Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT JAHE EMPRIT (Zingiber

officinale var. Amarum) TERHADAP PENURUNAN NYERI


OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA DI PANTI WREDHA ST.THERESIA
DHARMA BHAKTI KASIH SURAKARTA

Dwi Cahyo Saputro1) Yeti Nurhayati2) Maula Mar’atus Sholihah3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIkes Kusuma Husada
Surakarta
cahyodwi96@yahoo.com
2)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIkes Kusuma Husada Surakarta
yeti_nurhayati234@yahoo.com
3)
Dosen Program Studi Diploma 3 Keperawatan STIkes Kusuma Husada
Surakarta

ABSTRAK

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Menjadi tua
merupakan proses yang mengakibatkan perubahan komulatif, menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari luar yang berakhir kematian. Osteoarthritis
merupakan penyakit sendi degeneratif yang menyebabkan kerusakan pada permukaan
sendi, vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki yang menyebabkan nyeri pada
persendian. Penanganan nyeri pada penderita osteoarthritis sangat penting yaitu salah
satunya dengan terapi nonfarmakologi. Kompres jahe dapat menurunkan nyeri
osteoarthritis. Mengompres berarti memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
tertentu yang memerlukannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat jahe
emprit terhadap penurunan nyeri osteoarthritis pada lansia. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian Quasy Eksperiment dengan Pre and post test
without control design. Teknik sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah
sampel 31 responden. Uji analisa data menggunakan Wilcoxon test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi kompres hangat jahe
emprit terhadap penurunan nyeri osteoarthritis pada lansia di Panti Wredha St.
Theresia Dharma Bakti Kasih Surakarta dengan p value 0,000. Saran bagi perawat
diharapkan dapat mengaplikasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan kepada
penderita osteoarthritis dengan kompres hangat jahe emprit untuk menurunkan skala
nyeri osteoarthritis dipanti maupun dimasyarakat sekitar.

Kata kunci : Kompres hangat, jahe emprit, nyeri, osteoarthritis.


BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING
KUSUMA HUDA COLLEGE OF HEALTH SCIENCES OF SURAKARTA
2018

Dwi Cahyo Saputro1) Yeti Nurhayati2) Maula Mar’atus Sholihah3)

1) Student of Nursing Study Program of STIkes Kusuma Husada Surakarta


cahyodwi96@yahoo.com
2) Lecture of Nursing Studies Program of STIkes Kusuma Husada Surakarta
yeti_nurhayati234@yahoo.com
3) Lecture of Diploma 3 Program Nursing STIkes Kusuma Husada Surakarta

EFFECT OF THERAPY OF WARM COMPRESS WITH EMPRIT GINGER


(Zingiberofficinale var. Amarum) ON REDUCTION OF STEOARTHRITIS PAIN
OF THE ELDERLY IN ST.THERESIA DHARMA BHAKTI KASIH NURSING
HOME SURAKARTA
Abstract
Getting older is a condition that every on encounters in his or her life. It is a process
which causes cumulative change, namely: the decrease of body immune to encounter
external stimuli which ends in death. Osteoarthritis is degenerative joint disease that
causes damages to joint surfaces, vertebrae, pelvis, knees and ankles, which induce
pain in the joints. Pain management to osteoarthritis sufferers is very important. It
can be handled with various interventions, and one of which is the non-
pharmacological therapy, namely: warm compress with emprit ginger
(Zingiberofficinale var. Amarum) that can reduce osteoarthritis pain. Compressing
means administering sense of warmth to clients by using liquids or devices that
induce sense of warmth on certain parts of body that require the warmth.
The objective of this research is to investigate the effect of therapy of warm compress
with emprit ginger on the reduction of osteoarthritis pain in the elderly. This research
used the quasi experimental research design with pre-test and post-test without
control design. Total sampling was used to determine its samples. They consisted of
31 respondents. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test.
The result of the research shows that the therapy of warm compress with emprit
ginger had an effect on the reduction of osteoarthritis pain of the elderly at St.
Theresia Dharma Bakti Kasih Nursing Home of Surakarta as indicated by the p-value
0.000. Thus, nurses are expected to apply the result of this research, namely:
applying warm compress with emprit ginger to osteoarthritis patients in nursing
homes and surrounding communities.

Keywords: Warm compress, emprit ginger, pain, osteoarthritis

2
I. PENDAHULUAN peningkatan menjadi 39,47% (Wiyono,
Menua adalah suatu keadaan 2010).
yang terjadi dalam kehidupan manusia. Pada lansia sistem
Kekuatan muskular mulai menurun muskuloskeletal akan mengalami
ketika umur 40 tahun dan semakin beberapa perubahan seperti perubahan
mengalami kemunduran yang cepat pada jaringan penghubung (kolagen dan
pada usia 60 tahun. Masalah kesehatan elastin), berkurangnya kemampuan
yang dialami lansia adalah nyeri sendi, kartilago untuk beregenerasi, kepadatan
pendengaran berkurang, penglihatan tulang berkurang, perubahan struktur
kabur dan penyakit degeneratif seperti otot, dan terjadi penurunan elastisitas
hipertensi, diabetes mellitus, asam urat sendi. Hal ini yang menyebabkan
dan ostearthritis (Stanley, 2006). sebagian besar dari lansia mengalami
Osteoarthrtis (OA) merupakan gangguan sistem muskuloskeletal, yang
penyakit sendi degeneratif yang menyebabkan nyeri sendi. Nyeri sendi
menyebabkan kerusakan pada adalah tanda atau gejala yang
permukaan sendi, vertebra, panggul, mengganggu bagian persendian, nyeri
lutut dan pergelangan kaki. sendi akan mengganggu kinerja bagian
Osteoarthritis semakin meningkat tubuh. Pada nyeri sendi biasanya akan
karena ada faktor resiko yaitu usia, muncul rasa tidak nyaman untuk
kegemukan, faktor genetik dan jenis disentuh, muncul pembengkakan,
kelamin. Penderita osteoarthritis peradangan, kekakuan, dan pembatasan
biasanya mengalami nyeri pada sendi gerakan. Penyakit-penyakit gangguan
penyangga beban tubuh sehingga sistem muskuloskeletal yang
tubuh mengalami keterbatasan gerak menyebabkan nyeri sendi antara lain :
dalam mobilitas (Sudoyo et al, 2006). Osteoartritis, Arthritis Gout, Arthritis
Menurut World Health Rheumatoid, Arthritis Infeksi (Anies,
Organization (WHO) tahun 2008 2006).
sekitar 25% pada usia 65 tahun, Adapun cara-cara untuk
diketahui bahwa Osteoarthrtis diderita menurunkan nyeri sendi menurut Potter
oleh 151 juta jiwa diseluruh dunia dan dan Perry (2006), yaitu dengan cara
mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia terapi farmakologi, non-farmakologi
Tenggara. Osteoarthrtis menyebabkan dan pembedahan. Terapi farmakologi
kecacatan sedang hingga berat yaitu tindakan pemberian obat sebagai
sebanyak 43.400.000 orang. Prevelensi penurun nyeri. Biasanya dengan
osteoarthritis di Indonesia 24,7 % dari pemberian obat-obat analgesik seperti
penduduk di Indonesia prevelensi Pemberian obat anti inflamasi
tertinggi pada umur lebih dari 75 tahun nonsteroid (OAINS), contoh: aspirin
yaitu sebanyak 54,8%, pada dan ibuprofen. Penggunaan obat-obatan
perempuan 27,5% dan laki-laki 24,1% analgesik memiliki dampak buruk
(Riskesdas, 2013). Data pelayanan seperti rasa tidak nyaman pada saluran
kesehatan dari tahun ke tahun di Jawa cerna, mual, diare, perdarahan tukak,
Tengah secara keseluruhan pada tahun dapat juga mengakibatkan kerusakan
2007 sebesar 17,24% meningkat pada ginjal, dan gangguan
menjadi 29.35% pada tahun 2008. kardiovaskuler (Sukandar, 2009).
Kemudian pada tahun 2009 mengalami Terapi non-farmakologi adalah
tindakan dalam batas keperawatan yang

1
dapat digunakan untuk menurunkan II. PELAKSANAAN
nyeri sendi pada lansia. Selama ini bila a. Lokasi dan Waktu Penelitian
terjadi nyeri terutama nyeri sendi, Tempat penelitian di Panti
kebanyakan perawat di Rumah Sakit Wredha ST.Theresia Dharma Bakti
ataupun Puskesmas langsung Kasih Surakarta pada bulan Maret
memberikan tindakan medis (terapi 2018.
farmakologi) dari pada melakukan b. Populasi dan Sampel penelitian
tindakan mandiri seperti memberikan Populasi dalam penelitian ini
kompres. Adapun terapi non- adalah semua lansia yang
farmakologi yang dapat digunakan menderita osteoarthritis berjumlah
dalam menurunkan nyeri sendi antara 31 lansia dipanti Wredha Dharma
lain: bimbingan antisipasi, distraksi, Kasih Surakarta.
biofeedback, stimulasi kutaneus Sampel yang digunakan
(Transcutaneus Electrical Nerve dalam penelitian ini adalah semua
Stimulation, TENS), dan kompres lansia yang menderita
(Potter & Perry, 2006). osteoarthritis di Panti Wredha ST.
Jahe memiliki peran sebagai Theresia Dharma Bhakti Kasih
agen anti arthritik, anti trombotik dan Surkarta. Jumlah sampel yang
efek anti inflamasi (Therkleson, 2013). akan digunakan 31 lansia.
Kandungan jahe memiliki manfaat
untuk mengurangi nyeri osteoarthritis III. METODE PENELITIAN
karena jahe memiliki sifat pedas, Jenis penelitian ini adalah
aromatic dari oleoresin seperti penelitian kuantitatif, Penelitian ini
zingaron, gingerol dan shogaol. menggunakan rancangan penelitian
Shagaol/fenol merupakan salah satu Quasi Eksperimental One Group
kandungan dari jahe yang di peroleh pretest-posttest without control design,
dari proses pengeringan yaitu dengan dimana pada rancangan ini peneliti
cara jahe di iris tipis split kemudian hanya melakukan intervensi pada satu
diangin-anginkan 7 hari lalu di tumbuk kelompok perlakuan saja tanpa
untuk mendapatkan hasil kandungan kelompok pembanding. Efektifitas
total fenol 102.33 mg/g (Masyhuri, perlakuan dinilai dengan cara
2012). Prinsip kerjanya 20 gram bubuk membandingkan nilai post test dan
jahe di bungkus dengan nilai pre test (Dharma, 2011).
washlap/handuk kecil kemudian di Teknik pengumpulan sampel
celupkan ke air hangat dan di menggunakan teknik total sampling.
kompreskan di bagian sendi yang Total sampling adalah teknik
nyeri. Penelitian dilakukan selama 3 pengambilan sampel dimana jumlah
hari. Pengukuran skala nyeri dilakukan sampel sama dengan populasi Alasan
pada hari pertama pre, post dan hari mengambil teknik total sampling
ketiga postnya. jumlah populasi yang kurang dari 100
seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya (Sugiyono, 2007)

2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN parah semakin bertambahnya usia. Salah
satunya nyeri pada persendian.
ANALISA UNIVARIAT
Tabel 2 Distribusi Jenis Kelamin Pada
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Responden ( n = 31)
Usia dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin F %
Tabel 1 Distribusi Usia Pada Responden Laki-laki 13 41,9
( n = 31) Perempuan 18 58,1
Umur F % Total 31 100
46-55 tahun 1 3.2 Diketahui dari tabel 2 distribusi
55-65 tahun 5 16.1 responden berdasarkan jenis kelamin yaitu
> 65 tahun 25 80,6 perempuan 18 responden (58,1%), dan laki-
Total 31 100 laki 13 responden (49,1%).
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian
bahwa responden berusia 46-55 tahun menunjukan bahwa jenis kelamin lansia
sebanyak 1 responden (3,2%), usia 55-65 paling banyak didominasi oleh perempuan
tahun sebanyak 5 responden (16,1%), dan sebanyak 18 lansia (58,1%). Hal ini juga
usia >65 tahun sebanyak 25 responden didukung oleh penelitian yang dilakukan
(80,6%). Rusnoto (2015) menunjukkan bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan responden yang mengalami nyeri sendi
peneliti dapat diketahui bahwa mayoritas mayoritas pada jenis kelamin perempuan.
responden berumur >65 tahun yaitu Perempuan lebih sering terkena
sebanyak 25 lansia 80,6%. Hasil penelitian osteoarthritis daripada laki-laki hal ini
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan terjadi akibat hormonal pada wanita yang
Dewi (2014), dimana hasil penelitiannya telah menaupose, yang mengakibatkan
menunjukan bahwa mayoritas lansia hormone estrogen turun yang menyebabkan
penderita nyeri osteoarthritis berumur 65 penurunan dari densitas tulang atau
tahun keatas. persendian (Khairani, 2012).
Diketahui bahwa seiring dengan Peneliti menyimpulkan bahwa pada
proses menua tersebut tubuh akan jenis kelamin perempuan usia lanjut 50
mengalami masalah kesehatan dimana pada tahun keatas sering mengalami nyeri sendi,
lansia telah terjadi penurunan fungsi dari salah satu penyebabnya yaitu menaupose.
berbagai organ-organ tubuh akibat Diperkuat dengan penelitian Stanley, 2006
kerusakan sel-sel karena proses menua, bahwa hormon estrogen mengalami
sehingga produksi hormone, enzym, dan zat- ketidakseimbangan osteoblas dan osteoklas
zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan massa tulang
berkurang serta gaya hidup pada lansia itu sehingga menyebabkan tulang menipis,
sendiri sehingga menambah rasa sakit yang berongga, kekakuan sendi, pengelupasan
mereka alami serta pada lansia ambang nyeri tulang rawan sendi sehingga terjadi nyeri
semakin meningkat dan sensitiv (Dewi, sendi.
2014).
Peneliti menyimpulkan bahwa faktor
yang menyebabkan nyeri sendi antara lain :
usia, jenis kelamin dan lama penyakit. Pada
lansia usia 40 tahun keatas akan mengalami
masalah kesehatan dan akan bertambah

3
Tabel 3 Distribusi tingkat nyeri sebelum Tabel 4 Distribusi tingkat nyeri setelah
dilakukan terapi kompres hangat jahe dilakukan terapi kompres hangat jahe
(n = 31) (n = 31)
Jenis nyeri F % Jenis nyeri F %
Nyeri ringan 3 9,7 Nyeri ringan 24 77,4
Nyeri Sedang 24 77,4 Nyeri Sedang 7 22,6
Nyeri Berat 4 12,9 Nyeri Berat 0 0
Total 31 100 Total 31 100
Diketahui dari tabel 3 Skala nyeri Diketahui dari tabel 4 Skala nyeri
sebelum dilakukan intervensi yaitu nyeri setelah dilakukan intervensi yaitu nyeri
ringan 9,7% (3 responden), nyeri sedang ringan sebanyak 77,4% (24 responden) dan
sebanyak 77,4 % (24 responden), dan nyeri nyeri sedang 22,6% (7 responden).
berat 12,9% (4 responden). Hasil penelitian yang dilakukan di Panti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Werdha St. Theresia Dharma Bakti Kasih
di Panti Werdha St. Theresia Dharma Bakti Surakarta dari 31 responden mayoritas
Kasih Surakarta dari 31 responden responden mengalami penurunan tingkat
mayoritas responden mengalami nyeri sendi skala nyeri sendi setelah dilakukan terapi
terdapat pada skala nyeri sedang dengan terdapat pada skala nyeri ringan dengan
penderita sebanyak 24 lansia (77,4%). Hal penderita sebanyak 24 lansia (77,4%). Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Izza (2014) bahwa mayoritas lansia oleh Izza (2014) bahwa mayoritas lansia
yang mengeluhkan nyeri sendi berada di setelah dilakukan terapi ambang nyeri
skala nyeri sedang. berada di skala nyeri ringan.
Lansia mengeluhkan adanya kekakuan Penggunaan jahe dapat menghilangkan
sendi pada pagi hari setelah bangun tidur rasa nyeri dan menaikkan sirkulasi darah
sehingga menimbulkan perubahan yang akan mengurangi pembengkakan
mobilisasi atau keterbatasan beraktivitas (Potter & Perry, 2006). Kompres jahe dapat
yang disebabkan karena kehilangan total menurunkan nyeri osteoarthritis (Santoso,
massa tulang progresif. Sesuai dengan teori 2013). Mengompres berarti memberikan
yang dikemukakan oleh Wijayakusuma rasa hangat pada klien dengan menggunakan
(2008) bahwa beberapa hal yang cairan atau alat yang menimbulkan rasa
mempengaruhi timbulnya gejala nyeri sendi hangat pada bagian tubuh tertentu yang
adalah infeksi, faktor usia, faktor genetik, memerlukannya (Fanada, 2012).
psikologis, dan lingkungan. Menurut opini peneliti bahwa terapi
Peneliti menyimpulkan bahwa gejala nonfarmakologi yang dilakukan peneliti
nyeri sendi umumnya terjadi pada lansia. berpengaruh terhadap penurunan nyeri
Nyeri sendi pada lansia terjadi karena faktor osteoarthritis pada lansia.
usia, pada usia lanjut akan mengalami
proses penuaan, dimana terjadi penurunan
fungsi tubuh dan fungsi sel untuk
beregerenasi.

4
ANALISA BIVARIAT dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin
Uji Wilcoxon menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi
atau kerusakan hingga sirkulasi perifer.
Tabel 5 Pengaruh Terapi Kompres Menurut opini peneliti bahwa Jahe
Hangat Jahe Emprit terhadap memliki fungsi antiinflamasi yang cocok
penurunan skala Nyeri Osteoarthritis di untuk mengurangi rasa nyeri akibat
Panti Wredha Dharma Bakti Kasih pembengkakan sendi atau peradangan pada
Surakarta (n=31) sendi yang biasanya menyerang pada sendi
Variabel Z Nilai p besar yaitu sendi penyangga tubuh (lutut).
Pre
-4811 0,000 V. KESIMPULAN
Post 1. Karakteristik responden berdasarkan
Diketahui dari Tabel 5 Hasil Uji usia menunjukkan bahwa mayoritas
Wilcoxon diperoleh hasil nilai Z -4.811a dan responden berusia >65 tahun
p-value 0,000 maka dapat disimpulkan sebanyak 25 responden (80,6%) dan
bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat karakteristik responden berdasarkan
jahe emprit (Zingiber officinale jenis kelamin mayoritas berjenis
var.amarum) terhadap penurunan nyeri kelamin perempuan 18 responden
osteoarthritis pada lansia di Panti Wredha (58,1%).
ST.Theresia Dharma Bakti Kasih Surakarta. 2. Skala nyeri sebelum dilakukan
Hasil penelitian yang didapatkan pada intervensi yaitu mayoritas pada skala
31 lansia dari Uji Wilcoxon diperoleh hasil nyeri sedang sebanyak 77,4 % (24
nilai p-value 0,000, dapat disimpulkan responden).
bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat 3. Skala nyeri setelah dilakukan
jahe emprit (Zingiber officinale intervensi yaitu mayoritas pada skala
var.amarum) terhadap penurunan nyeri nyeri ringan sebanyak 77,4% (24
osteoarthritis pada lansia di Panti Wredha responden).
ST.Theresia Dharma Bakti Kasih Surakarta. 4. Ada pengaruh terapi kompres hangat
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang jahe emprit terhadap penurunan nyeri
dilakukan oleh Izza (2014) bahwa terdapat osteoarthritis pada lansia di Panti
perbedaan yang signifikan skala nyeri Wredha St. Theresia Dharma Bakti
sebelum dan sesudah dilakukan kompres Kasih Surakarta dengan hasil p-value
jahe. 0,000.
Jahe telah di indentifikasi memiliki
peran sebagai agen antiarthritik, VI. SARAN
antitrombotik dan efek anti inflamasi 1. Bagi Responden
(Therkleson, 2013). Menurut Swarbrick dan Diharapkan responden dapat
Boylan, 2002 dalam Masyhurrosyidi, 2013 melakukan managemen nyeri secara
bahwa kandungan jahe memiliki manfaat mandiri dengan menggunakan
untuk mengurangi nyeri osteoarthritis karena kompres jahe.
jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic 2. Bagi Perawat
dari oleoresin seperti zingaron, gingerol Diharapkan perawat dapat
dan shogaol. Oleoresin memilki potensi anti mengaplikasikan hasil penelitian
inflamasi dan antioksidan yang kuat. yang sudah dilakukan kepada
Kandungan air dan minyak tidak menguap penderita osteoarthritis baik di panti
pada jahe berfungsi sebagai enhancer yang atau masyarakat sekitar. Dapat juga

5
dilakukan sebagai salah satu Dharma, Kusuma Kelana. (2011).
intervensi guna mendukung asuhan Metodelogi Penelitian
keperawatan pada penderita Keperawatan: Panduan
osteoarthritis. Melaksanakan dan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Menerapkan Hasil Penelitian.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat Jakarta : Trans Info Media.
dijadikan bahan acuan atau landasan Fanada, Mery. (2012). Pengaruh
teori untuk penelitian, dengan Kompres Hangat Dalam
menggunakan inovasi-inovasi Menurunkan Skala Nyeri Pada
terbaru mengenai kompres hangat lansia Yang Mengalami Nyeri
jahe yang belum pernah dilakukan Rematik Di Panti Sosial
oleh peneliti sebelumnya. Tresna Werdha. Badan Diklat
4. Bagi Institusi Pendidikan Sumatera Selatan. Palembang.
Berdasarkan hasil penelitian yang Hernani & Kristina Winarti. (2010).
telah dilakukan, peneliti Kandungan Bahan Aktif Jahe
menyarankan agar terapi kompres Dan Pemanfaatanya Dalam
jahe dapat digunakan terapi alternatif Bidang Kesehatan.
dan komplementer. Dapat juga Izza. (2014). Perbedaan Efektifitas
dimasukkan dalam pembelajaran Pemberian Kompres Air
mata perkuliahan. Hangat dan Pemberian
5. Bagi Panti Wredha Kompres Hangat Jahe
Diharapkan melakukan kompres jahe Terhadap Penurunan Nyeri
bagi lansia yang menderita Sendi Pada Lansia Di Unit
osteoarthritis. Pihak panti juga bisa Rehabilitasi Sosial Wening
melakukan penanaman jahe pada Wardoyo Ungaran. Semarang.
lahan pekarangan yang kosong. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2013). Riset
VII. DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Dasar 2013.
Almasyhuri. (2012). Perbedaan cara Jakarta: Kementrian
pengirisan dan pengeringan Kesehatan Republik
terhadap kandungan minyak Indonesia.
atsiri dalam jahe merah. Khairani, Y. (2012). Hubungan
Universitas Pakuan-Bogor. umur, jenis kelamin, IMT, dan
Anies. (2006). Waspada Ancaman Aktivitas fisik dengan
Penyakit tidak Menular Solusi kejadian osteoarthritis lutut.
Pencegahan dari Aspek Potter, P.G & Perry, A.G. (2005).
Perilaku dan Lingkungan. Buku ajar fundamental
Jakarta : PT Alex Media keperawatan.Edisi 4. Volume
Komputindo. 2. Jakarta: EGC
Dewi, Untari Erika. (2014). Rusnoto. (2013). Pemberian
Pengaruh kompres jahe Kompres Jahe untuk
terhadap penurunan nyeri meringankan Skala Nyeri pada
sendi lansia di panti wredha pasien Asam Urat di Desa
Anugrah Dukuh Kupang Barat Kedungwungu Kecamatan
Surabaya. Tegowangu Kabupaten
Grobogan

6
Santoso. Hieronymus Budi. (2013).
Tumpas Penyakit dengan 40
Daun & 10 Akar Rimpang.
Cahaya Jiwa. Yogyakarta.
Smeltzer S.C & Bare B.G. (2002).
Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Volume 1
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sudoyo AW. et al., (2006). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam
jilid 2 Edisi 4. Jakarta : FKUI
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
Sukandar. (2009). Iso
Farmakoterapi. Jakarta: PT
ISFI
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan
penatalaksanaan nyeri.
Jakarta : EGC.
Therkleson, T. (2011). Topical
Ginger Treatment With a
Compress or Patch for
Osteoarthritis Symptoms.
Journal of Holistic Nursing
American Holistic Nurses
Association: New Zealand.
20,`1-10
Wijayakusuma, H.(2008). Ramuan
Lengkap Herbal Taklukkan
penyakit. Jakarta : Pustaka
Bunda
Wiyono. (2010). Epidemiologi
Rematik Pada Lansia. Jawa
Tengah

7
8

Anda mungkin juga menyukai