Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MASALAH UTAMA

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI KLATEN
PROVINSI JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH:
NIRTA
2104093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik program studi pendidikan
Ners pada Stase Keperawatan Jiwa

Telah disetujui dan dilaksanakan pada tanggal … April 2022


Mengetahui,

Preceptor Akademik Preceptor Akademik

(Reni Puspitasari, S.Kep., Ns., MSN.) (Purnomo, S.Kep., Ns.)

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan berkatnya
sehingga penulis mampu menyelesaikan panulisan laporan pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dengan Masalah Utama Pada Pasien Dengan
Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten
Provinsi Jawa Tengah”. Maksud penulisan laporan ini untuk memenuhi standar
kemampuan asuhan keperawatan jiwa. Dalam proses penyusunan laporan ini
penyusun telah dibantu dan didukung oleh berbagai pihak, untuk itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep.,Ns.,MAN, selaku Direktur STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Bapak dr. Tri Kuncoro, M.M.R, selaku Direktur RSJD. Dr.RM Soedjarwadi
Klaten Provinsi Jawa Tengah
3. Ibu Reni Puspitasari, S.Kep., Ns., MSN, selaku Preceptor Akademik
4. Bapak Purnomo, S.Kep., Ns., selaku preceptor praktik & pembimbing klinik
stase keperawatan jiwa.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis masih menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini
sehingga masih mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk
tercapainya laporan yang lebih baik. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.

Klaten April 2022

Penulis

6
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................5
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................6
DAFTAR ISI......................................................................................................................................7
BAB I..................................................................................................................................................8
PEDAHULUAN.................................................................................................................................8
A. Latar Belakang......................................................................................................................8
B. Tujuan Penulisan...................................................................................................................9
C. Metode Pengumpulan Data.................................................................................................10
BAB II..............................................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................11
A. Teori Medis: Skizofrenia.....................................................................................................11
1. Definisi Skizofrenia........................................................................................................11
2. Etiologi Skizofrenia........................................................................................................11
3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia..........................................................................12
4. Rentang Respon Skizofrenia...........................................................................................13
5. Manifestasi Skizofrenia..................................................................................................14
6. Penatalaksanaan Skizofrenia...........................................................................................16
7. Klasifikasi Skizofrenia....................................................................................................16
B. Konsep Keperawatan: Harga Diri Rendah..........................................................................18
1. Definisi Harga Diri Rendah............................................................................................18
2. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah............................................................................18
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Harga Diri Rendah..................................................19
4. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah............................................................................20
5. Rentang Respon Harga Diri Rendah...............................................................................21
6. Pohon Masalah................................................................................................................22
7. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul...............................................................23
8. Data yang perlu dikaji.....................................................................................................23
9. Diagnosis Keperawatan Utama: Harga Diri Rendah......................................................23
10. Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah........................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................50

7
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti konflik
yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa
seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa
(Keliat, 2011). Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk
penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan
ketidakwajaran dan bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya
semua fungsi kejiwaan (Muhith, 2011).
Gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara berkembang
adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi
otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan
prilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia terbentuk secara bertahap dan
klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam
kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhinya
menjadi skizofrenia akut. Periode skizofrenia akut adalah gangguan yang
singkat dan kuat, yang meliputi penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan
berpikir, dan harga diri rendah (Yosep, 2011).
Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya
kepercayaan diri, gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung. Harga diri rendah merupakan semua pikiran,
keyakinan, dan kepercayaan tentang dirinya dan mempengaruhi orang lain.
Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan
lingkungan (Stuart, 2013).

8
Oleh sebab itu perawat memiliki peran dan fungsi, serta tanggung jawab
sebagai perawat psikiatrik di masa sekarang ini dan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan jiwa, memulihkan dan menghilangkan
penderita serta melaksanakan program rehabilitasi. Peran ini berdasarkan
pelayanan perawatan yang paripurna melalui proses keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada pasien
dengan gangguan harga diri rendah.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Klaten Propinsi Jawa Tengah, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan jiwa pada pasien dengan
gangguan kejiwaan harga diri rendah.
b. Mampu menentukan analisa data, daftar masalah, dan pohon masalah
pada pasien dengan gangguan kejiwaan harga diri rendah.
c. Mampu menentukan diagnosis keperawatan jiwa pada pasien dengan
gangguan kejiwaan harga diri rendah.
d. Mampu membuat perencanaan pada pasien dengan gangguan
kejiwaan harga diri rendah.
e. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan
kejiwaan harga diri rendah.
f. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan kejiwaan
harga diri rendah.
g. Mampu melakukan dokumentasi pada pasien dengan gangguan
kejiwaan harga diri rendah.

9
C. Metode Pengumpulan Data
Penulisan laporan ini melakukan pengumpulan data yang didapatkan
dengan cara:
1. Wawancara
Berbicara langsung dengan klien secara tatap muka sehingga di
dapatkan data subjektif maupun objektif.
2. Observasi
Mengumpulkan data dengan cara melihat atau mengobservasi.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan karena gangguan jiwa sering sekali
disertai dengan masalah fisik yang sangat berpengaruh bagi kesehatan
jiwa. Sebagai kesatuan yang utuh dan holistik, penulis pun
menggunakan metode ini untuk pengumpulan data.
4. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data dengan cara melihat atau mempelajari dokumen
atau catatan yang berhubungan dengan status klien guna melengkapi
data yang dibutuhkan.
5. Studi kepustakaan
Metode pengumpulan data dari sumber buku yang berhubungan
dengan kasus yang dikelola.
6. Preceptor dan Staf Karyawan
Masukan dan bimbingan dari staf yang telah lama mengikuti dan
mengamati Klien dapat dijadikan perbandingan.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis: Skizofrenia


1. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia merupakan suatu bentuk gangguan psikis yang sering dijumpai
sejak dahulu kala. Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang
artinya retak atau pecah (split) dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan
demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah
orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian
(splitting of personality) (Yosep, 2011).
2. Etiologi Skizofrenia
Menurut Kaplan & Sadock, (2014) ada beberapa teori yang menguraikan
factor-faktor yang menjadi penyebab skizofrenia, yaitu:
a. Faktor Diatesis-Stres Model
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan
lingkungan yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga
dapat menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia. Dimana ketiga
faktor tersebut saling berpengaruh secara dinamis.
b. Faktor Biologis
Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan
bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik yang
berlebihan di bagian kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala positif
dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya
neurotransmiter lain termasuk serotonin, norepinefrin, glutamat dan
GABA (Gamma Amino Butryic Acid). Selain perubahan yang sifatnya
neurokimiawi, penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan
perubahan anatomi otak seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi
koteks atau atropi otak kecil (cerebellum), terutama pada penderita
kronis skizofrenia.

11
c. Faktor Genetika
Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko
masyarakat umum 1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara
kandung 8% dan pada anak 12% apabila salah satu orang tua
menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang tua
sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar
monozigot 47%, sedangkan untuk kembar dizigot sebesar 12%.
d. Faktor Psikososial
Teori ini mengatakan bahwa hubungan sosial terhadap keluarga dan
masyarakat serta adanya gangguan peran dalam diri di lingkunganya
menimbulkan perubahan pemahaman dan gangguan tumbuh kembang
yang menjadikan cikal bakal salahsatunya terjadi gangguan jiwa.
3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia
Menurut Keliat (2011), proses terjadinya Skizofrenia adalah sebagai
berikut:
a. Fase Prodromal
1) Kemunduran dalam waktu lama (6 sampai 12 bulan) dalam tingkat
fungsi perawatan diri, sosial, waktu luang, pekerjaan atau
akademik.
2) Timbul gejala positif dan negatif.
3) Periode kebingungan pada klien dan keluarga.
b. Fase Aktif
1) Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya hospitalisasi.
2) Pengenalan pemberian obat dan modalitas terapeutik lainnya.
3) Perawatan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat klien belajar
untuk hidup dengan penyakit yang mempengaruhi pikiran,
perasaan dan perilaku.
c. Fase Residual
1) Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala
2) Pengurangan dan penguatan gejala
3) Adaptasi

12
4. Rentang Respon Skizofrenia

Respon Adaptif Respon Mal-adaptif

a. Pikiran logis a. Pikiran kadang a. Gangguan pikiran


menyimpang atau waham
b. Persepsi akurat b. Ilusi b. Halusinasi
c. Emosi konsisten c. Reaksi emosional c. Kesulitan untuk
dengan pengalaman berlebihan/kurang memproses emosi
d. Perilaku sesuai d. Perilaku aneh d. Ketidakakuratan
perilaku
e. Hubungan sosial e. Menarik diri e. Isolasi sosial
Skema 1. Rentang Respon Skizofrenia (Stuart, 2013)

Menurut Stuart (2009), rentang respon Skizofrenia dijelaskan sebagai


berikut:
a. Respon Adaptif
1) Pikiran logis
Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima oleh akal.
2) Persepsi akurat
Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai
Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu
tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak
bertentangan dengan moral.
5) Hubungan sosial
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan di
tengah-tengah masyarakat.

13
b. Respon Transisi
1) Pikiran kadang menyimpang
Kegagalan dalam mengabstrakkan dan mengambil keputusan.
2) Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulasi sensori.
3) Reaksi emosional berlebihan/kurang
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.
4) Perilaku aneh
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan,
kesukaran mengolah dan tidak kenal orang lain.
5) Menarik diri
Perilaku menghindar dari orang lain.
c. Respon Mal-adaptif
1) Gangguan pikiran atau waham
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita sosial.
2) Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap rangsangan.
3) Kesulitan untuk memproses emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk
mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.
4) Ketidakakuratan perilaku
Ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan.
5) Isolasi sosial, suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam

5. Manifestasi Skizofrenia
Menurut Hawari (2009) dalam Wijayanti (2020), tanda dan gejala
perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:

14
a. Positif (hard symptoms)
1) Ambivalen: mempunyai 2 keyakinan atau kepercayaan yang
berlawanan tentang seseorang yang sama, suatu kejadian atau
suatu situasi. Penderita mempunyai perasaan atau pikiran yang
bertentangan.
2) Associative loosen: pikiran atau ide yang berpisah-pisah dan tidak
ada hubungan satu dengan yang lain.
3) Delusi: keyakinan yang tidak benar, tidak berubah (fixed) dan
tidak berdasarkan pada kenyataan atau realitas.
4) Echopraxia: meniru gerakan dari orang yang sedang diamatinya.
5) Flight of idea: klien mengungkapkan kata-kata terus menerus atau
meloncat-loncat dari topik yang satu ke topik yang lain.
6) Halusinasi: persepsi sensoris yang tidak benar dan tidak
berdasarkan pada realitas.
7) Ideas of reference: pikiran yang tidak benar bahwa kejadian
eksternal membawa arti yang khusus untuk dirinya.
8) Perseverasi: memegang teguh suatu ide atau suatu topik,
mengulang-ulang suatu kalimat atau suatu kata, menolak usaha
untuk mengubah topik.
b. Negatif (soft symptoms)
1) Alogia: cenderung bicara sangat sedikit, pembicaraan tidak berarti
atau tidak berisi.
2) Anhedonia: tidak merasakan kegembiraan atau kesenangan dalam
hidupnya, dengan relasinya maupun dengan kegiatannya.
3) Apatis: tidak peduli pada orang lain, kejadian atau kegiatannya.
4) Katatonia: imobilitas yang ditimbulkan secara psikologis ketika
klien tidak bergerak, kaku seperti keadaan setengah sadar (trance).
5) Afek datar: tidak ada ekspresi wajah yang dapat menunjukkan
emosi, perasaan atau moodnya.
6) Keengganan: tidak ada kemauan atau ambisi atau dorongan untuk
menyelesaikan atau melakukan sesuatu.

15
6. Penatalaksanaan Skizofrenia
Menurut Davies (2009) dalam Muhith, Abdul. (2015), penatalaksanaan
Skizofrenia memerlukan pendekatan farmakologis, psikologis dan sosial
sesuai dengan fase penyakit.
a. Terapi Obat
Terapi awal dengan obat antipsikosis merupakan pengobatan utama
untuk mengurangi gejala yang tidak menyenangkan. Terapi lini
pertama memerlukan obat penyekat dopamin seperti haloperidol,
chlorpromazine, trifluoperazine, sulpride dan primozide. Terapi
lanjutan dengan injeksi depot dengan efek lepas lambat yang stabil
dalam waktu satu hingga empat minggu sangat bermanfaat.
b. Terapi Psikologis
Intervensi psikologis dipusatkan pada pasien perorangan untuk
mengembangkan keterampilan sosial.
c. Dukungan Sosial
Rawat jalan, baik berupa rehabilitasi aktif yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan bekerja atau dukungan sederhana
dengan aktivitas utama yang ringan, dapat memperbaiki fungsi
personal (misalnya hygiene, percakapan dan pertemanan) serta
mendeteksi terjadinya kekambuhan dini. Terdapat bukti-bukti yang
menyatakan bahwa dukungan komunitas tertentu dapat mengurangi
kebutuhan penghentian kegawatan atau perawatan mendadak.

7. Klasifikasi Skizofrenia
Menurut Maramis (2009) dalam Muhith, Abdul. (2015), jenis-jenis
Skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia paranoid agak berlainan dari jenis-jenis yang lain dalam
jelannya penyakit. Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah umur 30
tahun. Gejala-gejala yang mencolok adalah waham primer, disertai
dengan waham-waham sekunder dan halusinasi. Selain itu ada juga

16
gangguan proses berpikir, gangguan afek, emosi dan kemauan. Jenis
ini berbeda dari jenis-jenis lainnya dalam perjalanan penyakit.
Hebefrenia dan katatonia sering lama-kelamaan menunjukkan gejala-
gejala skizofrenia simplek atau gejala campuran hebefrenia dan
katatonia. Tidak demikian halnya dengan skizofrenia paranoid yang
konstan.
b. Skizofrenia Hebefrenik
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada
masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok adalah
gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya
depersonalisasi atau double personality.
c. Skizofrenia Katatonik
Skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia, timbulnya pertama
kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului
oleh stres emosional. Mungkin terjadi stupor katatonik dan gaduh
gelisah katatonik.
d. Skizofrenia Simplex
Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas.
Gejala utama ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan
halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbul secara perlahan.
Pada permulaan mungkin penderita kurang memperhatikan
keluarganya atau menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia semakin
mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi
pengangguran.
e. Skizofrenia Residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat
sedikitnya satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala
berkembang ke arah gejala negatif yang lebih menonjol. Gejala
negatif terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan aktivitas,
penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan

17
pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun pada perawatan diri
dan fungsi sosial.

B. Konsep Keperawatan: Harga Diri Rendah

1. Definisi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011).
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2012).

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu


dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri
dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa
kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu
yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.

2. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah


Harga diri rendah terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri ren
dah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena in
dividu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku
klien sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi
respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu be
rada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu beru
saha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal menjala

18
nkan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena ke
gagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah si
tuasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif / justru menya
lahkan individu yang terus menerus akan mengakibatkan individu menga
lami harga diri rendah kronis (keliat, 2011).
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Harga Diri Rendah
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Menurut Badan (2012), faktor predisposisi maupun presipitasi
ini dapat dibagi sebagai berikut:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyaakit atau
trauma kepala.
2) Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan
adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti
penolakan dan harapan orang tua yang tidak realisitis, kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, penilaian negatif pasien terhadap
gambaran diri, krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realisitis, dan pengaruh penilaian internal individu.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan
terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial
ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap
tumbuh kembang anak dan tingkat pendidikan rendah.
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor Trauma

19
Pencetus dapat berupa kejadian yan buruk dalam hidupnya abtara
lain penganiayaan, kekerasan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Faktor Ketegangan Peran
Ketegangan peran merupakan kegagalan dalam diri yang
berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
4. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah
Menurut Badan PPSDM (2012), tanda dan gejala HDR sebagai berikut:
a. Data Subyektif
Pasien mengungkapkan suatu hal tentang:
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri khusus.
b. Data Obyektif
Pasien menampakkan suatu hal tentang:
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara rendah
c. Manifestasi yang bisa muncul pada klien dengan harga diri rendah:
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) selera makan kurang

20
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah
5. Rentang Respon Harga Diri Rendah

Skema 2. Rentang Respon HDR (Stuart, 2013)


Menurut Stuart (2013), rentang respon HDR dijelaskan sebagai berikut:
a. Respon Adaptif
1) Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
individu dapat mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya.
2) Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya. Individu dapat mengidentifikasi kemampuan
dan kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu masalah
individu berfikir secara positif dan realistis.
b. Respon Maladaptif
1) Harga diri rendah
Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi
masa kanak-kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis.
3) Depersonalisasi

21
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
6. Pohon Masalah
Pohon masalah adanya harga diri rendah menurut Stuart (2013) dalam
Wijayati (2020):

Akibat (effect)

Core Problem

Etiologi (causa)

22
Skema 3. Pohon Masalah Harga Diri Rendah Stuart (2013) dalam Wijayati
(2020)

7. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


a. Koping individu tidak efektif
b. Risiko Bunuh Diri
c. Isolasi sosial

8. Data yang perlu dikaji


a. Proses pikir klien
b. Isi pikir
c. Tingkat kesadaran
d. Adakah gangguan orientasi, memori dan tingkat konsentrasi

9. Diagnosis Keperawatan Utama: Harga Diri Rendah

10. Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah


Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan pasien. Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan
keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya:
a. Tujuan penatalaksanaan:
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya.
2) Pasien mampu menyadari aspek positif yang dimiliki.
3) Pasien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.
4) Pasien mampu memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
5) Pasien mampu merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
b. Tindakan keperawatan:
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara.
2) Mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki pasien.
3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan.

23
4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
berdasarkan kegiatan yang dilakukan.
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan.

24
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH
Nama : Ruangan :
No. RM : Diagnosa Medis :
No Tanggal Diagnosa Perencanaan Rasional
Keparawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Harga Diri SP 1:
Rendah Klien dapat Setelah ... x 1. Bina hubungan saling percaya: 1. Hubungan saling
mengidentifikasi interaksi a. Salam terapeutik percaya merupakan
kegiatan dan aspek diharapkan klien b. Perkenalan landasan utama untuk
positif seperti: membina c. Jelaskan tujuan hubungan dan tindakan
a. Membersihkan hubungan saling d. Ciptakan lingkungan yang selanjutnya
rumah percaya terapeutik
b. Berbelanja e. Buat kontrak waktu
c. Menyiapkan f. Tepati waktu
makan 2. Dorong dan beri klien untuk 2. Perasaan membantu
ungkapkan perasaan mengurangi
stress/depresi akibat dari
3. Dengarkan ungkapan dengan empati halusinasi yang timbul
3. Menunjukkan
4. Identifikasi kemampuan melakukan kepedulian kepada klien
kegiatan dan aspek positif 4. Mengetahui kemampuan
klien

SP 1:

25
Klien dapat menilai Setelah ... x 1. Bimbing klien dalam menilai 1. Kemampuan klien
kegiatan yang dapat interaksi kegiatan yang dapat dilakukan saat dalam memilih kegiatan
dilakukan saat ini diharapkan klien ini yang bermanfaat
(buat daftar kegiatan dapat menilai 2. Memberikan gambaran
yang dapat dilakukan kegiatan yang 2. Berikan contoh kegiatan positif yang kegiatan positif yang
saat ini) dapat dilakukan dapat dilakukan seperti: dapat dilakukan klien
saat ini a. Membaca
b. Menyiapkan makan
c. Membersihkan rumah
3. Bimbing klien membuat daftar 3. Sebagai acuan untuk
kegiatan yang dapat dilakukan saat berlatih klien
ini

SP 1:
Klien dapat memilih Setelah ... x 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui
salah satu kegiatan interaksi kegiatan yang sudah dipilih oleh klien dan memahami manfaat
yang dapat dilakukan diharapkan klien kegiatan yang dipilih
saat ini untuk dilatih dapat memilih 2. Beri kesempatan klien untuk 2. Memberikan
salah satu menjelaskan kembali apa manfaat kesempatan kepada klien
kegiatan yang kegiatan yang dipilih untuk berpendapat
dapat dilakukan 3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan
saat ini untuk kepercayaan diri klien
dilatih

SP 1:
Klien dapat berlatih Setelah ... x 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan yang sudah interaksi dilakukan seperti: berbelanja, klien terkait kegiatan

26
dipilih (alat dan cara diharapkan klien memasak, menjahit, membersihkan yang akan dilakukan
melakukannya) dapat berlatih rumah, dll
kegiatan yang 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan
sudah dipilih dilakukan kegiatan yang akan
(alat dan cara dilakukan
melakukannya) 3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan
tersebut pengetahuan klien
tentang cara melakukan
kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan 4. Memberikan gambaran
kegiatan (dilakukan oleh perawat terlebih dahulu kepada
terlebih dahulu) klien tentang kegiatan
yang dipilih
5. Demonstrasikan bersama-sama
5. Mengevaluasi
dengan klien cara melakukan
kemampuan klien
kegiatan
6. Beri kesempatan klien untuk 6. Mengevaluasi
demontrasi secara mandiri kemampuan klien
7. Beri reinforcement positif pada klien 7. Meningkatkan
kepercayaan diri klien

SP 1:
Klien dapat Setelah ... x Bimbing klien untuk memasukkan Memasukkan jadwal latihan
memasukkan latihan interaksi latihan ke dalam jadwal kegiatan harian dalam jadwal kegiatan
dalam jadwal diharapkan klien harian pasien

27
kegiatan harian untuk dapat
latihan dua kali per memasukkan
hari latihan dalam
jadwal kegiatan
harian untuk
latihan dua kali
per hari
2. Harga Diri SP 2:
Rendah Klien dapat Setelah ... x 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan interaksi kegiatan yang pertama klien
kegiatan pertama diharapkan klien 2. Beri pujian postif pada klien 2. Meningkatkan percaya
yang sudah dilatih mampu diri klien
mengevaluasi
latihan pada
kegiatan pertama
SP 2:
Klien dapat memilih Setelah ... x 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui
kegiatan kedua yang interaksi kegiatan yang sudah dipilih oleh klien dan memahami manfaat
akan dilatih diharapkan klien kegiatan yang dipilih
dapat memilih 2. Beri kesempatan klien untuk 2. Memberikan
kegiatan kedua menjelaskan kembali apa manfaat kesempatan kepada klien
yang akan dilatih kegiatan yang dipilih untuk berpendapat
3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan
kepercayaan diri klien
SP 2:
Klien dapat berlatih Setelah ... x 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan kedua yang interaksi dilakukan seperti: berbelanja, klien terkait kegiatan
sudah dipilih (alat diharapkan klien memasak, menjahit, membersihkan yang akan dilakukan
dapat berlatih rumah, dll

28
dan cara kegiatan kedua 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan
melakukannya) yang sudah dilakukan kegiatan yang akan
dipilih (alat dan dilakukan
cara 3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan
melakukannya) tersebut pengetahuan klien
tentang cara melakukan
kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan
4. Memberikan gambaran
kegiatan (dilakukan oleh perawat
terlebih dahulu kepada
terlebih dahulu)
klien tentang kegiatan
5. Demonstrasikan bersama-sama dengan yang dipilih
klien cara melakukan kegiatan 5. Mengevaluasi
6. Beri kesempatan klien untuk kemampuan klien
demontrasi secara mandiri 6. Mengevaluasi
7. Beri reinforcement positif pada klien kemampuan klien
7. Meningkatkan
kepercayaan diri klien

SP 2:
Klien dapat Setelah ... x Bimbing klien untuk memasukkan Memasukkan jadwal latihan
memasukkan latihan interaksi Klien latihan ke dalam jadwal kegiatan harian dalam jadwal kegiatan
dalam jadwal dapat harian pasien
kegiatan harian untuk memasukkan
latihan dua kali per latihan dalam

29
hari jadwal kegiatan
harian untuk
latihan dua kali
per hari
3. Harga Diri SP 3:
Rendah Klien dapat Setelah ... x 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan interaksi kegiatan yang kedua klien
kembali latihan diharapkan klien 2. Beri pujian postif pada klien 2. Meningkatkan percaya
kegiatan yang kedua mampu diri klien
mengevaluasi
latihan kegiatan
sebelumnya

SP 3:
Klien dapat memilih Setelah ... x 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui
kegiatan ketiga yang interaksi kegiatan yang sudah dipilih oleh klien dan memahami manfaat
akan dilatih diharapkan klien kegiatan yang dipilih
dapat memilih 2. Beri kesempatan klien untuk 2. Memberikan kesempatan
kegiatan ketiga menjelaskan kembali apa manfaat kepada klien untuk
yang akan dilatih kegiatan yang dipilih berpendapat
3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan
kepercayaan diri klien
SP 3:
Klien dapat berlatih Setelah ... x 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan
kegiatan ketiga yang interaksi dilakukan seperti: berbelanja, klien terkait kegiatan
sudah dipilih (alat diharapkan klien memasak, menjahit, membersihkan yang akan dilakukan
dan cara dapat berlatih rumah, dll
melakukannya) kegiatan kedua 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan
yang sudah dilakukan kegiatan yang akan

30
dipilih (alat dan dilakukan
cara 3. Jelaskan cara melakukan kegiatan 3. Meningkatkan
melakukannya) tersebut pengetahuan klien
tentang cara melakukan
kegiatan
4. Demonstrasikan cara melakukan
4. Memberikan gambaran
kegiatan (dilakukan oleh perawat
terlebih dahulu kepada
terlebih dahulu)
klien tentang kegiatan
5. Demonstrasikan bersama-sama dengan yang dipilih
klien cara melakukan kegiatan 5. Mengevaluasi
6. Beri kesempatan klien untuk kemampuan klien
demontrasi secara mandiri 6. Mengevaluasi
7. Beri reinforcement positif pada klien kemampuan klien
7. Meningkatkan
kepercayaan diri klien

SP 3:
Klien dapat Setelah ... x Bimbing klien untuk memasukkan Memasukkan kegiatan
memasukkan latihan interaksi latihan kegiatan pertam, kedua, dan untuk membiasakan diri
kegiatan pertama, diharapkan klien ketiga dalam jadwal kegiatan harian melatih mengaplikasikan
kedua dan ketiga dapat dapat masing-masing dua kali sehari kegiatan yang sudah dilatih
dalam jadwal memasukkan
kegiatan harian latih-an kegiatan
masing-masing dua pertama, kedua

31
kali sehari dan ketiga dalam
jadwal kegiatan
harian masing-
masing dua kali
sehari

4. Harga Diri SP 4:
Rendah Klien dapat Setelah ... x 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan interaksi kegiatan pertama, kedua dan ketiga klien
kembali latihan diharapkan klien 2. Beri reinforcemen positif kepada 2. Meningkatkan percaya
kegiatan, pertama, mampu klien diri klien
kedua dan ketiga mengevaluasi
latihan fisik
sebelumnya

SP 4:
Klien dapat memilih Setelah ... x 1. Jelaskan kepada klien manfaat dari 1. Agar klien mengetahui
kegiatan keempat interaksi kegiatan yang sudah dipilih oleh klien dan memahami manfaat
yang akan dilatih diharapkan klien kegiatan yang dipilih
dapat memilih 2. Beri kesempatan klien untuk 2. Memberikan kesempatan
dan melakukan menjelaskan kembali apa manfaat kepada klien untuk
kegiatan kegiatan yang dipilih berpendapat
keempat 3. Beri reinforcement positif 3. Meningkatkan
kepercayaan diri klien
SP 4:
Setelah 1x 1. Jelaskan definisi kegiatan yang akan 1. Meberikan pengetahuan

32
Klien dapat berlatih pertemuan klien dilakukan seperti: berbelanja, klien terkait kegiatan
kegiatan untuk dapat berlatih memasak, menjahit, membersihkan yang akan dilakukan
latihan empat kegiatan untuk rumah, dll
kegiatan latihan empat 2. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan 2. Mengetahui tujuan
kegiatan dilakukan kegiatan
3. Meningkatkan
3. Jelaskan cara melakukan kegiatan pengetahuan klien tentang
tersebut cara melakukan kegiatan
4. Memberikan gambaran
4. Demonstrasikan cara melakukan tentang kegiatan yang
kegiatan (dilakukan oleh perawat dipilih
terlebih dahulu) 5. Mengevaluasi
5. Demonstrasikan bersama-sama kemampuan klien
dengan klien cara melakukan kegiatan 6. Mengevaluasi
6. Beri kesempatan klien untuk kemampuan klien
demontrasi secara mandiri 7. Meningkatkan
7. Beri reinforcement positif pada klien kepercayaan diri klien
SP 4:
Klien dapat Setelah ... x Bimbing klien untuk memasukkan Memasukkan kegiatan
memasukkan jadwal interaksi jadwal kegiatan untuk latihan empat untuk membiasakan diri
kegiatan untuk diharapkan klien kegiatan masing-masing dua kali per hari melatih mengaplikasikan
latihan empat dapat empat kegiatan dalam
kegiatan masing- memasukkan ja- sehari-hari
masing dua kali per dwal kegiatan
hari latihan empat
kegiatan masing-
masing dua kali
per hari

33
5. Harga Diri SP 5:
Rendah Klien dapat Setelah ... x 1. Evaluasi klien cara melakukan 1. Menilai kemampuan
mendemonstrasikan interaksi kegiatan pertama, kedua , ketiga dan klien
kembali latihan diharapkan klien keempat
empat kegiatan mampu 2. Beri reinforcement positif kepada 2. Meningkatkan percaya
mengevaluasi klien diri klien
latihan empat
kegiatan
sebelumnya
SP 5:
Klien mampu Setelah ... x 1. Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan 1. Mengetahui perilaku
melakukan kegiatan interaksi yang sudah disusun yang dilakukan klien
secara mandiri diharapkan klien 2. Berikan penguatan terhadap perilaku 2. Meningkatkan harga diri
mampu klien yang positif klien
melakukan 3. Berikan penilaian kemampuan klien 3. Mengetahui perkem-
kegiatan secara yang mandiri bangan kemampuan
mandiri klien secara mandiri.
SP 5:
Harga diri pasien Setelah ... x 1. Pantau perkembangan kemampuan 1. Memantau kemampuan
meningkat interaksi klien dalam berlatih kegiatan sesuai klien
diharapkan klien jadwal
harga diri pasien 2. Berikan penilaian pada kemampuan 2. Mengetahui kemampuan
meningkat klien dalam mengontrol perilaku klien dalam mengontrol
kekerasan perilaku kekerasan

34
6. Harga Diri SP 1 Keluarga:
Rendah Keluarga dapat Setelah 1 x Diskusikan bersama keluarga tentang Membantu keluarga dalam
mengungkapkan interaksi, masalah-masalah yang dialami selama mengungkapkan perasaanya
masalah yang keluarga mampu merawat pasien perilku kekerasan
dirasakan dalam mengungkapkan
merawat pasien. masalah yang
dirasakan dalam
merawat pasien
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan pengertian harga diri rendah 1. Penjelasan kepada
mengerti dan interaksi, keluarga tentang
memahami tentang keluarga mampu pengertian harga diri
pengertian, tanda dan mengerti dan rendah dapat menambah
gejala, serta proses memahami pengetahuan keluarga
terjadinya harga diri tentang 2. Jelaskan tentang tanda dan gejala tentang HDR
rendah pengertian, tanda prilaku HDR 2. Penjelasan kepada

35
dan gejala, serta keluarga tentang tanda
proses terjadinya dan gejala perilaku HDR
harga diri rendah dapat menambah
3. Jelaskan proses terjadinya HDR pengetahuan keluarga
tentang HDR
3. Penjelasan kepada
keluarga tentang proses
terjadinya HDR dapat
menambah pengetahuan
keluarga tentang HDR

SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x Identifikasi bersama keluarga Menggali informasi
mengidentifikasi interaksi kemampuan klien sebelum dan sesudah terhadap kemampuan klien
kemampuan yang keluarga mampu sakit sebelum dan sesudah sakit
dimiliki klien mengidentifikasi
sebelum dan sesudah kemampuan
sakit yang dimiliki
klien sebelum
dan sesudah
sakit
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Jelaskan cara merawat klien dengan 1. Penanganan yang tepat
menjelaskan cara interaksi, HDR: dapat membantu proses
merawat pasien keluarga a. Merawat klien HDR dengan penyembuhan klien
dengan HDR mengerti tentang mengidentifikasi kemampuan dengan HDR
cara merawat klien dalam melakukan kegiatan
pasien HDR yang positif

36
b. Merawat klien HDR dengan
melatih klien satu kegiatan
c. Merawat klien HDR dengan
melatih klien dua kegiatan
d. Merawat klien HDR dengan
melatih klien tiga kegiatan
e. Merawat klien HDR dengan
melatih klien empat kegiatan 2. Menghargai upaya
2. Beri pujian jika klien dapat keluarga dalam
melakukannya dengan baik pembelajaran
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah 1 x 1. Latih keluarga merawat klien HDR 1. Meningkatkan kognitif
melatih satu cara interaksi, dengan melakukan kegiatan sesuai kelurga tentang tujuan
merawat klien HDR Keluarga mampu pilihan klien kegiatan
dengan memberi melatih satu cara a. Jelaskan tujuan kegiatan yang a. Meningkatkan
tanggungjawab merawat klien dipilih oleh klien kognitif keluarga
kegiatan pertama HDR dengan tentang cara
yang dipilih klien memberi b. Jelaskan cara melakukan kegiatan
tanggungjawab kegiatan tersebut b. Meningkatkan
kegiatan pertama c. Demonstrasi cara kegiatan psikomotor keluarga
yang dipilih c. Meningkatkan
klien d. Bersama – sama keluarga psikomotor keluarga
mendemonstrasikan cara kegiatan d. Menilai psikomotor
e. Minta keluarga untuk klien
mempraktekkan secara mandiri e. Menilai kemampuan
cara kegiatan keluarga
2. Beri pujian kepada keluarga 2. Menghargai upaya
keluarga dalam

37
pembelajaran
SP 1 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x Anjurkan keluarga membantu pasien Dukungan sosial dari
membimbing pasien interaksi sesuai jadwal dan memberi pujian keluarga mempercepat
melakukan kegiatan keluarga mampu, proses penyembuhan pasien
yang sudah terjadwal membimbing pa-
sien melakukan
kegiatan yang
sudah terjadwal
& berikan pujian
7. Harga Diri SP 2 Keluarga:
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
keluarga dalam interaksi merawat dan melatih pasien (2 mempercepat proses
membimbing klien keluarga mampu, kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan melatih klien 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama dalam dapat memotivasi
yang dipilih dan melaksanakan keluarga
dilatih kegiatan kedua
yang dipilih
klien dan berikan
pujian
SP 2 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih kegiatan yang interaksi melakukan kegiatan yang kedua keluarga
kedua keluarga mampu 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang 2. Mensukseskan
melatih kegiatan kedua: program pengobatan
yang kedua a. Berikan contoh kepada keluarga klien
bagaimana cara melakukan
kegiatan yang kedua

38
b. Lakukan bersama-sama dengan
perawat
c. Minta keluarga untuk mengulang
apa yang sudah diajarkan 3. Meningkatkan
3. Beri reinforcement positif pada kepercayaan diri
keluarga keluarga

SP 2 Keluarga: SP 2 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari
membantu pasien interaksi melakukan kegiatan sesuai jadwal keluarga mempercepat
melakukan kegiatan diharapkan proses penyembuhan
sesuai jadwal keluarga mampu pasien
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan 2. Pujian dari keluarga
membantu
pujian kepada pasien ketika pasien akan memotivasi pasien
pasien
dapat melakukan kegiatan sesuai untuk memasukan
melakukan
jadwal yang dibuat. dalam jadwal kegiatan
kegiatan sesuai
jadwal

8. Harga Diri SP 3 Keluarga


Rendah Evaluasi kegiatan Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
keluarga dalam interaksi merawat dan melatih pasien (3 mempercepat proses
membimbing klien diharapkan kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan keluarga mampu 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama dan melatih klien dapat memotivasi
kedua yang sudah dalam keluarga
dipilih dan dilatih melaksanakan

39
klien dan berikan kegiatan ketiga
pujian yang dipilih
klien dan berikan
pujian

SP 3 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih klien interaksi melakukan kegiatan yang ketiga keluarga
melakukan kegiatan diharapkan 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang 2. Mensukseskan
ketiga yang dipilih keluarga mampu ketiga: program pengobatan
melatih klien a. Berikan contoh kepada keluarga klien
melakukan bagaimana cara melakukan
kegiatan ketiga kegiatan yang ketiga
yang dipilih b. Lakukan bersama-sama dengan
perawat
c. Minta keluarga untuk mengulang
apa yang sudah diajarkan 3. Meningkatkan
3. Beri reinforcement positif pada kepercayaan diri
keluarga keluarga

SP 3 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari
membantu pasien interaksi melakukan kegiatan sesuai jadwal keluarga mempercepat
melakukan kegiatan diharapkan proses penyembuhan
sesuai jadwal keluarga mampu pasien
membantu 2. Anjurkan keluarga untuk memberikan 2. Pujian dari keluarga
pasien pujian kepada pasien ketika pasien akan memotivasi pasien

40
melakukan dapat melakukan kegiatan sesuai untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. kegiatan yang terdapat
jadwal didalam jadwal

9. Harga Diri SP 4 Keluarga:


Rendah Evaluasi kegiatan Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
keluarga dalam interaksi merawat dan melatih pasien (3 mempercepat proses
membimbing klien diharapkan kegiatan) penyembuhan pasien
melaksanakan keluarga mampu 2. Berikan pujian kepada keluarga 2. Pujian kepada keluarga
kegiatan pertama, merawat/melatih dapat memotivasi
kedua dan ketiga. pasien keluarga
Berikan pujian melakukan
kegiatan
pertama, kedua
dan ketiga
SP 4 Keluarga:
Keluarga dapat Setelah ... x 1. Jelaskan manfaat dan cara 1. Meningkatkan kognitif
melatih klien dalam interaksi melakukan kegiatan yang keempat keluarga
melaksanakan diharapkan 2. Latih keluarga dalam kegiatan yang 2. Mensukseskan
kegiatan keempat keluarga dapat keempat: program pengobatan
melatih klien a. Berikan contoh kepada keluarga klien
dalam bagaimana cara melakukan
melaksanakan kegiatan yang keempat
kegiatan b. Lakukan bersama-sama dengan
keempat perawat
c. Minta keluarga untuk mengulang
apa yang sudah diajarkan 3. Meningkatkan
3. Beri reinforcement positif pada kepercayaan diri
keluarga keluarga

41
SP 4:
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Jelaskan follow up (catatan 1. Menentukan tindakan
memfollow-up ke interaksi perkembangan) klien ke RSJ/PKM selanjutnya
RSJ, tanda kambuh, keluarga mampu 2. Jelaskan tanda-tanda kambuh selama 2. Meningkatkan kognitif
rujukan memfollow-up perawatan klien di rumah: keluarga selama
ke RSJ, tanda a. Klien senang menyendiri merawat klien dengan
kambuh, rujukan b. Tidak mau bergaul dengan orang HDR
lain
3. Segera hubungi pelayanan kesehatan 3. Memperoleh
terdekat bila ada gejala-gejala di atas penanganan lebih lanjut,
(rujukan) cepat dan tepat.

SP 4 Keluarga
Keluarga mampu Setelah ... x 1. Anjurkan keluarga membantu pasien 1. Dukungan sosial dari
membantu pasien interaksi melakukan kegiatan sesuai jadwal keluarga mempercepat
melakukan kegiatan diharapkan proses penyembuhan
sesuai jadwal keluarga mampu pasien
membantu
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan 2. Pujian dari keluarga
pasien
pujian kepada pasien ketika pasien akan memotivasi pasien
melakukan
dapat melakukan kegiatan sesuai untuk melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat. kegiatan yang terdapat
jadwal
didalam jadwal

42
10. Harga Diri SP 5 Keluarga:
Rendah Evaluasi kegiatan Setelah ... x 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam 1. Ketrampilan keluarga
keluarga dalam interaksi merawat dan melatih pasien secara mempercepat proses
membimbing klien diharapkan fisik penyembuhan pasien
melakukan kegiatan keluarga mampu a. Kegiatan pertama
yang dipilih dan membimbing b. Kegiatan kedua
dilatih klien, berikan klien melakukan c. Kegiatan ketiga
pujian kegiatan yang d. Kegiatan empat 2. Pujian kepada keluarga
dipilih dan 2. Berikan pujian kepada keluarga dapat memotivasi
dilatih klien keluarga
SP 5 Keluarga:
Menilai kemampuan Setelah ... x Nilai kemampuan keluarga merawat Untuk mengetahui
keluarga dalam interaksi pasien HDR kemampuan keluarga dalam
membimbing klien diharapkan merawat
keluarga mampu
merawat pasien
HDR
SP 5 Keluarga:
Keluarga mampu Setelah ... x Nilai kemampuan keluarga melakukan Untuk mengetahui
membawa pasien interaksi kontrol ke RSJ/PKM kemampuan melakukan
kontrol ke RSJ/PKM diharapkan kontrol ke RSJ/PKM
keluarga mampu
membawa pasien
kontrol ke
RSJ/PKM

43
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI

Nama Preceptee : Petra Ardianta


NIM : 2104079
Stase : Keperawatan Jiwa
Ruang :
Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2021

A. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah (HDR)


B. Pertemuan ke :3
C. Waktu : 08.00 - 08.30 WIB
D. Proses Keperawatan :
1. Kondisi Pasien
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan senang kalau ada yang minta bantuan serasa di
butuhkan orang lain
b. Data Objektif
1) Klien terlihat bersemangat ketika dimintai tolong
2) Klien mulai mampu mengajak berbicara dengan orang yang dekat
denganya dan menjaga jarak pada orang yang masih dirasa asing
baginya.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Strategi Pelaksanaan ke-3 (Mendemonstrasikan kegiatan III)
a. SP Pasien
1) Mampu mendemonstrasikan kembali latihan kegiatan yang kedua
2) Mampu memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
3) Mampu berlatih kegiatan ketiga yang sudah dipilih (alat dan cara
melakukannya).
4) Mampu memasukkan latihan kegiatan pertama, kedua dan ketiga
dalam jadwal kegiatan harian masing-masing dua kali sehari
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Menginstruksikan klien mendemonstrasikan latihan kegiatan kedua
1) Evaluasi klien cara melakukan kegiatan yang kedua
2) Beri pujian postif pada klien
b. Membimbing klien untuk memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih.
1) Jelaskan kepada klien manfaat dari kegiatan yang sudah dipilih
klien
2) Beri kesempatan klien untuk menjelaskan kembali apa manfaat
kegiatan yang dipilih
3) Beri reinforcement positif
c. Melatih kegiatan ketiga yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
1) Jelaskan definisi kegiatan yang akan dilakukan seperti: berbelanja,
memasak, menjahit, membersihkan rumah, dll
2) Jelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan
3) Jelaskan cara melakukan kegiatan tersebut
d. Membimbing pasien untuk memasukkan latihan kegiatan pertama,
kedua dan ketiga dalam jadwal kegiatan harian masing-masing dua
kali sehari.
1) Bimbing klien untuk memasukkan latihan kegiatan pertam, kedua,
dan ketiga pada jadwal kegiatan harian masing-masing 2x sehari
2) Menginformasikan untuk melakukan kegiatanya setiap hari

E. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi …., Masih ingat dengan saya? Yak betul, saya perawat
Petra Ardianta, saya mahasiswi Profesi Ners dari STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta yang bertugas dari pukul 07.00 WIB sampai
dengan pukul 14.00 WIB. Kalau coba sebutin namanya siapa?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan …. hari? Bagaimana dengan tidurnya tadi
malam? Apakah ada keluhan?”
“Apakah … masih mengingat kegiatan yang telah kita lakukan
bersama kemarin?”
“…. apakah sudah mempraktekkan sendiri kegiatan yang kemarin
telah kita lakukan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik …., saat ini kita di pertemuan ketiga ya. Gimana, apakah
masih ingat janji nya hari ini kita mau melakukan kegiatan apa
saja? Bagus kalau masih ingat.”
“Apakah …. bersedia?”
2) Tempat
“Menurut …. Enak nya kita melakukan kegiatan …. Dimana ya?”
3) Waktu
“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja
a. Mengevaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan
berikan pujian
1) Minta klien melakukan kegiatan menata tempat tidur
“Sekarang coba .... melakukan kegiatan pertama yang lalu pernah
kita lakukan, yaitu menata tempat tidur”
“Ya bagus ....”
2) Minta klien melakukan kegiatankedua yaitu menyapu
“Selanjutnya coba .... melakukan kegiatan kedua yang kita lakukan
kemarin, yaitu menyapu”
3) Beri pujian pada klien
“Wah .... dapat melakukan kegiatan menata tempat tidur dan
menyapu dengan baik, tempat tidur A menjadi lebih rapi dan
lantai menjadi lebih bersih, bagus ....”
b. Membantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih.
1) Jelaskan kepada klien manfaat dari kegiatan yang sudah dipilih
oleh klien
“Baik ...., pada kegiatan ketiga ini, sesuai dengan daftar yang ....
buat kemarin adalah membuat tali masker dari manik-manik.
Setiap harikan .... harus menggunakan masker ya, nah tali masker
yang akan kita buat nanti manfaatnya supaya .... tidak menaruh
masker pada sembarang tempat, jadi ketika .... akan makan masker
bisa langsung digantungkan pada leher menggunakan tali masker
ini. Selain itu, tali masker ini juga sebagai aksesoris supaya terlihat
lebih cantik dan menarik begitu ....”
2) Beri kesempatan klien untuk menjelaskan kembali apa manfaat
kegiatan yang dipilih
“Nah, coba .... jelaskan kembali apa manfaat dari kegiatan
membuat tali masker ini.”
3) Beri pujian pada klien
“Ya bagus .... dapat menyebutkan dengan benar manfaat dari
kegiatan yang akan dilakukan”
c. Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara): membuat tali masker dari
manik-manik
1) Jelaskan definisi kegiatan yang akan dilakukan
“Kegiatan yang akan dilakukan ini adalah membuat tali masker
yang dapat dikalungkan pada leher”
2) Jelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan
“Nah tujuan kegiatan ini untuk menambah kreativitas ...., tali
masker ini nantinya dapat dijual juga, sehingga .... bisa
menghasilkan uang dari pembuatan tali masker ini”
3) Jelaskan cara melakukan kegiatan tersebut
“cara membuat tali masker ini mudah, bahan-bahan yang
diperlukan hanya senar lentur seperti ini,lalu manik-manik, dan
pengaitnya. Cara pertama kita ukur dulu panjang tali sesuai
dengan yang diinginkan, lalu pasang pengait di satu ujung tali ini,
selanjutnya masukkan manik-manik hingga penuh, setelah senar
terisi penuh dengan manik kunci ujung tali dengan pengait lagi.”
4) Demonstrasikan cara melakukan kegiatan (dilakukan oleh perawat
terlebih dahulu)
“Begini caranya mudahkan. Sekarang akan saya contohkan
terlebih dahulu ya, .... melihat dulu.”
5) Demonstrasikan bersama-sama dengan klien cara melakukan
kegiatan
“Yaaa, sekarang coba .... ikuti langkah-langkah saya ya. .... ambil
senarnya, lalu ukur dengan cara dikalungkan. Sekarang kunci
salah satu ujung tali dengan pengait seperti ini. Kalau sudah
sekarang isi tali dengan manik-manik”
6) Beri kesempatan klien untuk demontrasi secara mandiri
“Bagus coba .... lanjutkan hingga selesai sendiri ya”
7) Beri pujian pada klien
“Waw sudah jadi ya talinya. Mudah kan? Bagu sekali hasil tali
masker yang .... buat, coba .... pakai”
d. Bimbing pasien untuk masukan pada jadual kegiatan untuk latihan:
tiga kegiatan masing - masing dua kali perhari
1) Bimbing klien untuk memasukkan latihan kegiatan pertam, kedua,
dan ketiga dalam jadwal kegiatan harian masing-masing dua kali
sehari.
“Setelah kita melakukan kegiatan-kegiatan, sekarang kita masukan
ke dalam jadwal kegiatan ya ...... Dikolom tanggal dan jam
silahkan.... isi kapan melakukan kegiatan menata tempat tidur,
menyapu, dan membuat tali masker. Dibagian kolom kegiatan....
silahkan tulis kegiatan yang sudah kita lakukan yaitu kegiatan
menata tempat tidur, menyapu, dan membuat tali masker.
Apabila.... melakukannya dengan bantuan orang lain silahkan
centang dikolom dibantu. Apabila.... tidak melakukan kegiatan-
kegiatan yang tadi silahkan centang dikolom tidak dilakukan.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif dan Obyektif
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan .... setelah kita melakukan kegiatan harian
hari ini?”
2) Evaluasi Obyektif: kognitif, psikomotor
“Sekarang coba sebutkan kegiatan apa yang kita lakukan hari ini”
“.... apakah masih ingat apa tujuan dari membuat tali masker ini?”
“Selanjutnya sekarang coba tali masker yang …. buat di pakai”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Untuk selanjutnya .... bisa melakukan membuat tali masker ini di
waktu-waktu senggang, setelah makan siang atau waktu-waktu
ketika .... merasa bosan. Bahan yang masih ada saya tinggalkan
untuk .... ya, sehingga .... bisa membuat tali masker kapanpun”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik
“Baik...., kita sudah selesai melakukan kegiatan membuat tali
masker Pada pertemuan selanjutnya kita akan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga
dan kita akan melakukan kegiatan baru sesuai dengan yang telah ....
tuliskan dihari pertama kemarin yaitu bercocok tanam. Apakah ....
bersedia?”
2) Waktu
“.... mau melakukannya kapan? Bagaimana kalau nanti sore jam
15.00 WIB?”
3) Tempat
“Untuk tempatnya bagaimana kalau ditaman samping gedung ini?”
“Baik ...., sampai jumpa nanti sore ya.”
DAFTAR PUSTAKA

Badan PPSDM, (2012). Modul pelatihan Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta: Ke


mentrian Kesehatan Republik Indonesia

Direja, Ade Herman Surya, (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogya
karta: Nuha Medika

Fitria, Nita, (2012). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika

Keliat, B.A., (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

Muhith, Abdul., (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:CV Andi Off


set

Sadock BJ, Sadock VA., (2014). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Beha
vioral Sciences / Clinical Psychiatry. 11th Edition. Lippincott Wiliams & Wilkins
USA: A Wolter Kluwer Company.

Suhron, Muhammad. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Konsep Self Esteem. Jakart
a: Mitra Wacana Media

Stuart., (2013). Buku Saku Keperawatan. Jakarta. EGC

Yosep, Iyus., (2011). Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama

Wijayati F., Nasir T. dan Hadi I., (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan denga
n
Kejadian Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa. Kendari : Health Informati
on Jurnal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai