Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN


MASALAH GASTROPHATY DI RUANG ASTER
RSUD KOTA BANJAR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Belajar


Klinik Program Studi S1 Keperawatan STIkes Muhammadiyah
Ciamis

Dosen Pembimbing :
Endrian MJW, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
SRI NURJANAH
2103277044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jl. Ahmad Dahlan No. 20 Tlp. 0265-773052 Fax. 0265-
771931 Ciamis 46216 Website : stikesmucis.ac.id
2023

1. GAMBARAN KLINIS PENYAKIT


A. Pengertian
Gastropati erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman
(misalnya pada pneumonia, virus influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau
karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang
mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang
difus di mukosa lambung, dengan erosi-erosi yang mungkin berdarah. Sering kali
nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan
yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis.
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan
erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari
gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa
lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.
Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat,
sebagai penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan
penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang menyebabkan
kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita
gastropati akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak
tercapai.
Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang
sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.

B. Etiologi
1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2. Bahan-bahan kimia
3. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
4. Refluks usus ke lambung.
5. Endotoksin.
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat
ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Manifestasi tersebut adalah:
1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang
mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.

D. Tanda dan Gejala


Sebagian penderita datang berobat karena muntah darah. Sering penderita
tersebut tidak mempunyai keluhan tertentu sebelumnya dan sebagian besar
penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti : Nyeri epigastrium
yang tidak hebat, kadang-kadang disertai mual dan muntah .Pemeriksaan fisik
sering tidak membantu. Kadang-kadang dijumpai nyeri tekan yang ringan saja
pada daerah epigastrium.

E. Patofisiologi Penyakit
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-
faktor itu adalah :
1. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu
3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.
Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisik
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah
infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier
pada penderita strees fisik biasanya tidak terganggu. Hal itu yang
membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada
gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak
sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen
lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.
F. Pathway
Konsumsi obat penghilang nyeri / etiologi lain

Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung

Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak

Peningkatan asam lambung

Inflamasi mukosa lambung

Kerusakan langsung mukosa lambung

Nyeri spigastrik

Nyeri

Mual dan muntah

Meningkatkan permeabilitas 
kapiler  terhadap protein

Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Mual dan muntah

Kekurangan vol cairan

G. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat baring
2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang.
3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 – 100
mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-
kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
4. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.

H. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan
radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila
digunakan kontras ganda.
1. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian
biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai
erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah.
Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang
tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri
dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu
terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan lesi yang sudah
mengalami penyembuhan.
2. Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna
dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan
endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin.
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis,
tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan.
Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat
dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.

I. Komplikasi
Komplikasi yang penting adalah :
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
3. Jarang terjadi perforasi

2. GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan adalah sesuatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh

seseorang pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari berupa bimbingan,

pengawasan, perlindungan. (Brunner & suddarth, 2009).

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara

sistemik mengenai kesehatan pasien, mengelompokkan data, menganalisis

data tersebut sehingga dapat pengkajian adalah memberikan gambaran secara

terus menerus mengenai keadaan pasien. Adapun tujuan utama dari pada

pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus-menerus mengenai

keadaan pasien yang mungkin perawat dapat merencanakan asuhan

keperawatan. (Arif mutaaq 2013).

Pengkajian pada laparotomi meliputi identitas klien keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,

riwayat penyakit psikososial.

a.       Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor

register, dan diagnosis medis.

B. Keluhan Utama

Sering  menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah

nyeri pada abdomen.

C. Riwayat Kesehatan

a.   Riwayat kesehatan sekarang

Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil

sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan

penanganan secara medis.

b.   Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit.


c.   Riwayat kesehatan keluarga

Bisanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes

melitus,atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.

d.   Riwayat psikososial dan spiritual

Peranan  pasien  dalam  keluarga  status emosional meningkat, interaksi

meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan,

hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan

apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari.

D. Aktivitas sehari-hari (sebelum dan selama sakit)

a.       Pola Nutrisi

b.      Pola Eliminasi

c.       Pola Personal Hygiene

d.      Pola Istirahat dan Tidur

e.       Pola Aktivitas dan Latihan

f.       Seksualitas/reproduksi

g.      Peran

h.      Persepsi diri/konsep diri

i.        Kognitif diri/konsep diri

j.        Kognitif perceptual

E. Pemeriksaan Fisik

1.   Kepala

pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat

operasi.

2.   Mata

penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus

optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),

gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam

menggerakkan boal mata kalateral (nervus VI).


3.   Hidung

Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius

(nervus I).

4.   Mulut

Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus

adanya kesulitan dalam menelan.

5.  Dada

Inspeksi                           : Kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih

dada.

Palpasi                             : Ada tidaknya nyeri tekan dan massa.

Perkusi                            : Mendengar bunyi hasil perkusi.

Auskultasi                       : Mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.

6.   Abdomen

Inspeksi                           : Bentuk, ada tidaknya pembesaran.

Auskultasi                       : Mendengar bising usus.

Perkusi                            : Mendengar bunyi hasil perkusi.

Palpasi                            : Ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi.

7.   Ekstremitas

Pengukuran otot menurut (Arif Mutaqqin, 2012)

a. Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.

b. Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada

sendi.

c. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan

grafitasi.

d. Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan

tekanan pemeriksaan.

e. Nilai 4: Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya

berkurang.
f. Nilai 5 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan
 

penuh.

F. ANALISA DATA

NO  DATA  ETIOLOGI  MASALAH 

1 DS: Konsumsi obat penghilang Nyeri


- Laporan secara verbal nyeri
DO:
- Posisi untuk menahan
nyeri Mengurangi prostaglandin
- Tingkah laku berhati- yang bertugas melindungi
hati dinding lambung
- Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek,
sulit atau gerakan Dinding lambung dilindungi
kacau, menyeringai) oleh mukosa bicarbonate
- Terfokus pada diri rusak
sendiri
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi Peningkatan asam lambung
waktu, kerusakan
proses berpikir,
penurunan interaksi Inflamasi mukosa lambung
dengan orang dan
Kerusakan langsung mukosa
lingkungan)
lambung
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan, Nyeri spigastrik

menemui orang lain


dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang- nyeri

ulang)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

2 DS : Konsumsi obat penghilang Kekurangan


- Haus nyeri volume
DO: cairan
- Penurunan turgor
kulit/lidah Mengurangi prostaglandin
- Membran yang bertugas melindungi
mukosa/kulit kering dinding lambung
- Peningkatan denyut
nadi, penurunan
tekanan darah, Dinding lambung dilindungi
penurunan oleh mukosa bicarbonate
volume/tekanan nadi rusak
- Pengisian vena
menurun
- Perubahan status Peningkatan asam lambung
mental
- Konsentrasi urine
meningkat Inflamasi mukosa lambung
- Temperatur tubuh
Kerusakan langsung mukosa
meningkat lambung
- Kehilangan berat
badan secara tiba-tiba
- Penurunan urine Mual dan muntah
output
Kekurangan vol cairan
- HMT meningkat
- Kelemahan

DS:
3 Konsumsi obat penghilang
- Nyeri abdomen
nyeri
- Muntah
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba
Mengurangi prostaglandin
setelah makan Perubahan
yang bertugas melindungi
DO: Nutrisi
dinding lambung
- Diare kurang dari
- Rontok rambut yang kebutuhan
berlebih tubuh
Dinding lambung dilindungi
- Kurang nafsu makan
oleh mukosa bicarbonate
- Bising usus berlebih
rusak
- Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah

Peningkatan asam lambung

Inflamasi mukosa lambung

Kerusakan langsung mukosa


lambung
Mual dan muntah

Meningkatkan permeabilitas 
kapiler  thd protein

Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastropati antara lain :
a) Nyeri berhubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastrik.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan
mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan
dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan.
H. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Hasil

Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
Agen injuri (biologi,  pain control, secara komprehensif
kimia, fisik,  comfort level termasuk lokasi,
psikologis), kerusakan Setelah dilakukan karakteristik, durasi,
jaringan tinfakan keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor
selama 3 x 24 jam presipitasi
DS: Pasien tidak mengalami  Observasi reaksi nonverbal
- Laporan secara nyeri, dengan kriteria dari ketidaknyamanan
verbal hasil:  Bantu pasien dan keluarga
DO:  Mampu mengontrol untuk mencari dan
- Posisi untuk nyeri (tahu penyebab menemukan dukungan
menahan nyeri nyeri, mampu  Kontrol lingkungan yang
- Tingkah laku menggunakan tehnik dapat mempengaruhi nyeri
berhati-hati nonfarmakologi untuk seperti suhu ruangan,
- Gangguan tidur mengurangi nyeri, pencahayaan dan kebisingan
(mata sayu, tampak mencari bantuan)  Kurangi faktor presipitasi
capek, sulit atau  Melaporkan bahwa nyeri
gerakan kacau, nyeri berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri
menyeringai) dengan menggunakan untuk menentukan intervensi
- Terfokus pada diri manajemen nyeri  Ajarkan tentang teknik non
sendiri  Mampu mengenali farmakologi: napas dala,
- Fokus menyempit nyeri (skala, relaksasi, distraksi, kompres
(penurunan persepsi intensitas, frekuensi hangat/ dingin
waktu, kerusakan dan tanda nyeri)  Berikan analgetik untuk
proses berpikir,  Menyatakan rasa mengurangi nyeri: ……...
penurunan interaksi nyaman setelah nyeri  Tingkatkan istirahat
dengan orang dan berkurang  Berikan informasi tentang
lingkungan)  Tanda vital dalam nyeri seperti penyebab nyeri,
- Tingkah laku rentang normal berapa lama nyeri akan
distraksi, contoh :  Tidak mengalami berkurang dan antisipasi
jalan-jalan, gangguan tidur ketidaknyamanan dari
menemui orang lain prosedur
dan/atau aktivitas,  Monitor vital sign sebelum
aktivitas berulang- dan sesudah pemberian
ulang) analgesik pertama kali
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan
autonomic dalam
tonus otot (mungkin
dalam rentang dari
lemah ke kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Ketidakseimbangan NOC:  Kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari a. Nutritional status: makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient  Kolaborasi dengan ahli gizi
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : untuk menentukan jumlah
Ketidakmampuan untuk food and Fluid Intake kalori dan nutrisi yang
memasukkan atau c. Weight Control dibutuhkan pasien
mencerna nutrisi oleh Setelah dilakukan  Yakinkan diet yang
karena faktor biologis, tindakan keperawatan dimakan mengandung
psikologis atau selama 3 x 24 jam tinggi serat untuk
ekonomi. nutrisi kurang teratasi mencegah konstipasi
DS: dengan indikator:  Ajarkan pasien bagaimana
- Nyeri abdomen  Albumin serum membuat catatan makanan
- Muntah  Pre albumin serum harian.
- Kejang perut  Hematokrit  Monitor adanya penurunan
- Rasa penuh tiba-tiba  Hemoglobin BB dan gula darah
setelah makan  Total iron binding  Monitor lingkungan selama
DO: capacity makan
- Diare  Jumlah limfosit  Jadwalkan pengobatan dan
- Rontok rambut yang tindakan tidak selama jam
berlebih makan
- Kurang nafsu makan  Monitor turgor kulit
- Bising usus berlebih  Monitor kekeringan,
- Konjungtiva pucat rambut kusam, total
- Denyut nadi lemah protein, Hb dan kadar Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
 Kelola pemberan anti
emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oval

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Berhubungan dengan:  Fluid balance  Pertahankan catatan
- Kehilangan volume  Hydration intake dan output yang
cairan secara aktif  Nutritional Status : akurat
- Kegagalan Food and Fluid  Monitor status hidrasi
mekanisme Intake ( kelembaban membran
pengaturan Setelah dilakukan mukosa, nadi adekuat,
tindakan keperawatan tekanan darah ortostatik
DS : selama 3 x 24 jam ), jika diperlukan
- Haus defisit volume cairan  Monitor hasil lab yang
DO: teratasi dengan kriteria sesuai dengan retensi
- Penurunan turgor hasil: cairan (BUN , Hmt ,
kulit/lidah  Mempertahankan osmolalitas urin,
- Membran urine output sesuai albumin, total protein )
mukosa/kulit kering dengan usia dan BB,  Monitor vital sign
- Peningkatan denyut BJ urine normal, setiap 15menit – 1 jam
nadi, penurunan  Tekanan darah, nadi,  Kolaborasi pemberian
tekanan darah, suhu tubuh dalam cairan IV
penurunan batas normal  Monitor status nutrisi
volume/tekanan nadi  Tidak ada tanda  Berikan cairan oral
- Pengisian vena tanda dehidrasi,  Berikan penggantian
menurun Elastisitas turgor nasogatrik sesuai output
- Perubahan status kulit baik, membran (50 – 100cc/jam)
mental mukosa lembab,  Dorong keluarga untuk
- Konsentrasi urine tidak ada rasa haus membantu pasien
meningkat yang berlebihan makan
- Temperatur tubuh  Orientasi terhadap  Kolaborasi dokter jika
meningkat waktu dan tempat tanda cairan berlebih
- Kehilangan berat baik muncul meburuk
badan secara tiba-tiba  Jumlah dan irama  Atur kemungkinan
- Penurunan urine pernapasan dalam tranfusi
output batas normal  Persiapan untuk
- HMT meningkat  Elektrolit, Hb, Hmt tranfusi
- Kelemahan dalam batas normal  Pasang kateter jika
 pH urin dalam batas perlu
normal  Monitor intake dan urin
 Intake oral dan output setiap 8 jam
intravena adekuat

I. Implementasi Keperawatan

 Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

kestatus kesehatan yang  baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan (Potter & Perry, 2011). 


J. Evaluasi Keperawatan

Menurut Craven dan Hirnle (2011) evaluasi didefenisikan sebagai

keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan

klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.

Tujuan evaluasi antara lain :

a.   Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.

b.  Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan

keperawatan yang telah diberikan.

c.   Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

d.   Mendapatkan umpan balik

e.  Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Brunner and suddart. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition.

J.B. Lippincott Campany, Philadelpia.

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (2011). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2012. Capita ,Selekta Kedokteran. Bakarta :Media Aesculapius.


Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Masalah Yang Lazim Muncul

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

Edisi II. Salemba Medika. Jakarta

 Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2010. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth

Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai