conclude a non-pharmacological treatment most widely used to reduce the knee joint pain
because it can accelerate blood circulation so that blood rapidly flows from the vein to the
heart and speed up the disposal of combustion through disposing equipments.
The conclusions of this research are almost over half of the respondents of the
elderly Gayaman village Mojoanyar Mojokerto ed non-pharmacological treatment
massage frirage to reduce knee joint pain.
Keywords: non-pharmacological treatment, knee joint pain.
Contributor
adalah tanda atau gejala yang mengganggu bagian persendian, nyeri sendi akan
mengganggu kinerja bagian tubuh. Pada nyeri sendi biasanya akan muncul rasa tidak
nyaman untuk disentuh, muncul pembengkakan, peradangan, kekakuan, dan pembatasan
gerakan. Penyakit-penyakit gangguan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan nyeri
sendi antara lain: Osteoatritis, Arthritis Gout, Arthritis Rheumatoid, Arthritis Infeksi
(Anies, 2006).
Terapi non-farmakologi adalah tindakan dalam batas keperawatan yang dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia. Selama ini bila terjadi nyeri
terutama nyeri sendi, kebanyakan perawat di Rumah Sakit ataupun Puskesmas langsung
memberikan tindakan medis (terapi farmakologi) dari pada melakukan tindakan mandiri
seperti memberikan kompres. Adapun terapi non-farmakologi yang dapat digunakan dalam
menurunkan nyeri sendi antara lain: yaitu terapi konservatif mencakup penggunaan
Latihan rentang gerak sendi, Upaya untuk mengistirahatkan sendi, Stimulasi dan masase
kutaneus, Terapi es dan panas, Trancutaneus electric nerve stimulation, Distraksi, Teknik
relaksasi, Imajinasi terbimbing dan Hipnosis.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang
Penanganan Non Farmakologi Untuk Mengurangi Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia Di
Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto
Metodologi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei.
Variabel dalam penelitian ini adalah penanganan non farmakologi untuk mengurangi nyeri
sendi lutut pada lansia. Populasi dari penelitian ini adalah 290 lansia di Desa Gayaman Kec.
Mojoanyar Mojokerto dengan sampel sebanyak 168 responden. Teknik sampling yang
digunakan adalah aksidental sampling. Pengambilan data dilakukan di Desa Gayaman Kec.
Mojoanyar Mojokerto. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 sampai 4 Juni
2015. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara kepada responden untuk
mendapatkan data penanganan non farmakologis untuk mengurangi nyeri sendi lutut pada
lansia di Desa Gayaman. Analisa data menggunakan analisa deskriptif.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil penghitungan dan penilaian`skor tertinggi yang didapatkan dari 168
responden diperoleh data hampir setengah responden menggunkan masase frirage (pijat)
yaitu 18 responden (38,3%) untuk mengurangi nyeri sendi lutut yang para lansia alami.
Pijatan secara umum akan membantu menyeimbangkan energi dan mencegah
penyakit. Secara fisiologis, pijatan merangsang dan mengatur tubuh, memperbaiki aliran
darah dan kelenjar getah bening, sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa makanan dibawa
secara efektif ke dan jaringan tubuh anda dan plasenta. Dengan mengendurkan ketegangan
dan membantu menurunkan emosi pijat juga merelaksasi dan menenangkan saraf, serta
membantu menurunkan tekanan darah (Balaskas, 2005). Pijat dan sentuhan membantu
lansia lebih rileks dan nyaman. Sebuah penelitian menyebutkan lansia yang dipijat akan
lebih bebas dari rasa sakit, karena pijat meransang tubuh melepaskan senyawa endhorpin
yang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman dan enak
(Danuatmadja dan Meiliasari, 2004).
Hampir setengah responden menggunakan stimulasi dan masase untuk mengurangi
nyeri sendi lututnya, hal ini disebabkan karena stimulasi dan masase (pijat) mudah
dilakukan dan seperti teori diatas pijat sangat efektif untuk mengurangi nyeri.
Penelitian di laboratorium oleh Marthin Julianto Sitorus 2014 tentang Tugas
Modalitas Fisioterapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) menunjukkan
hasil bahwa stimulasi listrik oleh TENS mengurangi nyeri melalui hambatan nosiseptif
pada tingkat presinaptik pada kornu bagian dorsal. Sehingga menghambat transmisi ke
sentral. Rangsangan listrik pada kulit mengaktifasi ambang rendah serabut saraf bermyelin.
Input aferen dari serabut ini menghambat propagasi nosiseptif yang dibawa oleh serabutserabut C kecil tak bermyelin dengan menghambat transmisi sepanjang serabut saraf ini ke
target sel (sel-T) yang terdapat pada substansia gelatinosa kornu dorsal.
Mekanisme analgesia yang dihasilkan oleh TENS dapat dijelaskan dengan teori
pengontrolan gerbang (Gate Control Theory) oleh Melzack dan Wall. Teori ini
menjelaskan bahwa serabut syaraf dengan diameter kecil yang membawa stimulus nyeri
akan melaui pintu yang sama dengan serabut yang memiliki diameter lebih besar yang
membawa impul raba (mekanoreseptor) apabila kedua serabut saraf tersebut secara
bersama-sama melewati pintu yang sama, maka serabut yang lebih besar akan
menghambat hantaran impuls dari serabut yang lebih kecil. Gerbang biasanya tertutup,
menghalangi secara konstan transmisi nosiseptif melalui serabut C dari sel perifer ke sel-T.
Jika timbul rangsangan nyeri perifer, informasi dibawa oleh serabut C mencapai sel-T dan
gerbang akan terbuka, menyebabkan transmisi sentral ke Thalamus dan korteks dimana
impuls akan diinterpretasikan sebagai nyeri. TENS berperan dalam mekanisme tertutupnya
gerbang dengan menghambat nosiseptif serabut C dengan memberikan impuls pada
serabut bermyelin yang teraktifasi.
TENS yang berfrekuensi rendah bekerja terutama dengan menghasilkan senyawa
kimia opiodendogens dan efeknya dapat berkurang atau hilang dengan pemberian
antagonis reseptor opioid. b endorfin akan meningkat konsentrasinya pada aliran dan
cairan spinal setelah penggunaan TENS baik yang berfrekuensi rendah ataupun tinggi.
Senyawa ini akan menginhibisi sinyal nyeri di medulla spinalis. Senyawa kimia ke 2 yang
dikeluarkan susunan saraf pusat sebagai respon dari TENS adalah opioids endogens yang
menghambat transmisi nyeri pada substansia gelatinosa di medulla spinalis.
Tidak satupun dari responden yang menggunakan TENS karena tidak memiliki alat
tersebut dan tidak pernah mengetahui tentang alat ini sebelumnya.
Penelitian Hochberg, dkk (2012) merekomendasi untuk penggunaan terapi
nonfarmakologis dan farmakologis pada di osteoarthritis tangan, pinggul dan lutut. Sangat
menyarankan penanganan nonfarmakologis pada pasien dengan OA lutut harus melakukan
berikut: berpartisipasi dalam kardiovaskular (aerobik) dan atau latihan resistensi darat,
berpartisipasi dalam latihan air dan menurunkan berat badan (untuk orang-orang yang
kelebihan berat badan). Sangat membutuhkan pengawasan dan pembimbingan untuk
melaksanakannya. Sehingga perlu adanya sosialisasi yang lebih lanjut agar masyarakat
mampu melaksanakannya secara mandiri.
Simpulan
Berdasarkan data dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penanganan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri sendi lutut pada lansia di Desa Gayaman Kecamatan
Mojoanyar Kabupaten Mojokerto hampir setangah lansia menggunakan penanganan non
farmakologis masase frirage (memijat).
Rekomendasi
Diharapkan dapat melakukan beberapa upaya untuk memberikan pengetahuan
tentang penanganan non farmakologis untuk mengurangi nyeri sendi lutut pada lansi
dengan cara mengadakan penyuluhan melalui perawat desa atau bidan desa yang ada.
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan non-farmakologis untuk
mengurangi nyeri sendi lutut pada lansi yaitu melalui petugas kesehatan setempat.
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengembangkan penelitian berikutnya
yang terkait, misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi para lansia memilih penanganan
non farmakologis sehingga dapat diketahui faktor apa yang menyebabkan para lansia
memilih penanganan non-farmakologis. Contoh faktor keuangan, faktor usia, dan lain
sebagainya. Diharapkan melakukan upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan tentang
penanganan-penanganan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri sendi lutut pada lansia.
Alamat Correspondensi :
- Alamat
: Dsn. Krajan Desa Sumberanyar Kec. Mlandingan Kab. Situbondo
- Email
: amezkoplak@gmail.com
- No. HP
: 085258581818