Aisah (03)
MAKALAH ILMU
Aleyda Adisthy (04)
PATOLOGI SISTEM
Krisdianti (23)
XI Keperawatan 1
PENCERNAAN
SMKN 2 MALANG
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapatkan petunjuk dan
kesabaran dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang ini. Makalah ini berisi sedikit pengetahuan
tentang ilmu penyakit (ilmu patologi) meliputi pembahasan tentang
definisi,etiologi,manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksaan
medis dari beberapa penyakit pada sistem Pencernaan. Selama pembuatan
makalah ini, telah banyak arahan dan petunjuk yang kami dapat dari guru
pembimbing kami. Namun dalam penulisan makalah ini, mungkin jauh dari
apa yang dikatakan sempurna karena masih dalam tahap belajar. Oleh sebab
itu, dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gastritis
2.1.1 Definisi Gastritis
2.1.2 Etiologi Gastritis
2.1.3 Manifestasi Klinis Gastritis
2.1.4 Pemeriksaan Penunjang Gastritis
2.1.5 Penatalaksanaan Gastritis
2.2 Gastroenteritis
2.2.1 Definisi Gastroenteritis
2.2.2 Etiologi Gastroenteritis
2.2.3 Manifestasi Klinis Gastroenteritis
2.2.4 Pemeriksaan penunjang Gastroenteritis
2.2.5 Penatalaksanaan Gastroenteritis
2.3 Konstipasi
2.3.1 Definisi Konstipasi
2.3.2 Etiologi Konstipasi
2.3.3 Manifestasi klinis Konstipasi
2.3.4 Pemeriksaan penunjang Konstipasi
2.3.5 Penatalaksanaan Konstipasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi, etiologi, pemeriksaan penunjang, manifestasi
klinis dan penatalaksanaan dari penyakit Gastritis
2. Mengetahui definisi, etiologi, pemeriksaan penunjang, manifestasi
klinis, dan penatalaksaan dari penyakit Gastroenteritis
3. Mengetahui definisi, etiologi, pemeriksaan penunjang, manifestasi
klinis dan penatalaksanaan dari penyakit Konstipasi
4. Mengetahui definisi, etiologi, pemeriksaan penunjang, manifestasi
klinis, dan penatalaksanaan dari penyakit Kanker Kolon
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gastritis
2.1.1 Definisi Gastritis
Gastritis adalah suatu inflamasi atau peradangan yang sering terjadi
pada dinding lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local yang
disebabkan oleh beberapa kondisi yg kompleks dan saling berkaitan.Kondisi
yang menyebabkan gastritis adalah infeksi Helicobacter Plylori, trauma fisik,
stress, pola makan yang tidak teratur,dll.
Tes diagnostik
1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
2. pemeriksaan hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis.
3. pemeriksaan radiologi
4. pemeriksaan laboratorium
Analisis gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCl
menurun pada klien gastritis kronik.
Kadar serum vitamin B12 = nilai normalnya 200-1000 dg/ml kadar
vit B12 yang randah merupakan anemia megalostatik.
Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosis, leukosit dan albumin.
Gastrocopy : untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk
biopsy.
2.1.5 Penatalaksanaan Gastritis
A. Penatalaksanaan medis
Over the counter antacid dalam bentuk cair atau tablet adalah
penobatan umum untuk gastritis ringan. Antasida menetralisir asam
lambung dan dapat mengurangi rasa sakit dengan cepat. Ketika
antasida tidak cukup memberikan bantuan obat-obatan seperti
cimetidine, ranitidin, nizatidin atau femotidine yang mengurangi
jumlah asam lambung yang lebih efektif untuk membatasi produksi
asam lambung adalah asam penutup ”pompa” asam dalam lambung
mensekresi sel. Inhibitor pompa proton mengurangi asam dengan
menghalangi aksi pompa kecil ini. Antibiotik membantu dalam
menghancurkan bakteri dan asam bioker / menghambat pompa proton
mengurangiu rasa sakit dan mual, menyembuhkan peradangan dan
dapat meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi
Pada umumnya gastritis kronik memerlukan pengobatan yamg
harus diperhatikan ialah penyakit-penyakit lain yang keluhannya dapat
dihubungkan dengan gastritis kronik. Kemungkinan itu seharusnya
dicari terlebih dahulu. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik
biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat
besi, tergantung dari defesiansinya, kalau penyebabnya dapat
ditemukan misalnya refluk usus lambung sebaiknya dikoreksi.
B. Penatalaksanaan keperawatan
Gastritis akut
Mengintrusikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila pendarahan terjadi maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal.
Gastritis kronis
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya dengan
pengaturan diet yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil
tapi sering, berhenti mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam,
berhenti merokok, serta berhenti minum-minuman beralkohol.
2.2 Gastroenteritis
1.Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup, bila memungkinkan
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
Sigmoidoskopi
Kolonoskopi
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia
lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang
rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu
dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan
parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
2.3 Konstipasi
1. Latihan usus besar : melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan
perilaku yang disarankan pada penderita konstipasi yang tidak jelas
penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara teratur
setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. dianjurkan
waktu ini adalah 5-10 menit setelah makan, sehingga dapat
memanfaatkan reflex gastro-kolon untuk BAB. Diharapkan kebiasaan
ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda-tanda dan
rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan
untuk BAB ini.
2. Diet : peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada
golongan usia lanjut. data epidemiologis menunjukkan bahwa diet yang
mengandung banyak serat mengurangi angka kejadian konstipasi dan
macam-macam penyakit gastrointestinal lainnya, misalnya divertikel
dan kanker kolorektal. Serat meningkatkan massa dan berat feses serta
mempersingkat waktu transit di usus. untuk mendukung manfaa serat
ini, diharpkan cukup asupan cairan sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak
ada kontraindikasi untuk asupan cairan.
3. Olahraga : cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu
mengatasi konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yang dilakukan
sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan menggiatkan
sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot-otot dinding perut,
terutama pada penderita dengan atoni pada otot perut
2. Pengobatan farmakologis
Jika modifikasi perilaku ini kurang berhasil, ditambahkan terapi
farmakologis, dan biasnya dipakai obat-obatan golongan pencahar. Ada 4 tipe
golongan obat pencahar :
Bila dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi
dengan cara-cara tersebut di atas, mungkin dibutuhkan tindakan
pembedahan. Misalnya kolektomi sub total dengan anastomosis ileorektal.
Prosedur ini dikerjakan pada konstipasi berat dengan masa transit yang
lambat dan tidak diketahui penyebabnya serta tidak ada respons dengan
pengobatan yang diberikan. Pada umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan
karena massa atau adanya volvulus, tidak dilakukan tindakan pembedahan.
Kekurangan serat.
Merokok
Menderita diabetes.
Kurang berolahraga.
Memiliki kerabat dekat, misalnya orang tua atau saudara kandung, yang
menderita kanker usus besar.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker usus
besar, di antaranya:
Perut kembung.
Konstipasi.
1. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui
pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet
yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker
usus besar adalah cetuximab danbevacizumab.
Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum
operasi dengan tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang
dirasakan pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga
bisa diberikan pascaoperasi untuk mencegah kanker kembali.
Muntah
Lelah
Sariawan
Diare
Rambut rontok
2. Radioterapi
Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-
sel kanker. Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan
menggunakan pancaran radiasi.
Diare
Lelah
Mual
3. Operasi
Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari
tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang
terdiagnosis masih dalam tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat
kolonoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa
melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui operasi ‘lubang kunci’ atau
laparoskopi.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA