Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS


PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
RSU dr. H. KOESNADI
BONDOWOSO

(Relationship Between Workload and Nurse’s Performance for the Physiological


Needs of the Patient at Inpatient Room of RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso)

Anggi Nur Widayanti1), Sasmiyanto2), Zuhrotul Eka Yulis 3)


1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
2,3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957


Email: anggi.widya123@gmail.com

ABSTRAK
Beban kerja perawat merupakan semua kegiatan yang dilakukan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Kinerja perawat merupakan prestasi kerja yang
dicapai dari kemampuan kerja yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam pemenuhan
kebutuhan fisiologis pasien di Ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Desain Penelitian koreasional dengan pendeketan cross sectional. Populasi pada
penelitian seluruh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso berjumlah 43 perawat dengan sampel sebanyak 38 perawat yang diambil
secara Simple Random Sampling. Instrumental penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50.0 % merasakan beban
kerja berat dan 56.3 % kinerja perawat dalam kategori cukup. Hasil analisa bivariat
uji statistik Spearman Rank diperoleh (P value = 0,004, r = -0,460) dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara beban kerja dengan kinerja perawat dalam
pemenuhan kebutuhan fisiologis pasien yang bersifat timbal balik dengan kekuatan
korelasi sedang. Penelitian ini direkomendasikan kepada perawat untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
mencapai beban kerja yang seimbang dan perlu ada penilaian kerja secara rutin untuk
mendapatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik.

Kata Kunci : Beban Kerja, Kinerja Perawat


Daftar Pustaka 10 ( 2013 – 2017)

1
ABSTRACT
Nurses work load is all the activities undertaken by nurses in providing nursing
services. Nurse's performance is the achievement of work achieved from work ability
done. The purpose of this research was to determine the relationship between
Relationship Between Workload and Nurse’s Performance for the Physiological
Needs of the patient at Inpatient Room of RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Research
was correlation with cross sectional approach. Population of this research were 43
nurses in inpatient room RSU dr. H.Koesnadi Bondowoso with 38 nurses as sample
taken by Simple Random Sampling. Instrumental this research used questionnaire
with likert scale. The results showed that 50.0% felt heavy workload and 56.3% nurse
performance in sufficient category. The result of bivariate analysis used Spearman
Rank statistical test obtained (P value = 0,004, r = -0,460) it can be concluded that
there was significant relationship between work load and nurse’s performance for
patient’s physiological needs which is reciprocity with medium correlation. This
research was recommended for nurses to improve nursing services accordance with
their duties and functions in achieving a balanced workload and work regular
assesment is needed in order to get better quality of nursing services.

Keywords : Workload, Nurse’s Performance


Bibliographi 10 (2013-2017)

PENDAHULUAN yang tinggi. Beban kerja perawat


Tenaga kesehatan yang paling merupakan semua kegiatan yang
dominan dalam suatu pelayanan dilakukan perawat dalam memberikan
kesehatan adalah perawat. Perawat pelayanan keperawatan (Africia,
bekerja selama 24 jam dalam melayani 2017).
pasien dan memiliki tanggung jawab Dalam perhitungan beban kerja
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dapat dilihat melalui 3 aspek yaitu :
pasien, dan memberikan pelayanan Aspek Fisik, Aspek Psikologis, dan
pelayanan asuhan keperawatan secara Aspek Penggunaan Waktu (Kurniadi,
spesifik. Pelayanan yang diberikan 2013). Beban kerja yang tinggi akan
tergantung pada beberapa faktor salah mempengaruhi kapasitas pelayanan
satunya adalah beban kerja. keperawatan yang akan diberikan
Beban kerja penting diketahui kepada pasien.
sebagai dasar untuk mendapatkan Gillies (1994, dalam Rubbiana, I.
keserasian dan produktivitas kerja 2015) mengungkapkan bahwa beban

2
kerja yang tinggi akan sangat kebutuhan. Hierarki kebutuhan
mempengaruhi kualitas komunikasi manusia mengatur kebutuhan dasar
yang dilakukan oleh perawat baik dalam lima tingkatan prioritas.
antar perawat dengan pasien, Tingkatan yang paling dasar atau
kegagalan kolaborasi antara perawat pertama meliputi kebutuhan fisiologis
dan dokter, keluarnya perawat dan seperti : udara, air, makanan, oksigen,
ketidakpuasan kerja perawat. Menurut cairan, eliminasi, dan istirahat
Griffiths et all (2008, dalam (Wahyudi & Wahid, 2016).
Muslimah, 2015) faktor risiko yang Kebutuhan yang belum terpenuhi
mempengaruhi terjadinya penurunan akan memotivasi perilaku
kinerja salah satunya adalah beban sebagaimana yang telah dicantumkan
kerja yang dirasakan oleh perawat dalam teori Kebutuhan Maslow
tidak sesuai dengan perawat yang (1954). Terpenuhinya kebutuhan yang
tersedia. diperoleh oleh pasien sebagai
Kinerja perawat merupakan hasil penerima pelayanan sangat di dukung
kerja dan perilaku kerja yang telah oleh pelayanan keperawatan yang
dicapai dalam menyelesaikan tugas- diberikan oleh seorang perawat dalam
tugas dan tanggung jawab yang suatu unit pelayanan kesehatan
diberikan dalam satu periode tertentu (Nursalam, 2013).
(Kasmir, 2016). Kinerja perawat RSU dr. H. Koesnadi
merupakan suatu ukuran keberhasilan Bondowoso merupakan Rumah Sakit
dalam mencapai tujuan pelayanan dengan status akreditasi tipe B yang
keperawatan. memberikan pelayanan kesehatan
Kinerja perawat yang optimal melalui perawat professional yang
akan mendukung pelayanan sudah memiliki tanggung jawab dan
keperawatan kepada pasien, terutama siap dalam memberikan pelayanan
pelayanan dalam hal Pemenuhan keperawatan terhadap masyarakat di
Kebutuhan Dasar Manusia. Manusia Kota Bondowoso. RSU dr.
memiliki kebutuhan dasar yang H.Koesnadi Bondowoso merupakan
tersusun berdasarkan hierarki Rumah Sakit rujukan bagi seluruh

3
puskesmas yang berada di wilayah terhadap jumlah cairan urine tetapi
Bondowoso dan sekitarnya. hanya melalui perkiraan saja.
Berdasarkan studi pendahuluan Berdasarkan uraian diatas penulis
di RSU dr. H. Koesnadi diperoleh data tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai jumlah perawat terdiri dati tentang “Hubungan Beban Kerja
23 perawat di ruang Bougenvil, 1 dengan Kinerja Perawat dalam
perawat di ruang Dahlia, 15 perawat di Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
ruang Melati, dan 15 perawat di Ruang Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr.
Teratai. H. Koesnadi Bondowoso”
Hasil wawancara pada 5 perawat
MATERIAL DAN METODE
mengenai beban kerja, 3 perawat
Penelitian ini menggunakan
mengatakan sering menghadapi pasien
Desain Penelitian korelasional dengan
yang kurang kooperatif, sering
pendekatan Cross Sectional. Populasi
merasakan tuntutan dari keluarga
pada penelitian ini adalah semua
pasien untuk kesembuhan dan
perawat pelaksana di Ruang Rawat
keselamatan pasien dan 2 orang
Inap Bougenvil, Dahlia, Melati, dan
perawat juga mengeluh karena
Teratai di RSU dr.H. Koesnadi
banyaknya pasien dengan karakteristik
Bondowoso yakni sebanyak 43
yang berbeda sehingga ikut menambah
perawat. Besarnya sampel dalam
beban kerja perawat. Selain itu 4
penelitian ini berdasarkan rumus
perawat juga mengatakan jarang sekali
Slovin di dapat sebanyak 38 responden
memantau asupan makanan dan cairan
dengan kriteria inklusi yaitu Perawat
pasien, jarang berkolaborasi dengan
pelaksana di Ruang Rawat Inap,
keluarga pasien dalam melakukan
Kooperatif dan bersedia menjadi
tindakan terutama pada keluarga yang
responden. Sedangkan untuk kriteria
kurang bisa diajak bekerja sama,
eksklusinya adalah Perawat yang
perawat tidak memantau secara
menduduki jabatan struktural sebagai
berkala terapi cairan yang diberikan
Kepala Ruangan dan Ketua TIM,
kepada pasien dan perawat tidak
Perawat yang sedang cuti pada saat
melakukan observasi langsung

4
penelitian dilakukan. Perempuan
Penelitian ini dilakukan pada Pendidikan
D3 Keperawatan 27 71,1 %
tanggal 28 Mei – 28 Juni 2018. Teknik S1 Keperawatan 11 28,9 %
pengumpulan data peneliti Status Kepegawaian
PNS 9 23,7 %
menggunakan Kuesioner Beban Kerja NON PNS 29 76,3 %
Perawat dengan 14 pertanyaan dan Masa Kerja
1 – 5 tahun 23 60,5 %
Kinerja Perawat dalam Pemenuhan 6 – 10 tahun 6 15,8 %
Kebutuhan Fisiologis Pasien dengan 11 – 15 tahun 5 13,2 %
16 – 20 tahun 4 10,2 %
45 pertanyaan. Analisis data dalam Perawat pelaksana mayoritas
penelitian ini menggunkan analisis berusia 20 – 30 tahun sebanyak 19
univariat dan bivariat dimana analisis responden (50,0 %). Perawat
univariat meliputi data demografi pelaksana mayoritas berjenis kelamin
responden yaitu Usia perawat, Jenis perempuan sebanyak 25 responden
Kelamin, Pendidikan perawat, Status (65,8 %). Pendidikan perawat paling
Kepegawaian dan Masa Kerja Perawat banyak adalah D3 Keperawatan
dan Kinerja dalam Pemenuhan sebanyak 27 responden (71,1 %).
Kebutuhan Fisiologis Pasien. Perawat pelaksana mayoritas dengan
Sedangkan analisis bivariat status kepegawaian NON PNS
menggunakan uji korelasi Spearman sebanyak 29 responden (76,3%). Dan
Rank. masa kerja perawat pelaksana paling
HASIL DAN PEMBAHASAN banyak adalah 1 – 5 tahun sebanyak 23
HASIL responden (60,5%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Tabel 2. Data Khusus Responden
Demografi Responden
Data F (%) Data Khusus F (%)
Demografi Beban Kerja
Usia Ringan 9 23,7%
20 – 30 tahun 19 50,0 % Sedang 10 26,3%
31 – 40 tahun 18 47,4 % Berat 19 50,0 %
>40 tahun 1 2,6 % Kinerja Perawat
Jenis Kurang 5 13,2%
Kelamin 13 34,2 % Cukup 21 56,3%
Laki – laki 25 65,8 % Baik 12 31,6 %
Diperoleh data distribusi Beban

5
kerja dengan jumlah terbanyak Beban Kebutuhan Fisiologis Pasien dalam
kerja yang dirasakan berat sejumlah 19 kategori cukup sebanyak 21 responden
responden (50,0%). Dan distribusi (56,3%).
Kinerja Perawat dalam Pemenuhan
Tabel 3. Analisis Hubungan menggunakan uji Spearman Rank
Beban Kinerja Perawat dalam P value R
Kerja Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
Perawat Pasien
Kurang Cukup Baik Total
Ringan 0 4 5 9 0.004 0.460
Sedang 1 3 5 10
Berat 4 13 2 19
Total 5 21 12 38
Hasil uji Spearman Rank, beberapa kegiatan dalam pelayanan
didapat p value = 0,004 yang berarti p keperawatan yang berhubungan
< 0,05. Hasil penelitian ini dengan beban kerja adalah banyaknya
menyatakan bahwa H1 diterima, yang pasien yang harus dirawat, kapasitas
artinya ada hubungan Beban Kerja kerjanya sesuai dengan pendidikan
dengan Kinerja Perawat dalam yang di peroleh, shift yang digunakan
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis untuk menjalankan tugasnya yang
Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr. sesuai dengan jam kerja yang
H.Koesnadi Bondowoso. berlangsung setiap hari. Beban kerja
PEMBAHASAN penting diketahui sebagai dasar untuk
Berdasarkan hasil penelitian mendapatkan keserasian dan
yang dilakukan pada Juni 2018 dengan produktivitas kerja yang tinggi. Beban
jumlah responden sebanyak 38 kerja perawat merupakan semua
perawat pelaksana di Ruang Rawat kegiatan yang dilakukan perawat
Inap RSU dr. H.Koesnadi Bondowoso dalam memberikan pelayanan
didapatkan bahwa sebagian besar keperawatan (Africia, 2017).
responden merasakan beban kerja
Dalam perhitungan beban kerja
dalam kategori berat. Beban kerja
seorang perawat ditinjau melalui 3
yang dirasakan perawat meliputi

6
aspek yakni aspek fisik, aspek kemungkinan yang mendukung
psikologis dan aspek waktu. Beberapa ditinjau dari data demografi, salah
faktor yang mempengaruhi terhadap satunya status kepegawaian pada
beban kerja yaitu faktor internal dan perawat yakni sebagian besar perawat
faktor eksternal. Faktor internal dengan status kepegawaian NON PNS.
meliputi jenis kelamin, umur, status Menurut pendapat peneliti seorang
gizi, kondisi kesehatan dari masing- perawat dalam melakukan pekerjaan
masing individu, motivasi persepsi, juga harus merasakan kepuasan kerja
kepercayaan, keinginan dan kepuasan dalam meningkatkan kinerja yang
kerja (Hanapi, L. 2015). optimal. Kepuasan kerja masing-
Menurut asumsi peneliti dan masing individu berbeda bisa saja di
didukung oleh tabulasi data yang telah pengaruhi oleh faktor eksternal upah
diolah menunjukkan hasil persentase gaji maupun dari kesesuaian antara
responden merasa bahwa beban kerja jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
yang dirasakan oleh perawat dalam di ruangan dengan jumlah perawat
kategori berat sehingga mempengaruhi yang ada. Hal ini juga didukung oleh
kinerja yang diberikan oleh perawat pendapat (Moehijat 2009 dalam
dalam kategori cukup dikarenakan Astriyuningsih 2015) yang
oleh beberapa faktor salah satu faktor mengatakan bahwa status kepegawaian
utama yang menjadi penyebab beban memberikan kesejahteraan perawat.
kerja yang dirasakan dalam kategori Status pegawai yang mapan seperti
berat terutama dalam hal tindakan PNS akan menghasilkan pendapatan
keperawatan kepada pasien dengan yang sesuai dengan kebutuhan
tingkat ketergantungan yang berbeda, individu atau setidaknya diatas UMR
bertanggung jawab untuk menangani (Upah Minimum Regional). Status
>10 pasien dalm setiap shift, dan kepegawaian menjadi faktor penting
mendapatkan dan menyelesaikan dalam mempengaruhi kinerja perawat.
pekerjaan dengan tingkat kesulitan Potensi kemungkinan lain yang
yang tinggi. mendukung data demografi yakni usia
Terdapat beberapa potensi responden, mayoritas responden

7
dengan beban kerja berat yaitu mengendalikan emosi dan semakin
berumur 20 – 30 tahun. Menurut terbuka terhadap pendapat orang lain.
pendapat peneliti di usia yang masih Potensi kemungkinan lain yang
bisa dibilang muda ini merupakan usia mendukung dari data demografi yakni
proses pembelajaran dalam hal masa kerja. Masa kerja responden pada
beradaptasi terhadap keadaan awal penelitian ini terbanyak dengan masa
pekerjaan setelah tahap proses kerja 1- 5 tahun. Menurut pendapat
pembelajaran yang dirasakan pada peneliti masa kerja sangat
proses ilmu pendidikan yang diperoleh mempengaruhi pekerjaan seseorang,
baik dari perkuliahan ataupun seseorang yang baru saja merasakan
pengalaman saat pelatihan sebelum situasi yang baru terutama dalam
bekerja. Pada tahap usia ini merupakan pekerjaan akan sangat mempengaruhi
tahap penyesuaian terhadap situasi pola pikir seseorang terutama dalam
yang baru dan pasti masih sangat pelayanan keperawatan yang masih
dirasakan oleh responden yang masih belum cukup lama untuk
berusia muda sehingga membutuhkan menyesuaikan dengan kondisi yang
semangat dan kedewaasaan dalam baru. Menurut (Saputra,R. 2016)
menekuni suatu hal yang baru saja menyatakan bahwa masa kerja
ditekuni dalam suatu pekerjaan . Hal biasanya dikaitkan dengan waktu
ini didukung oleh pendapat (Saputra, mulai bekerja, dimana pengalaman
R. 2016) yang mengatakan bahwa usia kerja juga ikut menentukan kinerja
25 sampai 30 tahun merupakan tahap seseorang. Perawat dengan
penentuan bidang yang cocok bagi pengalaman lebih dilaporkan
karir individu karena umur sangat melakukan fungsi yang lebih baik dan
berkaitan dengan kedewasaan perawat, lebih kompleks daripada mereka yang
semakin tinggi umur semakin mampu kurang pengalaman. Hal ini juga
menunjukkan kematangan jiwa dan didukung oleh hasil penelitian tentang
semakin dapat berpikir rasional, “Hubungan Pendidikan, Masa Kerja
semakin bijaksana dalam setiap dan Beban Kerja dengan Kinerja
melakukan tindakan, mampu Perawat dalam Keselamatan Pasien

8
RSUD Haji Makassar”yang dilakukan jumlah responden sebanyak 38
oleh Astriana, Noor N. dan Sidin, A perawat pelaksana di Ruang Rawat
menunjukkan bahwa ada hubungan Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
masa kerja dengan kinerja perawat. didapatkan bahwa sebagian besar
Semakin banyak atau lama masa kerja responden dengan kinerja dalam
seseorang pada pekerjaan tertentu kategori cukup. Kinerja yang
maka pengalaman yang didapatkannya dilakukan oleh perawat yang ada di
semakin banyak, sehingga tingkat Ruang Rawat Inap RSU dr. H.
kecakapan atas pekerjaan yang Koesnadi Bondowoso telah cukup baik
menjadi tugasnya akan semakin tinggi dalam memenuhi kebutuhan fisiologis
karena didukung dengan kemampuan pasien namun tidak secara
dan pengalaman kerja yang memadai menyeluruh. Kinerja perawat yang
akan membuahkan hasil atau kinerja tergolong cukup jika dilihat dari
yang tinggi bagi tenaga kerja itu tabulasi data yang telah diolah, dalam
sendiri, juga menunjukkan kualitas setiap pemenuhan kebutuhan fisiologis
pekerjaan yang dilaksanakan. pasien yang harus dipenuhi terdapat
Untuk mengukur kinerja beberapa hal yang menyebabkan
perawat di Ruang rawat inap RSU dr. penurunan kinerja terutama yang
H. Koesnadi Bondowoso dalam berhubungan tingkat ketergantungan
penelitian ini dengan memperhatikan pasien dan kolaborasi antara perawat
aspek kebutuhan fisiologis pasien yang dengan pasien dan keluarga pasien.
harus terpenuhi yakni kebutuhan Salah satu fakta yang diperoleh
oksigen, kebutuhan cairan, kebutuhan melalui instrumen penelitian
nutrisi, kebutuhan eliminasi, penurunan kinerja perawat terdapat
kebutuhan istirahat tidur, kebutuhan pada beberapa pekerjaan yaitu
terbebas rasa nyeri, kebutuhan memberikan makan per oral sesuai
pengaturan suhu tubuh, dan kebutuhan dengan keadaan pasien yang sedikit
seksual. menghabiskan waktu perawat,
Berdasarkan hasil penelitian memberikan makan pasien melalui
yang dilakukan pada Juni 2018 dengan NGT, Membantu pasien dalam proses

9
eliminasi khususnya pada pasien yang SARAN
bedrest total dan sangat membutuhkan 1. Perawat seharusnya dapat
bantuan perawat, menyediakan alat meningkatkan kompetensi dan
bantu BAK dan BAB di setiap ruangan keterampilan perawat sehingga
pasien, Mengobservasi keadaan feses dapat memberikan pelayanan
dan urine, melatih latihan gerak aktif keperawatan sesuai dengan tugas
dan pasif sesuai dengan kondisi pasien, pokok dan berbagai macam tugas
melakukan mobilisasi pada pasien, yang telah dibebankan dalam
melakukan tindakan kompres hangat melaksanakan tugas pokok sebagai
atau dingin ke pasien, dan yang perawat pelaksana yang nantinya
terakhir adalah mengajak bekerja sama juga akan mempengaruhi pelayanan
dengan keluarga pasien terkait dengan keperawatan yang profesional
tahap penyelesaian masalah yang dalam meningkatkan mutu
dirasakan pasien. pelayanan yang diberikan dalam
KESIMPULAN suatu Rumah Sakit.
1. Beban kerja perawat di Ruang 2. Pelayanan Kesehatan untuk
Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi mempertahankan kualitas
Bondowoso sebagian besar dalam pelayanan, hasil penelitian ini dapat
kategori berat. dijadikan landasan agar pihak
2. Kinerja perawat dalam Pemenuhan Rumah Sakit bisa mempertahankan
Kebutuhan Fisiologis Pasien di atau lebih baik dari sebelumnya
Ruang Rawat Inap RSU dr. H. terutama kinerja perawat dalam
Koesnadi Bondowoso dalam memberikan asuhan keperawatan
kategori cukup. dengan memberi fasilitas
3. Ada hubungan antara beban kerja pengembangan sumber daya
dengan kinerja perawat dalam manusia melalui seminar,
pemenuhan kebutuhan fisiologis workshop, pelatihan dan
pasien di Ruang Rawat Inap RSU pengembangan pendidikannya.
dr. H. Koesnadi Bondowoso 3. Pendidikan Keperawatan dapat
mengembangkan ilmu keperawatan

10
dalam dunia pendidikan dan Indonesia.
Hanapi, L. (2015). Pengukuran Beban
pengertian yang mendalam tentang
Kerja dengan Metode Nasa -
profesi perawat. Talk Load Index di CV Gimera
Jaya Bandung. (Skripsi).
4. Peneliti Selanjutnya dapat
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
digunakan sebagai acuan untuk Industri. Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
melakukan penelitian lanjutan
Muslimah. (2015). Hubungan Beban
dengan melakukan uji validitas Kerja dengan Kinerja Perawat
di Ruang Rawat Inap RSUD dr.
terlebih dahulu mengenai instrumen
Rasidin Padang Tahun 2015.
yang digunakan serta lebih (Skripsi). Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas Padang.
menghomogenkan responden
Nursalam. (2013). Manajemen
sehingga akan sedikit mengurangi Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan
bias dalam penelitian yang telah
Profesional. Edisi 3. Jakarta :
dilakukan. Salemba Medika.
Saputra, R. (2016). Hubungan Beban
DAFTAR PUSTAKA
Kerja dengan Mutu Pelayanan
Africia, F. (2017). Hubungan Beban Keperawatan di Rawat Inap
Kerja Perawat Dengan Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
Perawat Di Bangsal Instalasi Sultah Syarif Mohamad Alkadrie
Rawat Inap Rsud Mardi Waluyo Kota Pontianak Tahun 2016.
Kota Blitar. Jurnal (Skripsi). Fakultas Kedokteran
Keperawatan, 43-50. Universitas Tanjungpura
Astriyuningsih. (2015). Hubungan Pontianak.
Status Kepegawaian dengan Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016).
Perilaku Caring Perawat pada Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Pasien di Ruang Rawat Inap Dasar. Jakarta : Mitra Wacana
Kelas 3 RSD Balung. (Skripsi). Medika.
Fakultas Keperawatan Rubbiana, I. (2015). Analisis Beban
Universitas Muhammadiyah Kerja dan Tenaga Kerja
Jember. Perawat Pelaksana dengan
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Metode Work Indicator Staff
Daya Manusia (Teori dan Need (WISN) di Instalasi Rawat
Praktik). Jakarta: Rajawali Pers. Inap Tulip RSUD Kota Bekasi
Kurniadi, A. (2013). Manajemen Tahun 2015. (Skripsi). Fakultas
Keperawatan dam Prospektifnya Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Islam Negeri Syarifhidayatullah
Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai