Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Jurnal Ners Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman 84 - 96


JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http:// journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
PENGARUH PELAKSANAAN SOP PERAWAT PELAKSANA TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP RSUD BANGKINANG

Ridha Hidayat 1, Hilda Hayati 2


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
hidayat22131120@gmail.com

ABSTRAK

Standar operasional prosedur (SOP)adalah suatu sistem atau ketntuan yang sudah
disusun untuk melakukan tindakan dalam menyelesaikan pekerjan. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan SOP perawat pelaksanan
terhadaptingkat kecemasan pasien.Jenis penelitian yang diajukan quiasi experiment
dengan desain one group pretest – postest.Data dianalisa dengan cara univariat
dan bivariate,pengujian bivariate menggunakan uji T test.Pengambilan sampel
dilakukan dengan tehknik Accidental sampling berjumlah 15 orang.Hasil
penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh pelaksanaan SOP perawat terhadap
tingkat kecemasan pasien,dibuktikan dengan nilai p value 0,000.Berdasarkan hasil
penelitian tersebut diharapkan perawat dalam melakukan tindakan hendaknya
selalu sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara maksimal

Kata kunci: Pelaksanaan SOP, Perawat, Pengaruh cemas


Daftar Pustaka : 14 (1991–2015)

Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang


Email : hidayat22131120@gmail.com
Phone : 081365317266
85 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

BAB I melakukan tindakan tertentu.


PENDAHULUAN Penerapan SOP pada prinsipnya
A. Latar Belakang adalah bagian dari kinerja dan
Rumah Sakit merupakan salah perilaku individu dalam bekerja
satu jaringan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugasnya dan biasanya
yang penting, sarat dengan tugas, berkaitan dengan kepatuhan (Marta,
beban, masalah dan harapan yang 2012). Kepatuhan merupakan sikap
digantung padanya. Rumah Sakit taat atau tidak taat terhadap perintah
yang baik adalah rumah sakit yang atau ketentuan yang berlaku dan
memiliki kemampuandalam merupakan titik awal dari perubahan
menghubungkan aspek-aspek sikap dan perilaku individu.
kemanusiaan yang ada dengan Kepatuhan merupakan bagian dari
program-program pelayanan perilaku individu yang bersangkutan
kesehatan (Wulan dan Hastuti, untuk mentaati atau mematuhi
2011). sesuatu, sehingga kepatuhan perawat
Lokakarya nasional keperawatan dalam melaksanakan SOP
tahun 1983 menyatakan bahwa pemasangan infus tergantung dari
keperawatan merupakan bentuk perilaku perawat itu sendiri (Maria,
pelayanan profesional, yang 2012).
merupakan bagian integral dari Adapun pengertian SOP menurut
pelayanan kesehatan. Didasarkan para ahli yaitu dapat di jabarkan pada
pada ilmu dan kiat keperawatan beberapa pendapat :Menurut
pelayanan biopsikososial dan Sailendra, Standar Operasional
spritual yang komprehensif, Prosedur (SOP) adalah panduan yang
ditujukan kepada individu, keluarga digunakan untuk meyakinkan
dan masyarakat baik sakit ataupun kegiatan operasional organisasi atau
sehat yang mencakup seluruh perusahaan terjadi dengan lancer
proses kehidupan manusia (Hidayat, (sailendra 2015).
2008). Menurut Insani, SOP atau standar
Standar Operasional Prosedur operasional prosedur adalah
(SOP) ialah sebuah dokumen yang dokumen yang berisi serangkaian
berhubungan dengan prosedur yang instruksi tercantum yang dibakukan
sedang dikerjakan secara urutan perihal beragam proses
untuk menyelesaikan suatu penyelenggaraan administrasi
pekerjaan yang memiliki tujuan perkantoran yang berisi cara
untuk memperoleh hasil kerja yang melakukan perkejaan kala pelaksana
paling efektif dari para pekerja tepat dan aktor yang berperan di
dengan cost yang serendah- dalam kegiatan (Insani,2010).
rendahnya. Di Indonesia ini dikenal Menurut Moekijat (2008),
dengan Standar Prosedur standar operasional prosedur (SOP)
Operasional (SPO) adalah proses adalah urutan langkah-langkah (atau
yang disusun untuk memudahkan, pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan)
merapihkan dan menertibkan dimana pekerjaan tersebut
pekerjaan. Sistem ini berisi urutan dilakukan,berhubungan dengan apa
proses melakukan pekerjaan dari yang dilakukan, bagaiana
awal sampai akhir. melakukannya, bilamana
SOP tata cara yang dibakukan melakukannya, dimana
yang harus dilakukan dalam

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


86 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

melakukannya,dan siapa yang Kecemasan merupakan gangguan


melakukannya. psikologis terhadap situasi tertentu,
Menurut Tjipto Atmoko termasuk hal yang normal pada
(2011), standar operasiomnal seseorang yang disebabkan oleh
prosedur (SOP) merupakan suatu beberapa hal diantaranya
pedoman atau cara untuk perkembangan, perubahan,
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai pengalaman baru atau yang belum
dengan fungsi dan alat penilaian pernah dilakukan, serta dalam
kinerja instansi pemerintah menemukan identitas diri dari ati
berdasarkan indikator-indikator hidup. Kecemasan adalah reaksi
teknis, administratif dan prosedural yang dialami siapapun. Namun
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan cemas yang berlebihan, palagi yang
sistem kerja pada unit kerja yang sudah menjadi gangguan akan
bersangkutan. menghambat fungsi seseorang dalam
Hasil riset di The Institute of kehidupannya (Fauziah & Widuri,
HeartMath menunjukan bahwa 89,3 2007).
% kecemasan yang dirasakan lebih Salah satu fenomena psikologis
didasarkan pada persepsi tentang tyang banyak dijumpai dalam
seseorang, tempat dan kejadian, kehidupan manusia adalah
transisi kehidupan yang besar seperti kecemasan. Kecemasan yaitu suatu
pergantian pekerjaan, perpindahan perasaan subjektif mengenai
tempat tinggal menjadi suatu ujian ketegangan mental yang
bagi seorang individu dalam menggelisahkan sebagai reaksi
beradaptasi dan tetap fleksibel. umum dari ketidakmampuan
Demikian pula Beck dan Srivastara mengatasi masalah atau tidak ada
(cit. Saseno, 2001), yang meneliti rasa aman. Perasaan yang tidak
tingkat persepsi dan sumber stres menentu tersebut pada umumnya
pada pasien rawat inap mereka tidak menyenangkan yang nantinya
menampakan tingkat rata-rata yang akan menimbulkan perubahan
relatif tinggi terhadap tingkat fisiologis dan psikologis (Rochman,
kecemasan yang dialami pasien dan 2010).
penyebabnya adalah prosedur dalam Keperawatan merupakan suatu
menjalankan SOP keperawatan tidak bentuk pelayanan profesional yang
berjalan baik. mempunyai paradigma atau model
Hasil penelitian tentang keperawatan yang meliputi empat
kecemasan menghadapi lingkungan komponen yaitu: manusia,
baru sebesar 85,8 %. Pada kesehatan, lingkungan dan perawat.
sekelompok manusia, kecepatan Berdasarkan survey awal terhadap
perubahan menyebabkan manusia pasien di RSUD Bangkinang
tidak bisa menggunakan perawat yang melakukan
pengalaman-pengalaman hidup yang pelaksanaan Sop belum berjalan
lalu sebagai pedoman hidupnya, dan dengan baik dan tampak pada
kehilangan kemampuan untuk keadaan pasien seperti : pasien
meramalkan masa depannya. Hal ini tampak gelisah,sering bertanya-
diduga dapat merupakan dampak tanya kapan ia bisa pulang,gejala
positif maupun dampak negatif yang yang seperti ini merupakan gejala
terutama dialami pasien dalam kecemasan dari pasien.
bentuk kecemasan.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


87 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

hipotesis didapatkan p value tindakan keperawatan


0,013 (p value< 0,05) dengan hasil dilakukan sesuai SOP perawat
uji statistik diperoleh koefisien pelaksana pada pasien rawat
korelasi (r) = -0,576 artinya keeratan inap.
hubungannya sedang. Terdapat b) Untuk mengetahui tingkat
hubungan antara pelaksanaan SOP kecemasan pasien setelah
perawat dengan tingkat kecemasan tindakan keperawatan
pasien gangguan kardiovaskuler dilakukan berdasarkan SOP di
dengan nilai (p= 0,031). Hal ini rawat inap RSUD Bangkinang
sejalan dengan Penelitian Hidayati, c) Untuk menganalisis
Widodo, dan Kartinah, (2013) Hasil pelaksanaan tindakan
uji hipotesis antara pelaksanaan keperawatan berdasarkan SOP
SOPperawat terhadap kecemasan perawat terhadap tingkat
pasien diperoleh nilai p-value = kecemasan pasien rawat inap di
0,000, (<0.05). Hasil uji statistik RSUD Bangkinang.
diperoleh nilai hitung sebesar -0,468 D. Manfaat Penelitian
dengan p-value = 0,000 yang berarti 1. Manfaat teoritis
bahwa terdapat hubungan yang Untuk menambah khasanah ilmu
signifikan antara pelaksanaan pengetahuan dan acuan
SOPperawat terhadap kecemasan pengembangan dalam ilmu
pasien. keperawatan khususnya bidang
Berdasarkan latar belakang diatas manejemen keperawatan tentang
peneliti memutuskan untuk pelaksanaan SOP perawat
melakukan penelitian dengan judul : pelaksana terhadap tingkat
Pengaruhpelaksanaan SOPperawat kecemasan pasien rawat inap.
pelaksana terhadap tingkat 2. Manfaat Praktis
kecemasan pasien di Rawat Inap a) Pihak Menejemen Rumah Sakit
RSUD Bangkinang. Sebagai bahan masukan bagi
Rumah Sakit terutama di
B. RumusanMasalah bidang keperawatan dalam
Berdasarkan uraian pada latar upaya menjalankan SOP untuk
belakang di atas,maka penelitian peningkatan mutu pelayanan
membuat rumusan masalah sebagai pada pasien rawat inap
berikut : Apakah ada pengaruh b) Kepala Ruang
pelaksanaan SOP perawat Sebagai bahan masukan untuk
pelaksanaterhadaptingkat meningkatkan pelayanan
kecemasan pasien di rawat inap keperawatan melalui
RSUD Bangkinang? pelaksanaan SOP yang
C. TujuanPenelitian diharapkan dapat mengurangi
1. TujuanUmum tingkat kecemasan pasien
Diketahui pengaruh rawat inap.
pelaksanaan SOPperawat c) perawat
pelaksanaterhadaptingkat Sebagai bahan masukan
kecemasan pasien di rawat inap dalam melakukan tindakan
RSUD Bangkinang. asuhan keperawatan t e r k a i t
2. Tujuan Khusus d e n g a n S O P pada pasien
a) Untuk mengetahui tingkat rawat inapyang dapat
kecemasan pasien sebelum menurunkan tingkat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


88 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

kecemasan pasien rawat inap. perawat dengan penurunan


kecemasan pada pasien rawat
d) Penelitian inap. Dengan design penelitian
Sebagai bahan referensi atau menggunakan quasi experimen
data dasar bagi peneliti dengan rancangan one group
selanjutnya yang pretest – posttest.. Observasi
berhubungan dengan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan
pelaksanaan SOP setelah dilakukan tindakan
perawatterhadappenurunan (Notoadmojo,2010).
kecemasan pasien rawat Pretest
inap. pelaksanaanSOP
Posstest
BAB III
METODE PENELITIAN 01 X 02
A. Desain Penelitian
Keterangan :
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan 01 : nilai pretest (sebelum
metode penelitian analitik yakni dilakukan SOP perawat)
penelitian hubungan antara dua x : melakukan SOPperawat
variabel atau lebih pada satu
situasi atau kelompok subjek 02 : nilai posstest (sesudah
(Notoatmodjo, 2007).Melalui dilakukan SOPperawat)
metode korelasi, penelitian ini 02 -01 : perbedaaan sebelum dan
dapat mengetahui apakah ada sesudah dilakukan SOP
pengaruh antara pelaksanaan SOP
2. Alur Penelitian
Alur penelitian dapat dilihat dalam skema 3.1

Ruang rawat inap RSUD Bnagkinang

Pasien rawat inap


pretest
Mengukur cemas

N
Pelaksanaan SOP
post test

Mengukur cemas

Analisa data

Hasil penelitian

Skema 3.1 Alur Penelitian

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

pada
89 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

Secara skematis, rancangan penelitian dapat dilihat dalam skema 3.2


Peneliti mulai dari sini

Pasien rawat inap di


RSUDBangkinang
Pengkajian pasien
Variabel Independen: Melakuakn SOPperawat
Pelaksanaan SOP
Pengkajian pasien
Variabel Dependen :
Penurunan kecemasan Analisa data
pasien
Hasil penelitian
Skema 3.2 Rancangan Penelitian (Hidayat A, 2011)

3. Prosedur Penelitian h. Setelah mengovservasi perawat


Prosedur penelitian yang akan melakukanpeneliti melakukan
peneliti lakukan meliputi: pengukuran kecemasan.
a. Mengajukan permohonan surat i. Mengolah data hasil penelitian.
izin pengambilan data kepada 4. Variabel Penelitian
bagian Program Studi S1 Variabel adalah objek
Keperawatan yang disetujui penelitian, atau apa yang menjadi
oleh Ketua STIKes Tuanku titik perhatian suatu penelitian
Tambusai Riau. (Arikunto, 2006). Adapun
b. Selanjutnya memasukkan surat variabel yang diteliti meliputi
izin pengambilan data tersebut variabel bebas (independen) dan
ke Bagian Pendidikan dan variabel terikat (dependen).
Pelatihan RSUD Bangkinang. Variabel bebas (independen)
c. Melakukan seminar proposal. dalam penelitian ini adalah
d. Setelah mendapatkan pelaksanaan SOP perawat
persetujuan untuk diteliti, sedangkan variabel terikat
kemudian mengajukan surat (dependen) adalah penurunan
izin penelitian kebagian kecemasan pasien di rawat inap
Pendidikan dan Pelatihan RSUD Bangkinang.
RSUD Bangkinang. B. Lokasi dan Waktu Penelitian
e. Menjelaskan prosedur 1. Lokasi
penelitian pada responden yang Penelitian ini dilakukan di rawat
akan diteliti. inap RSUD Bangkinang
f. Peneliti mengukur tingkat
kecemasan pasien dengan 2. Waktu Penelitian
memberi quisioner kecemasan Penelitian ini dilakukan pada 23
yang di isi pasien. Juli - 01 Agustus 2018.
g. Peneliti melakukan observasi C. Populasi dan Sampel
terhadap perawat yang 1. Populasi
melakukan pelaksanaan SOP Populasi adalah keseluruhan
jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


90 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

karakteristik dan kualitas tertentu saat penelitian dinyatakan


yang ditetapkan oleh peneliti boleh pulang.
untuk diteliti dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 3. Tehnik pengambilan sampel
2014). Populasi pada penelitian Berdasarkan waktu penelitian
ini adalah seluruh pasien rawat maksimal 14 hari dengan
inap RSUD Bangkinang bulan menggunakan tehnik Accidental
juli 2018 berjumlah 60 pasien. sampling yaitu pengambilan
2. Sampel sampel didasari atas adanya
Sampel adalah bagian dari sampel pada saatpeneliti sesuai
populasi yang dipilih dengan kriteria sampel
sampling tertentu untuk bisa 4. Jumlah sampel
memenuhi atau mewakili populasi Sampel yang diambil adalah
(Nursalam, 2003). Adapun tehnik kondisi pasien kecemasan karena
sampel dalam penelitian ini yaitu menjalani hari rawatan yang lama
non probabilitas dengan metode yaitu 4 -7 hari rawatan dengan
Accidental sampling yang jumlah 15 orang pasien rawat inap
dilakukan dengan cara mengambil D. Etika Penelitian
subjek bukan didasarkan atas Dalam melakukan penelitian,
strata,random tetapi didasari peneliti perlu mendapatkan adanya
adanya tujuan tertentu. rekomendasi dari institusinya atau
Pengambilan subjek berdasarkan pihak lain dengan mengajukan
kondisi pasien kecemasan karna permohonan izin kepada institusi
menjalani hari rawatan yang lama. tempat penelitian. Setelah mendapat
Adapun ketentuan sampel persetujuan barulah melakukan
dengan persyaratan atau kriteria penelitian dengan menekankan
yaitu: masalah etika yang meliputi:
a. Kriteria Inklusi 1. Informed consent
Kriteria inklusi adalah Lembar persetujuan ini diberikan
karakteristik umum subyek kepada responden yang akan
penelitian dari suatu populasi diteliti disertai judul penelitian
target dan terjangkau yang dan manfaat penelitian, bila
akan diteliti (Setiadi, 2013). subjek menolak maka peneliti
Kriteria inklusi pada penelitian tidak memaksa dan menghormati
ini adalah: hak-hak subjek.
Pasien yang sedang menjalani 2. Anonymity
perawatan lebih dari 4 -7 hari Untuk menjaga kerahasiaan
dan pasien kooperatif. peneliti tidak akan mencantumkan
b. Kriteria Eksklusi nama responden tetapi hanya
Kriteria eksklusi adalah inisial nama perawat.
mengeluarkan subyek yang 3. Confidentiality
memenuhi kriteria inklusi Kerahasiaan informasi responden
(Setiadi, 2013). Kriteria dijamin peneliti, hanya kelompok
eksklusi pada penelitian ini data tertentu yang akan dilaporkan
adalah : Pasien yang menjalani sebagai hasil penelitian, (Hidayat,
perawatan lebih dari 4 -7 hari, 2008).
pasien kooperatif namun pada E. Alat Pengumpulan Data

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


91 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

Kuesioner kecemasan pasien 1. Setelah laporan proposal


rawat inap jawaban yang tersedia penelitian mendapat persetujuan
yaitu berbentuk gejala yang benar dari pembimbing, peneliti
terjadi dialami. Sehingga skor meminta izin kepada Ketua
minimal ada „0‟ dan maksimal “56”. Universitas Tuanku Tambusai.
Kuesioner ini bersumber dari 2. Mendatangi responden sesuai
Hamilton Anxiety Rate Scale. kriteria penelitian untuk pengisian
Responden hanya mejawab lembar kuesioner.
pertanyaan yang telah disajikan 3. Menjelaskan data yang didapat
dengan cara memberi tanda ceklis dari responden dijamin
pada jawaban yang paling dianggap kerahasiaannya.
benar terhadap apa yang di alami. 4. Meminta responden untuk
Untuk pertanyaan - menandatangani lembaran
pertanyaan yang di ajukan terdiri dari persetujuan menjadi responden.
pertanyaan negative. Untuk 5. Membagi lembar kuesioner
pembacaan hasil dari penurunan sambil menjelaskan cara
kecemasan pasien rawat inap yaitu pengisian.
jika <14 tidak ada kecemasan, 14-20 6. Setelah lembar kuesioner diisi,
kecemasan ringan, 21-27 kecemasan peneliti langsung mengumpulkan
sedang, 28-41 kecemasan berat, dan untuk memeriksa
42-56 kecemasan berat sekali, kelengkapannya.
(Hidayat, 2008. 7. Apabila belum lengkap responden
F. Prosedur Pengumpulan Data diminta untuk melengkapinya saat
Pengumpulan data pada penelitian itu juga.
ini didapat melalui data primer 8. Kemudian peneliti melakukan
seperti yang terlihat dibawah ini: observasi tekanan darah.
Data primer diperoleh langsung G. Defenisi Operasional
dari responden dengan menggunakan Definisi operasional adalah
instrumen berbentuk lembar checklist mendefinisikan variabel secara
dan observasi. Data checklist berupa operasional berdasarkan karakteristik
pilihan terkait tingkat kecemasan dan yang diamati, memungkinkan
observai peneliti untuk melakukan observasi
Pengumpulan data dilakukan di atau pengukuran secara cermat
tempat penelitian dengan prosedur terhadap suatu objek atau fenomena
sebagai berikut : (Hidayat, 2011).
Tabel 3.1 : Nilai ukur pelaksanaan SOP dan cemas
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional ukur
Variabel Pelaksanaan SOP Quisioner Ordinal 1.Dilaksanakan jika semua
independen : terkait pemberian pelaksanaan standar tindakan dilakukan
Pelaksanaan edukasi dan SOP oleh sesuai SOP.
SOP informed consent perawat 2.Tidak dilaksanakan jika ada
salah satu standar tindakan
yang dilaksanakan tidak
sesuai SOP.
interval
Variabel Respon emosional Kuesioner
dependen : yang muncul pada 0. Tidak ada kecemasan<14
kecemasan pasien rawat inap 1. Kecemasan ringan = 14-20
2. Kecemasan sedang = 21-27

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


92 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

3. Kecemasan berat = 28-41


4. 42-56 = kecemasan berat
sekali, (HARS)

H. Pengolahan Data Dan Analisa memungkinkan terjadi pada


Data saat kita meng-entry data.
1. Pengolahan Data 2. Analisis Data
a. Editing a. Analisis Univariat
Melakukan pemeriksaan Analisis ini digunakan
terhadap kelengkapan dan untuk menggambarkan
kejelasan jawaban kuesioner dan distribusi frekuensi dari
penyesuaian data yang diperoleh
variabel perilaku SOP perawat
dengan kebutuhan peneliti, hal ini
dilakukan di lapangan sehingga dengan tingkat kecemasan
apabila data yang meragukan pasien
ataupun salah, maka dapat
dijelaskan lagi ke responden.
b. Coding
Peneliti memberi kode terhadap
alternatif jawaban-jawaban yang Keterangan :
sudah ada. P = Persentase yang dicari
Pada variabel independent tentang F =Jumlah jawaban yang
Tingkat Kecemasanadalah : benar
1) Tidak ada kecemasan:0 N= Jumlah soal
2) Kecemasan ringan : 1 (Notoatmodjo,2010).
3) Kecemasan sedang :2 Analisa univariat digunakan
4) Kecemasan berat : 3 untuk mengetahui gambaran
5) Kecemasan berat sekali:4 karakteristik masing-masing
c. Processing variabel yaitu jenis kelamin,
Setelah semua kuisioner terisi pekerjaan, penghasilan,
dengan penuh dan benar serta pendidikan, tingkat kecemasan
sudah melewati pengkodingan, dan SOP perawat.
langkah selanjutnya adalah b. Analisis Bivariat
peneliti memproses data yang Analisa bivariat digunakan
dianalisis. Pemprosesan data untuk mengetahui apakah ada
dilakukan dengan cara meng- pengaruh antara SOP perawat
entry data dari kuesioner ke terhadap tingkat kecemasan
program komputer. pasien dengan menggunakan
d. Cleaning uji statistik uji Tdengan derajat
Peneliti melakukan pengecekan kemaknaan 95% (α = 0,05)
kembali data yang sudah di dengan hasil analisis sebagai
entry apakah ada kesalahan berikut:
atau tidak kesalahan tersebut

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


93 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

a. Apabila p value < α, maka Penelitian ini dilakukan pada tanggal


keputusannya Ho ditolak, 23 Juli – 01 Agustus 2018 di Rawat
yaitu ada pengaruh antara Inap RSUD Bangkinang. Dari
SOP perawat dengan tingkat penyebaran kuesioner yang telah
kecemasan. peneliti lakukan, maka didapatkan hasil
b. Apabila p value ≥ α, maka sebagai berikut:
keputusannya Ho diterima, A. AnalisisUnivariat
yaitu tidak ada pengaruh Hasil analisis univariat dilakukan
antara SOP perawat dengan untuk mengetahui distribusi
tingkat kecemasan. frekuensi dari variabel yang diteliti,
BAB IV diperoleh pada tabel berikut ini:
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pre Test Tingkat Kecemasan, Post Test
Tingkat Kecemasan, Pelaksanaan SOP Perawat di Rawat Inap RSUD
Bangkinang Tahun 2018.
No Variabel Total
N %
1 Pre Test Tingkat Kecemasan 26.7
Ringan 4 53.3
Sedang 8 20.0
Berat 3
Total 15 100

2 Post Test Tingkat Kecemasan


Tidak Ada Cemas 6 40,0
Ringan 6 40,0
Sedang 3 20.0
Total 15 100
Pelaksanaan SOP Perawat
Tidak Dilaksanakan 0 0.0
Dilaksanakanp 15 100.0
Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat perawat 100% pada kategori


diketahui bahwa dari 15 pasien di berpengaruh sebanyak 15 (100%)
Rawat Inap RSUD Bangkinang,di pasien.
dapatkan pasien, pre test tingkat B. Analisis Bivariat
kecemasan sebagian besar berada Analisis ini digunakan untuk
pada kategori sedang sebanyak 8 melihat pengaruh SOP perawat
(53,3%) pasien, untuk post test pelaksana terhadap tingkat
tingkat kecemasan sebagian besar kecemasan baik pre test maupun post
berada pada kategori tidak ada cemas test pada pasien rawat inap di RSUD
dan ringan masing-masing sebanyak Bangkinang.
6 (40,0%) pasien, dan perilaku SOP
Tabel 4.2 Pengaruh pelaksanaan SOP Perawat Pelaksana terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Test dan Post Test di Rawat Inap RSUD Bangkinang
Tahun 2018
Std.
Std. Error
Variabel Mean Deviation P Value N
Mean (SE)
(SD)

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


94 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

Tingkat Kecemasan
Pre Test 2,93 0,704 0,182 0,000 15
Post Test 1,80 0,775 0,200
Berdasarkan tabel 4.2 dapat pasien dan penyebabnya adalah
diketahui bahwa rata-rata tingkat prosedur dalam menjalankan SOP
kecemasan pasien pre test adalah 2,93 keperawatan tidak berjalan baik.
dengan standar deviasi 0,704. Pada Semua tindakan keperawatan
post test didapatkan rata-rata tingkat belum sesuai atau SOP perawat
kecemasan pasien adalah 1,80 dalam melakukan tindakan yang
dengan standar deviasi 0,775. hanya berdasarkan rutinitas dan
Terlihat nilai mean perbedaan antara arahan dari senior. Hal ini terjadi
pre test dan post test adalah 1,13 yang dikarenakan belum adanya sosialisasi
artinya ada perbedaan satu tingkat tentang pelaksanaan SOP. Belum ada
kategori pada tingkat kecemasan evaluasi secara efektif yang
seperti dari pre test kategori ringan ke dilakukan oleh manajemen ruangan
kategori tidak ada cemas pada post test tentang pelaksanaan tindakan
atau dapat disimpulkan ada perbedaan keperawatan selain itu juga belum
yang signifikan antara tingkat ada diterbitkan buku pedoman
kecemasan pre test dan post test. Hasil pelaksanaan SOP.
uji statistik didapatkan p value = 0.000 Peneliti berasumsi bahwa
menunjukkan bahwa SOP perawat pelaksanaanSOPakanberdampak
pelaksana berpengaruh terhadap positif bagi pasien dan meningkatnya
tingkat kecemasan pasien rawat inap di hubungansaling percaya,
RSUD Bangkinang. penyembuhan fisik,keamanan, dan
kenyamananpasien, sehingga
kecemasan pasien terhadap
BAB V penyakitnya bisa dikurangi.
PEMBAHASAN Pelaksanaan SOP pada pasien
A. Pengaruh Pelaksanaan SOP didapatkan hasil ada korelasi antara
Perawat Pelaksana Terhadap pelaksanaan SOP dengan penurunan
Tingkat Kecemasan Pasien Rawat kecemasan pasien. Semakin baik
Inap di RSUD Bangkinang SOP perawat akan berpengaruh pada
Hasil penelitian ini menunjukan pasien terhadap pelayanan
bahwa 89,3 % kecemasan yang keperawatan dan akan menjadi
dirasakan lebih didasarkan pada indikator penting dari kualitas
persepsi tentang seseorang, tempat pelayanan rumah sakit, karena
dan kejadian, transisi kehidupan sebagian besar pelayanan diberikan
yang besar seperti pergantian oleh perawat.
pekerjaan, perpindahan tempat Hasil penelitian menunjukkan
tinggal menjadi suatu ujian bagi bahwa rata-rata tingkat kecemasan
seorang individu dalam beradaptasi pasien pre test adalah 2,93 dengan
dan tetap fleksibel. Demikian pula standar deviasi 0,704. Pada post test
Beck dan Srivastara (cit. Saseno, didapatkan rata-rata tingkat
2001), yang meneliti tingkat persepsi kecemasan pasien adalah 1,80
dan sumber stres pada pasien rawat dengan standar deviasi 0,775.
inap mereka menampakan tingkat Terlihat nilai mean perbedaan antara
rata-rata yang relatif tinggi terhadap pre test dan post test adalah 1,13 yang
tingkat kecemasan yang dialami artinya ada perbedaan satu tingkat

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


95 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

kategori pada tingkat kecemasan perawat dan kecerdasan emosional


seperti dari pre test kategori ringan ke perawat dengan Tingkat Kecemasan
kategori tidak ada cemas pada post test pasien gangguan kardiovaskuler di
atau dapat disimpulkan ada perbedaan ruang Alamanda Rumah Sakit
yang signifikan antara tingkat Umum Daerah Ulin Banjarmasin
kecemasan pre test dan post test. Tahun 2015, menunjukkan bahwa
Standar Operasional Prosedur ada kecenderungan semakin baik
(SOP) adalah dokumen yang pelaksanaan SOP perawat akan
berkaitan dengan prosedur yang diikuti dengan tingkat kecemasan
dilakukan secara kronologis untuk pasien yang rendah. Dimana hasil uji
menyelesaikan suatu pekerjaan yang hipotesis didapatkan pvalue 0,013 (p
bertujuan untuk memperoleh hasil value< 0,05) dengan hasil uji statistik
kerja yang paling efektif dari para diperoleh koefisien korelasi (r) = -
pekerja dengan biaya yang 0,576 artinya keeratan hubungannya
serendah-rendahnya. SOP biasanya sedang. Terdapat hubungan antara
terdiri dari manfaat, kapan dibuat pelaksanaan SOP perawat dengan
atau direvisi, metode penulisan tingkat kecemasan pasien gangguan
prosedur, serta dilengkapi oleh kardiovaskuler dengan nilai (p=
bagan flowchart di bagian akhir 0,031). Hal ini sejalan dengan
(Laksmi, 2008:52). Penelitian Hidayati, Widodo, dan
Penelitian lainyang sejalan dengan Kartinah, (2013) Hasil uji hipotesis
hasil penelitian ini yaitu antara pelaksanaanSOPperawat
penelitianSukesi (2011), menemukan terhadap kecemasan pasien diperoleh
bahwalamaharirawatkurang nilai p-value = 0,000, (<0.05). Hasil
dariempathari memiliki uji statistik diperoleh nilai hitung
kecenderungan mempersepsikan sebesar -0,468 dengan p-value =
perilakuperawatlebih 0,000 yang berarti bahwa terdapat
rendahdaripada pasien hubungan yang signifikan antara
denganlamaharirawatyang pelaksanaanSOPperawat terhadap
lebihpanjang. Lama kecemasan pasien.
harirawatberpengaruhpada persepsi Peran keperawatan dimulai ketika
pasien terhadap keputusan untuk menjalani
pelaksanaanSOPperawat, karena keperawatan berakhir sampai pasien
pengalamanindividutentang situasi pulang. Kebutuhan pasien sering
tertentu dapatmenimbulkan ditemui oleh perawat dalam
persepsidan penilaian berbeda. menjalankan perannya sebagai
Pasienmendapat perlakuan dan pemberi pelayanan/asuhan
pelayanan setiapwaktu dari perawat, keperawatan, perawat berperan
setelah penting dalam psikologi pasien, ini
beberapakalimendapatpelayanan dibuktikan dengan hasil penelitian
maka bahwa pre test tingkat kecemasan
pasiensudahbisamenilaikebiasaanda berada pada kategori ringan 4 pasien,
n sikap kategori sedang 8 pasien dan
perawatselamamemberikanasuhan kategori berat 3 pasien, sedangkan
keperawatan. hasil post test terjadi penurunan
Menurut penelitian Trifianingsih, tingkat kecemasan yaitu kategori
Yarlitasari, dan Azidin, (2016) tidak ada cemas 6 pasien, kategori
tentang hubungan pelaksanaan SOP

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


96 | P E N G A R U H P E L A K S A N A A N S O P P E R A W A T P E L A K S A N A
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RAWAT INAP
RSUD BANGKINANG

ringan 6 pasien dan kategori sedang Pemerintah. Skripsi Unpad.


3 pasien. Jakarta.
Hasil uji statistik didapatkan p Cepernito. (2001). Tingkat kecemasan .
value = 0.000 menunjukkan bahwa Jakarta:Balai Pustaka. Dikutip
SOP perawat pelaksana berpengaruh dari Lynda juall. 2001. Book of
terhadap tingkat kecemasan pasien nursing diagnosis edisi 8.
rawat inap di RSUD Bangkinang. Hidayat, A.A. (2012). Riset
Tingkat kecemasan pasien juga Keperawatan dan Teknik
ditentukan oleh mekanisme koping Penulisan Ilmiah. Jakarta :
individu dalam menganalisa suatu Salemba Medika
stresor, koping strategi pada aspek Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis
psikologis merupakan koping yang Mengembangkan SDM.
digunakan individu secara sadar dan Jogjakarta. Laksana.
terarah dalam mengatasi sakit atau Insani, Istyadi. 2010. Pengembangan
stressor yang dihadapinya.Terbentuk Kapasitas Sumber Daya Manusia
mekanisme koping bisa diperoleh Daerah Daam Rangka
melalui proses belajar dalam Peningkatan Transparansi dan
pengertian yang luas dan relaksasi. Akuntabilitas Pengelolaan
Apabila individu mempunyai Keuangan Daerah.
mekanisme koping efektif dalam Laksmi, Fuad dan Budiantoro. 2008.
menghadapi tresor, maka tidak akan Manajemen Perkantoran Modern.
menimbulkan stress yang Jakarta: Penerbit
mengakibatkan kesakitan, tetapi Pernaka.Muttaqin. (2011). Buku
stressor menjadi stimula yang ajar psikiatri klinis edisi ke 2.
mendatangkan prestasi. Jakarta: EGC
Kecemasan dialami pasien dan Moekijat. 2008. Adminitrasi
keluarga biasanya terkait dengan Perkantoran. Bandung: Mandar
segala macam prosedur asing yang Maju.
harus dijalani pasien juga hari yang
dilalui pasien serta menghadapi Notoatmodjo. (2007). Metode
segala terapi pengobatan. Pasien Penelitian. Jakarta: Pustaka
akan merasa tidak tenang dan selalu Belajar
gelisah dalam menjalani pengobatan Potter, P.A., & Perry. A.G. (2009).
karena timbul kejenuhan lingkungan Fundamentals of Nursing :
rumah sakit serta kurangnya Fundamental Keperawatan (edisi
pemberian informasi dan pandangan 7). Jakarta: Salemba Medika
dari perawat agar pasien lebih (terjemahan).
merasa tenang, karena itu SOP Sudjana. (2005). Metode statistika.
perawat sangat dibutuhkan dalam Bandung: Tarsito.
pelayanan kesehatan khususnya Stuar. (2006). Buku saku keperawatan
pemberian asuhan keperawatan dan jiwa edisi 5. Jakarta: EGC
pasien merasa aman. Sailendra, Annie. 2015. Langkah-
Langkah Praktis Membuat SOP.
DAFTAR PUSTAKA Cetakan Pertama. Trans Idea
Publishing, Yogyakarta.
Atmoko, Tjipto. 2012. Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai