Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. F.

W DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
DI RUANGAN MARKUS RSU GMIM
BETHESDA TOMOHON

Di Susun oleh :
Farlan Wewengkang
Juonedi Mangumbahang

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON
2023
LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman

(misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain)

atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-

obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain).

Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin

berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut

erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa

muskularis. Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk

berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.

Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang

berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat,

sebagai penyakitpenyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.

Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang

menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas.

Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering

diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan

pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan keluhan

penderita yang ringan saja.(Asmadi,2008)


B. Etiologi

Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang

sering dijumpai ialah :

a. Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam dosis

rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.

b. Bahan kimia misalnya lisol

c. Merokok

d. Alkohol

e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan,gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat.

f. Refluks usus lambung

g. Endotoksin .(Asmadi,2008)

C. Klasifikasi

Klasifikasi dari gastritis menurut Wim de Jong et al (2005)dikutip Amin &

Hardhi (2015) adalah:

1. Gastritis Akut

a. Gastritis akut tanpa pendarahan

b. Gastritis akut dengan perdarahan (Gastritis hemoragik atau Gastritis

erosive)

Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat,

makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung


mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol,

aspirin, NSAID, lisol, refluks empedu atau cairan pankreas.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau

maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. pylory).

3. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga Gastritis infektiosa, disebabkan oleh

refluks dari duodenum.

D. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat

ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.

Manifestasi tersebut adalah:

a. Muntah darah

b. Nyeri epigastrium

c. Neusa dan rasa ingin vomitus

d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik biasanya

tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat

hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi,

pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.(Asmadi,2008)

E. Patofisiologi

Patofisiologi Gastritis Ketidakpatuhan terhadap pola makan, obat-obatan,

alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung.
Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari

autodigesti oleh asam klorida dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka

terjadi difusi asam klorida ke mukosa lambung dan asam klorida akan

merusak mukosa. Kehadiran asam klorida di mukosa lambung menstimulasi

perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan

histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan peningkatan

permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke

ekstrasel dan menyebabkan edema serta kerusakan kapiler sehingga timbul

perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan regenerasi

mukosa oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya

namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan

terus terjadi. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga

lapisan mukosa lambung dapat menghilang (Ardiansyah, 2012).

F. Komplikasi

Komplikasi yang penting adalah :

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.

Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat

menyebabkan kematian.

b. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.

c. Jarang terjadi perforasi.(Asmadi,2008)

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan

ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau

terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

b. Histopatologi.

Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak

pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah

sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh

karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin.

c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak

maksimal.

d. Laboraturium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk

penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia

bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau

normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan

vitamin B 12.(Asmadi,2008)

H. Penatalaksanaan

a. Istirahat baring

b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.

Hindari bahan-bahan yang merangsang.

c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 –

100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh

kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.


d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit

sebelum makan.

e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan. (Asmadi,2008)

I. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM Gouthy Arthritis


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas di dapat melalui wawancara meliputi (umur ,jenis kelamin) dan

penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang

dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi,

penggunaan obat-obatan tertentu.

b. Keluhan utama yang dirasakan klien sehingga dibawa kerumah sakit.

Biasanya keluhan utama pasien mengeluh nyeri.

c. Riwayat Kesehatan, meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit

keturunan atau tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang

dialami saat ini adanya alergi obat atau makanan.

d. Riwayat penyakit dahulu, meliputi apakah pasien tersebut pernah opname

atau tidak sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita sebelumnya.

e. Riwayat sosial, mengkaji tentang bagaimana hubungan klien dengan

petugas Kesehatan, hubungan klien dengan sesame pasien, dan hubungan

pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar dimana tinggal.

f. Riwayat Spiritual, yaitu apakah klien memiliki iman kepercayaan sendiri

g. Pola kebiasaan sehari-hari, didalamnya meliputi nutrisi dan cairan, pola

eliminasi, kebutuhan istirahat dan tidur, personal hygiene, ketergantungan,

dan pola aktivitas, dan ditanyakan serta akan dibandingkan sebelum masuk

rumah sakit dan pada saat dikaji.

h. Pemeriksaan fisik (head to toe), keadaan umum, kesadaran, TTV, dan

pengkajian fisik dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut, leher, dada,
abdomen, genetalia, anus, ekstremitas atas dan bawah, kulit, pemeriksaan

ini dengan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

i. Pemeriksaan penunjang, dilaboratorium biasanya pemeriksaan hematologi

dan elektrolit

j. Terapi medis, obat-obatan yang diberikan serta terapi nonfarmakologis

setelah melakukan pengkajian keperawatan maka akan

dilaksanakan/dilakukan pengelompokkan dan setelah itu Analisa data.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. (PPNI 2017).

a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis

b. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal

c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan geja penyakit

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat

yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran

(outcome) yang diharapkan (SIKI, 2018). Dalam intervensi keperawatan

terdapat juga kriteria hasil, dalam menentukan kriteria hasil menggunakan

prinsip SMART.

S : Spesifik ( harus spesifik, sehingga tidak muncul arti ganda)

M : Measurble ( harus dapat diukur, khusunya tentang perilaku klien dapat

diukur, dilihat, didengar, diraba dan dirasakan)

A : Achierable ( harus dicapai)


R : Reasonable ( harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah)

T : Time ( tercapai dengan waktu yang ditetapkan)

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan , menurut Setiadi (2018), adalah pemberian asuhan

keperawatan yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pelaksanaan

tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan

untuk memenuhi kebutuhan fisik emosional. Pendekatam tersebut meliputi

tindakam: independen, interdependen, dan dependen. Tindakan keperawatan

dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara

professional sebagaimana terdapat dalam standard praktik keperawatan.

a. Independen

Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau

tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan

diagnose keperawatan. Tindakan keperawatan merupaka suatu respon

dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan

keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalaman.

b. Interdependen

Tindakan keperawatan interdependen adalah tindakan yang lebih

memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya

pada ahli gizi, fisioterapi, tenaga social dan dokter.

c. Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan

medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis

dilakukan.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Deon dan Betan (2018), evaluasi keperawatan adalaah tahap akhir

dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan

terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan

dengan melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk melihat

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan. Dalam evaluasi keperawatan

diukur menggunakan SOAP yaitu:

S : Subjektif (pertanyaan atau keluhan dari pasien)

O : Objektif (data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga)

A : Analisis (kesimpulan dari subjektif dan objektif)

P : Planning (rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisa)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. F.W DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
DI RUANGAN MARKUS RSU GMIM
BETHESDA TOMOHON
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Diagnosa Medis : Gastritis

Nama : Tn. F.W

Umur : 18 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Desa Rambunan, Kec. Sonder

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Status : Belum menikah

Tanggal MRS : 23 Mei 2023 Jam : 07:30

Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2023 Jam : 09:00

No.RM :

No.Reg :

B. Penanggung Jawab

Nama : Tn. J.M

Umur : 40 Tahun

Alamat : Desa Rambunan, Kec. Sonder

Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA

Hubungan dengan klien: Ayah

C. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati

D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan pada tanggal 23 Mei 2023 sekitar
pukul 04:00 subuh klien merasakan nyeri pada ulu hati, klien merasa
pusing, mengeluh mual dan muntah sudah 2x dan klien mengatakan
sudah BAB dengan konsistensi cair sebanyak 4x keluarga klien
mengatakan penyebab terjadinya nyeri secara tiba-tiba tidak di ketahui
dan pada saat nyeri hanya dibiarkan dan tidak meminum obat apa pun
dan langsung di antar ke RSU GMIM Bethesda Tomohon, setibanya di
IGD klien dilakukan pemeriksaan dan tindakan. Pada pukul 07:30
klien dipindahkan ke ruangan rawat inap Markus.
Saat dikaji klien mengatakan merasakan nyeri ulu hati dengan skala
nyeri 6, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, klien mengeluh
mual dan muntah sebanyak 2x, klien mengeluh tidak nyaman, dan
klien mengatakan BAB cair sudah 5x, serta klien terlihat tampak
meringis, klien tampak lemah.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan belum pernah mempunyai riwayat penyakit
yang sama sebelumya dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
yang sama ataupun riwayat penyakit kronis.

E. Riwayat Psikologi
1. Tanggapan Pasien dengan penyakitnya
Klien mengatakan bahwa ia merasa terganggu dengan nyeri, mual,
dan muntah yang dirasakan. Namun klien sudah menerima keadaannya
sekarang atau menerima penyakit yang dialaminya.
2. Harapan Pasien terhadap pengobatan dan perawatan
Klien mengatakan berharap dengan pengobatan dan perawatan dari
rumah sakit dapat membantu klien mengalami kesembuhan.
3. Harapan pasien terhadap pendampingan keluarga dan biaya perawatan
Klien mengatakan berharap kepada keluarganya untuk tetap sabar
dalam menjaganya, terutama Ayah klien begitu sabar dalam
mendampingi klien dalam masa perawatan, serta keluarga klien
mengatakan bersyukur bila mendapat bantuan BPJS selama dalam
perawatan.

F. Riwayat Sosial
1. Hubungan pasien dengan petugas kesehatan
Klien mengatakan dapat berhubungan baik dengan petugas
kesehatan
2. Hubungan pasien dengan sesame pasien
Klien mengatakan dapat berhubungan baik dengan sesama pasien
3. Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar dimana
tinggal
Klien mengatakan sebelum sakit klien berhubungan baik dengan
keluarga dan bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat sekitar
dimana klien tinggal.

G. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin dalam mengikuti
ibadah dan berdoa, saat dikaji klien mengatakan selalu mendoakan
penyakit klien dan meyakini serta percaya bahwa Tuhan pasti
menyembuhkan dan memberi yang terbaik untuk klien melalui perawatan
di RS.

H. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi dan Cairan
Sebelum sakit : Makan 1-2x sehari ( Jenis : nasi, ikan, sayur dan buah
jika ada), klien mengatakan makan tidak teratur.

Minum 6-7 gelas sehari ( 1 gelas berisi 300ml), jenis


air putih. Klien mengatakan sering mengonsumsi
minuman beralkohol

Saat dikaji : Makan 3x sehari (jenis : bubur dan buah)

Minum 15 gelas sehari ( 1 gelas berisi 300ml), jenis


air putih.

2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari, berwarna kuning, konsistensi lembek
BAK 3-4x sehari, berwarna kuning
Saat dikaji : BAB cair sebanyak 5x , berwarna kuning, konsistensi
cair
BAK 5-6x sehari, berwarna kuning jernih

3. Kebutuhan istirahat dan tidur


Sebelum sakit : Tidur malam kurang lebih 8 jam
Tidur siang kurang lebih 2 jam
Saat dikaji : Klien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun
dikarenakan merasa nyeri

4. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x sehari, sikat gigi
2x sehari
Saat dikaji : Mandi 1x sehari, seringkali dibantu oleh keluarga

5. Ketergantungan/Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.
6. Aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan beraktivitas sangat aktif apalagi
dalam kegiatan sehari-hari
Saat dikaji : Klien mengatakan hanya terbaring ditempat tidur
karena merasa lemah

I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak gelisah dan meringis kesakitan
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 MmHg SB : 36,2*c
N : 110x/m SPO2: 97%
R : 20x/m
4. Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut berwarna hitam, kulit
kepala sedikit berminyak, distribusi rambut merata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
b) Mata
Inspeksi : Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis,
sklera berwarna putih, pergerakan bola mata baik,
keadaan pupil baik, kornea baik, bulu mata merata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu mendengar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
d) Hidung
Inspeksi : Tidak ada penumpukan secret (lendir)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
e) Mulut
Inspeksi : Bibir berwarna merah muda, mukosa bibir kering
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f) Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
g) Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada retraksi dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
Auskultasi : Jantung : terdengar bunyi jantung S1 dan S2
Paru : terdengar bunyi napas normal yaitu seperti
helaan atau hembusan.
h) Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar
Palpasi : Terdapat nyeri tekan di abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi pekat
Auskultasi : Terdengar bunyi bissing usus hiperaktif
i) Genetalia
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
j) Anus
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
k) Ekstremitas atas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, pergerakan otot baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
l) Ekstremita bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
m) Kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang
Palpasi : turgor kulit baik

J. Pemeriksaan Penunjang
K. Terapi Medis
a. Obat oral
- Omeprazole 20mg 2x1 tablet
- Domperidone 10mg 3x1 tablet
- Paracetamol 500mg 3x1 tablet
- Ciproflaxacin 500mg 2x1 tablet

L. Pengelompokkan Data
 Data Subjektif
- Klien mengatakan nyeri ulu hati
- Klien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri sedang)
- Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Klien mengatakan merasa pusing
- Klien mengatakan mual dan muntah sudah 2x
- Klien mengatakan BAB cair sudah 5x
- Klien mengeluh tidak nyaman
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan sering mengonsumsi
minuman beralkohol

 Data Objektif
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemah
- Nyeri tekan di abdomen
- Terdengar bunyi usus hiperaktif
- Tekanan darah meningkat TD: 130/90 mmhg
- Frekuensi nadi meningkat N:110x/m
M. Analisa Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: Agen pencedera Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri ulu fisiologis
hati
- Klien mengatakan skala
nyeri 6 (nyeri sedang)
- Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
DO:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Nyeri tekan di abdomen
- Tekanan darah meningkat
TD: 130/90 mmhg
- Frekuensi nadi meningkat
N:110x/m

2. DS: Inflamasi Diare


- Klien mengatakan Gastrointestinal
mengatakan merasa pusing
- Klien mengatakan BAB cair
sudah 5x
DO:
- Terdengar bunyi usus
hiperaktif
3. DS: Gejala penyakit Gangguan Rasa
- Klien mengeluh tidak Nyaman
nyaman
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan mual dan
muntah sudah 2x
- Klien mengatakan sering
mengonsumsi minuman
beralkohol
DO:
- Klien tampak lemah

2. Diangnosis Keperawatatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d Klien mengatakan nyeri ulu
hati, Klien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri sedang), Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk, Klien tampak meringis, Klien tampak gelisah,
nyeri tekan di abdomen, tekanan darah meningkat TD: 130/90 mmhg, dan
frekuensi nadi meningkat N:110x/m.
2. Diare b.d Inflamasi Gastrointestinal d.d Klien mengatakan Klien
mengatakan mengatakan merasa pusing, Klien mengatakan BAB cair
sudah 5x, dan terdengar bunyi usus hiperaktif.
3. Gangguan rasa nyaman b.d Gejala penyakit d.d Klien mengeluh tidak
nyaman, klien mengatakan sulit tidur, Klien mengatakan mual dan muntah
sudah 2x, Klien mengatakan sering mengonsumsi minuman beralkohol
dan Klien tampak lemah.

3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis d.d intervensi keperawatan Observasi
Klien mengatakan nyeri ulu selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi lokasi, karakteristik,
hati, Klien mengatakan Tingkat nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas,
skala nyeri 6 (nyeri dengan kriteria hasil: intensitas nyeri.
sedang), Klien mengatakan -Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
nyeri seperti ditusuk-tusuk, -Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
Klien tampak meringis, -Gelisah menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada
Klien tampak gelisah, nyeri -Tekanan darah membaik kualitas hidup
tekan di abdomen, tekanan -Frekuensi nadi membaik - Monitor keberhasilan terapi
darah meningkat TD: komplementer yang sudah
130/90 mmhg, dan diberikan
frekuensi nadi meningkat - Monitor efek samping penggunaan
N:110x/m. analgetic
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
merdakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2. Diare b.d Inflamasi Setelah dilakukan Manajemen Diare


Gastrointestinal d.d Klien intervensi keperawatan Observasi
mengatakan Klien selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi penyebab diare
mengatakan mengatakan eliminasi fekal mebaik - Identifikasi riwayat pemberian
merasa pusing, Klien dengan kriteria hasil: makanan
mengatakan BAB cair - Kontrol pengeluaran - Identifikasi gejala invaginasi
sudah 5x, dan terdengar feses meningkat - Monitor warna, volume,
bunyi usus hiperaktif. - Konsistensi feses frekuensi, dan konsistensi
membaik - Monitor tanda dan gejala
- Frekuensi defekasi hypovolemia
membaik - Monitor iritasi dan ulserasi kulit
- Peristaltic usus didaerah perianal
membaik - Monitor jumlah pengeluaran diare
- Monitor keamanan penyiapan
makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Pasang jalur intravena
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
- Ambil sampel feses untul kultur,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
- Kolaborasi pemberian obat
antispas modic/spasmolitik
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses

3. Gangguan rasa nyaman b.d Setelah dilakukan Terapi relaksasi


Gejala penyakit d.d Klien intervensi keperawatan Observasi
mengeluh tidak nyaman, selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi penurun tingkat
klien mengatakan sulit Status kenyamanan energi, ketidakmampuan
tidur, Klien mengatakan meningkat dengan berkonsentrasi, atau gejala lain
mual dan muntah sudah 2x, kriteria hasil: yang mengganggu kemampuan
Klien mengatakan sering - Keluhan tidak kognitif
mengonsumsi minuman nyaman tidak nyaman - Identifikasi Teknik relaksasi yang
beralkohol dan Klien menurun pernah efektif digunakan
tampak lemah. - Keluhan tidak - Identifikasi kesediaan,
nyaman menurun kemampuan, dan penggunaan
- Keluhan sulit tidur Teknik sebelumnya
menurun - Periksa ketegangan otot,
- Mual menurun frekuensi nadi, tekanan darah dan
- Muntah menurun suhu sebelum dan sesudah
- Konsumsi alcohol Latihan
menurun - Monitor respons terhadap terapi
- Lemah menurun relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan
nyaman
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur Teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih
Teknikrelaksasi.
4. Implementasi Keperawatan
Tanggal/Jam Dx Implementasi Hasil
23 Mei 2023

09.00 I - Mengidentifikasi lokasi, - Klien mengatakan nyeri


karakteristik, durasi, frekuensi, dibagian ulu hati, nyeri seperti
kualitas, intensitas nyeri. ditusuk-tusuk, nyeri tidak
teratur secara tiba-tiba.
09:05 - Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 6 (nyeri sedang)

09:10 - Mengidentifikasi respon nyeri non - Klien tampak meringis


verbal kesakitan

09:15 - Mengobservasi tanda-tanda vital - TD : 130/90 mmhg


pasien N : 110x/m

09:20 - Memberikan teknik nonfarmakologis - Klien mengikuti anjuran dari


untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu perawat dengan menarik napas
dengan mengajarkan teknik napas dalam secara perlahan
dalam

09:25 - Menganjurkan memonitor nyeri - Klien mengerti dan memahami


secara mandiri apa yang dijelaskan.

09:30 - Menganjurkan menggunakan - Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat apa yang dijelaskan.

09:35 II. - Mengobservasi frekuensi dan - Klien mengatakan BAB cair


konsistensi tinja sebanyak 5x
09:40 - Menganjurkan mengambil posisi - Klien merasa tidak nyaman
nyaman dengan semua posisi

09:45 III. - Menganjurkan rileks dan merasakan - Klien merasa lebih nyaman
sensasi relaksasi dan tampak lemah berkurang
09:50 - Fasilitas istirahat dan tidur - Klien mengatakan tidur 1-2
jam, klien sulit tidur

24 Mei 2023
09:00 I. - Mengidentifikasi lokasi, - Klien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi, dibagian ulu hati, nyeri seperti
kualitas, intensitas nyeri. ditusuk-tusuk, nyeri tidak
teratur secara tiba-tiba.

09:05 - Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 2 (nyeri ringan)

09:10 - Mengidentifikasi respon nyeri non - Tampak meringis pada klien


verbal berkurang

09:15 - Mengobservasi tanda-tanda vital - TD : 130/80 mmhg


pasien N : 98 x/m

09:20 - Memberikan teknik nonfarmakologis - Klien mengikuti anjuran dari


untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu perawat dengan mendengarkan
dengan mendengarkan music music (rohani) menggunakan
telepon genggam

09:25 - Menganjurkan memonitor nyeri - Klien mengerti dan memahami


secara mandiri apa yang dijelaskan.

09:30 - Menganjurkan menggunakan - Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat apa yang dijelaskan.

09:35 II. - Mengobservasi frekuensi dan - Klien mengatakan BAB cair


konsistensi tinja menurun sebanyak 1x

09:40 - Menganjurkan mengambil posisi - Klien mengatakan merasa


nyaman nyaman dengan posisi semi
fowler 45 derajat

- Menganjurkan rileks dan merasakan - Klien merasa lebih nyaman


09:45 III.
sensasi relaksasi dan tampak lemah berkurang

- Fasilitas istirahat dan tidur - Klien mengatakan tidur 4-5


09:50
jam, klien masih kesulitan
untuk tidur

25 Mei 2023
09:00 I. - Mengidentifikasi lokasi, - Klien mengatakan sudah tidak
karakteristik, durasi, frekuensi, merasakan nyeri di ulu hati
kualitas, intensitas nyeri.

09:05 - Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 0 (tidak nyeri)

09:10 - Mengidentifikasi respon nyeri non - Klien tidak tampak meringis


verbal

09:15 - Mengobservasi tanda-tanda vital - TD : 120/80 mmhg


pasien N : 86 x/m

09:20 - Menganjurkan menggunakan - Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat apa yang dijelaskan.

09:25 II. - Mengobservasi frekuensi dan - Klien mengatakan sudah tidak


konsistensi tinja BAB cair lagi

09:30 - Menganjurkan mengambil posisi - Klien merasa nyaman dengan


nyaman semua posisi

09:35 III. - Menganjurkan rileks dan merasakan - Klien merasa nyaman dan
sensasi relaksasi tampak tidak lemah serta lebih
bersemangat

09:40 - Fasilitas istirahat dan tidur - Klien mengatakan tidur 7-8


jam, klien sudah bisa tidur
nyenyak

5. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Dx EVALUASI PARAF
23 Mei 2023
13:50 I S:
- Klien mengatakan nyeri ulu hati
- Klien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri
sedang)
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
O:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- Nyeri tekan di abdomen
- Tekanan darah meningkat TD: 130/90
mmhg
- Frekuensi nadi meningkat N:110x/m
A:
Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi keperawatan

13:55 II. S:
- Klien mengatakan mengatakan merasa
pusing
- Klien mengatakan BAB cair sudah 5x
O:
- Terdengar bunyi usus hiperaktif
A:
Masalah keperawatan diare belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi keperawatan

14:00 III. S:
- Klien mengeluh tidak nyaman
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan mual dan muntah
sudah 2x
- Klien mengatakan sering
mengonsumsi minuman beralkohol
O:
- Klien tampak lemah
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
24 Mei 2023
13:50 I. S:
- Klien mengatakan nyeri ulu hati
- Klien mengatakan skala nyeri 2 (nyeri
ringan)
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
O:
- Tampak meringis berkurang
- Tampak gelisah berkurang
- Nyeri tekan di abdomen berkurang
- Tekanan darah : 130/80 mmhg
- Frekuensi nadi : 98 x/m
A:
Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi keperawatan

13:55 II. S:
- Klien mengatakan merasa pusing
berkurang
- Klien mengatakan BAB cair berkurang
sebanyak 1x
O:
- Terdengar bunyi usus hiperaktif
berkurang
A:
Masalah keperawatan diare belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi keperawatan

14:00 III. S:
- Klien mengatakan sedikit merasa
nyaman
- Klien mengatakan tidur 4-5 jam klien
masih sulit tidur
- Klien mengatakan mual dan muntah
sudah berkurang
- Klien mengatakan akan berusaha
berhenti mengonsumsi minuman
beralkohol
O:
- Klien tampak lemah berkurang
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
25 Mei 2023
13:50 I S:
- Klien mengatakan sudah tidak nyeri di
ulu hati
- Klien mengatakan skala nyeri 0 (tidak
nyeri)
O:
- Tidak tampak meringis
- Tidak tampak gelisah
- Tidak ada nyeri tekan di abdomen
- Tekanan darah : 120/80 mmhg
- Frekuensi nadi : 86 x/m
A:
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
P:
Intervensi keperawatan dihentikan

13:55 II. S:
- Klien mengatakan tidak merasa pusing
- Klien mengatakan sudah tidak BAB
cair
O:
- Terdengar bunyi usus normal
A:
Masalah keperawatan diare teratasi
P:
Intervensi keperawatan dihentikan

14:00 III. S:
- Klien mengatakan sudah merasa
nyaman
- Klien mengatakan tidur 7-8 jam klien
tidur nyenyak
- Klien mengatakan sudah tidak merasa
mual dan muntah
O:
- Klien tampak tidak lemah dan lebih
bersemangat
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman teratasi
P:
Intervensi keperawatan dihentikan

Anda mungkin juga menyukai