Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KMB

DENGAN GASTRITIS DIPUSKESMAS KURIPAN


PROBOLINGGO

DISUSUN OLEH :
ALFIATUS SULAMAH
(14901.08.21155)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DENGAN GASTRITIS

MAHASISWA

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING RUANGAN

MENGETAHUI
KEPALA RUANGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang


bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,
dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan
inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang
lebih dikenal dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung (Beyer, 2011)
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering
diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan
cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh
penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi (Brunner, 2015).
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus
atau lokal dengan kerusakan “ Erosive” karena permukaan hanya pada
bagian mukosa.

B. Etiologi

Menurut Brunner, 2015 Gastritis disebabkan oleh kuman helicobacter


pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon
inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik.
Klasifikasi gastritis:
1. Gastritis akut
 Gastritis akut tanpa perdarahan
 Gastritis akut dengan perdarahan
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,
makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorganismepenyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol,
aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau
cairan pankreas.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobakter pylory.
( H.pylory)
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan
oleh refluks dari duodenum.
C. Manifestasi Klinis

manifestasi klinik pada penderita gastritis adalah sebagai berikut :


1. Tanda dan gejala gastritis akut Pada anamnesis biasanya didapatkan
keluhan abdomen yang tidak jelas seperti mual, muntah dan anoreksia
sehingga menyebabkan pemenuhan kebutuhan nutrisi harian
berkurang, intake nutrisi tidak adekuat, kehilangan cairan dan
elektrolit. Pada beberapa orang didapat keluhan yang lebih berat
seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan hematemesis yang
menimbulkan manifestasi kecemasan secara individu
2. Tanda dan gejala gastritis kronis
a. Gastritis sel plasma
b. Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
c. Nausea sampai muntah ampedu
d. Dyspepsia
e. Anoreksia
f. Berat badan menurun
g. Keluhan yang berhubungan dengan anemia
D. Pemeriksaan Penunjang
Bila seseorang didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan
dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas
penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri
Helycobacter
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes
darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi
akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacterpylori
atau tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam
feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam
feces. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung
dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dimatirasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi
harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang
satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi
yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan ondoskop.
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen
E. Penatalaksanaan Medis
1. Cara Perawatan Gastritis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah
dicerna dan tidak merangsang asam lambung.
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung,
seperti makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat
tepung.
c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung
seperti teh kopi, alkohol.
d. Makan secara teratur.
e. Minum obat secara teratur.
f. Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-Obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada
penyebabnya. Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung
dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotik untuk
menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi
lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila
timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.
Kategori obat pada gastritis adalah :
a. Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri.
b. Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang
diproduksi.
c. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan
menghambat H.pylori
F. Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa
hematomesis dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik.
Khusus untuk perdarahan saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan
dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama,
namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobater pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90%
pada tukak lambung. Diagnosis dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronik
Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan
saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak
dijumpai kelainan. Pada penderita gastritis kronik dapat terjadi atrofi
lambung menyebabkan gangguan penyerapan terutama vitamin B12
selanjutnya dapat menyebabkan anemia perniosa. Keduanya dapat
dipisahkan dengan memeriksa antibody terhadap faktor intrinsik.
Penderita anemia perniosa biasanya mempunyai antibody terhadap
faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya. Selain vitamin B12,
penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus
dapat menyebabkan penyempitan daerah antrum pylorus.
G. Pattofisiologi

Endoktosia, Bakteri, Alkohol, Aspirin, Luka, Stres, Nikotin, Makan berbumbu

Sekresi asam lambung Devisit Pengetahuan


Mengiritasi mukosa gaster Kurang informasi
Inflamasi pada mukosa gaster Perubahan status kesehatan
Gastritis
Perubahan status kesehatan Peradangan mukosa Atropi progresif epitel gaster
Stressor Sekresi asam lambung Intake yang kurang Dinding lambung menjadi tipis

Koping tidak adekuat Iritasi lambung Nyeri abdomen Absorbsi makanan terganggu

Ansietas /kecemasan Sensasi nyeri Klien tidak dapat Metabolisme KH. Protein
melakukan aktivitas

Nyeri Akut Intoleransi Aktivitas Anoreksia mual, muntah

Devisit Nutrisi
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Menurut Doengoes (2014), pengkajian merupakan tahap awal dari


proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu mengumpulkan data,
mengelompokkan data dan menganalisa data. Hal-hal yang perlu dikaji
dalam penanganan asuhan keperawatan penderita gangguan sistem
gastrointestinal ”gastritis” antara lain adalah :
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien :
a. Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Pola aktifitas sehari-hari (ADL) :
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
3) Pola Istirahat Tidur
4) Pola Aktifitas
5) Aspek Boi-Psiko-Sosial dan Spiritual
e. Pemeriksaan fisik
f. Keadaan Umum
g. Kesadaran
h. Faktor Psikologis
i. Toleransi/Kemampuan memahami tindakan
j. Koping

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan
respon aktual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan yang
perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon
aktual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan
literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu dan konsultasi
dengan profesional lain. Diagnosa keperawatan pada gastritis meliputi
(Nurarif .A.H, 2015)

Diagnosa
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan

Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi:


tindakan keperawatan
a. Identifikasi lokasi,
selama 1x24 jam
karakteristik, durasi,
diharapkan nyeri teratasi
frekuensi, kualitas,intensitas
dengan kriteria hasil:
nyeri
Keluhan nyeri menurun
b. Identifikasi skala nyeri
(5)
c. Identivikasirespon nyeri non
Meringis menurun(5)
verbal
Sikap protektif
d. Identivikasi faktor yang
menurun(5)
memperberat dan
Gelisah menurun(5)
memperingan nyeri
Kesulitan tidur
e. Identivikasi pengetahuan dan
menurun(5)
keyakinan tentang nyeri
Frekuensi nadi
f. Identivikasi pengaru budaya
membaik(5)
terhadap respon nyeri
g. Identivikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
i. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapiutik :

a. Berikan teknik non


farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis
dansumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi :

a. Jelaskan penyebab periode


dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:

a. Kolaborasi pemberian
analgetik.jika perlu

Devisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi:


tindakan keperawatan
selama 1x 24 jam
a. Identivikasi status nutrisi
diharapkan nutrisi
b. Identivikasi alergi dan
membaik dengan
intoleransi makanan
kriteria hasil :
c. Identivikasi makanan yang
 Porsi makanan yang disukai
dihabiskan d. Identivikasi kebutuhan kalori
meningkat (5) dan jenis nutrien
 Nyeri abdomen e. Identivikasi perlunya
menurun(5) penggunaan selang
 Berat badan nasogastrik
membaik(5) f. Monitor asupan makanan

 Indeks massa tubuh g. Monitor berat badan

membak (5) h. Monitor hasil pemeriksaan


laboratorium

Terapeutik :

a. Lakukan oral hygiene


sebelum makan. Jika perlu
b. Fasilitasi menentukan
pedoman diet
c. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
d. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
e. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
f. Berikan suplemen makanan
g. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
a. Anjurkan psisi duduk
b. Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi :

a. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Intoleransi Setelah dilakukan Observasi :


aktivitas
tindakan keperawatan
a. Identivikasi gangguan fungsi
selama 1 x 24 jam
tubuh yang mengakibatkan
diharapkanaktivitas
kelelahan
meningkatdengan
b. Monitor kelelahan fisik dan
kriteria hasil :
emosional
 Frekuensi nadi c. Monitor pola dan jam tidur

meningkat (5) d. Monitor lokasi dan


ketidaknyamanan selama
 Keluhan lelah
melakukan aktivitas
menurun(5)
 Warna kulit Terapiutik :
membaik(5)
a. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
b. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
c. Berikan aktivitas diatraksi
yang menenangkan
d. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
dipindah atau berjalan

Edukasi :

a. Anjurkan tirah baring


b. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
c. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi :

a. Kolaborasi dengan ahli gii


tentang cara meningkatkan
asupan makanan

Ansietas/ Setelah dilakukan Observasi :


kecemasan
tindakan keperawatan
a. Identivikasi saat tingkat
selama 1 x 24 jam
ansietas berubah
kecemasan menurun
b. Identivikasi kemampuan
dengan kriteria hasil :
mengambil keputusan
 Verbalisasi c. Monitor tanda tanda ansietas
kebingungan
Terapeutik :
menurun (5)
 Perilaku gelisa a. Ciptakan suasana terapeutik
menurun(5) untuk menumbuhkan
 Perilaku tegang kepercayaan
b. Temani pasien untuk
menurun (5) mengurngi kecemasan
 Konsentrasi c. Pahami situasi yang
membaik (5) membuat ansietas
 Pola tidur membaik d. Dengarkan dengan penuh
(5) perhatian
e. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
f. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan motivasi
mengidentivikasi situasi
yang menyebabkan
kecemasan
g. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

Edukasi :

a. Jelaskan prosedur, termasuk


sensasi yang mungkin
dialami
b. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
d. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
e. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
f. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
g. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
h. Latih teknik relaksasi

Terapeutik :

a. Kolaborasi pemberian obat


antiansietas.

Defisit Setelah dilakukan Observasi :


pengetahuan
tindakan keperawatan
a. Identivikasi kesiapan dan
selama 1 x 24 jam
kemampuan menerima
diharapkan pengetahuan
informasi
meningkat dengan
b. Identivikasi faktor-faktor
kriteria hasil :
yang dapat meningkatkan
 Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
pengetahuan perilaku hidup bersih dan
meningkat (5) sehat
 Pertanyaan tentang
Terapeutik:
masalah yang
dihadapi menurun a. Sediakan materi dan media
(5) pendidikan kesehatan
 Perilaku membaik(5) b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi :

a. Jelaskan faktor resiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
b. Anjurkan perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Anjurkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2011. Gastritis. EGC : JakartaBrunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.
Doengoes. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction:
Jogjakarta.
Wijayaningsih, Kartika sari. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Tim Pokja SDKI,SLKI,SIKI. (2019).SDKI Devinisi Dan Indikator Diagnostik,
SLKI Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan,SIKI Definisi Dan
Tindakan Keperawatan.Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai