosa Keperawatan: -
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Badan saya tidak terlalu kurus, berat badan saya 55 kg, tinggi 162 cm,
semua anggota tubuh saya berfungsi dengan baik, semua anggota
tubuh lengkap
b. Identitas :
Pasien mengatakan nama lengkapnya Ny S
c. Peran :
Pasien mengatakan kalau dirumah sering membantu suami bekerja
( mebel ), kalau di RS sehari – hari membantu menyapu dan biasanya
setelah makan cuci piring
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin ceat sembuh dan kembali
kerumah untuk membantu suaminya lagi
e. Harga diri :
Pasien mengatakan sedih kalau dibilang di RSJ, pasien takut nanti
dibilang saa seperti tetangganya yangpernah masuk RSJ
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Konsep Diri, Harga Diri
Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
32
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan tetap berdoa agar diberi kesembuhan
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah sholat karena tidak ada mukenah dan
Al – Qur’an
Diagnosa Keperawatan: Distres Spirtual
V. PEMERIKSAAAN FISIK
1. Keadaan umum
Secara fisk keadaan umum pasien baik, dimana keadaan tubuh pasien
tidak ada cacat secara fisik ataupun bawaan, seluruh anggota tubuh pasien
berfungsi secara sempurna
2. Kesadaran (Kuantitas)
Kesadaran Composmentis dengan GCS 456
3. Tanda vital:
TD : 110/80mm/Hg
N : 84 x/menit
S : 36,4 CO
P : 20 x/menit
4. Ukur:
33
BB : 55 Kg
TB : 162 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa Keperawatan: -
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalankaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan …………
Peningkatan :
Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan: -
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi √ Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan
Pasien mengatakan khawati suaminya dikirim jin kalau suaminya
punya uang
b. Afek
√ Sesuai Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Pasien berbicara sesuai kenyataan
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan:
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
√ Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
√ Tidak ada
Jelaskan:
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
√ Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiai longgar
Tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
c. Bentuk pikir :
Realistik
√ Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Pasien sepenuhnya sadar dengan GCS 456
Diagnosa Keperawatan:
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
√ Gangguan dayaingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
Ketika diberi pilihan memilih bakso atau rokok, kemudian klien memilih
bakso alsannya Karen klien menyukai makannan bakso. Kemudian
perawata memberikan saran tidak boleh terlalu banyak makan bakso, dan
pasien mau menurutinya.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan:
Klien tidak memiliki gangguan pola tidur
Diagnosa Keperawatan:
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Pasien sangat dekat dengan suaminya
Diagnosa Keperawatan:
X. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb
√ Penyakit/gangguan jiwa Penatalaksanaan
Sistem pendukung Lain-lain, jelaskan
Faktor presipitasi
Jelaskan :
Pasien tidak mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa yang di derita, serta
pasien tidak mengetahui akibat berehenti minum obat.
Diagnosa Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyakit
2. Terapi Medis
- Haloperidol 5 mg 0,5-0-0,5-0
- Lorazepam 2 mg 0,5-0-0,5
- Klorpomazin 100mg 0-0-0-1
DO:
3.17. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
No Diagnosa Perencanaan
Tgl Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Dx Keperawatan
2/06/ 1 Gangguan TUM: Klien
2016 konsep diri: memiliki konsep
harga diri diri yang positif
rendah.
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali 1. Bina hubungan saling Hubungan saling
membina interaksi, klien percaya dengan percaya merupakan
hubungan saling menunjukkan menggunakan prinsip dasar untuk
percaya dengan eskpresi wajah komunikasi terapeutik : kelancaran hubungan
perawat. bersahabat, interaksi antara
Sapa klien dengan
menun-jukkan perawat dan klien
ramah baik verbal
47
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali 4.1. Rencanakan bersama klien Perencanaan aktivitas
merencanakan interaksi klien aktivitas yang dapat dilakukan untuk
kegiatan sesuai membuat rencana dilakukan setiap hari sesuai mengetahui
dengan kegiatan harian kemampuan klien: pencapaian kegiatan
kemampuan kegiatan mandiri. dan kemandirian
yang dimiliki kegiatan dengan klien.
bantuan.
31
50
Perencanaan pulang
diprogramkan untuk
mencegah kambuhan.
51
52
Nama : Ny S
Ruang : Melati
No Rm : 1019xx
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DAN JAM KEPERAWATAN
1 10-02-2020 SP 1 (pertemuan I) S : “Pagi”
1. Salam terapeutik dan “ Nama saya Sri susanti”
berjabat tangan “Saya dipanggil Sri”
“Saya tinggal di lumajang
2. Memperkenalkan diri
dengan suami saya”
dengan sopan
“ Umur saya 18 tahun”
3. Menayakan nama “ saya rindu keluarga”
lengkap “ke sini untuk bekerja”
A : klien mampu
menyebutkan kembali
nama perawat, klien bicara
jelas dan bisa dipahami,
klien mampu
mengidentifikasi
kebutuhannya
P:
KLIEN
Menganjurkan untuk
membuat jadwal kegiatan
harian
PERAWAT
Membuat jadwak kegiatan
harian
P:
Klien
Pasien mampu
menggunakan obat secara
teratur
Perawat
Memberikan pendidikan
kesehatan mengenai
penggunaan obat secara
teratur
3 12-02-2020 SP 2 (pertemuan ke III) S : “selamat pgi juga”
1. Salam terapeutik dan kabar baik” saya minum
jabat tangan obat 3x sehari mas”pagi
minum jam 6, siang minum
2. Mengevaluasi jadwal
jam 12, sore minum jam 5
kegiatan harian
mas” saya tidak tau obat itu
3. Memberikan pendidikan untuk apa” sya tadi pagi
55
A : pasien mampu
memahami jadwal minum
obat, pasien tidak tahu
manfaat obat yang
diberikan
P:
Klien
Mengidentifikasi
kemampuan klien
Perawat
Mengevaluasi kegiatan
harian pasien
4 13-02-2020 SP 3 (pertemuan ke IV) S : “selamat pagi juga mas”
1. Salam terapeutik dan saya tdi pagi dan kemarin
berjabat tangan sudah melakukan kegiatan
yang sudah dijadwalakan
2. Mengevaluasi jadwal
mas”selain sholat karena
kegiatan harian pasien
sya haid” kemarin
3. Mengidentifikasi pgi,bangun, mandi,bantu-
kemampuan/hoby atau bantu bersih,makan, cuci
56
O : pasien dapat
melakukan kegiatan harian,
pasien dapat menjawab
pertanyaan yang di ajukan
A : klien mampu
mengidentifikasi potensi?
kemampuan yang dimiliki
P:
Klien
Klien dapat melakukan
kegiatan harian secara rutin
Perawat
Mengevaluasi kegiatan
harian
5 14-02-2020 Evaluasi SP 1,2,3 S : “selamat pagi juga
( pertemuan ke V ) mas”saya ngantuk setelah
1. Salam terapeutik dan minum obat mas”tadi
57
P : lanjutkan evaluasi
58
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan teori gangguan proses pikir yang telah dijelaskan di dalam tinjauan
pustaka dan Studi Kasus asuhan keperawatan pada klien “S” dengan gangguan
proses pikir : waham curiga di ruang Melati RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang dapat diperoleh data sebagai berikut :
Asal
Internal: Putus hubungan
dengan orang yang berarti,
kehilangan rasa cinta,
ketakutan terhadap penyakit
fisik
Eksternal: seperti serangan
fisik, kehilangan, kematian,
perkosaan, PHK, perubahan
nilai-nilai masyarakat,
penolakan
Waktu:
Kapan masalah klien mulai
muncul
Dapat disimpulkan bahwa klien mengalami Waham curiga dan
perasaan itu sering muncul
Sumber Kemampuan personal: Kemampuan personal: klien
Koping Kepandaian, bakat khusus, mengatakan bekerja
imajinasi dan kreativitas, hobi membantu suaminya
61
BAB V
PENUTUP
62
a.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian pembahsan makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Klien mengalami kemajuan yang bagus, terbukti dengan terpicunya
semangat klien untuk melakukan hal produktif yang tidak terdapat dalam
jadwal kegiatan harian rutin. Contohnya menyapu pada siang hari,
mengambil makanan, serta mengantar atau mengambil cucian.
2. Hambatan selama intervensi antara lain adanya sikap pesimisme yang
terlanjur melekat dan kental selama interaksi berlangsung, dimana klien
tidak menyadari dirinya memiliki kemampuan yang bermanfaat.
a.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan, perawat harus mampu melakukan
pengakajian faktor-faktor penyebab harga diri rendah klien sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA
63
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing & Contemporary Practice. 1st
edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th
edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Lampiran
64
Diruang Melati
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan tidak ada keluhan saaat itu, pasien rindu keluarga
Objektif:
Pasien kooperatif, kontak mata (+), pasien tampak sedih, penampilan rapid
an wangi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Klien dan perawat dapat membina hubungan saling percaya
2. Untuk mengetahui kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien orientasi realita
4. Tindakan Keperawatan
1. Salam terapeutik dan jabat tangan
2. Memeperkenalkan diri
3. Menanyakan nama lengkap
4. Menjelaskan tujuan interaksi
5. Membantu orientasi realita
6. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. Fase Kerja
Hari ini keluhan ibu apa? Kalau boleh tahu kenapa ibu masuk kesini?
Karena apa? Sekaarang ibu dimana?
oh iya saya paham tapi disini rumah sakit jiwa lawing, yaitu tempatorang
sakit. Kalau disini penjara pasti ada banyak polisi disini. Kira kira di rumah
sakit ini kebutuhan ibu apa saja? Apakah ada yang dibutuhkan tapi belum
terpenuhi?
oh iya, besok saya akan bantu belikan tapi ingat rajin keramas supaya
rambut tidak bau.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasasaan ibu setelah ngobrol-ngobrol dengan saya.?
Apakah senang?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Ibu masih ingat nama saya? Nama saya siapa? Apa saja yang ibu
butuhkan?
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, sampai disini dulu ya nanti kita ngobrol ngobrol lagi. Jika ibu
membutuhkan saya bias menemui saya di ruangan depan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : besok kita bertemu lagi untuk ngobrol terkait mebuat jadwal
harian dan barang yang dibutuhkan ibu
Waktu : jam 10.00 ya
Tempat : di ruang tengah
67
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan hari ini lebih bugar dari kemarin
Objektif:
Klien tampak bersih dan berpakaian rapi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
2. Pasien dapat mebuat jadwal harian
4. Tindakan Keperawatan
1.Salam terapeutik
2. Menanyakan keluhan sekarang
3. membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. menganjurkan pasien untuk membuat jadwal harian
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu? Kita bertemu kembali hari ini ya Bu. Apa kabar Bu?
2. Evaluasi/ validasi
Ibu masih ingat nama saya?
3. Kontrak
Topik : sesuai kontrak kemarin kita akan membuat jadwal harian ibu
Waktu : waktunya sekitar 10 menit
Tempat : di ruang tengah
b. Fase Kerja
Apa keluhan ibu pagi ini? Ini ada hampoo yang ibu perlukan kemarin,
jangan lupa setiap mandi harus keramas ya Bu! Apa kegiatan sehari-hari ibu
disini? Apakah sering menyapu di pagi hari? Apakah habis makan ibu cuci
piring?
Oh iya bu harusnya tiap pagi ibu bangun lalu bantu bersih-bersih supaya di
ruangan tidak kotor debu-debunya hilang agar terhindar dari penyakit.
Baiklah bu berarti jadwalnya swtiap bangun pag harus bersih-bersih,
olahraga, setiap habis makan cuci piring.
68
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaiman perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang penyusunan jadwal?
Apajkah ibu senang?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Baiklah ibu, apakah ibu masih ingat yang tadi saya sampaikan?
2. Rencana Tindak Lanjut
Oh baik sampai disini dulu ya, besok kita bertemu lagi untuk ngobrol-
ngobrol kembali
3. Kontrak yang akan datang
Topik : diskusi mengenai pengguaan obat secara teratur
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras
69
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatakan dirinya sudah tidak merasa lesu
Objektif:
Pasien tampak bersih dan wangi, penampilan rapi
2.Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
2. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
4. Tindakan Keperawatan
1.salam terapeutik dan jabat tangan
2. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
4. menganjurkan pasien menyebutkan jadwal kegiatan harian
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol-ngobrol tentang obat yang
ibu minum
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Kita ulangi lagi ya. Apa manfaat jika obatnya tidak diminum secara
teratur
b. Rencana Tindak Lanjut
Cukup sampai disini dulu ya, besok kita lanjtkan lagi ngobrol-ngobrolnya
c. Kontrak yang akan datang
Topik : ngobrol-ngobrol kemampuan yang dimilki ibu
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras
71
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Subjektif:
Pasien mengatkan tidak ada keluhan saat ini
Objektif:
Pasien tampak bersih, rapi, dan wangi
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan proses pikir
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Identifikasi potensi/keampuan yang dimiliki
2. Pilih dan latihbpotensi kemampuan yang dimilki
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
4. Tindakan Keperawatan
1.salam teraputik dan jabat tangan
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3. mengidentifikasi kemampuan/hoi/yang sering dilakukan pasien
4. masukkan dalam jadwal kegiatan
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
Selamat siang Bu? Apa kabar hari ini? Apakah ada keluhan?
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana Bu, apakah ibu masih hari ini ita akan ngobrol tentang apa
3. Kontrak
Topik : kemampuan yang dimilki pasien
Waktu : 10 menit
Tempat : di teras depan
b. Fase Kerja
Kalau boleh tahu ibu hobinya apa saja? Oh terus apa lagi? Saya catat ya.
Rupanya hobi ibu memasak ya? Bisakah ibu ceritakan kepada saya di rumah
kegatan ibu apa saja. Wah bagus sekali. Coba kita masukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian ya, supaya ibu apat melakuka kegiatan terus menerus
72
c. Fase Terminasi
c.1 Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan ibu?
Evaluasi Obyekti (Perawat)
Setelah ini coba ibu menyebutkan apa saja yangdimasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian?
c.2 Rencana Tindak Lanjut
Cukup smpai disini dulu ya . besok kita bertemu lagi seperti biasa
c.3 Kontrak yang akan datang
Topik : mengevaluasi kegiatan harian ibu
Waktu : 10 menit
Tempat : ruang tengah.
73