Dosen Pembimbing :
Endrian MJW, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
SRI NURJANAH
2103277044
B. Etiologi
1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2. Bahan-bahan kimia
3. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
4. Refluks usus ke lambung.
5. Endotoksin.
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat
ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Manifestasi tersebut adalah:
1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang
mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.
E. Patofisiologi Penyakit
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-
faktor itu adalah :
1. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu
3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.
Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisik
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah
infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier
pada penderita strees fisik biasanya tidak terganggu. Hal itu yang
membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada
gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak
sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen
lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.
F. Pathway
Konsumsi obat penghilang nyeri / etiologi lain
Nyeri spigastrik
Nyeri
Meningkatkan permeabilitas
kapiler terhadap protein
Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Mual dan muntah
G. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat baring
2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang.
3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 – 100
mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-
kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
4. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan
radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila
digunakan kontras ganda.
1. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian
biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai
erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah.
Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang
tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri
dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu
terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan lesi yang sudah
mengalami penyembuhan.
2. Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna
dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan
endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin.
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis,
tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan.
Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat
dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.
I. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
3. Jarang terjadi perforasi
A. Pengkajian
terus menerus mengenai keadaan pasien. Adapun tujuan utama dari pada
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil
f. Seksualitas/reproduksi
g. Peran
E. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
operasi.
2. Mata
optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
(nervus I).
4. Mulut
5. Dada
dada.
6. Abdomen
7. Ekstremitas
b. Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada
sendi.
c. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan
grafitasi.
tekanan pemeriksaan.
berkurang.
f. Nilai 5 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan
penuh.
F. ANALISA DATA
ulang)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
DS:
3 Konsumsi obat penghilang
- Nyeri abdomen
nyeri
- Muntah
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba
Mengurangi prostaglandin
setelah makan Perubahan
yang bertugas melindungi
DO: Nutrisi
dinding lambung
- Diare kurang dari
- Rontok rambut yang kebutuhan
berlebih tubuh
Dinding lambung dilindungi
- Kurang nafsu makan
oleh mukosa bicarbonate
- Bising usus berlebih
rusak
- Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah
Meningkatkan permeabilitas
kapiler thd protein
Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastropati antara lain :
a) Nyeri berhubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastrik.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan
mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan
dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan.
H. RENCANA KEPERAWATAN
I. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition.
Ilmu.
Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta