GASTRITIS
Disusun oleh :
Nama : Uyun Lare Sanju
NIM : C1016046
Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang harus
diperhatikan ialah penyakit – penyakit lain yang keluhannya dapat
dihubungkan dengan gastritis kronik. Anemia yang disebabkan oleh gastritis
kronik biasanya bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat
besi, tergantung dari defisiensinya.
G. Komplikasi
Komplikasi pada gastritis akut adalah :
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang – kadang perdarahan cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
b. Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat.
c. Jarang terjadi perforasi.
Komplikasi pada gastritis kronik adalah :
a. Atropi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama
terhadap vitamin B12. Gangguan penyerapan terhadap vitamin
B12 selanjutnya dapat menyebabkan anemia yang secara klinik hampir
sama dengan anemia pernisiosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan
memeriksa antibodi terhadap faktor intrinsik. Selain vitamin B12-
penyerapan besi juga dapat terganggu.
b. Gastritis kronik antrum pilorum dapat menyebabkan penyempitan daerah
antrum pilorum. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan keganasan
lambung, terutama gastritis kronik antrum pilorus.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Defenisi proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk
mengkaji respon manusia terhadap masalah – masalah kesehatan dan membuat
rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah
tersebut. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta
merumuskan diagnosis keperawatan.
Data subyektif meliputi anoreksia, mual, tidak nyaman perut pada tingkat
tertentu.
Data obyektif meliputi selaput mukosa kering, otot lemah, muntah (jumlah,
frekuensi, adanya darah), ada tanda – tanda ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, haus, penurunan turgor kulit
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang
aktual atau potensial.
Adapun diagnosa keperawatan pada gastritis adalah :
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
nutrien tidak adekuat.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
berlebihan karena muntah.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
e. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
3. Perencanaan
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
Tujuan : Utama mencakup mengurangi ansietas
Intervensi keperawatan :
Bila pasien mencerna asam atau alkali, maka tindakan darurat diperlukan.
1) Terapi pendukung diberikan pada pasien dan keluarga selama
pengobatan dan setelah mencerna asam atau alkali yang telah
dinetralisir atau diencerkan.
2) Pasien perlu disiapkan untuk pemeriksaan diagnostik (endoskopi)
atau pembedahan.
3) Menggunakan pendekatan untuk mengkaji pasien dan menjawab
semua pertanyaan selengkap mungkin.
4) Semua prosedur dan pengobatan dijelaskan sesuai dengan minat
dan tingkat pemahaman pasien.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
nutrien tidak adekuat.
Tujuan : Menghindari makanan pengiritasi dan menjamin masukan
nutrien adekuat.
Intervensi keperawatan :
1) Dukungan fisik dan emosi diberikan.
2) Pasien dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup mual,
muntah, sakit ulu hati dan kelelahan.
3) Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut selama beberapa
jam atau beberapa hari sampai gejala akut berkurang.
4) Bila terapi intravena diperlukan, pemberiannya dipantau dengan
teratur, sesuai dengan nilai elektrolit serum.
5) Bila gejala berkurang, pasien diberikan es batu diikuti dengan cairan
jernih.
6) Makanan padat diberikan sesegera mungkin untuk memberikan nutrisi
oral, menurunkan kebutuhan terhadap terapi intravena.
7) Meminimalkan iritasi pada mukosa lambung.
8) Bila makanan diberikan, adanya gejala yang menunjukkan
berulangnya episode gastritis dievaluasi dan dilaporkan.
9) Masukan minuman mengandung kafein dihindari, demikian juga
merokok.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
berlebihan karena muntah.
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan.
Intervensi keperawatan :
1) Masukan dan haluaran cairan setiap hari dipantau untuk mendeteksi
tanda – tanda awal dehidrasi.
2) Bila makanan dan minuman ditunda, cairan intravena biasanya
diberikan.
3) Masukan cairan ditambah nilai kalori diukur.
4) Nilai elektrolit dapat dikaji setiap 24 jam untuk mendeteksi indikator
awal ketidakseimbangan.
5) Pantau adanya indikator gastritis
6) Pantau tanda-tanda vital sesuai kebutuhan.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
Tujuan : Meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.
Intervensi keperawatan :
1) Pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi.
2) Diet diresepkan dan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori
harian pasien, makanan yang disukai, pola makan.
3) Pasien diberi daftar zat – zat untuk dihindari.
4) Antibiotik, obat – obatan untuk menurunkan sekresi lambung
diberikan sesuai resep.
5) Pasien dengan anemia pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan
terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.
e. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
Tujuan : Menghilangkan nyeri.
Intervensi keperawatan :
1) Pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan dan minuman yang
dapat mengiritasi mukosa lambung.
2) Perawat mengkaji tingkat nyeri.
3) Pantau kenyamanan pasien setelah penggunaan obat – obatan.
4) Hindari zat pengiritasi.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat
dan klien. beberapa petunjuk pada implementasi adalah :
a. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana.
b. Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat.
c. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi
d. Dokumentasi intervensi dan respons klien
5. Evaluasi
Bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses keperawatan
harus dievaluasi.
Hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan berkurangnya ansietas
b. Menghindari makan makanan pengiritasan, atau minuman yang
mengandung kafein atau alkoholik.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
1) Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
2) Minum 6 – 8 gelas air setiap hari.
3) Mempunyai haluaran urine 1 liter setiap hari.
4) Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.
5) Mematuhi program pengobatan.
6) Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi.
7) Menggunakan obat-obatan sesuai resep.
8) Melaporkan nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor, Irawati Setiawan, Edisi 9.
Jakarta; EGC
Mansjoer, A,. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid Pertama. Jakarta;
Media Aeusculapius,
Price, S.A,. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit,; alih bahasa,
Peter Anugrah; editor, Caroline Wijaya, Edisi 4. Jakarta; EGC
Smeltzer, S.C,. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ;
alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, Vol.2. Jakarta; EGC
Soeparman, S.W,. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,. Jakarta; Gaya Baru