Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SOP

PEMASANGAN KATETER

Nama : Debora Lombogia

Nim : 2020016

Email : deboralombogia01@gmail.com

PENDAHULUAN

Kepatuhan perawat professional adalah sejauh mana perilaku sesorang perawat

sesuai dengan ketaatan, pasrah, dan ketentuan tujuan terhadap aturan yang diberikan

oleh pimpinan perawat ataupun rumah sakit. Kepatuhan perawat dapat di pengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, pendidikan,

sikap, usia, jenis kelamin, masa kerja, kemampuan.

Salah satu sumber daya manusia dirumah sakit adalah perawat. Perawat dalam

melakukan tindakan keperawatan diharapkan sesuai dengan standar prosedur

operasional (SPO) yang berlaku di suatu instansi penyedia pelayanan kesehatan

tersebut. Dengan adanya standar prosedur operasional (SPO) dalam praktik

keperawatan, maka dapat digunakan sebagai acuan dalam penilaian kepatuhan.

Pemasangan kateter urin adalah penyebab yang paling sering dari bakteriuria.

Risiko bakteriuria pada kateter diperkirakan 5% sampai 10% per hari. Infeksi saluran

kemih merupakan penyebab terjadinya lebih dari 1/3 dari seluruh infeksi yang didapat

di rumah sakit. Sebagian besar infeksi ini (sedikitnya 80%) disebabkan prosedur invasif

atau instrumentasi saluran kemih yang biasanya berupa kateterisasi (Gould, et al, 2009).

Perawat dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan melakukan

pemasangan kateter urin yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Setiap prosedur pemasangan kateter harus diperhatikan prinsip-prinsip yang tidak boleh
ditinggalkan, yaitu pemasangan kateter dilakukan secara aseptik dengan melakukan

desinfeksi secukupnya memakai bahan yang tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien,

pakai kateter dengan ukuran terkecil yang masih cukup efektif untuk melakukan

drainase urin (Purnomo, 2008).

Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan komponen

penting dalam manajemen keselamatan pasien. Asmadi (2010), menyatakan bahwa

karakteristik perawat setiap individu seperti umur, jenis kelamin, pendidikan

keperawatan terakhir, status perkawinan dan masa kerja, mempunyai karakteristik

masing-masing sehingga terdapat perbedaan yang mendasar seorang dengan yang lain.

Tujuan penelitian adalah mengetahuihubungan karakteristik demografi perawat

terhadap kepatuhan menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP).

PEMBAHASAN
Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa

digunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini

dilakukankhusus untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan.

Pengetahuan Kepatuhan Jumlah

SOP kateter melakukan

sop

Patuh % Tidak patuh Total %

Baik 4(80%) 1(20%) 5 100

Cukup 13(81,3%) 3(18,8%) 16 100

Kurang 0 (0%) 7(100%) 7 100

Jumlah 17(60,7%) 11(39,3%) 28 100


Ada Hubungan Pengetahuan Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)

dengan Kepatuhan Pemasangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kateter

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa jumlah responden sebanyak 28 orang,

perawat yang memiliki pengetahuan dan kepatuhan hampir seluruhnya cukup yaitu 17

perawat (60,7%), sedangkan yang memiliki pengetahuan dan kepatuhan baik yaitu 11

perawat (39,3%). Hubungan antara pengetahuan mengenai SOP dengan kepatuhan

pelaksanaan SOP kateter dapat dijelaskan bahwa seseorang yang berpengetahuan cukup

atau baik maka cenderung bertindak patuh, karena pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku untuk bertindak patuh.Pengetahuan

dan perilaku dapat menimbulkan kepatuhan. Kepatuhan dapat terwujud jika orang

tersebut disiplin akan melakukan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku (SOP)

(Afriani, 2012). Karena pengetahuan sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan pegindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,

2010).Sedangkan kepatuhan adalah perilaku perawat sebagai seseorang yang

profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau

ditaati (Setiadi, 2013). Bila dikaitkan dengan teori kepatuhan menurut Afriani (2012)

peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, missal dari

yang tidak patuh menjadi petuh, namun hubungan positif diantara keduanya cukup lama

serta telah ditempa dengan kedisiplinan, akan melakukan tindakan sesuai ketentuan

yang telah mereka kenal (berlaku patuh) tanpa merasa canggung dengan tindakanya.

Jadi, semakin lama masa kerja seseorang semestinya akan semakin taat (patuh) dan

terampil di dalam melaksakan pekerjaanya. Perawat yang mempunyai pengetahuan

kurang dengan kepatuhan baik kemungkinan disebabkan faktor kebiasaan dan

kebutuhan.Karena kebiasaan mentaati dan mengulang suatu peraturan kegiatan tersebut


otomatis dilakukan, dan kebutuhan untuk memperoleh rasa aman, nyaman saat

melakukan tindakan.

Salah satu factor menyebabkan timbulnya infeksi nosocomial dirumah sakit

adalah tindakan pemasangan kateterisasi. Oleh karena itu pasien yang terpasang kateter

membutuhkan perawatan kateter setiap hari sesuai dengan prosedur tetap(protap) yang

berlaku ditempat perawat tersebut bekerja.

Semakin cukup usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Semakin dewasa seseorang, maka

cara berpikir semakin matang dan teratur melakukan suatu tindakan (Notoatmodjo, S. 2007)

Semakin matang usia perawat diharapkan dapat meningkatkan kinerja, dan dapat

menyalurkan pengetahun dan pengalamannya untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien

(Rumpea, S. 2010) Penelitian menyatakan bahwa perilaku seseorang didasari oleh

pengetahuan yang diketahuinya, semakin banyak pengetahuan seseorang maka

perilakunya lebih baik dari pada seseorang yang pengetahuannya sedikit (Notoatmodjo,

S. 2007). Penelitian Haslina (2011) dinyatakan pengetahuan seseorang bisa didapatkan

dari pendidikan formal, nonformal dan juga dari pengalaman seseorang (sesuatu yang

pernah dialami seseorang tentang sesuatu hal).Pengalaman atau masa kerja adalah

keseluruhan pelakaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa yang dialami selama

perjalanan kerja. Semakin lama seseorang bekerja dalam suatu bidang maka semakin

terampil seseorang dalam pekerjaannya(Supratman, 2008). Penelitian Ulfa (2015)

menyatakan factor internal dan eksternal tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO pemasangan kateter Untuk

faktor internal meliputi Jenis kelamin, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, pengetahun
dan sikap sedangkan factor eksternal meliputi lingkungan kerja, karakteristik kelompok

dan beban kerja.

KESIMPULAN

Secara statistic dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antar kepatuhan perawat

dalam melaksanakan Standar prosedur operasional perawatan kateter. Hasil penelitian

ini dapat menjadi evaluasi pelasksanaan kepatuhan perawat dalam SPO perawatan

katetr dan menjadi dasar pengambilan kebijakan terkait upaya peningkatan kepatuhan

perawat dalam melakukan tindakan keperawatan.

SARAN

Berdasarkan penelitian diatas diharapkan pengetahuan tentang standart

operasional prosedur (SOP) lebih ditingkatkan agar lebih disiplin lagi dalam

menjalankan asuhan keperawatan, selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan pelaksanaan peneliti yang selanjutnya akan dapat dicapai hasil yang lebih

baik untuk melengkapi segala kekurangan yang ada didalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?

hl=en&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+kepatuhan+tentang+sop+

+pemasangan+kateter&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D5lmUR36uypAJ

https://scholar.google.com/scholar?

hl=en&as_sdt=0%2C5&q=pemasangan+kateter+dengan+kejadian+infeksi+saluran+ke

mih+pada+pasien&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DU1q3kGsOFvcJ
https://scholar.google.com/scholar?

hl=en&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+kepatuhan+pemasangan+kateter&oq=hubungan+

#d=gs_qabs&u=%23p%3DHIYh2KQmtogJ

Anda mungkin juga menyukai