Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA

PERAWAT DI RUMAH SAKIT HOLISTIKA MEDIKA

Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Proposal Development

program studi S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh

NAMA : PIPIT AYANTO METTO

NIM : 13110051

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATIYOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Perkembangan rumah sakit di Indonesia telah menuju pada era industri jasa kesehatan yang
menyangkut permasalahan yang komplek. Makin cepatnya perubahan pada industri
perumahsakitan ini, berakibat pada semakin tingginya tekanan para pengelola Rumah Sakit di
Indonesia, termasuk manajemen rumah sakit dan para medisnya (Pranowo, 2014).Kesehatan
menjadi kebutuhan semua warga negara tanpa kecuali.Pembangunan kesehatan yang bermutu
akan meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. Kinerja pelayanan kesehatan yang
merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan (Pranowo, 2014).

Kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masingmasing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman, 2011).

Perawat menjadi sumber daya yang signifikan dalam pelayanan kesehatan. Perawat adalah ujung
tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit.Dimana tenaga keperawatan bekerja selama 24 jam
mendampingi dan memonitor kesehatan pasien secara terus menerus dan berkesinambungan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan profesional

Profesi perawat mempunyai resiko yang sangat tinggi terkena stres, karena perawat memiliki
tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Masalah-
masalah yang sering dihadapi mereka di antaranya: meningkatnya stres kerja, karena dipacu
harus selalu maksimal dalam melayani pasien. Stres kerja karyawan tersebut, jika tidak
segera diatasi dapat berdampak pada perilaku yang tidak diharapkan oleh pihak organisasi,
seperti kepuasan kerja yang rendah serta turunnya komitmen organisasional para karyawan.
Kepuasan kerja akan tercapai bila kebutuhan karyawan terpenuhi melalui pekerjaan (Karambut,
2012).
Rumusan Masalah

Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental (stresor psikososial) sehingga bagi
sebagian individu/perawat dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha
beradaptasi untuk menanggulanginya dan stres dapat terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri
kita tidak terpenuhi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini dirumuskan
permasalahan yaitu Bagaimana hubungan tingkat stres perawat dengan kinerja perawat di Rumah
Sakit

Tujuan penelitian

Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
stres perawat dengan kinerja perawat di Rumah Sakit

Tujuan khusus
1.Mendeskripsikan tingkat stres perawat di Rumah Sakit

2. Mendeskripsikan kinerja perawat di Rumah Sakit

3. Menganalisis hubungan tingkat stres perawat dengan kinerja


perawat di Rumah Sakit

Manfaat penelitian

Bagi masyarakat

Manfaat bagi masyarakat diharapkan hasil penelitian ini membuat


masyarakat dapat menerima pelayanan keperawatan profesional yang
lebih baik.

Bagi pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan kepustakaan


untuk memperkaya pustaka yang sudah ada, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik berikutnya dalam proses pendidikan
di profesi kesehatan.

Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti


selanjutnya di bidang yang sama di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

STRES ORGANISASI
STRES
KELOMPOK KINERJA
PERAWAT
PERAWAT
INDIIDU

FAKTOR FAKTOR
INTERNAL EKSTERNAL

Kerangka Konsep

TINGKAT STRES
PERAWAT KINERJA PERAWAT
BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian analitik observasional,dengan pendekatan cross

sectional.Dimana observasional adalah pengamatan langsung terhadap variabel bebas dan

variabel terikat sedangkan pendekatan cross sectional yaitu studi yang dapat dilakukan

dengan data hanya sekali dikumpulkan pada waktu yang bersamaan serta melalui

pencatatan, pengamatan, pengukuran, dalam, waktu bersamaan terhadap subyek

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai