Anda di halaman 1dari 13

Systematic Review :

Pengaruh Terapi Relaksasi Genggam Jari dan Tarik Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia

Indri Ramadini1, Dhara Tri Fadhilla2


Prodi S1 Keperawatan STIKes YPAK Padang
1
indri.ramadini@gmail.com 2dharatrifadhillah@gmail.com

ABSTRAK
Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan
sendi, warna kemerahan, panas, nyeri terjadinya gangguan gerak. Prevalensi penyakit sendi
berdasarkan usia terjadi peningkatan pada lansia usia 55-65 tahun 15,5%, 65-74 tahun
18,6%, dan 75 tahun keatas 18,9%. Pengobatan nyeri sendi bisa diatasi dengan dua cara
yaitu dengan pengobatan farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi dengan
pemberian analgesik, yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan
obat-obatan opiod dan non opioid. Pengobatan non farmakologi yaitu penggabungan antara 2
terapi yaitu terapi relaksasi genggam jari dan tarik nafas dalam yang dilakukan secara
bersamaan, guna lebih efektif cepat menurunkan nyeri sendi pada lansia.Saat menggenggam
jari sambil tarik nafas dalam dapat menghantarkan impuls-impuls positif dengan
menghasilkan hormon endorfin yang secara ilmiah didalam tubuh merupakan analgesik alami
yang dihasilkan oleh genggaman jari dan tarik nafas dalam tersebut. Tujuan review artikel
ini adalah untuk meriview kembali artikel-artikel yang berhubungan pengaruh terapi relaksasi
genggam jari dan tarik nafas dalam terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia. Metode yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah meriview artikel atau menganalisis artikel. Hasil
penelitian ini didapatkan artikel yang mengatakan bahwa genggam jari dan tarik nafas dalam
berpengaruh terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia.

Kata kunci : Nyeri, Lansia, Genggam Jari, Tarik Nafas Dalam.

ABSTRACT
Joint pain is an inflammation of the joints characterized by swelling of the joints,
redness, heat, pain from movement disorders. The prevalence of joint disease based on age
increased in the elderly aged 55-65 years 15.5%, 65-74 years 18.6%, and 75 years and over
18.9%. Joint pain treatment can be overcome in two ways, namely by pharmacological and
non-pharmacological treatment. Pharmacological treatment by providing analgesics, namely
to reduce or eliminate pain with opioid and non-opioid drugs. Non-pharmacological
treatment is a combination of 2 therapies, namely finger grip relaxation therapy and deep
breaths which are carried out simultaneously, in order to more effectively reduce joint pain
in the elderly. Grasping fingers while inhaling deeply can deliver positive impulses by
producing endorphins which are scientifically in the body is a natural analgesic that is
produced by gripping the fingers and inhaling deeply. The purpose of this review article is to
review articles related to the effect of finger grip relaxation therapy and deep breaths on the
reduction of joint pain in the elderly. The method used in this research is reviewing articles
or analyzing articles. From the results of this study, it was found that an article said that
gripping fingers and taking a deep breath had an effect on reducing joint pain in the elderly.
Keywords: Pain, Elderly, Fingers Grip, Deep Breath.

109
PENDAHULUAN (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015).
Proses menua (lansia) adalah proses alami Hasil survey World Health Organization
yang disertai adanya penurunan kondisi (WHO) mengatakan bahwa jumlah
fisik, psikologis maupun sosial yang saling lansia Indonesia pada tahun 2010
berinteraksi satu sama lain. Penuaan akan tersebut sudah menduduki sebesar
terjadi hampir pada semua sistem tubuh, 9,77% dari jumlah total penduduk
namun tidak semua sistem tubuh Indonesia.
mengalami penurunan fungsi pada waktu Berdasarkan data proyeksi
yang sama (Nugroho, 2014). Semua sistem penduduk diperkirakan tahun 2017
dalam tubuh lansia mengalami terdapat 23,66 juta jiwa penduduk
kemunduran, termasuk pada sistem lansia di Indoneisa (9,03%). Diprediksi
muskuloskeletal lansia sering mengalami jumlah penduduk lansia tahun 2020
nyeri sendi (Maryam, 2011). (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta),
Perubahan fisik yang dialami tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035
lansia antara lain ketidaknyamanan (48,19 juta). Menurut Pusat Data dan
seperti rasa kaku dan linu yang dapat Informasi (2015), hasil Persentase
terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, penduduk lansia di Indonesia tahun
misalnya pada kepala, leher, dan dada 2017 terdapat ada 3 provinsi dengan
bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku persentase lansia terbesar yaitu DI
ini dapat diikuti dengan rasa panas, Yogyakarta 13,81%, Jawa Tengah
dingin, pening, kelelahan dan berdebar- 12,59%, Jawa Timur 12,25%, dan
debar (Nugroho, 2014). sementara Sumatera Barat berada
Nyeri merupakan suatu diperingkat 6 dengan 9,25%.
pengalaman sensoris dan emosional Penderita nyeri sendi seluruh
yang tidak menyenangkan yang dunia telah mencapai angka 355 juta
berhubungan dengan kerusakan jaringan jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia
yang sesungguhnya maupun potensi menderita nyeri sendi. Diperkirakan
kerusakan jaringan. Lanjut usia akan angka terus meningkat hingga tahun
sering terjadi peradangan pada tulang 2025 dengan indikasi lebih dari 25%
sendi yang merupakan respon tubuh akan mengalami kelumpuhan. Organisasi
yang normal terhadap cidera dan kesehatan dunia (WHO) melaporkan
berperan penting dalam penyembuhan bahwa 20% penduduk dunia terserang
atau mengurangi infeksi. Nyeri sendi penyakit nyeri sendi. Dimana 5-10%
adalah suatu peradangan sendi yang adalah mereka yang berusia 5-20 tahun
ditandai dengan pembengkakan sendi, dan 20% mereka yang berusia 55 tahun
warna kemerahan, panas, nyeri terjadinya (Wiyono, 2010).
gangguan gerak. Pada keadaan ini lansia Prevalensi penyakit sendi
sangat terganggu, apabila lebih dari satu berdasarkan usia, pada lansia usia 55-
sendi yang terserang (Santoso, 2009). 65 tahun 15,5%, 65-74 tahun 18,6%,
Nyeri sendi juga diiringi adanya nyeri dan 75 tahun keatas 18,9%. Jika tidak
tekan, gangguan gerak, rasa hangat segera ditangani angka kejadian
yang merata dan warna kemerahan. penyakit sendi akan meningkat secara
(Manjoer dkk, 2009). signifikan pada usia >50 tahun dan
Tahun 2010 pada sensus prevalensi tertinggi terdapat pada
penduduk Indonesia, jumlah lansia kelompok usia >75 tahun (Riset
tercatat sebanyak 18,1 juta penduduk Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan
lansia dan diperkirakan akan meningkat Indonesia, 2013).
10 tahun mendatang sebesar 60 %

110
Penyakit nyeri sendi ini lebih panas/dingin, hypnobirthing, musik,
banyak terjadi pada perempuan TENS (Transcustaneous Electrical
dibandingkan laki-laki, dengan Nerve Stimulation) (Yusrizal, 2012).
persentase pada perempuan 8,5% dan Pengobatan non-farmakologis
laki-laki 6,1%. Hal ini terjadi karena yang dapat dilakukan adalah teknik
pada perempuan mengalami menopause relaksasi genggam jari dan tarik nafas
pada usia 50-80 tahun. Terjadinya dalam. Teknik mengenggam jari
pengurangan hormon estrogen yang merupakan bagian dari teknik Jin Shin
menyebabkan penurunan produksi cairan Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah
sinovial pada sendi (Price & Wilson, akupresur Jepang. Bentuk seni yang
2010). Kejadian menopause pada menggunakan sentuhan sederhana tangan
perempuan dapat menyebabkan dan pernafasan untuk menyeimbangkan
penurunan hormon estrogen secara energi didalam tubuh. Tangan (jari dan
drastis, sementara pada laki-laki kadar telapak tangan) adalah alat bantuan
hormon estrogen menurun secara sederhana dan ampuh untuk
perlahan (fransen et al., 2011). menyelaraskan dan membawa tubuh
Terjadinya nyeri sendi pada menjadi 2 seimbang. Setiap jari tangan
setiap orang akan berbeda-beda, skala berhubungan dengan sikap sehari-hari.
nyeri pada sendi ini menggunakan NRS Ibu jari berhubungan dengan perasaan
(Numeric Rating Scale) mulai dari khawatir, jari telunjuk berhubungan
skala nyeri sakit yang ringan (1-3), (4- dengan ketakutan, jari tengah
6) sedang, (7-9) hingga nyeri sendi luar berhubungan dengan kemarahan, jari
biasa terasa dan (10) hingga nyeri manis berhubungan dengan kesedihan,
sendi tidak tertahan lagi, lama atau jari kelingking berhubungan dengan
sebentar terjadi nyeri sendipun berbeda- rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).
beda karena setiap orang memiliki Teknik nafas dalam adalah salah
tingkat penyakit yang berbeda-beda. satu cara non farmakologi yang dapat
Nyeri sendi tidak akan dialami jika dipakai untuk menurunkan tingkat nyeri
bisa menjaga kondisi kesehatan sendi pada klien yang mengalami nyeri akut dan
dengan baik (Potter dan Perry, 2012). kronis seperti penderita rheumatoid
Salah satu tugas keperawatan artrithis dan gout salah satunya yaitu pada
lansia dalam meningkatkan kualitas lansia teknik relaksasi akan menciptakan
hidup lansia adalah dengan mengatasi ketenangan dan mengurangi tekanan pada
gangguan kesehatan yang umum terjadi lansia, sehingga merasa nyaman dan nyeri
pada lansia. Perawat berperan dalam berkurang. Mekanisme teknik relaksasi
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan nafas dalam untuk menurunkan nyeri
pasien dan membantu serta menolong antara lain, merilekskan otot-otot skelet
pasien dalam memenuhi kebutuhan yang mengalami spasme yang disebabkan
tersebut termasuk dalam manajemen oleh peningkatan prostaglandin sehingga
nyeri (Lawrence, 2010). Manajemen terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
nyeri mempunyai beberapa tindakan dapat meningkatkan aliran darah ke daerah
atau prosedur baik secara farmakologis yang mengalami spasme dan iskemik,
maupun non farmakologis. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam dapat
farmakologis dilakukan dengan merangsang tubuh untuk melepaskan
pemberian analgesik, yaitu untuk opioid endogen yaitu endhorpin dan
mengurangi atau menghilangkan rasa enkefalin (Yusrizal, 2012).
nyeri (Prasetyo, 2010). Sedangkan Terapi genggam jari dan nafas
secara non farmakologis dapat dalam ini penggabunggan yang
dilakukan dengan cara relaksasi dilakukan antara terapi akupresur dan
massage, akupressur, terapi terapi meditasi yang dapat

111
memungkinkan menghasilkan penurunan terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia
yang lebih cepat dan efektif terhadap dikumpulkan dan diperiksa secara
nyeri sendi pada rematik dan asam urat sistematis. Pencarian literature yang
pada lansia. dipublikasikan dari tahun 2010 sampai
Berdasarkan uraian pendahuluan dengan 2020.
diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
review artikel yang berhubungan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan Dari 20 artikel yang telah diketahui
tarik nafas dalam terhadap nyeri sendi tujuan, metode, sampel, temuan,
pada lansia. persamaan, dan keunikan dari masing-
masing artikel didapatkan beberapa
BAHAN DAN METODE temuan. 5 diantaranya adalah artikel yang
Tujuan reviewuntuk menganalisis memenuhi kriteria inklusi dalam riview
artikeltentang pengaruh terapi relaksasi artikel ini yaitu pengaruh terapi relaksasi
genggam jari dan tarik nafas dalam genggam jari dan nafas dalam terhadap
terhadap penurunan nyeri sendi pada penurunan nyeri dimana hasilnya sama
lansia.Manfaathasil dari artikel review ini yaitu berpengaruh terhadap penurunan
dapat sebagai bahan masukan bagi institusi nyeri sendi dan nyeri lainnya. Selebihnya
pendidikan tentang pengaruh terapi ada 2 artikel yang menjelaskan tentang
relaksasi terhadap penderita nyeri sendi pengaruh nafas dalam terhadap nyeri, 13
dan sebagai bahan bacaan, dapat dijadikan artikel menjelaskan tentang nyeri sendi
sebagai acuan atau pilihan bagi perawat pada lansia, 1 artikel menjelaskan tentang
dalam pengobatan non farmakologi pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan
terhadap pasien lansia nyeri sendi dan nafas dalam terhadap penurunan nyeri
dapat digunakan sebagai tindakan asuhan sendi pada lansia. Dari penjelasan tersebut
keperawatan yang tepat untuk mengurangi didapatkan 4 ide pokok yang akan dibahas
efek samping penggunaan obat-obatan pada review artikel ini.
penanganan nyeri sendi pada lansia, dapat Dari hasil 20 artikel yang
sebagai bahan informasi dalam menambah dikumpulkan, didapatkan ide pokok atau
wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap topic yang akan dibahas pada riview.
pengobatan non farmakologiserta sebagai Dimana ide pokok atau topik tersebut
referensi untuk terapi non farmakologi sebagai berikut :
dalam asuhan keperawatan pada lansia Topik : adanya pengaruh terapi relaksasi
yang mengalami nyeri sendi. genggam jari
MetodeStrategi Searchingdalam Tabel. I. 1
mencari jurnal yang digunakan dalam N Sumber / penulis & Deskriptif topic/
sebuah tinjauan sistematika melalui review o tahun isu yang sedang di
review.
artikel pengobatan terapi komplementer
1 https://jurnal.stikesbap Adanya pengaruh
untuk mengetahui pengaruh terapi . tis.ac.id/index.php/kep relaksasi genggam
relaksasi genggam jari dan tarik nafas erawatan/article / Desi jari
dalam terhadap penurunan nyeri sendi natalia trijayanti idris,
pada lansia. Pencarian artikel diakses dari kili astarani (2017)
pencarian internet data base yaitu : google 2 https://jurnal.unimus.a
. c.id/index.php/psn120
schoolardan directory of open access 12010/article/view/14
journals, journal endurance. Dengan kata 21 / Linantu sofiyah,
kunci : Nyeri, Lansia, Genggam Jari, Tarik dkk (2014)
Nafas Dalam. Artikel yang memenuhi 3 https://www.researchg
kriteria inklusi Yaitu artikel yang . ate.net/journal/2477-
6521-
berhubungan dengan terapi relaksasi jurnal_endurance /
genggam jari dan tarik nafas dalam Neila sulung dan sarah

112
dian rani (2017) responden (62,5%). Jadi adanya perbedaan
tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh
4 https://jom.unri.ac.id/i
. ndex.php/JOMPSIK/a
penurunan nyeri sendi terhadap kelompok
rticle/view/3483 / Sri eksperimen. Dan tidak terjadi penurunan
Ramadini, dkk (2014) pada kelompok kontrol dikarenakan tidak
5 https://ejournal.stikes diberikan terapi relaksasi genggam jari.
. muhgombong.ac.id/in Hal ini juga dikarenakan luka post operasi
dex.php/JIKK/article/
view/66 / Iin
masih dalam fase inflamasi dimana fase
pinandita (2012) inflamasi berlangsung sampai 5 hari pasca
Berdasarkan analisis artikel operasi dan pasien masih berada dalam
didapatkan bahwa terapi relaksasi kondisi merasakan nyeri tersebut.
genggam jari dan nafas dalam berpengaruh Terkait penelitian nyeri post sectio
terhadap penurunan nyeri sendi pada caesarea dengan nyeri sendi lansia ini
lansia. sama-sama mengkaji bagaimana
Menurut penelitian Astarani penurunan nyeri tersebut terhadap
(2017), didapatkan hasil penelitian yang pemberian relaksasi genggam jari. Dimana
dilakukan di RW 1 dan 2 Kelurahan dapat mengurangi nyeri yang dapat
Bangsal Kota Kediri menunjukkan terjadi menganggu aktifitas dan membawa
perubahan nyeri sendi, lansia yang perasaan rileks sehingga pasien nyeri sendi
mengalami gangguan nyeri sendi sebelum maupun nyeri post caesarea dapat
dan sesudah dilakukan terapi relaksasi melakukannya ketika nyeri tersebut
genggam jari ditemukan bahwa diketahui menyerang.
dari 44 responden, 39 responden Menurut penelitian oleh Sulung
mengalami penurunan nyeri sendi setelah (2017), Penelitian ini dilakukan diruangan
melakukan terapi relaksasi genggam jari, bedah RSUD DR. Achmad Moctar
dan hanya 5 responden yang tidak Bukittingi yang mendapatkan hasil bahwa
mengalami penurunan setelah melakukan pengaruh terhadap penurunan intensitas
terapi relaksasi genggam jari. Hal ini nyeri pada post appendiktomi. Rata-rata
dikarenakan dalam keadaan relaksasi intensitas nyeri sebelum dilakukan
secara alamiah akan memicu hormon perlakuan yaitu 4,80 dengan standar
endorfin, hormon ini merupakan analgesik deviasi 0,689, sedangkan sesudah
alami dari tubuh sehingga nyeri akan perlakuan didapatkan rata-rata intensitas
berkurang. yaitu 3,87 dengan standar deviasi 0,652.
Penelitian Sofiyah, dkk (2014) juga Dari hasil penelitian diatas dapat
melakukan penelitian di RSUD Prof. Dr. disimpulkan bahwa adanya pengaruh
Margono Soekardjo Puwokerto, bahwa terapi relaksasi genggam jari terhadap
terapi genggam jari ini juga dapat nyeri post appendiktomi. Hasil dari
mengurangi skala nyeri post sectio penelitian ini sama dengan halnya
caesarea secara signifikan. Hasil penelitian mengurangi nyeri sendi, dikarenakan nyeri
ini terjadi perbedaan pada kelompok post appendiktomi ini juga merupakan
eksperimen sebelum diberikan terapi nyeri yang juga menhambat aktifitas pada
sebagian besar menyatakan nyeri sedang pasien. Sehingga pasien terbatas dalam
yaitu 9 responden (56,2%) dan sesudah melakukan aktifitas. Dengan kinerja
diberikan terapi sebagian besar relaksasi genggam jari ini dapat
menyatakan nyeri ringan yaitu 8 responden mengurangi nyeri tersebut dan dapat
(50%). Pada kelompok kontrol sebelum dilakukan jika nyeri tersebut kembali
diberikan terapi sebagian besar menyerang.
menyatakan nyeri sedang yaitu 10 Menurut Ramadina (2014), bahwa
responden (62,5%) dan sesudah sebagian hasil penelitian yang dilakukan di SMP 3
besar menyatakan nyeri berat yaitu 10 Pekanbaru dimana hasilnya rata-rata

113
intensitas nyeri dismenore sebelum Topik : Relaksasi nafas dalam
dilakukan teknik relaksasi pada kelompok N Sumber / penulis & Deskriptif topic/
eksperimen adalah 5,47 dan intensitas o tahun isu yang sedang
di review.
nyeri dismenore pada kelompok kontrol
1 http://ejurnal.poltekkes Adanya pengaruh
adalah 5,20. Dan rata-rata intensitas nyeri . -tjk.ac.id/index.php/JK relaksasi nafas
dismenore setelah dilakukan teknik / Lela aini, dkk (2018) dalam
relaksasi genggam jari dan nafas dalam 2 https://ojs.fdk.ac.id/ind
pada kelompok eskperimen adalah 1,87 . ex.php/Nursing/index /
dan intensitas nyeri dismenore tanpa Cynthia Puspariny, dkk
(2019)
diberikan relaksasi genggam jari dan nafas
dalam pada kelompok kontrol adalah 5,07.
Tabel. I. 2
Dari hasil diatas dapat disimpulkan ada
Artikel jurnal topic 2
perbedaan yang signifikan antara rata-rata
Dalam penelitian Aini, dkk (2018)
intensitas nyeri dismenore sebelum dan
membahas relaksasi nafas dalam yang
sesudah diberikan terapi relaksasi selama
dimana relaksasi ini juga dapat
20 menit, sedangkan tidak ada perbedaan
menurunkan nyeri dengan merilekskan
signifikan antara rata-rata intensitas nyeri
ketegangan otot yang menunjang nyeri.
dismenore sebelum dan sesudah tanpa
Penelitian dilakukan di RSI Siti Khadijah
diberikan teknik relaksasi genggam jari
Palembang. Hasil penelitian didapatkan
dan nafas dalam.
nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum
Utoyo (2012) menyimpulkan hasil
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
penelitian yang dilakukan di RSU PKU
yaitu 4,21 dengan standar deviasi 1,074,
Muhammadiyah Gombong, pada
sedangkan nilai rata-rata intensitas nyeri
kelompok eksperimen intensitas nyeri pre
setelah dilakukan teknik relaksasi nafas
tes memiliki mean 6,64 dan intensitas
dalam yaitu 2,80 dengan standar deviasi
nyeri post tes memiliki mean 4,88. Pada
1,218.
kelompok kontrol intensitas nyeri pre tes
Penelitian Puspariny, dkk (2019),
memiliki mean 6,58 dan intensitas nyeri
menyimpulkan bahwa hasil penelitian
post tes memiliki mean 6,47. Dari hasil
yang dilakukan di Puskesmas antar Brak
diatas terdapat ada perbedan kedua
kecamatan limau kabupaten tanggamus
kelompok antara sebelum dan sesudah,
mendapatkan rata-rata skala nyeri pasien
akan tetapi pada kelompok kontrol sedikit
4,80 dengan skala nyeri minimum 4
perbedaan antara sebelum dan sesudahnya,
mmHg, dan skala nyeri maksimum 7
sedangkan pada kelompok eksperimen
dengan nilai standar deviasi 0,847. Rata-
terjadi perubahan yang signifikan atau
rata skala nyeri pasien yaitu 2,03 dengan
memiliki perubahan yang cukup jauh.
skala nyeri minimum 1 mmHg dan
Terkait ke 5 jurnal diatas penelitian
maksimum 7 dengan nilai standar deviasi
nyeri dengan nyeri sendi lansia ini sama-
0,669. Terdapat pengaruh teknik relaksasi
sama mengkaji bagaimana penurunan
nafas dalam terhadap intensitas nyeri
nyeri tersebut terhadap pemberian
gastritis. Penurunan nyeri setalah
relaksasi genggam jari. Genggam jari ini
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam itu
tidak hanya dapat menurunkan nyeri sendi
disebabkan karena dapat meningkatkan
pada lansia saja, bahkan nyeri post op
ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
juga, pada appendiktomi, pada nyeri
gas, mengurangi stress baik stress fisik
dismenore, dan pada post oplaparatomi
maupun emosional yaitu menurunkan
yang telah dibahas satu persatu.
intensitas nyeri dan menurunkan
kecemasan.
Terkait ke 2 jurnal diatas penelitian
nyeri dengan nyeri sendi lansia ini sama-
sama mengkaji bagaimana penurunan
114
nyeri tersebut terhadap pemberian 9. https://ilkeskh.org/index.p
relaksasi nafas dalam. Relaksasi nafas hp/ilkes/article/view/112
/Widiyasih Sunaringtyas,
dalam ini tidak hanya menurunkan nyeri
dkk (2019)
sendi pada lansia saja, bahkan dapat juga 10 https://ojs.unud.ac.id/index
menurunkan nyeri fraktur dan nyeri .php/article/view/10786
gastritis yang telah dibahas diatas. /Paramitha, I.A, dkk
Hubungan nyeri sendi dengan nyeri pada (2014)
11 https://bemj.e-
fraktur, sama-sama menghambat aktifitas
journal.id/BEMJ/article/vi
dan mobilitas yang terbatas oleh nyeri ew/1 /Lala Budi Fitriana
tersebut. Begitu juga dengan nyeri dan Venny Vidayanti
gastritis, nyeri yang terjadi dilambung (2019 )
akibat luka pada lambung sehingga 12 http://doi.org/10.1155/201
9/5487050 /Kalee L.
menghambat aktifitas dan sulit untuk
Larsen, dkk (2019)
makan. Oleh karena itu pemberian 13 http://journal.ummat.ac.id/
relaksasi nafas dalam ini dapat index.php/IJECA
menghambat rasa nyeri tersebut dan /Rachmawaty M. Noer dan
merilekskan persaaan yang gelisah akibat ika sheilla (2018)
nyeri dan relaksasi ini dapat dilakukan Tabel. I. 3
kapan saja saat nyeri menyerang pasien. Artikel jurnal topic 3
Penelitian yang dilakukan Malo, Y
Topik : nyeri sendi lansia dkk (2019), Hasil penelitian yang
N Sumber / penulis & Deskriptif dilakukan di wilayah posyandu lansia
o tahun topic/ isu cipiring II landungsari malang,
yang sedang membuktikan bahwa nyeri sendi sebelum
di review.
dilakukan intervensi sebagian besar
1. https://publikasi.unitri.ac.i Adanya
d/index.php/fikes/article/vi pengaruh
tergolong dalam kategori skala nyeri berat
ew/1502/ Yunita malo, terhadap tidak terkontrol sebanyak 29 orang
dkk (2019) penurunan (64,4%), sesudah dilakukan intervensi
2. Journal.umsurabaya.ac.id/i nyeri sendi sebagian besar tergolong dalam kategori
ndex.php/JKM/article/vie lansia skala tidak nyeri sebanyak 32 orang
wfile/913/654 / Nasrullah
Dede dan W. Nugroho Ari
(71,1%). Ketika dilakukan senam
(2016) ergonomis ini, akan timbul ketenangan
3. http://stikesmajapahit.ac.id dalam pikiran yang merupakan fase rileks
/opac/index.php?p=show_ dan mengistirahatkan segenap aktivitas
detail&id=637/ Arik mega organ dan sistem organ setelah sehari
sandy (2015)
4. https://ppjp.ulm.ac.id/jour
penuh dengan aktivitas sehingga nyeri
nal/index.php/JDK/article/ pada otot pada usia lanjut ini oleh akibat
view/1648 /Enny penuaan (Wratsongko, 2016).
zahratunnisa, dkk (2016) Penelitian menggunakan terapi non
5. http://jkp.fkep.unpad.ac.id/ farmakologis merupakan terapi yang
index.php/jkp/article/view/
234 /Vivi meliana sitinjak,
efektif, simple, aman, mudah dilakukan,
dkk (2016) dan tanpa efek samping seperti yang
6. http://ocs.asbulyatama.ac.i dilakukan Nasrullah (2016) meneliti salah
d/ Cut rahmiati dan septria satu terapi relaksasi yaitu efektifitas musik
yelni (2017) keroncong untuk menurunkan intensitas
7. http://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id / Sevilla rain
nyeri pada pasien rematik. Penelitian
dinianti, dkk (2017) dilakukan di Studi Kasus Panti Werdha
8. https://ojs.unik- Surabaya Timur. Dimana dari hasil
kediri.ac.id/index.php/nsj/ penelitiannya juga terjadi penurunan nyeri
article/view/54 /Eva Dwi sendi. Dari kriteria nyeri pada lansia
Rahmayanti, dkk (2019)

115
sebelum dilakukan terapi sebagian besar ringan sebanyak 28 orang (93,33%), nyeri
mengalami nyeri sedang, sedangkan sedang sebanyak 2 orang (6,67%). Masase
setelah diberi terapi sebagian besar swedia yang merupakan pengurutan dan
mengalami nyeri ringan. Terapi ini juga pemijatan yang menstimulasi aliran darah
sangat membantu mengalihkan nyeri dan metabolisme dalam jaringan lunak
dengan imajinasi terbimbing. Musik tubuh dengan tujuan teraupetik dan
keroncong memiliki tempo lambat seperti menurunkan nyeri. Juga salah satu jenis
musik rohani dan musik tradisonal yang teknik masase yang secara langsung dan
akan menstimulasi pelepasan endorfin alami memanipulasi fungsi sendi dan otot
yang merupakan hormon anastetik alami yang terdiri dari efflurage, petrissage,
yang dapat mengurangi nyeri rematik friction, dan tapotemen. Terapi ini telah
seperti yang telah dibahas peneliti dievaluasi dan ditemukan efektif untuk
sebelumnya. berbagai kondisi nyeri muskuloskeletal
Mega, Arik (2015), membahas Meliana sitinjak, dkk (2016),
penanganan non farmakologis untuk didapatkan penurunan skala nyeri lebih
mengurangi nyeri sendi lutut pada lansia efektif pada kelompok eksperimen dari
yang merupakan salah satu pilihan lansia. pada kelompok yang tidak diberikan
Non farmakologis ini terapi yang mudah eksperimen. Proses degeneratif tubuh yang
dilakukan tanpa efek samping terjadi seiring dengan bertambahnya usia
dibandingkan farmakologis dikarenakan akan meningkatkan risiko terjadinya nyeri
lebih mahal dan berpotensi mempunyai sendi osteoartritis lutut terutama pada
efek yang kurang baik. Penelitian lansia. Penelitian yang dilakukan di panti
dilakukan di Desa Gayaman Mojoanyar werdha sinar abadi kota singkawang
Mojokerto. Dari hasil penghitungan dan dengan dibagi secara kelompok perlakuan
penilaian skor tertinggi yang didapatkan dan kelompok kontrol, didapatkan dengan
dari 168 responden diperoleh data hampir uji beda mean postest menggunakan
setengah responden menggunakan masase independen T test menunjukkan p-value =
frirage (pijatan) yaitu 57 responden 0,000 (p<0,05), yang bearti penurunan
(34,2%) untuk mengurangi nyeri sendi skala nyeri dengan senam rematik lebih
lutut yang para lansia alami. Pijat dan bermakna daripada penurunan skala nyeri
sentuhan membantu lansia lebih rileks dan pada lansia yang tidak diberikan senam
nyaman. Sebuah penelitian menyebutkan rematik.
lansia yang dipijit akan lebih bebas dari Rahmiati (2017), Hasil penelitian
rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh terdapat perbedaan yang signifikan antara
melepaskan senyawa endorphinyang sebelum dan sesudah diberikan stretching,
merupakan pereda sakit alami dan penelitian dilakukan di gampong bayu
menciptakan perasaan nyaman dan enak kecamatan terdapat perbedaan yang
(Danuatmadja dan Meiliasari, 2004). signifikan antara sebelum dan sesudah
Dalam penelitian Zahratunnisa, diberikan stretching, jumlah lansia yang
Edkk (2016), Berdasarkan hasil pada mengalami penurunan tingkat nyeri setelah
penelitian yang dilakukan di Puskesmas dilakukan latihan stretching yaitu yang
Sungai Besar Banjarbaru, bahwa masase mengalami nyeri sedang dari 5 lansia
swedia yang diberikan untuk penderita (15,2%) menjadi tidak ada yang
artritis dapat membantu menurunkan nyeri mengalami nyeri sedang, nyeri ringan dari
sendi tangan yaitu sebelum dilakukan 25 lansia (75,8%) menjadi 29 lansia
masase swedia adalah nyeri ringan (87,9%), dan yang tidak mengalami nyeri
sebanyak 6 orang (20%), nyeri sedang 22 sendi dari 3 lansia (9,1%) menjadi 4 lansia
orang (73,33%), nyeri berat terkontrol 2 (12,1%).
orang (6,67%). Sedangkan sesudah Menurut penelitian Dinanti, dkk
dilakukan masase swedia adalah nyeri (2017) menyimpulkan bahwa adanya

116
hubungan antara senam lansia dengan kombinasi stretching dan akupresure
kekambuhan nyeri sendi pada lansia mengalami nyeri dengan skala 4-6 (nyeri
penderita artritis, dimana dari 28 lansia sedang). Sesudah dilakukan terapi
yang melakukan senam lansia, terdapat 3 kombinasi stretching dan akupresure
(10,7%) orang yang sering mengalami sebagian besar (67%) responden
kekambuhan nyeri sendi, Meskipun sudah mengalami nyeri dengan skala 1-3 (nyeri
mengikuti senam lansia. Dikarenakan ringan). Dari hasil tersebut mendapatkan
selama di wisma banyak melakukan bahwa ada pengaruh terapi kombinasi
aktifitas berat dan sering mengkonsumsi stretching dan akupresure.
makanan goreng-gorengan, kacang- Menurut Paramitha, I.A, dkk
kacangan, dan jeroan. Sedangkan 12 orang (2014), Peregangan statis dan dinamis
lansia yang tidak melakukan senam ada 11 merupakan gabungan dari dua jenis
orang (91,7%) yang sering mengalami peregangan yang memiliki pergerakan
kekambuhan nyeri sendi. Dari hasil yang berbeda kedua gerakan ini dilakukan
diperoleh lansia yang tidak melakukan secara terkontrol hingga mencapai seluas
senam lansia lebih banyak mengalami ruang gerak sendi. Latihan pereganggan
kekambuhan nyeri sendi , hal ini statis dan dinamis dapat mempengaruhi
menunjukkan bahwa gerakan senam lansia perubahan intensitas nyeri sendi lutut,
berhubungan dengan keluhan kekambuhan dimana menurunkan nilai rata-rata sebesar
nyeri sendi lansia. Apabila sendi sering 1,10 pada kelompok perlakuan, sedangkan
dilatih atau digerakkan maka cairan pada kelompok kontrol yang tidak
sinovial pada sendi akan meningkat. diberikan intervensi latihan terjadi
Sehingga cairan sinovial ini dapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,30,
mengurangi resiko cidera sendi pada lansia sehingga terdapat perbedaan intensitas
dan kekambuhan nyeri sendipun akan nyeri sendi lutut antara kelompok dan
berkurang. kelompok kontrol yang dimana ada
Penelitian Rahmayanti, dkk (2019), pengaruh terhadap perubahan intensitas
Berdasarkan hasil tabulasi silang 20 nyeri sendi lutut pada lansia dengan
responden berdasarkan keterampilan osteoartritis.
sebelum dan sesudah menjelaskan bahwa Penelitian Eva Dwi Rahmayanti,
ada pengaruh sebelum dan sesudah dkk (2019), Berdasarkan hasil tabulasi
pelatihan peregangan otot pernafasan, silang 20 responden berdasarkan
sebelum pelatihan 16 responden kurang keterampilan sebelum dan sesudah
terampil, dan 4 diantaranya tidak terampil. menjelaskan bahwa ada pengaruh sebelum
Sesudah diberikan pelatihan 11 responden dan sesudah pelatihan peregangan otot
cukup terampil, 8 responden terampil, dan pernafasan, sebelum pelatihan 16
1 responden kurang terampil. Hal tersebut responden kurang terampil, dan 4
dipengaruhi oleh keteraturan responden diantaranya tidak terampil. Sesudah
dan ketertiban dalam melakukan terapi diberikan pelatihan 11 responden cukup
serta dilakukan dengan sungguh-sungguh. terampil, 8 responden terampil, dan 1
Manfaat latihan peregangan otot responden kurang terampil. Hal tersebut
pernafasan dalam membantu pengobatan dipengaruhi oleh keteraturan responden
kelihatannya lebih cepat menurunkan dan ketertiban dalam melakukan terapi
intensitas nyeri dan dapat mengendalikan serta dilakukan dengan sungguh-sungguh.
aspek-aspek psikologis yang menyertai Manfaat latihan peregangan otot
pasien yang mengalami masalah nyeri pernafasan dalam membantu pengobatan
sendi. kelihatannya lebih cepat menurunkan
Sunaringtyas, dkk (2019), Dari intensitas nyeri dan dapat mengendalikan
hasil penelitian diperoleh sebagian besar aspek-aspek psikologis yang menyertai
(73%) responden sebelum dilakukan terapi pasien yang mengalami masalah nyeri

117
sendi sehingga pasien lebih nyaman Kurangnya perubahan signifikan dalam
hidupnya karena latihan ini bermanfaat variabel HRV mungkin terjadi karena
pula mengurangi keluhan fisik yang deviasi standar dan metodologi yang besar
diderita oleh lansia. digunakan selama pengumpulan data
Penelitian Fitriana (2019 ), yang HRV. Diperlukan penelitian lebih lanjut
dilakukan di puskesmas jetis kota karena penelitian kali ini adalah yang
yogyakarta, didapatkan bahwa skala nyeri pertama mengevaluasi penggunaan DSB
punggung ibu hamil sebelum diberikan sebagai intervensi untuk nyeri terkait
massage effleurage adalah 4,81 dengan arthritis dan keterbatasan fisik. Penelitian
standar deviasi 1,87, setelah diberikan akan memberikan lebih banyak informasi
massage effleurage adalah 2,06 dengan tentang peran DSB sebagai intervensi
standar deviasi 1,39. Sedangkan pada untuk nyeri sendi. Lebih baik pemahaman
teknik nafas dalam skala nyeri punggung tentang efek dan mekanisme DSB
ibu hamil sebelum diberikan adalah 4,50 mungkin memberikan pendekatan baru dan
dengan standar deviasi 1,317, setelah praktis untuk merawat sendi rasa sakit.
diberikan teknik nafas dalam adalah rata- Penelitian masa depan idealnya
rata menjadi 3,06 dengan standar deviasi mengidentifikasi subjek dengan arthritis
1,340. Dari hasil diatas dapat disimpulkan yang akan mendapat manfaat paling besar
bahwa teknik massage effleurage dapat dari DSB dan menentukan jumlah DSB
menurunkan lebih banyak dibandingkan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
teknik nafas dalam pada ibu hamil secara klinis penting perbaikan nyeri dan
trimester III yang mengalami nyeri fungsi fisik. Pada saat ini, DSB tampaknya
punggung. tidak menghasilkan perubahan signifikan
Penelitian Larsen, dkk (2019), pada OA nyeri sendi atau fungsi fisik.
mengatakan bahwa 20 subjek (14 Menurut penelitian Noer, R. M
perempuan, 6 laki-laki), berusia 20–82 (67 (2018)Latihan Theraphy Joint Mobility
± 9) tahun, berpartisipasi dalam kegiatan sangat erat kaitannya dengan persendian,
terapi tarik nafas dalam terhadap karena persendian sangat penting untuk itu
osteoartritis. Subjek telah didiagnosis memaksimalkan ruang mobilitas sendi,
dengan osteoartritis dari pinggul atau lutut meningkatkan kinerja otot, mengurangi
mereka atau menerima skor normatif risiko cedera dan meningkatkan nutrisi
kurang dari 50 diAmerican Academy of tulang rawan. Sendi adalah tempat
OrthopedicSurgeons (AAOS) Hip and pertemuan dua tulang atau lebih, jadi bisa
Knee Questionnaire, dua subjek yang lebih jadi menyimpulkan bahwa persendian
muda dalam penelitian ini telah adalah hubungan atau pertemuan dari dua
didiagnosis dengan osteoartritis sekunder atau lebih tulang yang memungkinkan
akibat cedera yang berhubungan dengan terjadinya pergerakan satu sama lain atau
olahraga Enam minggu DSB tidak secara yang tidak dapat berpindah satu sama lain.
signifikan mengubah terkait nyeri variabel Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan
pada subjek dengan nyeri sendi terapi farmakologis dan non
ekstremitas bawah. Namun, baik kelompok farmakologis.Terapi farmakologis dengan
pelatihan maupun kelompok kontrol menggunakan sislooksigenase inhibitor
berpengalaman penurunan nyeri yang (COX inhibitor) sering menjadi penyebab
signifikan dan peningkatan yang signifikan samping efek gangguan gastrointestinal
dalam fungsi fisik selama penelitian misalnya Beartburn. Selain itu,
berlangsung. penggunaan jangka panjangnya dapat
Perubahan dalam nyeri dan fungsi menyebabkan perdarahan gastrointestinal,
fisik tampaknya merupakan hasil dari tukak lambung, perforasi dan gangguan
sosial mendukung subjek yang diterima ginjal. Riset tentang osteoartritis juga
dengan berpartisipasi dalam penelitian. menemukan bahwa biaya terbesar yang

118
terkait dengan pengobatan nyeri sendi Topik : Hubungan terapi genggam jari dan
datang dari mengobati efek samping obat. nafas dalam dengan nyeri sendi lansia
Dengan demikian, terapi non- No Sumber / penulis & Deskriptif topic/
farmakologis dapat dilakukan sesuai untuk tahun isu yang sedang
di review.
salah satu alternatif pengobatan nyeri sendi
1. https://jurnal.stikesba Adanya Hubungan
pada lansia. Latihan Mobilitas Sendi ptis.ac.id/index.php/k terapi genggam
adalah terapi non-farmakologis. Mesort eperawatan/article / jari dan nafas
Mc Clokey dan Bulecheck dalam Intervensi Desi natalia trijayanti dalam dengan
Keperawatan Klasifikasi (NIC), Latihan idris, kili astarani nyeri sendi lansia
Mobilitas Bersama diartikan sebagai (2017)
penggunaan aktif atau pasif gerakan tubuh Tabel. I. 4
untuk menjaga atau mengembalikan Artikel jurnal topic 4
kelenturan persendian. Keuntungan Penelitian Astarani (2017) dari
fungsional dariterapi olah raga (mobilitas penelitiannya disimpulkan bahwa adanya
sendi) untuk meningkatkan kemandirian, hubungan terapi genggam jari dan nafas
meningkatkan kesehatan, memperlambat dalam terhadap nyeri sendi pada lansia
penyakitproses, mempengaruhi kualitas tersebut. Dimana dari hasil penelitianya
nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas juga terjadinya perubahan nyeri dari
yang dialami tua. Mobilitas sendi sangat sebelum dilakukan sampai setelah
penting untuk meningkatkan kemandirian, dilakukan terapi. Terapi relaksasi genggam
meningkatkan kesehatan, memperlambat jari yang merupakan cara yang mudah
proses penyakit, terutama penyakit mengelola emosi dan mengembangkan
degenaratif dan aktualisasi diri (harga diri kecerdasan emosional.
dan citra tubuh). Dalam keadaan relaksasi secara
Berdasarkan hasil penelitian dapat alamiah akan memicu hormon endorfin,
disimpulkan responden yang mengalami hormon ini merupakan analgesik alami
perubahan nyeri osteoartritis sebelumnya dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang.
ROM berada pada kisaran nyeri sedang Sehingga hasil penelitian menunjukkan
yaitu 80% atau 24 responden, responden terjadi perubahan nyeri sendi, lansia yang
yang memiliki Perubahan nyeri mengalami gangguan nyeri sendi di di RW
osteoartritis setelah ROM berada pada 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri
kisaran nyeri ringan 76,7% atau 23 sebelum dan sesudah dilakukan terapi
responden. Dari hasil tersebut terdapat ada relaksasi genggam jari faktanya ditemukan
pengaruh gerak sendi terapi olah raga bahwa diketahui dari 44 responden, 39
terhadap lutut nyeri sendi osteoartritis responden mengalami penurunan nyeri
pada lansia di Posyandu lansia di lapangan sendi setelah melakukan terapi relaksasi
Batam tahun 2018 (P-value = 0,000 <(α genggam jari, dan hanya 5 responden yang
0,05). tidak mengalami penurunan setelah
Terkait ke 13 jurnal diatas melakukan terapi relaksasi genggam jari.
membahas tentang nyeri sendi dengan
berbagai macam relaksasi dengan tujuan SIMPULAN DAN SARAN
untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia. Kesimpulan review diatas adalah
Penelitian relaksasi senam rematik, dan terapi non farmakologis yang efektif dan
relaksasi genggam jari dengan nyeri sendi mudah dilakukan seperti terapi
lansia ini sama-sama mengkaji bagaimana komplementer yaitu terapi relaksasi dapat
penurunan nyeri sendi tersebut. menurunkan nyeri terutama nyeri sendi
pada lansia. Dimana relaksasi yang dapat
memicu hormon endorfin, hormon ini
merupakan analgesik alami dari tubuh
sehingga nyeri akan berkurang. Seperti

119
terapi genggam jari dan nafas dalam yang Larsen, K. L., Brilla, L. R., Mclaughlin,
menggunakan sentuhan sederhana dan W. L., & Li, Y. (2019). Effect of
pernafasan untuk menyeimbangkan energi Deep Slow Breathing on Pain-
dalam tubuh. Pada umumnya relaksasi ini Related Variables in
dapat mengurangi nyeri pada nyeri Osteoarthritis. 2019.
lainnya. Review ini bertujuan untuk
menganalisis artikeltentang pengaruh Malo, Y, dkk (2019). Pengaruh Senam
terapi relaksasi genggam jari dan tarik Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
nafas dalam terhadap penurunan nyeri Sendi Pada Lansia Wanita.
sendi pada lansia. Dari sistematika review
20 jurnal didapatkan adanya pengaruh Mega Arik, Sandy (2015). Penanganan
relaksasi genggam jari dan nafas dalam Non Farmakologis untuk
terhadap nyeri sendi pada lansia dan nyeri Mengurangi Nyeri Lutut Pada
lainnya. Lansia di Desa Gayaman
Saran review ini adalah dapat Mojoanjar Mojokerto.
dijadikan sebagai acuan atau pilihan bagi
perawat dalam pengobatan non Meliana Sitinjak, V., Fudji Hastuti, M., &
farmakologi terhadap pasien lansia nyeri Nurfianti, A. (2016). Pengaruh
sendi dan dapat digunakan sebagai Senam Rematik terhadap
tindakan asuhan keperawatan yang tepat Perubahan Skala Nyeri pada
untuk mengurangi efek samping Lanjut Usia dengan Osteoarthritis
penggunaan obat-obatan penanganan nyeri Lutut. Jurnal Keperawatan
sendi pada lansia. Padjadjaran, v4(n2), 139–150.
https://doi.org/10.24198/jkp.v4n2.
DAFTAR PUSTAKA 4
Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Nasrullah, Dede., W, Nugroho Ari (2016).
terhadap Penurunan Nyeri pada Efektifitas Terapi Muscong
Pasien Fraktur. (musik keroncong) untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri
Astarani, kili & Idris D. N. T.(2017). Pada Pasien Artritis Reumatoid
Terapi Relaksasi Genggam Jari (Studi Kasus Panti Wherda
Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Surabaya Timur).
Pada Lansiadi RW 1 dan RW 2 di
Kelurahan Bangsal Kota Kediri. Noer, R. M., & Sheilla, I. (2018). Effects
Jurnal Penelitian Keperawatan of Joint Therapy Mobility
vol. 3 (1). STIKES RS. Baptis Exercises on The Level of
Kediri. Osteoarthritis Knee Joint Pain in
The Elderly Padang Posyandu.
Dinianti, S. R., Rihiantoro, T., & Astuti, T.
(2013). Senam lansia dan Paramitha, I.A, dkk (2014). Pengaruh
kekambuhan nyeri sendi pada peregangan statis dan dinamis
lansia penderita arthritis. terhadap perubahan intensitas
nyeri sendi lutut pada lansia
Fitriani, Lala Budi & Venny Vidiyanti dengan osteoartritis.
(2019). Pengaruh massage
efleurage dan relaksasi nafas Puspariny, C., Fellyana, D., & Marini, D.
dalam terhadap nyeri punggung (2019). Pengaruh Teknik
ibu hamil trimester III. Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pasien Gastritis

120
di Puskesmas Antar Brak Utoyo, I. Pi. E. P. B. (2012). Jurnal Ilmiah
Kecamatan Limau Kabupaten Kesehatan Keperawatan, Volume
Tanggamus Effect of Breath 8, No. 1, Februari 2012. Jurnal
Relaxation Techniques in Pain Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
Intensity in Gastritical Patients in 8(1), 32–43.
Health Center Between Brake
District Brake Tanggamus Zahratunnisa, E., Yasmina, dkk (2013).
District. Masase swedia terhadap tingkat
nyeri sendi tangan pada penderita
Rahmayanti, E. D., Niantara, R., Perdana, artritis di puskesmas sungai besar
I., & Suharto, S. (2017). Otot banjarbaru.
Pernafasan Pada Lansia Dengan
Nyeri Sendi Di Desa Setonorejo
Kecamatan Kras Kabupaten
Kediri Tahun 2016.

Ramadina, S., Utami, dkk (2014).


Efektifitas teknik relaksasi
genggam jari dan nafas dalam
terhadap penurunan dismenore.

Rahmiati, Cut & Septria Yelni (2017).


Efektifitas Stretching Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Lutut
Pada Lansia.

Sofiyah, L.,dkk.(2016). Pengaruh Teknik


Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Sectio
Caesareadi Rsud Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto.
STIKes Harapan Bangsa
Purwokerto, 64–71.

Sulung, N., & Rani, S. D. (2017). Teknik


Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Appendiktomi. Jurnal Endurance,
2(3), 397.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.
2404

Sunaringtyas, Widiyasih, dkk (2019).


Pengaruh Stretching dan
Akupressure Terhadap Nyeri
Sendi Pada Lansia dengan
Osteoartritis.

121

Anda mungkin juga menyukai