Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MASALAH UTAMA DEFISIT

PERAWATAN DIRI : MANDI PADA KASUS SKIZOFRENIA

DI RSJD DR. RM. SOEDJARWADI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

NIRTA
2104093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFES NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Klaten, April 2022

Preceptor Akademik Preceptor Akademik

(Reni Puspitasari, S.Kep., Ns., MSN.) (Purnomo, S.Kep., Ns.)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan pendahuluan dengan masalah utama defisit perawatan diri
pada kasus skizofrenia di RSJD DR. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah”.
Penyusunan laporan praktik klinik ini dapat terlaksana dengan baik berkat
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Vivi Retno intening, S. Kep., Ns ., MAN., selaku ketua STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Ethic Palupi., S. Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Reni Puspitasari, S.Kep., Ns., MSN selaku koordinator preceptor praktik &
pembimbing akademik stase keperawatan jiwa
4. Bapak Purnomo, S.Kep., Ns., selaku preceptor praktik & pembimbing klinik
stase keperawatan jiwa
5. Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta khususnya
Ners angkatan XV yang telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan
laporan dan melaksanakan praktik Stase Keperawatan Jiwa.
Penulis menyadari dalam penyusunan Asuhan keperawatan dengan masalah
Resiko Bunuh Diri ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapakan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan
bermanfaat demi kesempurnaan laporan asuhan keperawatan ini.

Klaten, April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Tujuan Penelitian...................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.............................................................4
A. Teori Medis : Skizofrenia...................................................................4
1. Definisi Skizofrenia........................................................................4
2. Etiologi Skizofrenia........................................................................4
3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia.........................................6
4. Rentang Respon Skizofrenia..........................................................7
5. Tanda dan Gejala Skizofrenia........................................................9
6. Penatalaksanaan Skizofrenia........................................................10
7. Jenis-Jenis Skizofrenia.................................................................12
B. Teori Keperawatan : Defisit Perawatan Diri.....................................13
1. Pengertian Defisit Perawatan Diri................................................ 13
2. Tanda dan gejala Defisit Perawatan Diri......................................13
3. Penyebab Defisit Perawatan Diri..................................................14
4. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri................................................ 14
5. Proses terjadinya masalah defisit perawatan diri.........................14
6. Rentang Respon ...........................................................................15
7. Mekanisme Koping......................................................................18
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan...............................................................19
2. Pohon Masalah.............................................................................20
3. Diagnosis keperawatan ................................................................21

iv
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 49
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah


Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai di mana- mana
sejak dahulu kala. Sebelum Kraepelin tidak ada kesatuan pendapat mengenai
berbagai gangguan jiwa yang sekarang dinamakan skizofrenia (Yosep, 2010).
Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018,
penduduk Indonesia secara Nasional mengalami gangguan mental berat
(Skizofrenia) sebanyak 7 permil, peningkatan proporsi gangguan jiwa pada
data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan
dengan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7 permil atau dengan kata lain
prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak 7 per 1000 Rumah tangga, yang
artinya dari 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga yang mempunyai
Anggota Rumah Tangga (ART) pengidap Skizofrenia. Penyebaran prevalensi
tertinggi di Provinsi Bali 15,8 permil dan diurutan kedua DIY dengan
presentase 15,3permil.
Menurut Kusumawati & Yudi 2010 menyatakan kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan
interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri
yang positif dan kestabilan emosional. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan,
berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari dan puas dengan
hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri. Namun, di saat ini gangguan
jiwa dipandang sebagai masalah medis yang gejalanya menimbulkan
ketidakpuasan dengan karakteristik, kemampuan dan prestasi diri; hubungan
interpersonal yang tidak efektif atau tidak memuaskan; tidak puas hidup di
dunia; koping yang tidak efektif terhadap peristiwa kehidupan dan tidak
terjadi

1
2

pertumbuhan personal. Salah satu gangguan dalam kesehatan jiwa adalah


skizofrenia.
Menurut Yosep & Titin (2014), skizofrenia merupakan penyakit neurologis
yang memengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku
sosialnya. Hasil Riset Dasar Kesehatan Nasional (2018), menyebutkan bahwa
terjadi peningkatan masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa
berat naik dari 1,7% menjadi 7%. Mereka adalah yang diketahui mengidap
skizofrenia dan mengalami gangguan psikotik berat. Masalah yang ditemukan
pada penyakit skizofrenia adalah isolasi sosial. Isolasi sosial adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain (Yosep & Titin, 2014).
Berdasarkan hal di atas, perlunya mahasiswa keperawatan untuk
mengantisipasi masalah umum tersebut terjadi. Maka dari itu, penulis akan
menjelaskan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah deficit
perawatan diri.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada Sdr K dengan masalah utama
Defisit Perawatan Diri : Mandi pada kasus Skizofrenia di Ruang Helikonia
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa
Tengah tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa untuk merawat secara profesional dan mampu :
Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan kasus
Defisit Perawatan Diri : Mandi
a. Melakukan analisa data pada klien dengan kasus Defisit Perawatan Diri
: Mandi
b. Mengelompokan daftar masalah pada klien dengan kasus Defisit
Perawatan Diri : Mandi
c. Membuat pohon masalah pada klien dengan kasus Defisit Perawatan
Diri : Mandi
3

d. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Defisit


Perawatan Diri : Mandi
e. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan
Defisit Perawatan Diri : Mandi Melakukan implementasi
pada asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Defisit
Perawatan Diri : Mandi.
f. Melakukan evaluasi dengan benar pada klien dengan Defisit
Perawatan Diri : Mandi
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Defisit Perawatan Diri : Mandi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis Skizofrenia


1. Definisi Skizofrenia
Skiforenia berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Skhizein” artinya membelah,
retak, dan “Phren” artinya ingatan, jiwa. Skizofrenia adalah jiwa yang
retak antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Skizofrenia merupakan
gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya penyimpangan yang sangat
dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, serta ekspresi emosi yang tidak
wajar (Sutejo, 2017).
Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Skizofrenia
sebagai penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara
berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Yosep & Titin, 2014).
2. Etiologi Skizofrenia
Menurut Baradero (2015) dalam buku Seri Asuhan keperawatan Kesehatan
Mental Psikiatri, etiologi Skizofrenia dijelaskan sebagai berikut:
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi
saudara tiri 0,9-1,8%, bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68%,
kembar 2 telur 2-15% dan kembar satu telur 61-86%.
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia
pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu
klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat,

4
5

tidak sehat, ujung ektremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan
berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik
konsumsi zat asam menurun.Hipotesa ini masih dalam pembuktian
dengan pemberian obat halusinogenik
d. Susunan saraf pusat
Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada
diensefalon atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang
ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem atau
merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.
e. Teori Adolf Meyer
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga
sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau
fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu
konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer, Skizofrenia
merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga
timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut
menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
f. Teori Sigmund Freud
Skizofrenia terdapat: kelemahan ego yang dapat timbul karena
penyebab psikogenik ataupun somatik, superego dikesampingkan
sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi
suatu regresi ke fase narsisisme, dan kehilangaan kapasitas untuk
pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak
mungkin.
g. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini
yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni
antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi
gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer
6

(gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan


otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi, dan gejala katatonik
atau gangguan psikomotorik yang lain).
3. Proses Terjadinya Masalah Skizofrenia
Menurut Copel (2011) dalam Yosep (2011), proses terjadinya Skizofrenia
adalah sebagai berikut:
a. Fase Prodromal
1) Kemunduran dalam waktu lama (6 sampai 12 bulan) dalam
tingkat fungsi perawatan diri, sosial, waktu luang, pekerjaan
atau akademik
2) Timbul gejala positif dan negatif
3) Periode kebingungan pada klien dan keluarga
b. Fase Aktif
1) Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya
hospitalisasi.
2) Pengenalan pemberian obat dan modalitas terapeutik lainnya.
3) Perawatan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat klien
belajar untuk hidup dengan penyakit yang mempengaruhi
pikiran, perasaan dan perilaku.
c. Fase Residual
1) Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala
2) Pengurangan dan penguatan gejala
3) Adaptasi
7

4. Rentang Respon Skizofrenia

Respon Adaptif Respon Mal-adaptif

Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan pikiran


menyimpang atau waham

Persepsi akurat b. Ilusi Halusinasi


c. Emosi konsisten c. Reaksi emosional c. Kesulitan untuk
dengan pengalaman berlebihan/kurang memproses emosi

Perilaku sesuai d. Perilaku aneh Ketidakakuratan


perilaku

Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial


Skema 1. Rentang Respon Skizofrenia

Menurut Stuart & Laraia (2013) dalam Principles and Practice of


Psychiatric Nursing (7 th Ed) (2013), rentang respon skizofrenia yaitu
a. Respon Adaptif
1) Pikiran logis
Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima oleh akal.
2) Persepsi akurat
Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai
Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu
tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang
tidak bertentangan dengan moral.
8

5) Hubungan sosial
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan di tengah-
tengah masyarakat.
b. Respon Transisi
1) Pikiran kadang menyimpang
Kegagalan dalam mengabstrakkan dan mengambil keputusan
2) Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulasi sensori
3) Reaksi emosional berlebihan/kurang
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai
4) Perilaku aneh
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan,
kesukaran mengolah dan tidak kenal orang lain
5) Menarik diri
Perilaku menghindar dari orang lain
c. Respon Maladaptif
1) Gangguan pikiran atau waham
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
sosial.
2) Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap rangsangan.
3) Kesulitan untuk memproses emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk
mengalami kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan
9

4) Ketidakakuratan perilaku
Ketidakselarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan
5) Isolasi sosial
Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam

5. Tanda dan Gejala Skizofrenia


Menurut Baradero & Mary (2015) dalam buku Seri Asuhan
Keperawatan Mental Psikiatri, tanda dan gejala Skizofrenia
yaitu
a. Positif (hard symptoms)
1) Ambivalen: mempunyai 2 keyakinan atau kepercayaan
yang berlawanan tentang seseorang yang sama, suatu
kejadian atau suatu situasi. Penderita mempunyai
perasaan atau pikiran yang bertentangan.
2) Associative loosen: pikiran atau ide yang berpisah-pisah
dan tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
3) Delusi: keyakinan yang tidak benar, tidak berubah
(fixed) dan tidak berdasarkan pada kenyataan atau
realitas.
4) Echopraxia: meniru gerakan atau gerak-gerik dari
orang yang sedang diamatinya
5) Flight of idea: klien mengungkapkan kata-kata terus
menerus atau meloncat-loncat dari topik yang satu ke
topik yang lain.
6) Halusinasi: persepsi sensoris yang tidak benar dan tidak
berdasarkan pada realitas.
7) Ideas of reference: pikiran yang tidak benar bahwa
kejadian eksternal membawa arti yang khusus untuk
dirinya.
10

8) Perseverasi: memegang teguh suatu ide atau suatu


topik, mengulang-ulang suatu kalimat atau suatu kata,
menolak usaha untuk mengubah topik.
b. Negatif (soft symptoms)
1) Alogia: cenderung bicara sangat sedikit, pembicaraan
tidak berarti atau tidak berisi.
2) Anhedonia: tidak merasakan kegembiraan atau
kesenangan dalam hidupnya, dengan relasinya maupun
dengan kegiatannya.
3) Apatis: tidak peduli pada orang lain, kejadian atau kegiatannya.
4) Katatonia: imobilitas yang ditimbulkan secara
psikologis ketika klien tidak bergerak, kaku seperti
dalam keadaan setengah sadar (trance).
5) Afek datar: tidak ada ekspresi wajah yang dapat
menunjukkan emosi, perasaan atau moodnya.
6) Keengganan: tidak ada kemauan atau ambisi atau
dorongan untuk menyelesaikan atau melakukan
sesuatu.
6. Penatalaksanaan Skizofrenia
Menurut Ikawati, S, (2011) dalam buku Farmakoterapi penyakit sistem
saraf pusat (2014), penatalaksanaan skizofrenia terdiri dari :
a. Terapi Farmakologi, ada tiga fase pengobatan dan pemulihan
skizofrenia :
1) Terapi fase akut
Pada fase ini pasien menunjukkan gejala psikotik yang intensif.
Biasanya pada fase ini ditandai dengan munculnya gejala positif
dan negatif. Pengobatan pada fase ini bertujuan untuk
mengendalikan gejala psikotik sehingga tidak membahayakan
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Terapi utamanya adalah
dengan menggunakan obat dan biasanya dibutuhkan rawat inap.
Pemilihan antipsikotik yang benar dan dosis yang tepat dapat
mengurangi gejala psikotik dalam waktu enam minggu.
11

2) Terapi fase stabilisasi.


Pada fase ini pasien masih mengalami gejala psikotik dengan
intensitas yang lebih ringan. Pada fase ini pasien masih memiliki
kemungkinan yang besar untuk kambuh sehingga butuhkan
pengobatan yang rutin untuk menuju ke tahap pemulihan yang
lebih stabil.
3) Terapi fase pemeliharaan.
Pada fase ini dilakukan terapi jangkapanjang dengan harapan
dapat mempertahankan kesembuhan, mengontrol gejala,
mengurangi risiko kekambuhan, mengurangi durasi rawat inap,
dan mengajarkan keterampilan untuk hidup mandiri. Terapinya
meliputi obat-obatan, terapi suportif, pendidikan keluarga dan
konseling, serta rehabilitasi pekerjaan dan sosial.Secara umum,
terapi penderita skizofrenia dibagi menjadi tiga tahap yakni terapi
akut, terapi stabilisasi dan terapi pemeliharaan. Terapi akut
dilakukan pada tujuh hari pertama dengan tujuan
mengurangiagitasi, agresi, ansietas, dan lain-lain. Benzodiazepin
biasanya digunakan dalam terapi akut. Penggunaan benzodiazepin
akan mengurangi dosis penggunaan obat antipsikotik. Terapi
stabilisasi dimulai pada minggu kedua atau ketiga. Terapi
stabilisasi bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi serta
perbaikan kebiasaaan dan perasaan. Pengobatan pada tahap ini
dilakukan dengan obat-obat antipsikotik. Terapi pemeliharaan
bertujuan untuk mencegah kekambuhan. Dosis pada terapi
pemeliharaan dapat diberikan setengah dosis akut. Klozapin
merupakan antipsikotik yang hanya digunakan apabila pasien
mengalami resistensi terhadap antipsikotik yang lain.
b. Terapi non farmakologi pada penderita skizofrenia meliputi
pendekatan psikososial dan ECT (Electro Convulsive Therapy)
Peningkatan kualitas hidup dan kesembuhan pasien skizofrenia akan
lebih baik jika diberikan juga terapi non farmakologi disamping
11

terapi
12

obat. Kombinasi kedua terapi ini akan mampu memberikan manfaat yang
banyak bagi pasien. Pendekatan psikososial bertujuan untuk
memberikan dukungan emosional kepada pasien sehingga pasien
mampu meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaannya dengan lebih
baik. Ada beberapa jenis pendekatan psikososial yang biasa
dilakukan pada pasien skizofrenia, diantaranya yaitu Program for
Assertive Community Treatment(PACT), intervensi keluarga, terapi
perilaku kognitif (cognitive behavioural therapy), dan pelatihan
keterampilan sosial (Ikawati, 2016).Selain pendekatan psikososial,
ada juga terapi non farmakologi menggunakan ECT (Electro
ConvulsiveTherapy). Penggunaan ECT yang dikombinasi dengan
obat-obatan antipsikotik bisa dijadikan pilihan terapi bagi pasien
yang menginginkan perbaikan umum dan pengurangan gejala
dengan cara yang cepat.
Menurut Panduan praktis klinis bagi dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan
primer (2016), penatalaksanaan skizofrenia yaitu :
a. Diberikan obat antipsikotik Haloperidol 2-3 x 2-5mg/hari atau Risperidon
2 x 1-3mg/hari atau Klorpromazin 2-3 x 100-200mg/hari.Untuk
mengurangi agitasi dan memberikan efek sedasi dapat digabungkan
dengan benzodiazepin (contoh: diazepam 2-3 x 5mg/hari, lorazepam 1-3 x
1-2mg/hari).
b. Intervensi sementara untuk gaduh gelisah dapat diberikan injeksi
haloperidol 5mg, dapat diulangi dalam 30menit –1 jam. Dosis maksimal
injeksi haloperidol 30mg/hari.Atau dapat juga diberikan injeksi
klorpromazin 2-3 x 50mg/hari. Untuk pemberian haloperidol dapat
diberikan tambahan injeksi diazepam untuk mengurangi dosis
antipsikotiknya dan menambah efektifitas terapi.
c. Untuk pasien psikotik kronis yang tidak taat berobat, dapat
dipertimbangkan untuk pemberian injeksi depo (jangka panjang)
antipsikotik seperti haloperidol deconas 50mg atau fluphenazine deconas
12

25mg. Berikan injeksi I.M ½ ampul terlebih dahulu untuk 2 minggu,


selanjutnya injeksi 1 ampul
13

d. untuk 1 bulan. Obat oral jangan diberhentikan dahulu selama 1-2 bulan,
sambil dimonitor efek samping, lalu obat oral dapat diturunkan perlahan.
e. Jika timbul efek samping ekstrapiramidal seperti tremor, kekakuan,
akinesia, dapat diberikan triheksifenidyl 2-4 x 2mg. Jika timbul distonia
akut berikan injeksi diazepam atau difenhidramin, jika timbul akatisia
(gelisah, mondar-mandir tak bisa berhenti bukan akibat gejala) turunkan
dosis antipsikotik dan berikan beta-blocker, propranolol 2-3 x 10-20 mg.
f. Jika timbul efek samping ekstrapiramidal seperti tremor, kekakuan,
akinesia, dapat diberikan triheksifenidyl 2-4 x 2mg. Jika timbul distonia
akut berikan injeksi diazepam atau difenhidramin, jika timbul akatisia
(gelisah, mondar-mandir tak bisa berhenti bukan akibat gejala) turunkan
dosis antipsikotik dan berikan beta-blocker, propranolol 2-3 x 10-20mg.

B. Teori Keperawatan: Defisit Keperawatan Diri


1. Pengertian defisit perawatan diri
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebersihan
diri, berhias diri, makan, buang air besar/kecil secara mandiri
(Keliat,2011).
2. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
Menurut Keliat (2011) dalam buku Terapi Aktivitas Kelompok (2011), tanda
dan gejala defisit perawatan diri, yaitu
a. Kurang merawat kebersihan diri: rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki, bau, kuku panjang/kotor
b. Tidak mampu berhias atau berdandan: rambut acak-ackan, pakaian
kotor, tidak rapi, tidak sesuai, pria tidak bercukur, wanita tidak
berdandan
c. Tidak mampu makan sendiri: tidak mampu mengambil makanan
sendiri, makan berceceran, makan tidak pada tempatnya
d. Tidak mampu buang air besar/kecil: BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB /BAK
14

3. Penyebab defisit perawatan diri


Menurut Iyus (2010) dalam buku Keperawatan Jiwa (2010), penyebab
defisit perawatan diri yaitu
a. Tidak ada kemauan merawat diri
b. Gangguan jiwa
4. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut SDKI (2016) dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI) Edisi 1 (2016), jenis-jenis perawatan diri dapat
dispesifikan menjadi satu atau lebih dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/
beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri.
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi secara mandiri
e. Defisit perawatan diri : berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak
menyisir rambut, atau mencukur kumis
4. Proses terjadinya masalah defisit perawatan diri
Menurut Depkes (2000) dalam Dermawan & Rusdi (2013), proses
terjadinya masalah defisit perawatan diri adalah
15

a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisitiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan
perawatan diri
3) Kemampuan realitas menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkunganya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan
dalam perawatan diri
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perceptual, cemas,
lemah/lelah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan deisit perawatan diri. Menurut Depkes


(2000) dalam Dermawan (2013) faktor yang mempengaruhi defisit
perawatan diri adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersiham diri misalkan dengan ada perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya
2) Praktik Sosial
16

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka


kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
shampoo, sikat gigi, pasta gigi, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakanya
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien menderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya
5) Budaya
Dilingkungan masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan shampoo, sabun, dan lain-
lain
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
4. Rentang Respon
Menurut Fitria & Nita (2012) dalam buku Prinsip Dasar dan Aplikasi
Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan
(2012), rentang respon defisit perawatan diri yaitu
17

Respon adaptif Respon maladaftif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


diri seimbang kadang tidak perawatan diri

5. Cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

Cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri (Keliat, 2011) dalam
buku Terapi Aktivitas Kelompok (2011), yaitu

a. Melatih pasien tentang cara merawat kebersihan diri:

1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

2) Menjelaskan alat-alat kebersihan diri.

3) Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri.

4) Melatih pasien untuk mempraktikan kebersihan diri.

5) Membantu pasien dalam membuat jadwal mandi,


keramas, menggosok gigi,memotong kuku.
6) Memberi pujian terhadap prilaku pasien yang positif

b. Melatih pasien tentang cara berhias/berdandan:

1) Pria meliputi:

1. Berpakaian

2. Menyisir rambut

3. Bercukur

2) Wanita meliputi;

a) Berpakaian

b) Menyisirrambut
18

c) Berdandan

3) Membantu membuat jadwal kegiatan merawat diri

4) Memberi pujian terhadap penampilan pasien

c. Melatih pasien tentang cara makan:

1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan.

2) Menjelaskan cara makan yang tertib: mencuci tangan,


mengambil makanan, duduk di meja makan, berdoa.

3) Menjelaskan cara merapikan peralatan setelah makan.

4) Mempraktikan makan sesuai dengan tahap makan yang baik

5) Memberi pujian terhadap penampilan pasien

d. Mengajarkan pasien untuk melakukan BAB/BAK

1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.

2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.

3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK.

4) Memberi pujiian terhadap penampilan pasien

e. Keluarga berperan serta dalam:

1) Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan pasien.

2) Membantu merawat pasien.

3) Mengingatkan pasien untuk merawat diri.

4) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien merawat diri

6. Mekanisme Koping

Menurut Dermawan & Rusdi (2013) dalam buku Keperawatan Jiwa:


Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa (2013),
mekanisme koping defisit perawatan diri yaitu
19

a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku


kembali, seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengulangi
ansietas

b. Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang


tidak menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang
sering dilakukan dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit”
atau kesibukan lain serta tidak berani melihat dan mengakui
kenyataan yang menakutkan

c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik


maupun psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari
menghindar sumber stresor, misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas
beracun dan lain-lain. Reaksi psikologis individu menunjukkan
perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa
takut dan bermusuhan

d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban


emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau
diubah (distorsi) misalnya rasa sedih karena kematian orang dekat,
maka mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak
menderita lagi”.

C. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
Menurut Stuart dan Laraia (2011), pengkajian merupakan tahapan awal
dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkam menjadi
faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber
koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien
20

1) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri: 


kebersihan diri

2) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:


berdandan

3) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:


makan/minum

4) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:


BAB/BAK
b. Pohon Masalah

Gangguan Pemeliharaan
Efek
Kesehatan (BAB/BAK,
Mandi, Makan)

Defisit Perawatan Diri : Mandi Core Problem

Isolasi Sosial : Menarik Diri Etiologi

Harga diri rendah

Skema. 1 Pohon Masalah


21

C. Diagnosis keperawatan

a. Defisit Perawatan Diri

b. Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

c. Isolasi Sosial : Menarik Diri

d. Harga Diri Rendah


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama :
Ruangan :
No. RM :
Diagnosa Medis :

Diagnosa Perencanaan
N
Keperaw Tujuan Rasional
o Kriteria Hasil Intervensi
atan
1 Defisit SP 1
Perawata Klien mampu Setelah ….x 1. Diskusikan 1. Membantu
n Diri : mengidentifik interaksi bersama menjaga
Mandi asi masalah diharapkan klien kebersihan
perawatan diri: klien mampu mengenai diri pasien.
kebersihan mengenal masalah
diri, perawatan diri: perawatan
berdandan, kebersihan diri: 2. Membantu
makan/minum, diri, kebersihan menjaga
BAB/BAK. berdandan, diri. kebersihan
makan/minum, 2. Diskusikan diri pasien.
BAB/BAK. bersama
klien
mengenai 3. Memenuhi
masalah kebutuhan
perawatan pasien.
diri:
berdandan.
3. Diskusikan 4. Membantu
bersama pemenuhan
klien eliminasi
mengenai pasien
masalah
perawatan
diri:
makan/minu
m. 22
4. Diskusikan
bersama
klien
mengenai
masalah
perawatan
diri:
BAB/BAK.
SP 1
Klien mampu Setelah ….x Jelaskan Membantu
menjelaskan interaksi pentingnya pasien untuk
pentingnya diharapkan kebersihan diri. mengetahui
kebersihan klien mampu pentingnya
diri. mengetahui kebersihan diri
dan
memahami
pentingnya
kebersihan
diri.

SP 1
Klien mampu Setelah ….x 1. Jelaskan cara 1. Membantu
menjelaskan interaksi menjaga pasien
cara dan alat diharapkan kebersihan untuk
kebersihan diri klien mampu diri. mengetahu
menjelaskan i cara
cara dan alat menjaga
kebersihan diri 2. Jelaskan alat kebersihan
untuk diri dengan
menjaga benar
kebersihan 2. Membantu
diri. pasien
untuk
mengetahu
i alat yang
tepat yang
digunakan
untuk
menjaga
kebersihan
diri
SP 1
Klien mampu Setelah ….x 1. Jelaskan 1. Membant
mendemonstra interaksi pengertian: u pasien
sikan cara diharapkan a. Mandi untuk
menjaga klien mampu dan ganti mengetah
kebersihan mendemonstra b. Pakaian ui
diri: mandi sikan cara c. Sikat gigi pengertian
dan ganti menjaga dari
d. Cuci 22
pakaian, sikat kebersihan mandi dan
rambut
gigi, cuci diri: mandi ganti,
e. Potong
rambut, dan ganti pakaian,
kuku
potong kuku. pakaian, sikat sikat gigi,
gigi, cuci 2. Jelaskan cuci
rambut, tujuan:
rambut,
potong kuku. a. Mandi potong
dan ganti kuku
pakaian
2. Membant
b. Sikat gigi u pasien
c. Cuci untuk
rambut mengetah
d. Potong ui tujuan
kuku dari
3. Jelaskan mandi dan
cara: ganti,
a. Mandi pakaian,
dan ganti sikat gigi,
pakaian cuci
b. Sikat gigi rambut,
c. Cuci potong
rambut kuku
d. Potong 3. Membant
kuku u pasien
untuk
4. Demonstrasi
mengetah
kan cara
ui cara
(diakukan
mandi dan
oleh
ganti,
perawat):
pakaian,
a. Mandi sikat gigi,
dan ganti
cuci
pakaian
rambut,
b. Sikat gigi potong
c. Cuci kuku yang
rambut benar
d. Potong 4. Membant
kuku u pasien
5. Demontrasik untuk
an cara mengetah
(bersama ui cara
dengan perawatan
klien): diri yang
a. Mandi benar
dan ganti yang
pakaian didemonst
b. Sikat gigi rasikan
c. Cuci oleh
rambut perawat
d. Potong 22
kuku
6. Minta klien 5. Membant
mendemonstr u pasien
asikan cara untuk
perawatan mengetah
diri (klien ui cara
secara perawatan
mandiri): diri yang
a. Mandi benar
dan ganti yang
pakaian didemonst
b. Sikat gigi rasikan
oleh klien
c. Cuci
rambut
d. Potong
kuku 6. Mengetah
7. Beri pujian ui
kepada kemampu
pasien an pasien
secara
mandiri
mengenai
cara
perawatan
diri yang
benar

7. Meningka
tkan
kepercaya
an diri
pasien
SP 1
Klien dapat Setelah ….x Bimbing klien Memasukan
memasukan interaksi untuk latihan mandi,
latihan mandi, diharapkan memasukan sikat gigi
sikat gigi klien dapat latihan mandi, (2x/hari), cuci
(2x/hari), cuci memasukan sikat gigi rambut
rambut latihan mandi, (2x/hari), cuci (2x/minggu),
(2x/minggu), sikat gigi rambut Potong kuku
Potong kuku (2x/hari), cuci (2x/minggu), (1x/minggu)
(1x/minggu). rambut Potong kuku dalam jadwal
(2x/minggu), (1x/minggu) kegiatan harian
Potong kuku dalam jadwal merupakan
(1x/minggu) kegiatan harian. upaya untuk
dalam jadwal membiasakan
kegiatan diri melatih
harian. dan
22
mengaplikasik
an cara
merawat diri
sendiri.
2 Defisit SP 2
Perawata Klien dapat Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri mendemonstra interaksi kegiatan kemampua
sikan kembali diharapkan kebersihan n klien
kegiatan kilen mampu diri (mandi
mandi dan mengevaluasi dan ganti
ganti pakaian, kegiatan pakaian, sikat
sikat gigi, cuci kebersihan diri gigi, cuci
rambut dan sebelumya rambut dan
potong kuku. (mandi dan potong
ganti pakaian, kuku):
sikat gigi, cuci a. Anjurkan
rambut dan klien
potong kuku) menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
(mandi
dan ganti
pakaian, 2. Meningkat
sikat kan
gigi, cuci kepercayaa
rambut n diri
dan pasien
potong
kuku)
c. Observas
i sikap
klien saat
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
d. Minta
klien
memperli
hatkan 22
jadwal
harian
klien
2. Beri pujian
pada klien
SP 2
Klien dapat Setelah .... x 1. Jelaskan cara 1. Membantu
menjelaskan interaksi berdandan pasien
cara dan alat diharapkan untuk
berdadan klien mampu 2. Jelaskan alat mengetahu
mengetahui yang i cara
dan digunakan berdandan
memahami untuk yang benar
cara dan alat berdandan 2. Membantu
berdandan pasien
untuk
mengetahu
i alat yang
tepat yang
digunakan
untuk
berdandan
SP 2
Klien mampu Setelah .... x 1. Jelaskan
mendemonstra interaksi definisi:
sikan cara diharapkan a. Sisiran
berdandan klien mampu b. Rias
setelah mendemonstra muka
kebersihan sikan cara (untuk
diri: sisiran, berdandan perempu
rias muka setelah an)
untuk kebersihan c. Cukuran
perempuan; diri: sisiran, (untuk
sisiran, rias muka laki-laki)
cukuran untuk untuk
2. Jelaskan
pria perempuan;
tujuan:
sisiran,
a. Sisiran
cukuran untuk
pria b. Rias
muka
(untuk
perempu
an)
c. Cukuran
(untuk
laki-laki)
3. Jelaskan
cara:
a. Sisiran
b. Rias
22
muka
(untuk
perempu
an)
c. Cukuran
(untuk
laki-laki)
4. Demonstrasi
kan cara
(dilakukan
oleh perawat
terlebih
dahulu):
a. Sisiran
b. Rias
muka
(untuk
perempu
an)
c. Cukuran
(untuk
laki-laki)
5. Demonstrasi
kan cara
(dilakukan
bersama
klien):
a. Sisiran
b. Rias
muka
(untuk
perempu
an)
c. Cukuran
(untuk
laki-laki)
6. Minta klien
mendemonstr
asikan
kembali cara
(klien
mandiri):
a. Sisiran
b. Rias
muka
(untuk
perempu
an)
c. Cukuran
(untuk 22
laki-laki)
7. Beri pujian
kepada klien

SP 2 Setelah .... x Bimbing klien Kegiatan


Klien dapat interaksi untuk kebersihan diri
memasukan diharapkan memasukan dan berdandan
kegiatan klien dapat kegiatan ke dalam
kebersihan diri memasukan kebersihan diri jadwal
dan berdandan kegiatan dan berdandan ke kegiatan harian
ke dalam kebersihan diri dalam jadwal merupakan
jadwal dan berdandan kegiatan harian upaya untuk
kegiatan ke dalam membiasakan
harian jadwal diri melatih
kegiatan dan
harian mengaplikasik
an cara
merawat diri
sendiri.
3 Defisit SP 3
Perawata Klien dapat Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri mendemonstra interaksi kegiatan kemampua
sikan kembali diharapkan kebersihan n klien
kegiatan klien mampu diri (mandi
kebersihan diri mengevaluasi dan ganti
dan kembali pakaian, sikat
berdandan. kegiatan gigi, cuci
kebersihan diri rambut,
dan potong kuku)
berdandan. a. Anjurkan
klien
menjelas
kan
tujuanny
a 2. Menilai
b. Anjurkan kemampua
klien n klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
Kegiatan 3. Meningkat
berdandan kan
a. Anjurkan kepercayaa
klien n diri
menjelas 22 pasien
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan
berdanda
n
3. Observasi
sikap saat
memperagak
an kegiatan
4. Obervasi
jadual/ Minta
klien
memperlihat
kan jadwal
harian
5. Beri pujian
pada klien
SP 3
Klien dapat Setelah .... x 1. Jelaskan cara 1. Membantu
menjelaskan interaksi makan dan pasien
cara dan alat diharapkan minum untuk
makan dan klien mampu mengetahu
minum mengetahui i cara
dan 2. Jelaskan alat makan dan
memahami yang minum
cara dan alat digunakan yang benar
makan dan untuk makan 2. Membantu
minum dan minum pasien
untuk
mengetahu
i alat yang
tepat yang
digunakan
untuk
makan dan
minum

SP 3
Klien mampu Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Membantu
mendemonstra interaksi definisi pasien
sikan cara diharapkan makan dan untuk
makan dan klien mampu minum yang mengetahu
minum yang mendemonstra benar i
baik sikan cara 22 pengertian
makan dan dari
minum yang 2. Jelaskan makan dan
baik tujuan makan minum
dan minum yang benar
yang benar 2. Membant
u pasien
untuk
mengetah
3. Jelaskan cara ui tujuan
makan dan dari
minum yang makan
benar dan
minum
yang
4. Demonstrasi benar
kan cara 3. Membant
(dilakukan u pasien
oleh perawat untuk
terlebih mengetah
dahulu) ui cara
makan dan makan
minum yang dan
benar minum
yang
benar
5. Demonstrasi 4. Membant
kan cara u pasien
(dilakukan untuk
bersama mengetah
klien) makan ui cara
dan minum makan
yang benar dan
minum
yang
benar
6. Minta klien yang
mendemonstr didemonst
asikan rasikan
kembali cara oleh
(klien perawat
mandiri) 5. Membant
makan dan u pasien
minum yang untuk
benar mengetah
ui cara
7. Beri pujian makan
kepada klien dan
minum
yang
22 benar
yang
didemonst
rasikan
oleh klien
6. Mengetah
ui
kemampu
an pasien
secara
mandiri
mengenai
cara
makan
dan
minum
yang
benar
7. Meningka
tkan
kepercaya
an diri
pasien
SP 3
Klien dapat Setelah .... x Bimbing klien Kegiatan
memasukan interaksi untuk kebersihan
kegiatan diharapkan memasukan diri, berdandan
kebersihan klien dapat kegiatan dan makan dan
diri, memasukan kebersihan diri, minum yang
berdandan, kegiatan berdandan dan baik ke dalam
dan makan kebersihan makan dan jadwal
dan minum diri, minum yang baik kegiatan harian
yang baik ke berdandan dan ke dalam jadwal merupakan
dalam jadwal makan dan kegiatan harian upaya untuk
kegiatan minum yang membiasakan
harian baik ke dalam diri melatih
jadwal dan
kegiatan mengaplikasik
harian an cara
merawat diri
sendiri.

4 Defisit SP 4
Perawata Klien dapat Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri mendemonstra interaksi kegiatan kemampua
sikan kembali diharapkan kebersihan n klien
kegiatan klien mampu diri (mandi
kebersihan mengevaluasi dan ganti
diri, kembali pakaian, sikat
berdandan dan kegiatan gigi, cuci
makan dan kebersihan rambut, 22
minum yang diri, potong kuku)
baik berdandan dan a. Anjurkan
makan dan klien
minum yang menjelas
baik kan
tujuanny
a 2. Menilai
b. Anjurkan kemampua
klien n klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
Kegiatan 3. Menilai
berdandan kemampua
a. Anjurkan n klien
klien
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan 4. Menilai
berdanda sikap
n pasien saat
3. Evaluasi memperag
kegiatan akan
makan dan kegiatan
minum yang 5. Melihat
baik kemampua
a. Anjurkan n pasien
klien dalam
menjelas mengetahu
kan i jadwal
tujuanny kegiatan
a hariannya
b. Anjurkan 6. Meningkat
klien kan
untuk kepercayaa
mempera n diri
gakan
kegiatan
makan 22
dan
minum
yang
baik
4. Observasi
sikap saat
memperagak
an kegiatan
5. Observasi/
Minta klien
memperlihat
kan jadwal
harian
6. Beri pujian
pada klien
SP 4
Klien dapat Setelah .... x Jelaskan cara Membantu
menjelaskan interaksi BAB yang baik pasien untuk
cara BAB dan diharapkan mengetahui
BAK yang klien mampu cara BAB dan
baik mengetahui BAK yang
dan baik
memahami
cara BAB dan
BAK yang
baik
SP 4
Klien mampu Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Membantu
mendemonstra interaksi definisi BAB pasien
sikan cara diharapkan dan BAK untuk
BAB dan klien mampu yang baik mengetahu
BAK yang mendemonstra i
baik sikan cara pengertian
BAB dan 2. Jelaskan dari BAB
BAK yang tujuan BAB dan BAK
baik dan BAK yang baik
yang baik 2. Membantu
pasien
untuk
3. Jelaskan cara mengetahu
BAB dan i tujuan
BAK yang dari BAB
baik dan BAK
yang baik
3. Membantu
4. Demonstrasi pasien
kan cara untuk
(dilakukan mengetahu
oleh perawat 22 i cara BAB
terlebih dan BAK
dahulu) BAB yang baik
dan BAK 4. Membantu
yang baik pasien
untuk
5. Demonstrasi mengetahu
kan cara i cara BAB
(dilakukan dan BAK
bersama yang baik
klien) BAB yang
dan BAK didemonstr
yang baik asikan oleh
perawat
5. Membantu
6. Minta klien pasien
mendemonstr untuk
asikan mengetahu
kembali cara i cara BAB
(klien dan BAK
mandiri) yang baik
BAB dan yang
BAK yang didemonstr
baik asikan oleh
7. Beri pujian klien
kepada klien 6. Mengetahu
i
kemampua
n pasien
secara
mandiri
mengenai
cara BAB
dan BAK
yang baik
7. Meningkat
kan
kepercayaa
n diri
pasien
SP 4
Klien dapat Setelah .... x Bimbing klien Kegiatan
memasukan interaksi untuk kebersihan
kegiatan diharapkan memasukan diri,
kebersihan klien dapat kegiatan berdandan,
diri, memasukan kebersihan diri, makan dan
berdandan, kegiatan berdandan, minum yang
makan dan kebersihan makan dan baik dan BAB
minum yang diri, minum yang baik dan BAK yang
baik dan BAB berdandan, dan BAB dan baik ke dalam
dan BAK yang makan dan BAK yang baik jadwal
22
baik ke dalam minum yang ke dalam jadwal kegiatan harian
jadwal baik dan BAB kegiatan harian merupakan
kegiatan dan BAK yang upaya untuk
harian baik ke dalam membiasakan
jadwal diri melatih
kegiatan dan
harian mengaplikasik
an cara
merawat diri
sendiri.
5 Defisit SP 5
Perawata Klien dapat Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri mendemonstra interaksi kegiatan kemampua
sikan kembali diharapkan kebersihan n klien
kegiatan klien mampu diri (mandi
kebersihan mengevaluasi dan ganti
diri, kembali pakaian, sikat
berdandan dan kegiatan gigi, cuci
makan dan kebersihan rambut,
minum yang diri, potong kuku)
baik dan BAB berdandan, a. Anjurkan
dan BAK yang makan dan klien
baik minum yang menjelas
baik dan BAB kan
dan BAK yang tujuanny
baik a 2. Menilai
b. Anjurkan kemampua
klien n klien
untuk
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
kegiatan 3. Menilai
berdandan kemampua
a. Anjurkan n klien
klien
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
klien
untuk
mempera
gakan 4. Menilai
kegiatan kemampua
berdanda 22 n klien
n
3. Evaluasi
kegiatan
makan dan
minum yang
baik
a. Anjurkan
klien
menjelas 5. Menilai
kan sikap
tujuanny pasien saat
a memperag
b. Anjurkan akan
klien kegiatan
untuk 6. Melihat
mempera kemampua
gakan n pasien
cara dalam
makan mengetahu
dan i jadwal
minum kegiatan
yang hariannya
baik 7. Meningkat
4. Evaluasi kan
kegiatan kepercayaa
BAB dan n diri
BAK yang
baik
a. Anjurkan
klien
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
klien
untuk
mempera
gakan
cara
BAB dan
BAK
yang
baik
5. Observasi
sikap saat
melakukan
kegiatan

6. Observasi 22
jadual/ Minta
klien
memperlihat
kan jadwal
harian
7. Beri pujian
pada klien
SP 5
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan 1. Untuk
melakukan interaksi pentingnya membuat
kegiatan diharapkan aktifitas yang klien
harian dengan klien mampu teratur dalam mengetahu
teratur melakukan merawat diri i
kegiatan pentingnya
harian dengan melakukan
teratur 2. Diskusikan aktivitas
aktivitas merawat
perawatan diri dengan
diri yang teratur
biasa 2. Membantu
dilakukan klien untuk
oleh klien membiasa
3. Latih klien kan diri
melakukan melakukan
aktivitas aktivitas
perawatan perawatan
diri diri
3. Mengasah
kemampua
n klien
4. Bantu dalam
menyusun melakukan
jadwal aktivitas
aktivitas perawatan
sehari-hari diri
sesuai 4. Jadwal
dengan aktivitas
aktivitas yang
yang telah teratur
dilatih. akan
Upayakan membuat
klien pasien
memiliki terbiasa
aktivitas untuk
yang teratur melakukan
aktivitas
perawatan
diri sesuai
jadwal
SP 5 22
Klien dapat Setelah .... x 1. Pantau 1. Mengetahu
melakukan interaksi pelaksanaan i perilaku
kegiatan diharapkan jadwal yang
secara mandiri klien mampu kegiatan dilakukan
melakukan yang sudah klien
kegiatan disusun
secara mandiri 2. Berikan 2. Meningkat
pujian pada kan harga
klien diri klien
3. Berikan 3. Mengetahu
penilaian i
kemampuan perkemban
klien yang gan
mandiri kemampua
n klien
dalam
melakukan
kegiatan
secara
mandiri
SP 5
Klien dapat Setelah .... x 1. Pantau 1. Memantau
melakukan interaksi perkembanga kemampua
perawatan diri diharapkan n n klien
dengan baik klien mampu kemampuan
melakukan klien dalam
perawatan diri merawat diri
dengan baik (menjaga
kebersihan
diri,
berdandan, 2. Mengetahu
makan dan i
minum yang kemampua
baik dan n klien
BAB dan bak dalam
yang baik) melakukan
2. Berikan perawatan
penilaian diri
pada pada 3. Meningkat
kemampuan kan harga
klien dalam diri klien
melakukan
perawatan
diri
3. Berikan
pujian pada
klien
6 Defisit SP 1
Perawata Keluarga Setelah .... x Diskusikan Menggali
n Diri : Keluarga interaksi bersama keluarga perasaan
22
Mandi dapat diharapkan masalah yang keluarga
mengungkapk keluarga dirasakan dalam dalammerawat
an masalah mampu merawat klien klien
yang dirasakan mengungkapk
dalam an masalah
merawat klien yang dirasakan
dalam
merawat klien
SP 1
Keluarga Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Menambah
Keluarga interaksi kepada pengetahua
dapat diharapkan keluarga n
menjelaskan keluarga tentang (kognitif)
pengertian, mampu pengertian keluarga
tanda gejala menjelaskan defisit tentang
dan proses pengertian, perawatan masalah
terjadinya tanda gejala diri defisit
defisit dan proses perawatan
perawatan diri terjadinya 2. Jelaskan diri
defisit kepada 2. Menambah
perawatan diri keluarga pengetahua
tentang tanda n
dan gejala (kognitif)
defisit keluarga
perawaan diri tentang
masalah
3. Jelaskan defisit
kepada perawatan
keluarga diri
proses 3. Menambah
terjadinya pengetahua
defisit n
perawatan (kognitif)
diri keluarga
tentang
masalah
defisit
perawatan
diri
SP 1
Keluarga Setelah .... x Jelaskan kepada Menambah
Keluarga interaksi keluarga tentang pengetahuan
dapat diharapkan cara merawat keluarga
menjelaskan keluarga klien dengan tentang cara
cara merawat mampumenjel defisit perawatan merawat klien
klien dengan askan cara diri dengan defisit
defisit merawat klien perawatan diri
perawatan diri dengan defisit
perawatan diri
SP 1 22
Keluarga Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Membant
Keluarga interaksi definisi u
dapat diharapkan a. Kebersih keluarga
mendemonstra keluarga an diri pasien
sikan dua cara mampu b. Berdanda untuk
merawat klien mendemonstra n mengetah
dengan defisit sikan dua cara ui
perawatan diri: merawat klien pengertia
kebersihan diri dengan defisit 2. Jelaskan n dari
dan berdandan perawatan diri: tujuan kebersiha
kebersihan diri n diri dan
a. Kebersih
dan berdandan berdanda
an diri
n yang
b. Berdanda baik
n 2. Membant
u
keluarga
3. Jelaskan cara pasien
a. Kebersih untuk
an diri mengetah
b. Berdanda ui tujuan
n dari
kebersiha
n diri dan
4. Demonstrasi berdanda
kan cara n yang
(dilakukan baik
oleh perawat 3. Membant
terlebih u
dahulu) keluarga
a. Kebersih pasien
an diri untuk
mengetah
b. Berdanda
ui cara
n
kebersiha
n diri dan
5. Demonstrasi berdanda
kan cara
n yang
(dilakukan
baik
bersama
keluarga)
4. Membant
u
a. Kebersih keluarga
an diri
pasien
b. Berdanda untuk
n mengetah
ui cara
kebersiha
6. Minta n diri dan
keluarga berdanda
mendemonstr n yang
asikan 22
baik yang
kembali cara didemons
(keluarga trasikan
mandiri) oleh
a. Kebersih perawat
an diri 5. Membant
b. Berdanda u
n keluarga
7. Beri pujian pasien
kepada untuk
keluarga mengetah
ui cara
kebersiha
n diri dan
berdanda
n yang
baik yang
didemons
trasikan
oleh
keluarga
6. Mengetah
ui
kemampu
an
keluarga
secara
mandiri
mengenai
cara
kebersiha
n diri dan
berdanda
n yang
baik
7. Meningka
tkan
kepercaya
an diri
keluarga
SP 1
Keluarga Setelah .... x 1. Anjurkan 1. Bantuan
Keluarga interaksi keluarga dari
dapat diharapkan membantu keluarga
membantu keluarga kegiatan akan
kegiatan klien mampu klien sesuai membantu
sesuai jadwal membantu jadwal harian klien untuk
harian dan kegiatan klien melakukan
memberikan sesuai jadwal 2. Anjurkan kegiatan
pujian harian dan keluarga 22 sesuai
memberikan memberikan jadwal
pujian pujian harian
kepada klien 2. Pujian dari
keluarga
akan
meningkat
kan harga
diri klien
7 Defisit SP 2
Perawata Keluarga Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri : Keluarga interaksi kegiatan kemampua
Mandi dapat diharapkan merawat/mel n keluarga
mengevaluasi keluarga atih klien
kembali mampu dalam
kegiatan mengevaluasi melakukan
dalam kembali kebersihan
merawat/melat kegiatan diri:
ih klien dalam a. Anjurkan
kebersihan diri merawat/melat keluarga
ih klien menjelas
kebersihan diri kan
tujuanny
a 2. Meningkat
b. Anjurkan kan harga
keluarga diri
untuk kelurga
mempera sehingga
gakan dapat terus
kegiatan berupaya
kebersiha merawat
n diri klien
2. Berikan
pujian
kepada
keluarga
Sp 2
Keluarga Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Membantu
Keluarga interaksi definisi keluarga
dapat diharapkan a. Makan pasien
mendemonstra keluarga dan untuk
sikan dua cara mampu minum mengetahui
(yang lain) mendemonstra yang pengertian
merawat klien sikan dua cara baik dari makan
dengan defisit (yang lain) b. BAB dan dan minum
perawatan diri: merawat klien BAK yang baik,
Makan dan dengan defisit yang BAB dan
minum yang perawatan diri: baik BAK yang
baik serta Makan dan baik
BAB dan minum yang 2. Jelaskan 2. Membantu
BAK yang baik serta tujuan 22 keluarga
baik BAB dan pasien
a. Makan
BAK yang untuk
dan
baik mengetahui
minum
yang tujuan dari
baik makan dan
b. BAB dan minum
BAK yang baik,
yang BAB dan
baik BAK yang
baik
3. Jelaskan cara 3. Membantu
keluarga
a. Makan
pasien
dan untuk
minum mengetahui
yang cara makan
baik dan minum
b. BAB dan yang baik,
BAK BAB dan
yang BAK yang
baik baik
4. Membantu
4. Demonstrasi keluarga
kan cara pasien
(dilakukan untuk
oleh perawat mengetahui
terlebih cara makan
dahulu) dan minum
a. Makan yang baik,
dan BAB dan
minum BAK yang
yang baik yang
baik didemonstr
b. BAB dan asikan oleh
BAK perawat
yang 5. Membantu
baik keluarga
5. Demonstrasi pasien
kan cara untuk
(dilakukan mengetahui
bersama cara makan
keluarga) dan minum
a. Makan yang baik,
dan BAB dan
minum BAK yang
yang baik yang
baik didemonstr
asikan oleh
b. BAB dan
keluarga
BAK
yang 6.
22 Mengetahui
baik kemampua
n keluarga
secara
6. Minta
mandiri
keluarga
mengenai
mendemonstr
cara makan
asikan
dan minum
kembali cara
yang baik,
(keluarga
BAB dan
mandiri)
BAK yang
a. Makan baik
dan
minum
7. Meningkat
yang kan
baik kepercayaa
b. BAB dan n diri
BAK keluarga
yang
baik
7. Beri pujian
kepada
keluarga
SP 2
Keluarga Setelah .... x 1. Anjurkan 1. Bantuan
Keluarga interaksi keluarga dari
dapat diharapkan membantu keluarga
membantu keluarga kegiatan akan
kegiatan klien mampu klien sesuai membantu
sesuai jadwal membantu jadwal harian klien untuk
harian dan kegiatan klien melakukan
memberikan sesuai jadwal 2. Anjurkan kegiatan
pujian harian dan keluarga sesuai
memberikan memberikan jadwal
pujian pujian harian
kepada klien 2. Pujian dari
keluarga
akan
meningkat
kan harga
diri klien
8. Defisit SP 3
Perawata Keluarga Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri : Keluarga interaksi kegiatan kemampua
Mandi dapat diharapkan keluarga n keluarga
mengevaluasi keluarga dalam
kembali mampu merawat/mel
kegiatan mengevaluasi atih klien
dalam kembali kebersihan
merawat/melat kegiatan diri
ih klien dalam a. Anjurkan 22
kebersihan diri merawat/melat keluarga
dan berdandan ih klien menjelas
kebersihan diri kan
dan berdandan tujuanny
a 2. Menilai
b. Anjurkan kemampua
keluarga n keluarga
untuk
mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
kegiatan
keluarga
dalam 3. Meningkat
merawat/mel kan harga
atih klien diri
berdandan kelurga
a. Anjurkan sehingga
keluarga dapat terus
menjelas berupaya
kan merawat
tujuanny klien
a
b. Anjurkan
keluarga
untuk
mempera
gakan
kegiatan
berdanda
n
3. Berikan
pujian
kepada
keluarga
SP 3
Keluarga Setelah .... x 1. Bimbing 1. Membantu
Keluarga interaksi keluarga keluarga
dapat merawat keluarga merawat merawat
kebersihan diharapkan klien dalam klien
diri, mampu menjaga dengan
berdandan merawat kebersihan cara yang
serta makan kebersihan diri baik
dan minum diri, 2. Bimbing 2. Membantu
klien berdandan keluarga keluarga
serta makan merawat merawat
dan minum klien dalam 22 klien
klien berdandan dengan
3. Bimbing cara yang
keluarga baik
merawat
klien dalam 3. Membantu
makan dan keluarga
minum merawat
klien
dengan
cara yang
baik
SP 3
Keluarga Setelah .... x
Keluarga interaksi 1. Anjurkan 1. Bantuan
dapat diharapkan keluarga dari
membantu keluarga membantu keluarga
kegiatan klien mampu kegiatan akan
sesuai jadwal membantu klien sesuai membantu
harian dan kegiatan klien jadwal harian klien untuk
memberikan sesuai jadwal melakukan
pujian harian dan 2. Anjurkan kegiatan
memberikan keluarga sesuai
pujian memberikan jadwal
pujian harian
kepada klien 2. Pujian dari
keluarga
akan
meningkat
kan harga
diri klien
9 Defisit SP 4
Perawata Keluarga Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri : Keluarga interaksi kegiatan kemampua
Mandi dapat diharapkan keluarga n keluarga
mengevaluasi keluarga dalam
kembali mampu merawat/mel
kegiatan mengevaluasi atih klien
dalam kembali kebersihan
merawat/melat kegiatan diri
ih klien dalam a. Anjurkan
kebersihan merawat/melat keluarga
diri, ih klien menjelas
berdandan kebersihan kan
serta makan diri, tujuanny
dan minum berdandan a 2. Menilai
serta makan b. Anjurkan kemampua
dan minum keluarga n keluarga
untuk
mempera
gakan 22
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
kegiatan
keluarga
dalam 3. Menilai
merawat/mel kemampua
atih klien n keluarga
berdandan
a. Anjurkan
keluarga
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
keluarga
untuk
mempera 4. Meningkat
gakan kan harga
kegiatan diri
berdanda kelurga
n sehingga
3. Evaluasi dapat terus
kegiatan berupaya
keluarga merawat
dalam klien
merawat/mel
atih klien
makan dan
minum
a. Anjurkan
keluarga
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
keluarga
untuk
mempera
gakan
kegiatan
makan
dan
minum
4. Berikan
pujian
kepada 22
keluarga
SP 4
Keluarga Setelah .... x Bimbing Membantu
Keluarga interaksi keluarga merawat keluarga
dapat merawat keluarga klien dalam merawat klien
BAB dan diharapkan merawat BAB dengan cara
BAK klien mampu dan BAK klien yang baik
merawat BAB
dan BAK
klien
SP 4
Keluarga Setelah .... x 1. Jelaskan 1. Menentuka
Keluarga interaksi follow up n tindakan
dapat keluarga (catatan selanjutny
memahami diharapkan perkembanga a
tentang follow mampu n) klien ke
up ke memahami RSJ/PKM
RSJ/PKM, tentang follow 2. Jelaskan 2. Meningkat
tanda kambuh, up ke tanda-tanda kan
rujukan RSJ/PKM, kambuh kognitif
tanda kambuh, selama keluarga
rujukan perawatan selama
klien di merawat
rumah : klien
badan bau, dengan
rambut dan defisit
kulit kotor, perawatan
kuku panjang diri
dan kotor,
gigi kotor
disertai bau
mulut,
penampilan
tidak rapi,
tidak ada
inisiatif 3. Memperol
untuk eh
merawat penangana
kebersihan n lebih
diri lanjut,
3. Segera cepat dan
hubungi tepat
pelayanan
kesehatan
terdekat bila
ada gejala-
gejala di atas
(rujukan)
SP 4
Keluarga Setelah .... x 1. Anjurkan 1. Bantuan
22
Keluarga interaksi keluarga dari
dapat diharapkan membantu keluarga
membantu keluarga kegiatan akan
kegiatan klien mampu klien sesuai membantu
sesuai jadwal membantu jadwal harian klien untuk
harian dan kegiatan klien melakukan
memberikan sesuai jadwal 2. Anjurkan kegiatan
pujian harian dan keluarga sesuai
memberikan memberikan jadwal
pujian pujian harian
kepada klien 2. Pujian dari
keluarga
akan
meningkat
kan harga
diri klien
1 Defisit SP 5
0 Perawata Keluarga Setelah .... x 1. Evaluasi 1. Menilai
n Diri : Keluarga interaksi kegiatan kemampua
Mandi dapat diharapkan keluarga n keluarga
mengevaluasi keluarga dalam
kembali mampu merawat/mel
kegiatan mengevaluasi atih klien
dalam kembali kebersihan
merawat/melat kegiatan diri
ih klien dalam a. Anjurkan
kebersihan merawat/melat keluarga
diri, ih klien menjelas
berdandan, kebersihan kan
makan dan diri, tujuanny
minum serta berdandan, a 2. Menilai
BAB dan makan dan b. Anjurkan kemampua
BAK minum serta keluarga n keluarga
BAB dan untuk
BAK mempera
gakan
kegiatan
kebersiha
n diri
2. Evaluasi
kegiatan
keluarga
dalam 3. Menilai
merawat/mel kemampua
atih klien n keluarga
berdandan
a. Anjurkan
keluarga
menjelas
kan 22
tujuanny
a
b. Anjurkan
keluarga
untuk
mempera 4. Menilai
gakan kemampua
kegiatan n keluarga
berdanda
n
3. Evaluasi
kegiatan
keluarga
dalam
merawat/mel
atih klien
makan dan
minum
a. Anjurkan 5. Meningkat
keluarga kan harga
menjelas diri
kan kelurga
tujuanny sehingga
a dapat terus
b. Anjurkan berupaya
keluarga merawat
untuk klien
mempera
gakan
kegiatan
makan
dan
minum
4. Evaluasi
kegiatankelu
arga dalam
merawat/mel
atih klien
BAB dan
BAK
a. Anjurkan
keluarga
menjelas
kan
tujuanny
a
b. Anjurkan
keluarga
untuk
mempera 22
gakan
kegiatan
BAB dan
BAK
5. Berikan
pujian
kepada
keluarga
SP 5
Keluarga Setelah .... x Berikan penilaian Mengetahui
Keluarga interaksi kemampuan kemampuan
mampu diharapkan keluarga dalam keluarga
merawat klien keluarga merawat klien merawat klien
dengan defisit mampu
perawatan diri merawat klien
defisit
perawatan diri
SP 5
Keluarga Setelah .... x Berikan penilaian Mengetahui
Keluarga interaksi keluarga dalam kemampuan
mampu diharapkan melakukan keluarga dalam
melakukan keluarga kontrol ke melakukan
kontrol ke mampu RSJ/PKM kontrol klien
RSJ/PKM melakukan ke RSJ/PKM.
kontrol ke
RSJ/PKM

22
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. (2015). Seri Asuhan keperawatan Kesehatan Mental


Psikiatri. Jakarta : EGC
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Fitria & Nita. (2012). Buku Saku Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Edisi
Revisi. Jakarta : Salemba Medika
Ikawati, Z. (2011). Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat.
Yogyakarta: Bursa Ilmu
Iyus, Y. (2010). Keperawatan Jiwa. Edisi revisi, cetakan III. Bandung : PT.
Refika Aditama
Keliat,A. (2011). Terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2013). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (7 th Ed) St. Louis: Mosby
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Ganguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Yosep, H.I., & Titin,S. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing Cetakan ke enam. Bandung: PT Refika Aditama .
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama

49
LAMPIRAN

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pasien


Dengan Defisit Perawatan Diri SP 1
Nama Preceptee : Nur Wahyuningsih

Institusi : STIKES Bethesda Yakkum


Yogyakarta Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : Ke 1

Waktu :

Tanggal : …., …. Maret 2022

Jam : ….. WIB


Tempat : Ruang

A. Proses Keperawatan

1. Nama : Ny. X

2. Kondisi pasien :

DS :
a. Pasien mengatakan tidak mau mengganti baju karena
baju yang pasien kenakan adalah baju pemberian
terakhir dari suaminya
b. Pasien mengatakan sering melihat suaminya di ruang
tamu

DO :

a. Pasien terlihat menyendiri

b. Ekspresi pasien gelisah

c. Pasien lemas, lesu, terlihat kotor, berantakan, dan bau


3. Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Strategi Pelaksaan :

a. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,


makan/minum, BAB/BAKIdentifikasi benda-benda berbahaya da
mengamankannya

b. Jelaskan pentingnya kebersihan diriBimbing klien untuk


masukkan latihan berpikir positif 5 kali per hari

c. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri

d. Demonstrasikan cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti


pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku

e. Bimbing pasien memasukan latihan mandi, sikat gigi (2x/hari),


cuci rambut (2x/minggu), potong kuku (1x/minggu) dalam jadwal
kegiatan harian

5. Tindakan Keperawatan :

a. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,


makan/minum, BAB/BAK
1) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri: 
kebersihan diri.
2) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:
berdandan.
3) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:
makan/minum.
4) Diskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan diri:
BAB/BAK

b. Jelaskan pentingnya kebersihan diri

1) Jelaskan pentingnya kebersihan diri

c. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri


1) Jelaskan cara menjaga kebersihan diri.
2) Jelaskan alat untuk menjaga kebersihan diri

d. Demonstrasikan cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti


pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
1) Jelaskan pengertian:
a) Mandi dan ganti
b) Pakaian
c) Sikat gigi
d) Cuci rambut
e) Potong kuku
2) Jelaskan tujuan:
a) Mandi dan ganti pakaian
b) Sikat gigi
c) Cuci rambut
d) Potong kuku
3) Jelaskan cara:
a) Mandi dan ganti pakaian
b) Sikat gigi
c) Cuci rambut
d) Potong kuku
4) Demonstrasikan cara (diakukan oleh perawat):
a) Mandi dan ganti pakaian
b) Sikat gigi
c) Cuci rambut
d) Potong kuku
5) Demontrasikan cara (bersama dengan klien):
a) Mandi dan ganti pakaian
b) Sikat gigi
c) Cuci rambut
d) Potong kuku
6) Minta klien mendemonstrasikan cara (klien secara mandiri):
a) Mandi dan ganti pakaian
b) Sikat gigi
c) Cuci rambut
d) Potong kuku
7) Beri pujian kepada pasien

e. Bimbing pasien memasukan latihan mandi, sikat gigi (2x/hari),


cuci rambut (2x/minggu), potong kuku (1x/minggu) dalam jadwal
kegiatan harian

1) Bimbing klien untuk memasukan latihan mandi, sikat gigi


(2x/hari), cuci rambut (2x/minggu), Potong kuku (1x/minggu)
dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Fase Orientasi
a. Salam teraupetik
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Nur Wahyuningsih. Saya
senang dipanggil Wahyu. Hari ini saya dinas dari jam 07.00-
14.00 WIB, saya akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa ?,
dan senang dipanggil siapa ?

b. Evaluasi/ validasi

“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? dan apa ada keluhan yang ibu
rasakan saat ini ?”.

c. Kontrak

1) Topik

“Baik bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang terlebih


dahulu

terkait masalah defisit perawatan diri pada ibu dan nanti nya kita
akan latihan cara menjaga kebersihan diri pada ibu ?”.

2) Waktu

“Bu X mau berapa lama melakukan pertemuan ini ?


bagaimana kalau 30 menit ?”

3) Tempat

“Dimana bu tempat kita dapat melaksanakan kegiatan hari ini


?

Bagaimana jika sesuai dengan kontrak waktu sebelumnya saja ya


bu, yaitu kita laksanakan di ruang pertemuan ?”

2. Fase kerja

a. Mengidentifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri,


berdandan, makan/minum, BAB/BAK
1) Mendiskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan
diri:  kebersihan diri
“Ibu, apakah ibu mengetahui terkait masalah masalah perawatan
diri:  kebersihan diri ? ”
2) Mendiskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan
diri: berdandan
“Ibu, apakah ibu mengetahui terkait masalah masalah perawatan
diri: berdandan ? ”
3) Mendiskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan
diri: makan/minum
“Ibu, apakah ibu mengetahui terkait masalah masalah perawatan
diri: makan/minum ? ”
4) Mendiskusikan bersama klien mengenai masalah perawatan
diri: BAB/BAK

“Ibu, apakah ibu mengetahui terkait masalah perawatan diri:


BAB/BAK ? ”
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

“Baik ibu, saya akan menjelaskan terkait pentingnya


kebersihan diri”. “Menjaga kebersihan diri merupakan hal
yang sangat penting terutama untuk menjaga diri kita tetap
sehat, dan mengurangi risiko diri penyakit”.

c. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri


1) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
“Baik ibu, saya akan menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
Cara menjaga kebersihan diri yaitu dengan mencuci tangan
dengan sabun, mandi teratur, rutin keramas, rajin menyikat
gigi, memotong kuku, mencuci kaki, menjaga kebersihan alat
kelamin, membersihkan telinga
2) Menjelaskan alat untuk menjaga kebersihan diri
“Baik ibu, selanjutnya saya akan menjelaskan alat untuk menjaga
kebersihan diri. Alat yang dapat digunakan untuk menjaga
kebersihan diri yaitu gayung, pasta gigi, ember, handuk,
sabun mandi, sabun wajah, shampo, condisioner, sikat gigi,
sisir”.

d. Mendemonstrasikan cara menjaga kebersihan diri: mandi dan


ganti pakaian, sikat gigi, potong kuku, sikat gigi, cuci rambut,
potong kuku
1) Menjelaskan pengertian:
“Baik bu, saya akan menjelaskan mengenai pengertian dari mandi
dan ganti, pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku.
Yang pertama pengertian mandi dan ganti. Mandi dan ganti
adalah aktivitas membasuh tubuh dengan cairan, biasanya
menggunakan air, larutan encer, atau dengan merendam
tubuh dalam air, sedangkan ganti adalah melakukan segala
sesuatu yang dapat dilakukan. Kedua, sikat gigi adalah
membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan
pegangan. Ketiga,
pengertian dari cuci rambut. Cuci rambut adalah merawat rambut
agar tetap bersih dan terbebas dari masalah kulit kepala,
seperti ketombe. Keempat, potong kuku adalah mengurangi
panjang kuku tangan dan kaki dengan menggunakan alat
pemotong”.
2) Jelaskan tujuan:
“Baik bu, selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai tujuan
dari mandi dan ganti, pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong
kuku”. Yang pertama tujuan mandi dan ganti adalah untuk
membersihkan diri. Kedua, tujuan sikat gigi adalah
membersihkan mulut dari sisa makanan agar fermentasi sisa
makanan tidak berlangsung lama, sehingga kerusakan gigi
dapat dihindari. Ketiga, tujuan dari cuci rambut adalah
membersihkan kulit kepala dan rambut Menjaga kesehatan
kulit kepala dan rambut dari penyakit. Keempat, tujuan
potong kuku adalah menghindari terjadinya cedera”.
3) Jelaskan cara:
“Baik ibu, saya akan menjelaskan cara mandi dan ganti, pakaian,
sikat gigi, cuci rambut, potong kuku. Cara melakukannya
yaitu yang pertama ibu bilas seluruh badan dengan air, cuci
rambut dengan shampo, lalu gosok sabun ke seluruh tubuh,
lalu bilas lagi dengan air, sikat gigi dengan menggunakan
odol, keringkan dengan handuk kering, kemudian ganti
pakaian dalam dan luar yang bersih, potong kuku dan
bersihkan kuku apabila sudah merasa kuku ibu panjang dan
kotor
4) Demonstrasikan cara (diakukan oleh perawat):
“Baik ibu, sekarang saya berikan contohnya terlebih dahulu ya
bu. Silahkan ibu dapat memperhatikannya”.
5) Demontrasikan cara (bersama dengan klien):
“Baik ibu, sekarang kita lakukan bersama-sama seperti yang telah
saya berikan contoh sebelumnya ya bu”.
6) Minta klien mendemonstrasikan cara (klien secara mandiri):
“Ibu, sekarang coba ibu dapat melakukan sendiri cara melakukan
kebersihan diri seperti yang kita lakukan bersama-sama tadi
bu”.
7) Beri pujian kepada pasien
“Bagus sekali bu, ibu mampu mengikuti kegiatan hari ini dan ibu
mampu melakukan latihan hari ini dengan baik dan bisa
mencobanya secara mandiri, jangan lupa untuk diingat dan
diterapkan berkali-kali supaya tidak lupa dan dapat dilakukan
oleh ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri supaya ibu
merasa segar, dan tetap sehat”.

e. Bimbing pasien memasukan latihan mandi, sikat gigi (2x/hari),


cuci rambut (2x/minggu), potong kuku (1x/minggu) dalam jadwal
kegiatan harian
“Karena ibu sudah mengikuti kegiatan hari ini dan ibu juga sudah bisa
berlatih secara mandiri untuk cara menjaga kebersihan diri: mandi
dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku, sehingga
saya anggap bahwa ibu sudah mampu. Sekarang ibu bisa mengisi
ke jadual kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi (2x/hari),
cuci rambut (2x/minggu), potong kuku (1x/minggu) kedalam. Ibu,
silahkan tulis nama, ruangan, tanggal, dan kegiatan di kertas ini”.

3. Fase terminasi

a. Evaluasi Subjektif Dan Objektif

1) Evaluasi subjektif
“Bu X sekarang kita telah selesai berlatih cara menjaga
kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku. Bagaimana perasaan bu X setelah kita
berlatih hari ini?”.

2) Evaluasi objektif

“Baik ibu, coba ulangi apa yang telah kita bahas hari ini”.
“Sekarang ibu bisa jelaskan kembali apa yang telah kita
bahas tadi”.
“Sekarang coba ibu peragakan kembali apa yang telah
kita lakukan tadi”
“Wah, ibu hebat sekali masih dapat menghapal apa yang
tadi kita telah lakukan”.

b. Rencana tindak lanjut

“Ibu, kegiatan yang tadi kita lakukan adalah salah satu kegiatan
yang dapat ibu lakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan
diri ibu, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri
seperti yang telah kita pelajari tadi ya bu”.

c. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Ibu, karena tadi sudah bisa berlatih cara menjaga kebersihan


diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut,
potong kuku, selanjutnya kita akan latihan cara berdandan
setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria, ya bu”.

2) Waktu

“Ibu, mau kapan kita akan melakukannya ? Bagaimana jika


besok pagi saja, apakah ibu mau ? Untuk jam nya, ibu
mau jam berapa kita dapabertemu ?”.

3) Tempat

“Ibu, mau dimana kita mau melakukan kegiatan yang


keempat ini ? apakah mau tetap diruangan ini saja ?”.
“Baik ibu. Kita sudah selesai dalam melakukan cara menjaga kebersihan diri:
mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku, ya bu. Silahkan
setelah ini ibu dapat melanjutkan kegiatan lain dari rumah sakit. Sampai jumpa
besok ya bu untuk membahas kegiatan selanjutnya”.

Anda mungkin juga menyukai