Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KONFLIK INTERPERSONAL

TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT


ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2018

Rina1, Rasyidin Abdullah2, Reza Aril Ahri3


1
Universitas Indonesia Makassar
2
Universitas Indonesia Makassar
3
Universitas Indonesia Makassar

Alamat Respondensi : (nersrina10@gmail.com/085256944431)

ABSTRAK

Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau
unit organisasi dan merupakan hasil kali dari volume kerja dan norma waktu. Konflik interpersonal
yaitu konflik yang terjadi antar individu. Konflik interpersonal dapat terjadi jika ada perbedaan
pendapat isu, tindakan dan tujuan tertentu didalam lingkup organisasi.Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh beban kerja dan konflik interpersonal terhadap kinerja perawat.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Populasi pada
penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar khususnya di ruang
ICU, HCU dan IGD sebanyak 41 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan penggunakan
tekhnik purposive sampling. Hasil uji regresi beban kerja nilai ρ = 0,02 dimana ρ <α = 0,05, hasil uji
regresi pada konflik interpersonal didapatkan nilai ρ = 0,006 dimana ρ <α = 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa beban kerja dan konflik interpersonal mempunyai pengaruh terhadap kinerja
perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar dimana semakin tinggi beban kerja makan kinerja
akan semakin kurang begitupun dengan konflik interpersonal semakin konflik interpersonal terjadi
maka akan menurunkan kinerja. Penelitian ini menyarankan agar perawat menanamkan dalam diri
masing-masing untuk tetap mengaplikan motto Rumah Sakit yaitu ihsan dalam pelayanan bekerja
sebagai ibadah agar dapat meningkatkan kinerja perawat.

Kata Kunci : Beban kerja, Konflik interpersonal, Kinerja Perawat

PENDAHULUAN standar pelayanan. Dalam hal ini, pelayanan


Pelayanan keperawatan kesehatan kesehatan merupakan upaya kesehatan yang
pada Rumah Sakit atau Puskesmas diselenggarakan untuk mewujudkan derajat
merupakan salah satu pelayanan yang sangat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
penting dan berorientasi pada tujuan yang individu atau masyarakat. Hal ini sesuai
berfokus pada penerapan asuhan dengan bunyi pasal 51 UU No 36 tahun 2009.
keperawatan secara professional sesuai Perawat merupakan ujung tombak dari
standar keperawatan sangat tergantung pada pelayanan kesehatan karena memberikan
bagaimana kinerja perawat di Rumah Sakit asuhan keperawatan secara langsung selama
atau Puskesmas dalam menerapkan standar 24 jam. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada
asuhan keperawatan (Ilyas, 2014). beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
Rumah sakit adalah bagian integral dari kinerja termasuk beban kerja dan konflik
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan interpersonal. Beban kerja dan konflik
fungsi menyediakan pelayanan paripurna interpersonal ini sangat berpengaruh terhadap
(komprehensif), penyembuhan penyakit pencapaian tujuan dari suatu organisasi
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) karena kurangnya kerja sama dalam satu tim,
kepada masyarakat. Rumah sakit juga ini menandakan tidak adanya sikap
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga profesionalisme didalam bekerja yang
kesehatan dan pusat penelitian medik bertentangan dengan Undang-Undang
(Depkes RI, 2014). keperawatan No 38 tahun 2014 pasal 2
Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang asas praktik keperawatan adalah etika
tentang kesehatan pasal 23 menjelaskan dan profesional dimana seresponden perawat
bahwa tenaga kesehatan berwenang untuk harus menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesionalisme dalam memberikan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. pelayanan.
Kemudian dalam pasal 24 dijelaskan bahwa Di Indonesia, perawat profesional baru
tenaga kesehatan tersebut harus memenuhi mencapai 2% dari total perawat yang ada,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

288
angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Makassar khususnya di ruang perawatan HCU
dengan Filipina yang sudah mencapai 40%. (High Care Unit), ICU (Intensive Care Unit)
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan IGD (Instalasi Gawat Darurat) dengan
didapatkan hasil kinerja perawat yang kurang jumlah sampel yang ditargetkan sebanyak 49
akibat beban kerja yang berat menurut Friska responden namun yang memenuhi kriteria
(2017). Mata rantai terdepan yang perlu sebanyak 41 responden yang merupakan
diperhatikan dalam perbaikan mutu dan tenaga perawat yang berstatus karyawan
kinerja pelayanan kesehatan adalah kontrak dan karyawan tetap yang merupakan
pengalaman pasien dan masyarakat terkait perawat pelaksana.
pelayanan yang mereka terima.
Pengembangan manajemen kinerja Pengolahan data
merupakan pendekatan perbaikan proses 1. Editing
pada sistem mikro yang mendukung dan Editing adalah yaitu kegiatan untuk
meningkatkan kompetensi klinis perawat untuk memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang
bekerja secara profesional dengan dikembalikan oleh responden. Beberapa
memperhatikan etika, tata nilai dan aspek tahap yang perlu diperhatikan dalam tahap
legal dalam pelayanan kesehatan. ini adalah: Keseseuaian jawaban dengan
Berdasarkan pengamatan dan hasil pertanyaan yang diajukan, Kelengkapan
wawancara yang dilakukan dengan beberapa pengisian daftar pertanyaan, Konsistensi
perawat di ruangan ICU, HCU dan IGD, jawaban responden.
peneliti mendapatkan informasi bahwa masih 2. Coding, yaitu kegiatan memberi tanda
banyak perawat yang mengeluh tentang berupa angka pada jawaban responden
beban kerja yang semakin meningkat yang diterima. Tujuannya adalah untuk
diakibatkan karena satu perawat harus menyederhanakan jawaban.
menangani pasien dua sampai tiga responden 3. Tabulasi, yaitu kegiatan menyusun dan
pasien setiap shiftnya dan jam kerja yang lebih menghitung data hasil pengkodean.
tinggi dibandingkan dengan jam kerja yang
telah diatur dalam Undang-undang No 13 Analisa Data
tahun 2003 yang dimana apabila dalam 1. Analisis Univariat bertujuan untuk
seminggu ada enam hari kerja maka jam kerja menjelaskan setiap variabel beban kerja,
maksimal adalah 40 jam sedangkan konflik interpersonal dan kinerja perawat
kenyataan yang terjadi adalah jam kerja yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
perawat mencapai 48 jam dalam seminggu frekuensi berdasarkan jumlah responden
dan faktor lain yang berpengaruh adalah ada dan persentase.
beberapa perawat yang mengalami konflik 2. Analisis Bivariat bertujuan untuk
yang terkadang bahkan sering menyebabkan mengetahui pengaruh dua variabel yaitu
mereka tidak bekerja secara professional variabel dependen dan variabel
karena menghubungkan antara masalah independen menggunakan Uji Regresi
pribadi dan masalah pekerjaan dimana hal dengan bantuan alat SPSS. Untuk
inilah yang menyebabkan kurangnya kinerja. menentukan apakah terjadi pegaruh yang
Dengan terjadinya hal demikian dalam bermakna antara variabel dependen
suatu lingkungan pelayanan kesehatan, maka dengan variabel independen.
dapat terjadi beberapa hal yang dapat
merugikan Rumah Sakit salah satunya adalah HASIL PENELITIAN
ketidakpuasan pasien yang dapat 1. Analisa Univariat
menyebabkan kunjungan pasien akan kurang. Tabel 1 distribusi karakteristik responden
Hal ini akan sangat berpengaruh besar Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
terhadap pencapaian tujuan suatu Rumah Tahun 2018.
Sakit dalam memberikan pelayanan prima. Karakteristik n %
Maka dari itu, berdasarkan latar jenis kelamin
belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti laki – laki 18 43,9
“Pengaruh beban kerja dan konflik perempuan 23 56,1
interpersonal terhadap kinerja perawat di umur
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 20-30 Tahun 36 87,8
2018”. 31-40 Tahun 5 12,2
D3 Keperawatan 15 36,6
BAHAN DAN METODE S1 Keperawatan 13 31,7
Lokasi, populasi, dan sampel Profesi Ners 12 29,2
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan S2 Keperawatan 1 2,4
November 2018 di Rumah Sakit Islam Faisal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
289
Berdasarkan tabel 1 diatas Hasil uji statistik, diperoleh nilai p
menunjukkan bahwa responden yang Value = 0,05 p = α = 0,05 dengan derajat
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18 kemaknaan α=0,05 maka dapat
responden (%) dan yang berjenis kelamin disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
perempuan berjumlah 23 responden (%). beban kerja mental dengan kinerja perawat
kelompok umur tertinggi yaitu responden di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
dengan rentang umur 20-30 tahun tahun 2018. Dimana semakin tinngi beban
berjumlah 36 responden (87,8 %), dan kerja mental yang dialami dapat
kelompok umur terendah yaitu responden menurunkan kinerja.
dengan rentang umur 31-40 tahun
berjumlah 5 responden (12,2 %). Tabel 4 Pengaruh beban kerja terhadap
kelompok pendidikan terakhir tenaga kinerja perawat di Rumah Sakit Islam
perawat yang paling banyak yaitu D3 Faisal Makassar
berjumlah 15 responden (36,6 %) Kinerja
Beban total
sedangkan kelompok pendidikan terakhir Baik kurang
tenaga perawat yang paling rendah yaitu kerja
n % n % n %
S2 keperawatan yaitu 1 responden (2,4 %).
rendah 12 63,2 7 36,8 19 100
2. Analisis Bivariat
Tabel 2. Pengaruh beban kerja psikologi tinggi 9 40,9 13 59,1 22 100
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar. Total 21 51,3 20 48,7 41 100
Beban Kinerja
Total
Kerja Baik kurang ρ value = 0.006
psikolo
gis n % n % n %
1 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa
rendah 8 32 8 50 100 dari total 41 responden (100 %), dengan
6
1 2 tingginya beban kerja maka akan
tinggi 68 8 50 100 menyebabkan kinerja kurang yaitu
7 5
2 1 4 sebanyak 13 responden (59,1 %) dan
Total 100 100 100 semakin rendah beban kerja maka kinerja
5 6 1
akan semakin baik dengan jumlah
ρ value = 0.02 responden 12 responden (63,2 %).

Pengaruh konflik interpersonal terhadap


Hasil uji statistik, diperoleh nilai p kinerja perawat Rumah Sakit Islam Faisal
Value = 0,02 p < α = 0,05 dengan derajat Makassar tahun 2018.
kemaknaan α=0,05 maka dapat Tabel 5. Pengaruh faktor manusia
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara terhadap kinerja di Rumah Sakit Islam
beban kerja psikologi dengan kinerja Faisal Makassar Tahun 2018.
perawat di Rumah Sakit Islam Faisal Kinerja
Makassar tahun 2018. Dimana semakin faktor Total
Baik kurang
tinggi beban psikologis makan dapat manusia
n % n % n %
mengakibatkan kinerja kurang. terjadi 9 47,3 10 2,7 9 100
tidak
16 72,7 6 7,3 2 100
Tabel 3 Pengaruh beban kerja mental terjadi
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Total 25 60,9 16 39 1 100
Islam Faisal Makassar. ρ value = 0.02

Beban Kinerja
Total Berdasarkan tabel 5. menunjukan bahwa
Kerja Baik kurang
Mental
dari total 41 responden (100 %), dengan
n % n % n % adanya konflik maka akan menyebabkan
rendah 6 33 12 66,9 23 100 kinerja kurang yaitu sebanyak 10
responden (52,7 %) dan semakin kurang
tinggi 0 4 3 56 18 100 konflik maka kinerja akan semakin baik
dengan jumlah responden 16 responden
Total 25 60,9 16 39 41 100 (72,7 %).

ρ value = 0.05

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

290
PEMBAHASAN terhadap kesehatan mental seresponden
1. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja. tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja
Berdasarkan Hasil uji statistik, mempunyai pengaruh terhadap kondisi
diperoleh nilai p Value = 0,006 p < α= 0,05 fatal dan psikologi seseresponden. Dalam
dengan derajat kemaknaan α=0,05 maka hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai
hipotesis alternatif diterima yang artinya harus tetap dalam keadaan sehat saat
ada pengaruh yang bermakna antara melakukan pekerjaan, selain istirahat yang
beban kerja terhadap kinerja perawat di cukup juga dengan dukungan sarana
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun tempat kerja yang nyaman dan memadai.
2018. Pertanyaan tentang beban kerja Kerja shift atau kerja malam sering kali
dalam penelitian ini terdiri dari 10 menyebabkan kelelahan bagi para pegawai
pernyataan dan jawaban beban kerja di akibat dari beban kerja yang berlebihan.
kategorikan tinggi oleh 22 responden atau Beban kerja berlebihan dan beban kerja
sebanyak 53,6 % pernyataan nomor 2 terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap
adalah pernyataan bahwa “saya memiliki kinerja pegawai.
waktu luang yang sedikit” dimana Menurut hasil penelitian tentang
pernyataan ini adalah pernyataan yang beban kerja didapatkan hasil bahwa beban
paling banyak disetujui oleh responden kerja mempunyai pengaruh yang positif
yaitu sebanyakn 20 responden (48,8 %). dan signifikan terhadap kinerja Perawat,
Pernyataan ini menggambarkan bahwa Dimana kinerja perawat sangat berkaitan
pekerjaan yang dilakukan begitu padat erat dengan mutu pelayanan keperawatan
sehingga menyebabkan waktu luang yang diberikan. Beberapa provinsi di
sedikit. Hasil penelitian ini sejalan Indonesia yang terdiri dari provinsi
dengan bebrapa penelitian sebelumnya Kalimantan Timur, Sumatera Utara,
diantaranya adalah Ahmad (2016) yang Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI
mengatakan bahwa beban kerja Jakarta telah dilakukan penelitian oleh
berpengaruh terhadap kinerja perawat di Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes
Ruang perawatan Mawar Rumah Sakit bekerja sama dengan WHO (World Health
Wisata UIT Makassar dengan nilai Organization) tahun 2004 didapatkan hasil
parameter standarized sebesar 0.325 bahwa selama 3 tahun terakhir sebanyak
dengan nilai signifikan 0.003. Sedangkan 70,9% perawat tidak pernah mengikuti
Arie (2015) mengatakan bahwa beban pelatihan, 39,8% perawat di rumah sakit
kerja dapat mempengaruhi kinerja melalui mengerjakan tugas-tugas non
bornout dengan nilai koefisien direct effect keperawatan, 47,4% perawat yang tidak
sebesar 0,317 (p<0.05) sedangkan nilai mempunyai uraian tugas yang jelas dan
koefisien indirect effect memiliki nilai tertulis, belum adanya pengawasan dan
masing-masing 0,270 (p<0.05), 0,220 evaluasi secara berkala terhadap kinerja
(p<0.05) dan 0,192 (p<0.05). Dan perawat secara khusus (Kemenkes RI,
penelitian yang dilakukan oleh Rini (2018) 2010). Selain itu baik atau buruknya suatu
yang mengatakan bahwa ada pengaruh kinerja sangat dipengaruhi oleh beban
antara beban kerja dan kinerja perawat di kerja, semakin tinggi beban kerja maka
Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan akan berdampak buruk bagi kinerja
dengan hasil beban kerja (X2) berpengaruh perawat, kinerja yang buruk akan
secara signifikan terhadap kinerja (Y) pada berdampak buruk pula pada karier perawat,
taraf 0,05. adanya reward, tidak adanya sistem
Penelitian ini tidak sejalan dengan promosi, serta tidak ada punishmen
penelitian yang dilakukan oleh (Elizabeth, terhadap perawat yang kinerjanya buruk
2015) yang menunjukan (28,6%) perawat (Kurniadi, 2013).
yang memiliki beban kerja tinggi dengan Beban kerja yang terlalu banyak atau
kinerja baik. Hal ini disebabkan motivasi terlalu sedikit dapat mengakibatkan
yang tinggi dari perawat dan kerja keras seresponden pekerja menderita gangguan
dalam menjalankan tanggung jawabnya, atau penyakit akibat kerja. Beban kerja
pengawasan dari kepala ruangan dan yang terlalu berlebihan akan menimbulkan
tuntutan dari pihak rumah sakit yang kelelahan baik fisik maupun mental dan
mengharuskan perawat/staff rumah sakit reaksi-reaksi emosional seperti sakit
untuk selalu menerapkan. kepala, gangguan pencernaan dan mudah
Kondisi kerja tertentu dapat marah. Sedangkan pada beban kerja yang
menghasilkan prestasi kerja yang optimal terlalu sedikit dimana pekerjaan yang
di samping dampaknya terhadap kinerja terjadi akibat pengulangan gerak akan
pegawai, kondisi fisik berdampak pula menimbulkan kebosanan dan rasa

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
291
monoton. Kebosanan dalam kerja rutin berbagai pihak. Kinerja seresponden
sehari-hari karena tugas dan pekerjaan perawat dapat dilihat dari mutu asuhan
yang terlalu sedikit mengakibatkan keperawatan yang diberikan kepada
kurangnya perhatian pada pekerjaan pasien. Asuhan keperawatan berkualitas
sehingga secara potensial membahayakan perlu berorientasi pada hasil pasien yang
pekerja. lebih baik. Kondisi tersebut dapat tercapai
2. Pengaruh konflik interpersonal terhadap apabila ditunjang oleh sumber daya
Kinerja manusia yang memadai secara kualitas
Hasil uji statistik, diperoleh nilai p maupun kuantitas.
Value = 0,024 p < α= 0,05) dengan derajat Menurut Bauman (2007), Sumber
kemaknaan α=0,05 maka hipotesis daya manusia dalam profesi keperawatan
alternatif diterima yang artinya ada merupakan faktor terpenting dalam
pengaruh yang bermakna antara konflik pelayanan Rumah Sakit, karena di hampir
interpersonal terhadap kinerja perawat di setiap negara hingga 80% pelayanan
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun kesehatan diberikan oleh perawat. Menurut
2018. Hal ini dibuktikan dengan ingginya Swansburg (2000) sumber daya manusia di
angka responden yang menjawab bahwa Rumah Sakit adalah tenaga keperawatan
konflik interpersonal meningkat yaitu sebesar 40%-60%. Menurut Depkes RI
sebanyak 23 responden atau 36,1%. tahun 2006 sebanyak 40% pemberi
Pernyataan yang paling dominan dijawab pelayanan kesehatan di Indonesia adalah
setuju oleh responden adalah pernyataan tenaga keperawatan. Oleh karena itu
nomor 6 yang mengatakan bahwa “saya pelayanan keperawatan merupakan
merasakan antara saya dan rekan kerja indikator baik buruknya kualitas pelayanan
saya mempunyai perbedaan dalam Rumah Sakit.
menentukan solusi atas permasalahan Keberhasilan Rumah Sakit dalam
yang berkaitan dengan pekerjaan” yaitu menjalankan fungsinya ditandai dengan
sebanyak 10 responden atau 24,4 %. adanya mutu pelayanan prima Rumah
Penelitian ini sejalan dengan Sakit. Mutu pelayanan Rumah Sakit sangat
beberapa penelitian sebelumnya yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor
Hasby (2017) yaitu konflik dapat diantaranya yang paling dominanan adalah
mempengaruhi stress kerja yang dapat sumber daya manusia (Kepmenkes No.
menyebabkan kinerja perawat berkurang 836 Tahun 2005). Penelitian Kamal dkk.
dengan hasil nilai ρ = 0,025 yang (2010) yang dilakukan terhadap 620
menunjukan bahwa nilai ρ lebih kecil dari perawat perempuan berusia rata-rata 24
nilai α = 0,05. Sedangkan penelitian yang tahun pada 11 Rumah Sakit di Jepang
dilakukan oleh Pratika (2017) mengatakan menemukan bahwa lebih dari 70% perawat
bahwa konflik interpersonal memberikan mengalami konflik interpersonal, dimana
dampak pada kinerja perawat di RS 75% perawat mengalami konflik
Ramahadi dengan hasil Diketahui nilai t intrapersonal yang berhubungan dengan
tabel pada taraf signifikansi 5% (2-tailed). kehidupan keluarga dan 72% lagi
Program konflik kerja diketahui t hitung mengalami konflik intrapersonal yang
(2,411) > t tabel (2,005) dan Sig. (0,019) < berhubungan dengan kehidupan
0,05. Artinya variabel konflik kerja perkawinan.
berpengaruh signifikan terhadap stres kerja Seseresponden yang terlalu ambisius
yang menyebabkan kinerja berkurang dan memiliki dorongan kerja yang besar atau
penelitian yang dilakukan oleh Rikha beban kerja yang berlebihan, tuntutan
(2015) mengatakan bahwa ada pengaruh pekerjaan tinggi maka kinerja akan menjadi
antara konflik interpersonal terhadap rendah. Stres kerja akan melemahkan
kinerja perawat di Rumah Sakit PKU sesresponden secara fisik maupun mental,
Muhammadiyah Yogyakarta dengan nilai tanda-tanda beban kerja berlebih adalah
signifikan mudah tersinggung, kelelahan fisik dan
Perawat merupakan salah satu mental, ketidaktegasan, hilangnya
komponen yang mempunyai peranan obyektivitas, kecenderungan berbuat
penting dalam memberikan pelayanan masalah, kekhilafan dalam ingatan dan
kesehatan di Rumah Sakit lebih jauh lagi terjadinya konflik interpersonal (Munandar,
perawat merupakan staf kesehatan yang 2001).
mempunyai intensitas interaksi yang paling
tinggi dengan pasien dan keluarga dalam KESIMPULAN
memberikan pelayanan kesehatan. Karena 1. Ada pengaruh antara beban kerja terhadap
itu kinerja perawat terus menjadi perhatian kinerja perawat di Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar tahun 2018.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

292
2. Ada pengaruh antara konflik interpersonal 2. Perawat : menanamkan motto Rumah Sakit
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit (ihsan dalam pelayanan, bekerja ebagai
Islam Faisal Makassar tahun 2018. ibadah) dalam diri masing-masing agar
tidak menjadikan beban kerja sebagai
SARAN suatu masalah dalam memberikan
1. Rumah sakit: Perlu dilakukan evaluasi pelayanan (asuhan keperawatan).
kinerja perawat secara rutin untuk
meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad hanani, (2016). Pengaruh beban kerja, kepuasan, dan fasilitas terhadap kinerja perawat di ruang
perawatan mawar Rumah Sakit UIT Makassar : Jurnal Mirai Managemen Vol.1.

Baumann A. (2007), Positive practice Environment : Quality Workplces + Quality Patient Care, International
Council of Nurses, Januari 2010.

Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. http//www.depkes.go.id.

Depkes RI. (2006). Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit, Edisi 6.
Jakarta: DepKes
.
Elizabeth Boye Kuranchie-Mensah, K. A.-T. (2015). Employee Motivation and Work Performance: A
Comparative. Industrial Engineering and Management, 55.

Friska, 2017.Pengaruh beban kerja, stress kerja dan motivasi Kerja terhadap kinerja perawat rumah Sakit Islam
ibnu sina pekanbaru : JOM Fekom.

Ilyas, Yaslis (2014). Perencanaan SDM Rumah Sakit. Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM
Universitas Indonesia

Kamal, A.; Masumi, M.; Minowa, O.; Takashi, S. Tomofumi, I.; Toshihiro, U. (2010). Night-Shift Work Related
Problems in Young Female Nurses in Japan : Journal Occupational Health 43:150-156.

Kemenkes RI. (2010). Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan. Jakarta: Kemenkes.

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya teori, konsep dan aplikasi. Jakarta : Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

M. Hasbi (2017). Pengaruh konflik kerja, beban kerja dan komunikasi terhadap stres kerja Perawat bagian rawat
inap pada RSUD Petala bumi pekanbaru : Jom fekon, vol. 4 no. 1.

Munandar, A. S. (2011). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Munandar, AS. 2001. Psikologi industri dan organisasi. Edisi 1 : Jakarta.

Pratika (2017), Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja Serta Implikasinya pada
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ramahadi Kab.Purwakarta.

Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Terjemahan. Jakarta : EGC
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

Wahyudi. 2010. Manajemen Konflik dalam Organisasi: Pedoman Praktis bagi Pemimpin Visioner. Bandung:
Alfabeta.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
293

Anda mungkin juga menyukai