Anda di halaman 1dari 39

LITERATUR REVIEW

TERAPI KOMPRES AIR HANGAT PADA LANSIA

Dosen Pembimbing

Ns.Dian Ratna Elmagfiroh, S. Kep., M.Kes

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase


Keperawatan Gerontik

OLEH:

Eko wahyu kurniawan, S,,Kep


2201031043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
A. ABSTRAK
Seiring bertambahnya usia, seringkali lansia dihadapi dengan berbagai masalah
kesehatan fisik dan psikologis salah satunya nyeri artritis sendi. Salah satu manajemen
nyeri yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri artritis sendi adalah menggunakan
terapi panas. Osteoarthritis merupakan penyakit tipe paling umum dari arthritis, dan
dijumpai khusus pada orang lanjut usia atau sering disebut penyakit degeneratif.
Osteoarthritis merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai di
dunia. Berdasarkan National Centers for Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta (12%)
orang dewasa antara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya mengalami nyeri sendi osteoarthritis dengan
nyeri sedang skala 22 lansia (68,7%). Hasil penelitian didapatkan intensitas nyeri sendi
lansia penderita artritis sendi sebelum dilakukan terapi kompres hangat sebagian
merasakan nyeri sedang (82,9%) sedangkan setelah diberikan terapi kompres hangat
sebagian besar merasakan nyeri ringan (77,1%).
B. PENDAHULUAN
Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan (Pudjiastuti, 2003 dalam Ferry dan Makhfudli, 2009). Seiring dengan
proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang
biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Salah satunya penyakit osteoartrisis yang
merupakan penyakit tulang dan sendi yang terjadi karena proses menua (Siti, 2008).
Nyeri sebagai mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoro,
2013). Data hasil Kementrian Kesehatan RI, jumlah lansia di Indonesia sebanyak 23,66
juta jiwa. Keluhan kesehatan yang sering terjadi yaitu rematik, asam urat, darah tinggi,
dan diabetes dengan prevalensi 32,99% (Susenas, 2012). Data lansia Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumenep tahun 2016, lansia yang mengalami nyeri sendi sebanyak 1077
orang, dengan lansia laki-laki sebanyak 447 orang dan lansia perempuan sebanyak 630
orang. Data lansia di posyandu lansia puskesmas Pandian Sumenep tahun 2017 jumlah
lansia sebanyak 591 orang, dengan pra lansia (45 – 59 tahun) 256 orang dan lansia dan
resti (60/80 tahun keatas) sebanyak 335 orang. Jumlah lansia yang mengalami nyeri sendi
akibat osteoarthritis sebanyak 40 orang, diantaranya laki-laki sebanyak 16 orang dan
perempuan sebanyak 24 orang. Prevalensi penyakit tersebut sebanyak 7% dari total lansia
di seluruh posyandu lansia puskesmas Pandian Sumenep. Sendi yang terserang terutama
sendi penopang tubuh, yaitu lutut, tulang belakang, dan pangkal paha (panggul). Dapat
terjadi pada salah satu sisi atau kedua-duanya, bisa pula beberapa sendi terserang
sekaligus. Ada juga penderita yang mengalami pembengkakan sendi (merah, panas,
nyeri) yang kadang-kadang disertai penumpukan cairan dalam sendi. Bila ini terjadi,
cairan tersebut perlu disedot atau dikeluarkan oleh dokter. (Santoso dkk, 2009)
Penanganan penyakit pada usia lanjut bersifat khusus. Hal itu dikarenakan penyakit pada
usia lanjut biasanya tidak berdiri sendiri (multipatologi), fungsi organ tubuh sudah
menurun, rentan terhadap penyakit atau stres, dan lebih sering memerlukan rehabilitasi
yang tepat. Untuk mengurangi rasa nyeri perlu dilakukan pemanasan atau pendinginan.
Pada prinsipnya, dengan rehabilitasi diharapkan penderita dapat melakukan aktivitas
seharihari tanpa bantuan orang lain. (Muhith, dkk. 2016). Strategi penatalaksanaan nyeri
dengan menggunakan pendekatan manajemen farmakologis merupakan tindakan
menurunkan respons nyeri tanpa sedikitpun menggunakan agen-agen farmakologi.
Pemasangan kompres hangat biasanya dilakukan hanya setempat saja pada bagian tubuh
tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-pembuluh darah akan melebar sehingga
memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluaran zat
asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zatzat yang dibuang
akan diperbaiki. Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit/nyeri dan akan
menunjang proses pemyembuhan luka dan proses peradangan (Stevens dkk, 2002).
Pemberian kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukannya. Tujuannya adalah memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
merangsang peristaltik usus, memperlancar pengeluaran getah radang (eksudat),
memberikan rasa nyaman atau hangat dan tenang. Pemberian kompres panas dilakukan
pada klien dengan perut kembung, klien yang mengalami radang, kekejangan otot
(spasmus), adanya abses (bengkak) akibat suntikan, tubuh dengan abses atau hematom
(Kusyati, 2006).
Dalam menangani nyeri sendi pada lanjut usia, perlu diberikan penanganan yang
tepat baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Penanganan farmakologi akan
diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dalam menghalangi proses produksi
mediator peradangan. Pemberian terapi farmakologi terusmenerus menyebabkan
ketergan- tungan dan mengganggu kerja beberapa organ pada tubuh lanjut usia
(Rahmawati, 2017). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018), cara
mengatasi nyeri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti teknik relaksasi
(tarik nafas dalam, stimulasi kulit, teknik pemijatan, menggosok punggung, mengompres
dengan menggunakan air hangat), terapi pengalihan dengan cara mengalihkan fokus
bukan pada rasa nyeri melainkan fokus pada yang lain, menonton TV, berbincang-
bincang atau mendengarkan musik. Salah satu manajemen nyeri yang dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan adalah dengan menggunakan terapi panas. Terapi panas yang
dilakukan dapat menggunakan kompres hangat. Kompres hangat dapat memberikan efek
fisiologis dengan meningkatkan relaksasi otot pergerakan sendi. Proses vasodilatasi yang
terjadi pada saat pemberian kompres hangat dapat melebarkan pembuluh darah sehingga
dapat meningkatkan aliran darah pada bagian yang nyeri. Kompres hangat juga dapat
meningkatkan relaksasi otot serta mengurang nyeri akibat spasme dan kekakuan.
Kompres hangat bekerja dengan cara konduksi, yaitu terjadinya perpindahan panas dari
buli-buli ke dalam sendi yang terasa nyeri. Panas bekerja dengan cara menstimulasi
reseptor nyeri (nociceptor) untuk memblok reseptor nyeri (Pratintya, 2015). Tujuan dari
pemberian kompres hangat pada dasarnya adalah memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi
atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Kompres
hangat dapat digunakan untuk mengurangi maupun meredakan rangsang pada ujung saraf
atau memblokir arah berjalanya impuls nyeri menuju ke otak meradang. Kompres hangat
sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat
disalurkan melalui konduksi (bantalan panas). Panas dapat melebarkan pembuluh darah
dan dapat meningkatkan aliran darah (Rahmawati, 2017).
C. METODE
Populasi yang digunakan adalah lansia yang mengalami gangguan nyeri akut yang
memiliki risiko gangguan pola tidur. Intervensi yang dipilih adalah terapi relaksasi
kompres air hangat. Tidak ada intervensi pembanding yang dipilih dan outcome yang
diukur adalah tingkat nyeri dalam menurunkan risiko gangguan pola tidur pada lansia.
Sehingga dari framework ini disusun suatu pertanyaan berupa “Bagaimanakah pengaruh
terapi kompres hangat terhadap rasa nyeri pada lansia”. Pencarian jurnal dibatasi mulai
tahun 2018 hingga 2022. Keyword yang digunakan antara lain adalah “Kompres Hangat,
Nyeri, Artritis Sendi, Lansia”. Artikel full text dan abstrak direview untuk memilih studi
yang sesuai dengan kriteria. Kriteria inklusi yang direview adalah lansia yang mengalami
gangguan nyeri. Desain penelitian menggunakan experiment dan dilakukan terapi
kompres hangat. Metode penelitian dari penelitian yang telah diriview menggunakan
rancangan penelitian eksperimental terdiri dari pre eksperimental, dan quasy
eksperimental.
D. RINGKASAN STUDI
Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan (Pudjiastuti, 2003 dalam Ferry dan Makhfudli, 2009). Seiring dengan
proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang
biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Salah satunya penyakit osteoartrisis yang
merupakan penyakit tulang dan sendi yang terjadi karena proses menua (Siti, 2008).
Nyeri sebagai mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoro,
2013). Data hasil Kementrian Kesehatan RI, jumlah lansia di Indonesia sebanyak 23,66
juta jiwa. Keluhan kesehatan yang sering terjadi yaitu rematik, asam urat, darah tinggi,
dan diabetes dengan prevalensi 32,99% (Susenas, 2012). Data lansia Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumenep tahun 2016, lansia yang mengalami nyeri sendi sebanyak 1077
orang, dengan lansia laki-laki sebanyak 447 orang dan lansia perempuan sebanyak 630
orang. Data lansia di posyandu lansia puskesmas Pandian Sumenep tahun 2017 jumlah
lansia sebanyak 591 orang, dengan pra lansia (45 – 59 tahun) 256 orang dan lansia dan
resti (60/80 tahun keatas) sebanyak 335 orang. Jumlah lansia yang mengalami nyeri sendi
akibat osteoarthritis sebanyak 40 orang, diantaranya laki-laki sebanyak 16 orang dan
perempuan sebanyak 24 orang. Prevalensi penyakit tersebut sebanyak 7% dari total lansia
di seluruh posyandu lansia puskesmas Pandian Sumenep. Sendi yang terserang terutama
sendi penopang tubuh, yaitu lutut, tulang belakang, dan pangkal paha (panggul). Dapat
terjadi pada salah satu sisi atau kedua-duanya, bisa pula beberapa sendi terserang
sekaligus. Ada juga penderita yang mengalami pembengkakan sendi (merah, panas,
nyeri) yang kadang-kadang disertai penumpukan cairan dalam sendi. Bila ini terjadi,
cairan tersebut perlu disedot atau dikeluarkan oleh dokter. (Santoso dkk, 2009)
Penanganan penyakit pada usia lanjut bersifat khusus. Hal itu dikarenakan penyakit pada
usia lanjut biasanya tidak berdiri sendiri (multipatologi), fungsi organ tubuh sudah
menurun, rentan terhadap penyakit atau stres, dan lebih sering memerlukan rehabilitasi
yang tepat. Untuk mengurangi rasa nyeri perlu dilakukan pemanasan atau pendinginan.
Pada prinsipnya, dengan rehabilitasi diharapkan penderita dapat melakukan aktivitas
seharihari tanpa bantuan orang lain. (Muhith, dkk. 2016). Strategi penatalaksanaan nyeri
dengan menggunakan pendekatan manajemen farmakologis merupakan tindakan
menurunkan respons nyeri tanpa sedikitpun menggunakan agen-agen farmakologi.
Pemasangan kompres hangat biasanya dilakukan hanya setempat saja pada bagian tubuh
tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-pembuluh darah akan melebar sehingga
memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluaran zat
asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zatzat yang dibuang
akan diperbaiki. Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit/nyeri dan akan
menunjang proses pemyembuhan luka dan proses peradangan (Stevens dkk, 2002).
Pemberian kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukannya. Tujuannya adalah memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
merangsang peristaltik usus, memperlancar pengeluaran getah radang (eksudat),
memberikan rasa nyaman atau hangat dan tenang. Pemberian kompres panas dilakukan
pada klien dengan perut kembung, klien yang mengalami radang, kekejangan otot
(spasmus), adanya abses (bengkak) akibat suntikan, tubuh dengan abses atau hematom
(Kusyati, 2006). Dalam menangani nyeri sendi pada lanjut usia, perlu diberikan
penanganan yang tepat baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Penanganan
farmakologi akan diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dalam menghalangi
proses produksi mediator peradangan. Pemberian terapi farmakologi terusmenerus
menyebabkan ketergan- tungan dan mengganggu kerja beberapa organ pada tubuh lanjut
usia (Rahmawati, 2017). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018),
cara mengatasi nyeri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti teknik
relaksasi (tarik nafas dalam, stimulasi kulit, teknik pemijatan, menggosok punggung,
mengompres dengan menggunakan air hangat), terapi pengalihan dengan cara
mengalihkan fokus bukan pada rasa nyeri melainkan fokus pada yang lain, menonton TV,
berbincang-bincang atau mendengarkan musik.
E. IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK
Penelitian yang ditelaah dalam studi ini menunjukkan bahwa terapi kompres
hangat pada lansia memiliki pengaruh yang terhadap nyeri tubuh lansia. Hal ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan bagi rumah perawatan atau kelompok lansia di
komunitas. Perawat dapat bekerja sama dengan tenaga medis lain untuk pelatihan terapi
kompres hangat pada lansia dan keluarga lansia.
kompres hangat pada dasarnya adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Kompres
hangat dapat digunakan untuk mengurangi maupun meredakan rangsang pada ujung saraf
atau memblokir arah berjalanya impuls nyeri menuju ke otak meradang. Kompres hangat
sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat
disalurkan melalui konduksi (bantalan panas). Panas dapat melebarkan pembuluh darah
dan dapat meningkatkan aliran darah
Lansia yang sehat akan meminimalkan perawatan yang intensif terhadap kesehatan
lansia. Sehingga latihan keseimbangan perlu dilakukan pemantauan oleh petugas
pelayanan kesehatan, yang diharapkan dalam kurun waktu tga bulan terjadi peningkatan
kualitas hidup lansia.

F. KESIMPULAN
Hasil review yang dilakukan pada 3 jurnal penelitian menyimpulkan bahwa terapi
kompres hangat memiliki pengaruh yang signifikan dalam keseimbangan tubuh lansia.
Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi rumah perawatan atau kelompok
lansia di komunitas. Perawat dapat bekerja sama dengan tenaga medis lain untuk
pelatihan terapi relaksasi kompres hangat pada lansia yang mengalami gangguan pola
tidur dan rasa nyeri.

G. SARAN
1. Melibatkan keluarga dalam segala tindakan
2. Lakukan komunikasi dua arah antara lansia dan perawat, atau jika dalam
kelompok harus ada feedback agar komunikasi berjalan dengan baik, dan
mencapai tujuan yang sesuai.
3. Berikan tindakan-tindakan penunjang lain agar lansia tidak merasa bosan
saat dilakukan tindakan terapi kompres hangat
4. Perlu adanya edukasi mengenai terapi kompres hangat kepada keluarga
dan dukungan dari keluarga kepada lansia
No Penulis, tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Random Hasil
Yang diukur Temuan
1 Nurwahidah, penelitian ini Tidak ada Sampel Penelitian ini Ya Nyrei pada Pre < Post
2019 menggunakan jenis pembanding penelitian 12 menggunakan lansia
non probability responden desain
sampling dengan
tehnik purposive pre-
sampling yakni eksperimen
pemilihan seluruh dengan
sample yang sesuai one
dengan group pretest-
karakteristik yang posttest
di tetapkan oleh
peneliti dalam
kriteria inklusi
2 Wiwit Devita Dalam penelitian ini Tidak ada Sampel Penelitian ini Ya Nyeri lansia Pre < Post
Usman,2022 data primer didapat pembanding penelitian menggunakan
dengan melakukan 35 lansia desain pre-
observasi secara eksperimen
langsung terhadap dengan one
skala nyeri sendi group pretest-
lansia sebelum posttest.
dilakukan kompres
hangat dan nyeri
sendi lansia setelah
dilakukan kompres
hangat. Teknik
analisis data
menggunakan
analisis univariat dan
analisis bivariat
menggunakan uji
wilcoxon
3 Mujib Hannan, Pemberian kompres Tidak ada Sampel yang Experiment Ya Nyeri lansia Pre < Post
Emdat hangat adalah pembanding digunakan research
Suprayitno, Hesti memberikan rasa
sebanyak 40 dengan
Yuliyana, (2019) hangat pada klien
dengan menggunakan responden rancangan
cairan atau alat yang One group
menimbulkan hangat Pretest-
pada bagian tubuh Postest
yang
memerlukannya.
Tujuannya adalah
memperlancar
sirkulasi darah,
mengurangi rasa
sakit, merangsang
peristaltik usus,
memperlancar
pengeluaran getah
radang (eksudat),
memberikan rasa
nyaman atau hangat
dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA

11
Nursing Arts
Vol XIV, No 01, Juni 2019,
ISSN: 1978-6298 (Print)

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


PADA LANSIA YANG MENGALAMI OSTEOARTHRITIS
1
Nurwahidah
1
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram email:
poltekkeskemenkesmataram@gmail.com

Artikel history
Dikirim, Februari 11th, 2019
Ditinjau, Februari 19th, 2019
Diterima, Juni 13th, 2019

ABSTRACT
Osteoarthritis is a disease of the most common type of arthritis, and is found specifically in elderly people
or often called degenerative diseases. Osteoarthritis is a joint disease which is the most common case in
the world. According to the National Centers for Health Statistics, an estimated 15.8 million (12%) adults
between the ages of 25-74 have osteoarthritis. The prevalence and severity of osteoarthritis varies
between ranges and elderly. The results of this study indicate that, the frequency of pain has a significant
change, namely the level of severe pain where the frequency of severe pain is 25% and after a warm
compress to 0%. and from the results of statistical tests conducted using paired t-test the results obtained
p = 0.001 or smaller than 0.05 with T-count = -4.690 or greater than T-tebel = 1.79588. Based on
statistical tests, it was found that there was an effect of giving warm compresses to decrease pain scale in
patients with osteoarthritis in the Bima City Elderly Social Center
Keywords: Warm Compress, Pain, Osteoarthritis, Elderly.

ABSTRAK
Osteoarthritis merupakan penyakit tipe paling umum dari arthritis, dan dijumpai khusus pada orang
lanjut usia atau sering disebut penyakit degeneratif. Osteoarthritis merupakan penyakit persendian yang
kasusnya paling umum dijumpai di dunia. Berdasarkan National Centers for Health Statistics,
diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis.
Prevalensi dan tingkat keparahan osteoarthritis berbeda-beda antara rentang dan lanjut usia. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa, frekuensi nyeri mengalami perubahan yang signifikan, yaitu pada
tingkat nyeri berat dimana yang frekuensi nyeri berat ada 25% dan setelah dilakukan kompres hangat
menjadi 0%. dan dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan teknik paired t-test
diperoleh hasil p = 0.001 atau lebih kecil dari 0.05 dengan T-hitung = -4.690 atau lebih besar dari T-
tebel = 1.79588. Berdasarkan uji statistik didapatkan ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap
penurunan skala nyeri pada penderita osteoarthritis di Balai Sosial Lanjut Usia Kota Bima
Kata Kunci : Kompres Hangat, Nyeri, Osteoarthritis, Lansia.

12
23

PENDAHULUAN karena prevalensi yang cukup tinggi. Oleh


Osteoarthritis merupakan penyakit tipe karena sifatnya yang kronik-progresif,
paling umum dari arthritis, dan dijumpai khusus osteoarthritis mempunyai dampak sosioekonomi
pada orang lanjut usia atau sering disebut yang besar, baik di negara maju maupun di
penyakit degeneratif. Osteoarthritis merupakan negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2
penyakit persendian yang kasusnya paling umum juta orang lanjut usia di Indonesia menderita
dijumpai di dunia. Berdasarkan National Centers cacat karena osteoarthritis2.
for Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta Berdasarkan data yang di dapatkan
(12%) orang dewasa antara usia 25-74 tahun tanggal 18 september 2017 di Balai sosial tresna
mempunyai keluhan osteoarthritis Prevalensi dan wedha provinsi NTB, prevalensi osteoarthritis
tingkat keparahan osteoarthritis berbeda-beda lutut pada pasien wanita berumur 55 tahun ke
antara rentang dan lanjut usia1. atas Di Balai Sosial Tresna Wedha Meci Angi
Kota Bima mencapai 30% (15 orang lansia) dari
Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa
50 lansia yang ada. Dari aspek karakteristik
di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di
umum pasien yang di diagnosis penyakit sendi
kawasan Asia Tenggara. Osteoarthritis adalah
osteoarthritis, menurut Arthritis Research UK
penyakit kronis yang belum diketahui secara
(2012), memperlihatkan bahwa usia, jenis
pasti penyebabnya, akan tetapi ditandai dengan
kelamin, obesitas, ras/genetik, dan trauma pada
kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat.
sendi mempunyai kolerasi terhadap terjadinya
Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas
osteoarthritis4.
pada penderita sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari2. Wanita juga lebih cenderung terkena
penyakit osteoarthritis dibanding pria karena
Prevalensi osteoarthritis total di
pinggul wanita lebih luas dan lebih memberikan
Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan
tekanan jangka panjang pada lutut mereka.
mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007.
Selain itu, faktor sosial seperti pekerjaan yang
Diperkirakan 40% dari populasi usia diatas 70
dilakukan seharian juga mempengaruhi
tahun menderita osteoarthritis, dan 80% pasien
timbulnya osteoarthritis, terutama pada atlet dan
osteoarthritis mempunyai keterbatasan gerak
orang-orang yang pekerjaannya memerlukan
dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat
gerakan berulang (pekerja landskap, mangetik
yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya

13
atau mengoperasikan mesin), memiliki risiko Karakteristik Responden Berdasarkan
lebih tinggi terkena osteoarthritis. Hal ini adalah Skala Nyeri Sebelum Dilakukan
karena terjadinya cedera dan meningkatkan
Kompres Hangat Tahun 2018
tekanan pada sendi tertentu3. Karena sifatnya
yang kronik progresif, osteoarthritis berdampak
sosio ekonomik yang besar di Negara maju dan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Skala Nyeri
di Negara berkembang. Sebelum Dilakukan Kompres
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Berdasarkan latar belakang diatas,
bahwa, dari 12 orang responden
peneliti ingin melakukan penelitian tentang yang diteliti, 7 orang responden
“Pengaruh Kompres Hangat Terhadap berada di skala nyeri sedang.

Penurunan Intensitas Nyeri Pada Lansia Yang


Karakteristik Responden Berdasarkan
Mengalami Osteoarthritis Di Balai Sosial
Skala Nyeri Sesudah Dilakukan Kompres
Tresna Wena Kota Bima”
METODE Hangat Tahun 2018
Jenis penelitian yang digunakan adalah Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
“eksperimen” menggunakan desain Berdasarkan Skala Nyeri
Sesudah Dilakukan
preeksperiment dengan pendekatan one group
Kompres
pretest dan posttest, dengan populasi sebesar 12 Hangat Tahun 2018
orang dan seluruhnya di gunakan sebagai
responden. Dalam pemilihan sample
padapenelitian ini menggunakan jenis non
probability sampling dengan tehnik purposive
sampling yakni pemilihan seluruh sample yang
sesuai dengan karakteristik yang di tetapkan oleh
peneliti dalam kriteria inklusi 11. variabel
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa,
independen dalam penelitian ini adalah Kompres
Hangat Pada Lansia Dengan dari 12 orang responden yang diteliti,
dominasi oleh skala nyeri ringan.
Osteoarthritis Di Balai Lanjut Usia Kota Bima
dan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Penurunan Intensitas Nyeri Pada Lansia Tabel Bivariat Pengaruh Kompres
Dengan Osteoarthritis Di Balai Lanjut Usia Kota Hangat Terhadap Penurunan Intensitas
Bima.
Nyeri Tahun 2018

HASIL

14
menjadi 0%. Sehingga dapat disimpulkan
Hangat Terhadap Penurunan secara deskriptif bahwa kecenderungan ada
Intensitas Nyeri Tahun 2018. pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan intensitas nyeri. dari hasil uji
statistik yang dilakukan dengan
menggunakan teknik paired t-test diperoleh
hasil p = 0.001 atau lebih kecil dari 0.05
dengan T-temuan = -4.690 atau lebih besar
dari T-tebel = 1.79588. dimana H0 ditolak
Berdasarkan tebel 3 menunjukkan dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh
bahwa, frekuensi nyeri mengalami yang signifikan antara Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri di
perubahan yaitu pada tingkat nyeri berat
Tabel 3. Tabel Bivariat Pengaruh Kompres Balai Sosial Werdha Provinsi NTB Kota
dimna yang frekuensi nyeri berat ada 25% Bima.
dan setelah dilakukan kompres hangat
(osteoporosis), patah tulang (fraktur), dislokasi,
PEMBAHASAN dan kelainan pada saraf yang terjepit yang
Berdasarkan tebel 3 menunjukkan bahwa, ditandai dengan pembengkakan sendi, warna
frekuensi nyeri mengalami perubahan yang kemerahan, rasa nyeri dan terjadinya gangguan
signifikan,yaitu pada tingkat nyeri berat dimna gerak nyeri sendi yang terjadi pada lansia
yang frekuensi nyeri berat ada 25% dan setelah disebabkan karena adanya artritis dan jenis
dilakukan kompres hangat menjadi 0% dan dari artritis yang sering terjadi pada lansia adalah
hasil uji statistik yang dilakukan dengan osteoarthritis5.
menggunakan teknik paired t-test diperoleh
Nyeri sendi yang dirasakan pada
hasil p = 0.001 atau lebih kecil dari 0.05
peradangan terjadi karena pembengkakan
dengan T-temuan = 4.690 atau lebih besar dari
jaringan yang mengakibatkan peningkatan
T-tebel = 1.79588. dimana H0 ditolak dan H1
tekanan lokal. Perubahan suhu yang ekstream
diterima yang artinya ada pengaruh yang
(dingin) akan memperburuk nyeri sendi pada
signifikan antara Kompres Hangat Terhadap
peradangan karena menganggu sirkulasi dan
Penurunan Intensitas Nyeri di Balai Sosial
suhu yang dingin menyebabkanvasokonstriksi
Werdha Provinsi NTB Kota Bima. Nyeri sendi serta mencegah absorpsi cairan interstisial.
adalah nyeri yang disebabkan
karena Nyeri sendi yang dirasakan biasanya terjadi
adanya gangguan sendi seperti, radang sendi pada pagi hari9.
(arthritis), sendi tulang yang keropos
Tindakan non farmakologis yang dapat kompres hangat adalah salah satu stimulasi
mengurangi nyeri diantaranya kompres hangat. kutaneus yang dapat memberikan efek

15
penurunan nyeri yang efektif2.
Kompres hangat
merupakan
pemberian sensasi hangat dengan suhu 46 oC
dengan tujuan untuk memberikan relaksasi
pada otot, mengurangi rasa sakit dan dilakukan
selama 10-20 menit. Manfaat

16
dari kompres hangat diantaranya untuk memperlancar sirkulasi darah (vasodilatasi),
memperlancar pengeluaran eksudat, merangsang peristaltik usus, meningkatkan pengiriman
leukosit dan antibiotik ke area luka serta memberikan relaksasi otot dan mengurangi nyeri
dari spasme dan kekakuan8. Kompres hangat yang dilakukan pada peradangan akan
memperlancar sirkulasi (vasodilatasi) dan membantu absorpsi cairan interstitial sehingga
mengurangi penekanan jaringan lokal dan akan mengurangi nyeri5.

Berdasarkan fisiologis nyeri, pemberian kompres hangat menyebabkan pelepasan endorfrin,


sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Stimulus kutaneus seperti kompres hangat
mengaktifkan transmisi serabut A-beta yang lebih besar dan lebih cepat dan implus ini akan
menghambat implus dari serabut berdiameter kecil sehingga sensasi atau nyeri yang dibawa
oleh serabut kecil akan berkurang atau bahkan tidak dihantarkan ke otak (Heriana, 2013)7. Dari
hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan teknik t-test diperoleh hasil p = .001 atau
lebih kecil dari 0.05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara Kompres Hangat
Terhadap

SIMPULAN
1) Nyeri osteoarthritis pada responden sebelum diberikan kompres hangat yaitu
mengurangi rasa sakit, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang,

Penurunan Intensitas Nyeri di Balai Sosial Werdha Provinsi NTB Kota Bima.

Hasil penelitian di atas berbanding sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di
kelurahan tarok dipo wilayah kerja puskesmas guguk panjang bukit tinggi tahun 2013 yang
dilakukan oleh Sri Hyulita 6 dengan judul Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Lansia Yang Mengalami Osteoarthritis bahwa terdapat penurunan skala
nyeri pada lansia setelah dilakukan kompres hangat dengan nilai p=0.003 atau kurang dari
a=,0.05 sehingga h0 di tolak. Hal tersebut di atas didukung pula oleh teori penatalaksanaan nyeri
nonfarmakologi dengan cara kompres hangat. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
Aminurul Yuliastri pada tahun 2012 dengan judul yang sama10.

Hal tersebut di dukung pula oleh teori yang di kemukakan oleh (Heriana, 2013) 7 tindakan
non farmakologis yang dapat mengurangi nyeri. Kompres hangat dan menurut (Tamrin, 2002),
kompres hangat adalah salah satu stimulasi kutaneus yang dapat memberikan efek penurunan

17
nyeri yang efektif.

didapatkan sebagian besar responden berada pada tingkat nyeri sedang.

27

2) Nyeri osteoarthritis pada responden sesudah diberikan kompres hangat yaitu didapatkan

3) Berdasarkan uji statistik didapatkan ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan
skala nyeri pada penderita osteoarthritis di Balai Sosial Lanjut Usia Kota Bima.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada pemerintah Kota Bima yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.

DAFTAR RUJUKAN
1. Reny Yuli Aspiani, S. (2014). Buku Ajar AsuhanKeperawatan Gerontik Jilid 1. Jakarta: Cv. Trans
Info Media.

2. Wurangian, M. (2014). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri

Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado.

3. Noer, P. D. (2002). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

sebagian besar responden berada pada tingkat nyeri ringan.

4. Aziz Alimul hidayat, M. U. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusai.

Jakarta: EGC.
5. Nursalam. ( 2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. . Jakarta:

18
Salemba Medika.
6. Pelapina Heriana, S. N. (2014). BUKU
AJAR KBUTUHAN DASAR MANUSIA.
Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
7. Tamrin, N. A. (2002). Tada-Tanda Vital SUHU TUBUH. Jakarta: EGC.

8. Alimun.A.H.S.Kep.Ns, A. (2003, 2003).


Riset Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salamba Medika.

9. Amina Lanani, M. (2011).


Kegawatdaruratan Pediatri. Jakarta: EGC.
10. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

11. Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

19
20
Wiwit Devita Usman

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA


LANSIA

Wiwit Devita Usman


Puskemas Kota Raya Kayu Agung
Jl. Assa ari Ahmad Depati, Ds. Kotaraya, Kec. Kota Kayu Agung.
Email: wiwityudo@gmail.com

ABSTRAK

Seiring bertambahnya usia, seringkali lansia dihadapi dengan berbagai masalah kesehatan fisik dan
psikologis salah satunya nyeri artritis sendi. Salah satu manajemen nyeri yang dapat dilakukan untuk
mengatasi nyeri artritis sendi adalah menggunakan terapi panas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada lansia nyeri artritis sendi di Posyandu
Lansia di Kelurahan Cintaraja dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering
Ilir Tahun 2022. Metode penelitian menggunakan metode Pre Exsperimental designs.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang ada di Posyandu Lansia di Kelurahan Cintaraja
dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jumlah sampel
sebanyak 35 orang menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan intensitas nyeri
sendi lansia penderita artritis sendi sebelum dilakukan terapi kompres hangat sebagian merasakan nyeri
sedang (82,9%) sedangkan setelah diberikan terapi kompres hangat sebagian besar merasakan nyeri
ringan (77,1%). Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan skala
nyeri pada lansia penderita artritis sendi di Posyandu Lansia Kelurahan Cintaraja Dalam Wilayah Kerja
Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2022 dengan nilai p value = 0,000 < 0,05.
Saran diharapkan kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kepada lansia, khususnya
lansia penderita artritis sendi dalam mengatasi nyeri sendi salah satunya dengan terapi kompres hangat.

Kata Kunci : Kompres Hangat, Nyeri, Artritis Sendi, Lansia

ABSTRACT
As they get older, the elderly are often faced with various physical and psychological health problems,
one of which is joint arthritis pain. One of the pain management that can be done to treat arthritis pain is
using heat therapy. The purpose of this study was to determine the effect of giving warm compresses to
the intensity of pain in the elderly with arthritis pain at the Elderly Posyandu in Cintaraja Village within
the Work Area of the Kutaraya Health Center, Ogan Komering Ilir Regency in 2022. The research
method used the Pre Experimental designs method. The population in this study were all elderly people in
the Elderly Posyandu in Cintaraja Village within the Work Area of the Kutaraya Health Center, Ogan
Komering Ilir Regency with a total sample of 35 people using purposive sampling method. The results of
the study showed that the intensity of joint pain in elderly patients with joint arthritis before warm
compress therapy mostly felt moderate pain (82.9%) while after being given warm compress therapy most
of them felt mild pain (77.1%). The results of statistical tests showed that there was an effect of warm
compresses on reducing pain scale in the elderly with arthritis sufferers at the Elderly Posyandu in the
Work Area of the Kutaraya Health Center, Ogan Komering Ilir Regency in 2022 with p value = 0.000
<0.05. Suggestions are expected to health workers can improve services to the elderly, especially the
elderly with arthritis in overcoming joint pain, one of which is warm compress therapy.

Keywords: Warm Compress, Pain, Arthritis, Elderly

20
21
Wiwit Devita Usman

PENDAHULUAN fisik dan psikologis. Masalah kesehatan yang


Lanjut usia (lansia) merupakan suatu anugerah. sering terjadi pada lanjut usia diantaranya
Orang dikatakan lansia apabila usianya lebih dari adalah masalah gangguan penglihatan,
60 tahun berdasarkan UU No.13 Tahun 1998. gangguan pendengaran, dan nyeri sendi
Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, seperti rematik dan asam urat. Rematik
pasti akan dialami seseorang bila ia berumur merupakan penyakit yang menyerang anggota
panjang. Umur manusia sebagai makhluk hidup gerak, yaitu sendi, otot, tulang dan jaringan
akan berkurang oleh suatu peraturan alam dan sekitar sendi. Keluhan yang sering muncul
semua orang akan mengalami proses menjadi tua adalah nyeri, kaku, bengkak, sampai
dan merasa tua merupakan masa hidup manusia keterbatasan gerak tubuh. Nyeri pada rematik
yang terakhir yang pada masa ini seseorang hampir sama pada saat keseleo, namun pada
mengalami kemunduran fisik/ biologis, mental rematik disertai peradangan pada persendian
dan sosial sedikit demi sedikit. (Nugroho dalam dan kulit terlihat memerah akibat munculnya
Ramli, 2020). peradangan (Khomsan, 2017).
Menurut World Health Dalam menangani nyeri sendi pada lanjut
Organization (WHO), antara tahun 2015 dan usia, perlu diberikan penanganan yang tepat
2050, proporsi populasi dunia di atas 60 tahun baik secara farmakologi maupun
akan hampir dua kali lipat dari 12% menjadi nonfarmakologi. Penanganan farmakologi
22%. Pada tahun 2030, 1 dari 6 orang di akan diberikan obat anti inflamasi nonsteroid
dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Pada saat (NSAID) dalam menghalangi proses produksi
ini penduduk berusia 60 tahun ke atas akan mediator peradangan. Pemberian terapi
meningkat dari 1 miliar pada tahun 2020 farmakologi terusmenerus menyebabkan
menjadi 1,4 miliar. Pada tahun 2050, penduduk ketergan- tungan dan mengganggu kerja
dunia yang berusia 60 tahun ke atas akan berlipat beberapa organ pada tubuh lanjut usia
ganda (2,1 miliar). Jumlah orang berusia 80 (Rahmawati, 2017).
tahun atau lebih diperkirakan tiga kali lipat Menurut Kementrian Kesehatan Republik
antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta. Indonesia (2018), cara mengatasi nyeri dapat
(WHO, 2021). dilakukan dengan berbagai macam cara
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2021 seperti teknik relaksasi (tarik nafas dalam,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik, lansia stimulasi kulit, teknik pemijatan, menggosok
yang berusia 60-69 tahun sebanyak 63,65%, punggung, mengompres dengan
berusia 70-79 tahun sebanyak 27,66% dan menggunakan air hangat), terapi pengalihan
berusia 80 tahun keatas sebanyak 8,68%. dengan cara mengalihkan fokus bukan pada
Sedangkan jumlah lansia di Provinsi Sumatera rasa nyeri melainkan fokus pada yang lain,
Selatan, lansia yang berusia 60-69 tahun menonton TV, berbincang-bincang atau
sebanyak 64,94%, berusia 70-79 tahun sebanyak mendengarkan musi.
26,16% dan berusia 80 tahun keatas sebanyak Salah satu manajemen nyeri yang dapat
8,90% (Badan Pusat Statistik, 2019). dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dengan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten menggunakan terapi panas. Terapi panas yang
Ogan Komering Ilir, jumlah lansia usia 60-64 dilakukan dapat menggunakan kompres hangat.
tahun sebanyak 47.773 orang, usia 65-69 tahun Kompres hangat dapat memberikan efek
sebanyak 30.855 orang, usia 70-74 tahun fisiologis dengan meningkatkan relaksasi otot
sebanyak 19.318 orang dan usia diatas 75 tahun pergerakan sendi. Proses vasodilatasi yang
sebanyak 18.698 orang (Dinkes Kabupaten Ogan terjadi pada saat pemberian kompres hangat
Komering Ilir, 2019). dapat melebarkan pembuluh darah sehingga
Seiring bertambahnya usia, seringkali lansia dapat meningkatkan aliran darah pada bagian
dihadapi dengan berbagai masalah kesehatan yang nyeri. Kompres hangat juga dapat

21
22
Wiwit Devita Usman

meningkatkan relaksasi otot serta mengurang panas yang dilakukan dengan menggunakan
nyeri akibat spasme dan kekakuan. Kompres kompres hangat dapat memberikan efek
hangat bekerja dengan cara konduksi, yaitu fisiologis dengan meningkatkan relaksasi otot
terjadinya perpindahan panas dari buli-buli ke pergerakan sendi. Kompres hangat bersuhu
dalam sendi yang terasa nyeri. Panas bekerja 40,50-430C akan diberikan pada daerah sendi
dengan cara menstimulasi reseptor nyeri yang mengalami nyeri selama 20 menit.
(nociceptor) untuk memblok reseptor nyeri Berdasarkan data yang didapat dari
(Pratintya, 2015). pengambilan data awal di Posyandu Lansia di
Tujuan dari pemberian kompres hangat pada Kelurahan Cintaraja diketahui bahwa jumlah
dasarnya adalah memberikan rasa hangat untuk lanjut usia pada tahun 2022 sebanyak 80 orang
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi sedangkan yang mengalami Artritis
atau membebaskan nyeri, mengurangi atau Rheumatoid sebanyak 35 orang.
mencegah spasme otot dan memberikan rasa Berdasarkan observasi dari beberapa
hangat pada daerah tertentu. Kompres hangat penderita reumatik di Posyandu Lansi
dapat digunakan untuk mengurangi maupun Kelurahan Cintaraja Wilayah Kerja
meredakan rangsang pada ujung saraf atau Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan
memblokir arah berjalanya impuls nyeri menuju Komering Ilir, mereka sering mengalami kaki
ke otak meradang. Kompres hangat sebagai dan pinggang pegal-pegal, nyeri sendi dan
metode yang sangat efektif untuk mengurangi otot, saat sehabis melakukan aktivitas atau
nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan saat pagi habis bangun tidur, dan hampir
melalui konduksi (bantalan panas). Panas dapat semua para penderita reumatik jika
melebarkan pembuluh darah dan dapat penyakitnya kambuh mereka hanya minum
meningkatkan aliran darah (Rahmawati, 2017). obat penghilang rasa nyeri yang diberikan
Berdasarkan hasil penelitian Salim dokter di puskesmas atau hanya mengoleskan
(2016), menjelaskan bahwa kompres hangat dengan balsem area yang nyeri untuk
yang diberikan dengan suhu 500C maksimum menghangatkannya bahkan sebagian
dalam 5-8 menit. Kompres hangat akan membiarkan penyakitnya karena menganggap
membantu pembuluh darah melebar untuk sebagai suatu yang biasa terjadi dan akan
menjaga sirkulasi darah ke area yang hilang dengan sendirinya. Berdasarkan hal
mengalami peradangan. tersebut maka peneliti tertarik untuk
Penurunan rasa sakit atau sensasi rasa sakit dari melakukan penelitian tentang “Pengaruh
sakit parah menjadi sakit ringan atau rasa sakit Pemberian Kompres Hangat Terhadap
minimum atau tidak ada rasa sakit sebagai Intensitas Nyeri Pada Lansia Nyeri Artritis
penyebab hangat. Efek hangat dapat Sendi di Posyandu Lansia di Kelurahan
menghambat impuls motorik saraf otot untuk Cintaraja dalam Wilayah Kerja
mengurangi sendi kejang dan relaksasi Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan
maksimum. Kehangatan dari air akan berdampak Komering Ilir Tahun 2022”.
pada penurunan viskositas darah dan cairan METODE PENELITIAN
sinovial. Agar viskositas darah berkurang akan Penelitian ini menggunakan
membuat sirkulasi darah menjadi efektif untuk desain penelitian pre eksperimental dengan
membawa sel darah putih dan trombosit ke rancang bangun penelitian one group pretest-
tempat yang menyerang peradangan. posttest. Pengambilan data pada penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian Pratintya (2015) dilakukan di Posyandu Lansia di Kelurahan
yang berjudul pengaruh pemberian kompres Cintaraja dalam Wilayah Kerja Puskesmas
hangat terhadap nyeri persendian osteoartritis Kutaraya Kabupaten Ogan Komering Ilir pada
pada lanjut usia di Panti Werdha Budhi tanggal 27 Juni – 13 Juli 2022. Populasi pada
Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta. penelitian ini adalah semua lansia yang ada di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi Posyandu Lansia di Kelurahan Cintaraja dalam

22
23
Wiwit Devita Usman

Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten 0,000 < 0,05 dan nyeri artritis sendi setelah
Ogan Komering Ilir dengan jumlah sampel dilakukan kompres hangat sebesar 0,000 <
sebanyak 35 responden. Dalam penelitian ini 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua
data primer didapat dengan melakukan observasi kelompok tersebut yaitu kelompok sebelum
secara langsung terhadap skala nyeri sendi lansia Analisis
dilakukanUnivariat
kompres hangat dan kelompok
sebelum dilakukan kompres hangat dan nyeri setelah diberikan kompres hangat samasama
sendi lansia setelah dilakukan kompres hangat. Tabel 4.2
berdistribus tidak normal.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intensitas
Teknik analisis data menggunakan analisis Nyeri Sendi Lansia Penderita Artritis Sendi
univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Sebelum Dilakukan Kompres Hangat di Posyandu
wilcoxon. Lansia Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2022
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Intensitas Nyeri Sendi Frekuensi %
Lansia Penderita Artritis
Sendi Sebelum Dilakukan
Kompres Hangat

Nyeri Ringan 6 17,1


Nyeri Sedang 29 82,9
Nyeri Berat 0 0,0
Sangat Berat 0 0,0
Total 35 100,0

Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa


Uji Normalitas distribusi frekuensi intensitas nyeri sendi
lansia penderita artritis sendi diberikan
Tabel 4.1 Uji Normalitas Shapiro-Wilk dilakukan terapi kompres hangat, responden
yang mengalami nyeri ringan sebanyak 6
Kelompok Shapiro-Wilk Keterangan responden (17,1%), responden yang Nyeri
Statistic P.Value Sendi Lansia Penderita Artritis Sendi
Setelah Dilakukan Kompres Hangat di Posyandu
mengalami nyeri sedang sebanyak 29 rata nyeri sendi lansia setelah diberikan Lansia
responden (82,9%) dan tidak terdapat kompres hangat adalah 2,57. Oleh karena nilai
responden yang mengalami nyeri berat dan rata-rata nyeri sendi lansia setelah diberikan
nyeri sangat berat.
kompres hangat lebih kecil dari pada rata-rata
Tabel 4.3 nyeri lansia sebelum diberikan kompres hangat
sehingga dapat
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intensitas
Nyeri artritis sendi 0,851 0,000 Tidak Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya
sebelum dilakukan normal Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2022
kompres hangat
Nyeri artritis sendi 0,872 0,001 Tidak
setelah dilakukan normal Intensitas Nyeri Sendi Frekuensi %
Lansia Penderita
kompres hangat
Artritis Sendi Setelah
Dilakukan Kompres
Berdasarkan tabel 4.1 diatas uji normalitas Hangat
dengan shapiro wilk di ketahui bahwa nilai
Nyeri Ringan 27 77,1
signifikasi berdasarkan nyeri artritis sendi Nyeri Sedang 8 22,9
sebelum dilakukan kompres hangat sebesar

23
24
Wiwit Devita Usman

Nyeri Berat 0 0,0 signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf
Sangat Berat 0 0,0
signifikan 5% atau (p value = 0,000 < 0,05)
Total 35 100,0
maka dapat dinyatakan ada pengaruh yang
Berdasarkan tabel 4.3 diatas
diketahui bahwa distribusi signifikan kompres hangat dalam menurunkan
frekuensi intensitas nyeri sendi lansia skala nyeri sendi pada lansia penderita artritis
penderita artritis sendi setelah dilakukan sendi di Posyandu Lansia Dalam Wilayah
kompres hangat, responden yang mengalami Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan
nyeri ringan sebanyak 27 responden (77,1%), Komering Ilir Tahun 2022.
responden yang mengalami nyeri sedang
sebanyak 8 responden (22,9%) dan tidak terdapat Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
responden yang mengalami nyeri berat dan nyeri Penurunan Intensitas Nyeri Sendi Pada
sangat berat. Lansia Penderita Artritis Sendi di
Posyandu Lansia Dalam Wilayah Kerja
Tabel 4.4 Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komering Ilir Tahun 2022
Rata-Rata Perbedaan Nyeri Sendi Lansia
Penderita Artritis Sendi Sebelum Dan Setelah
Dari hasil penelitian terbukti bahwa
dinyatakan bahwa terapi kompres hangat
kompres hangat yang dilakukan kepada lansia
efektif dalam menurunkan nyeri sendi pada
penderita artritis sendi dapat mengurangi
lansia penderita artritis sendi.
nyeri sendi lansia penderita
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai
Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kutaraya Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2022 Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Sendi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden,
Variabel Mean SD P value N
Nyeri artritis sendi lansia
sebagian besar (70%) setelah dilakukan kompres
sebelum hangat skala nyeri sedang dan hampir
4,69 1,078 diberikan setengahnya (30%) nyeri ringan. Hasil uji
kompres wilcoxon sign rank test dengan nilai kemaknaan
hangat
0,000 = 0,05. Didapatkan nilai = 0,000 yang berarti <
35 maka H0 ditolak artinya ada pengaruh kompres
Nyeri artritis sendi lansia hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita
setelah penyakit artritis sendi di Paguyuban Lansia Budi
2,57 1,008
diberikan kompres hangat
Luhur Surabaya.
Penelitian serupa dilakukan Hanan, Mujib
(2018) yang berjudul Pengaruh Terapi
Kompres Hangat Terhadap
Berdasarkan tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa rata-rata nyeri sendi lansia Penurunan Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada
penderita artritis sendi sebelum diberikan terapi Lansia Di Posyandu Lansia Puskesmas Pandian
kompres hangat adalah 4,69 dan ratayang artinya Sumenep. Hasil penelitian didapatkan tingkat
ada pengaruh kompres hangat terhadap nyeri pada pasien sebelum diberikan kompres
penurunan skala nyeri pada lansia penderita hangat sebagian besar responden mengalami
Diberikan Kompres Hangat di Posyandu Lansia artritis sendi dimana p value = 0,000 < 0,05
artritis sendi di Posyandu Lansia Dalam Wilayah tingkat nyeri sedang dengan skala 4-6. sedangkan
Kerja Puskesmas Kutaraya tingkat nyeri pada pasien sesudah diberikan
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2022. kompres hangat sebagian besar responden
Hasil penelitian ini sejalan dengan mengalami tingkat nyeri ringan dengan skala 1-3.
penelitian Zahroh (2018), yang berjudul Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh yang

24
25
Wiwit Devita Usman

signifikan antara kompres hangat dengan penurunan viskositas darah dan cairan sinovial.
kejadian tingkat nyeri pada pasien dengan Agar viskositas darah berkurang akan membuat
osteoarthitis di Posyandu Lansia Puskesmas sirkulasi darah menjadi efektif untuk membawa
Pandian Sumenep dengan nilai p value = 0,000 < sel darah putih dan trombosit ke tempat yang
α (0,05). menyerang peradangan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pratintya Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di
(2015), yang menyatakan bahwa kompres hangat atas peneliti berpendapat bahwa kompres hangat
dapat memberikan efek fisiologis dengan berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri
meningkatkan relaksasi otot pergerakan sendi. sendi pada lansia penderita artritis sendi hal ini
Proses vasodilatasi yang terjadi pada saat terbukti bahwa rata-rata nyeri sendi lansia
pemberian kompres hangat dapat melebarkan penderita artritis sendi sebelum diberikan terapi
pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan kompres hangat sebesar 4,69 dan setelah
aliran darah pada bagian yang nyeri. Kompres diberikan terapi kompres hangat mengalami
hangat juga dapat meningkatkan relaksasi otot penurunan menjadi 2,57. Dengan melakukan
serta mengurangi nyeri akibat spasme dan kompres hangat dapat melancarkan sirkulasi
kekakuan. Kompres hangat bekerja dengan cara darah dan tidak menimbulkan efek samping.
konduksi, yaitu terjadinya perpindahan panas dari
buli-buli ke dalam sendi yang terasa nyeri. Panas Simpulan
bekerja dengan cara menstimulasi reseptor nyeri Berdasarkan penelitian yang telah
(nociceptor untuk memblok reseptor nyeri. dilakukan di Posyandu Lansia Dalam Wilayah
Hal yang sama diungkapkan Kerja Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan
Rahmawati (2017), menjelaskan bahwa tujuan Komering Ilir, maka dapat disimpulkan ada
dari pemberian kompres hangat pada dasarnya pengaruh kompres hangat terhadap penurunan
adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi skala nyeri pada lansia penderita artritis sendi di
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau Posyandu Lansia Dalam Wilayah Kerja
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering
spasme otot dan memberikan rasa hangat pada Ilir Tahun 2022 dengan nilai p value = 0,000
daerah tertentu. Kompres hangat dapat digunakan < 0,05.
untuk mengurangi maupun meredakan rangsang
pada ujung saraf atau memblokir arah berjalanya Saran
impuls nyeri menuju ke otak meradang. Kompres Bagi Petugas Kesehatan
hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk Diharapkan kepada petugas kesehatan di
mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat Posyandu Lansia Dalam Wilayah Kerja
disalurkan melaui konduksi (bantalan panas). Puskesmas Kutaraya Kabupaten Ogan Komering
Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan Ilir, dapat meningkatkan pelayanan kepada lansia
dapat meningkatkan aliran darah.
khususnya lansia penderita artritis sendi dalam
Pernyataan serupa diungkapkan Salim
mengatasi nyeri sendi. Selain menggunakan
(2016), menjelaskan bahwa kompres hangat akan
pengobatan farmakologi yang telah diterapkan
membantu pembuluh darah melebar untuk
selama ini diharapkan petugas dapat
menjaga sirkulasi darah ke area yang mengalami
menggunakan alternatif pengobatan non
peradangan.
farmakologi seperti memberikan kompres hangat.
Penurunan rasa sakit atau sensasi rasa sakit dari
Bagi Institusi Pendidikan
sakit parah menjadi sakit ringan atau rasa sakit
Diharapkan dapat lebih melengkapi
minimum atau tidak ada rasa sakit sebagai
referensi seperti buku-buku sumber, majalah
penyebab hangat. Efek hangat dapat menghambat
kesehatan, jurnal, serta bahanbahan yang
impuls motorik saraf otot untuk mengurangi
menunjang penulisan skripsi ini guna
sendi kejang dan relaksasi maksimum.
meningkatkan mutu pendidikan, menyarankan
Kehangatan dari air akan berdampak pada
agar mahasiswa sebelum menentukan judul

25
26
Wiwit Devita Usman

sebaiknya menentukan masalah yang layak dan mempengaruhi fungsi kognitif pada
relevan untuk diteliti. lansia. Window of Nursing Journal,
Bagi Peneliti Selanjutnya Vol.01 No.01 (Juni, 2020) : 23 - 32
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat Salim, Agus. 2016. Kompres Hangat
mencari alternatif lain dalam menurunkan skala Mengurangi Intensitas Nyeri
nyeri pada lansia seperti memberikan massase Artritis Rheumatoid pada Lansia;
serta dengan menggunakan metode penelitian Studi Desain Pre dan Post Test
yang berbeda sehingga penelitian tentang artritis WHO. 2021. Populasi lansia diperkirakan terus
sendi pada lansia dapat terus di kembangkan. meningkat. http://www.who.co.id,
diakses 28 Maret 2022
DAFTAR PUSTAKA Zahroh. 2018. Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Penderita Penyakit Artritis Sendi
BPS Sumsel. 2019. Jumlah lansia di Provinsi
Sumatera Selatan.
http://www.bps.sumsel.go.id, diakses 20
Maret 2022
Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ilir. 2019.
Profil Kesehatan Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
http://www.dinkes.kota.palembang.
go.id, diakses 28 Maret 2022
Hanan, Mujib. 2015. Pengaruh Terapi Kompres
Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi
Osteoarthritis Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Puskesmas Pandian Sumenep
Kemenkes RI. 2018. Populasi Lansia
Diperkirakan Terus Meningkat
Hingga Tahun 2020.
http://www.depkes.go.id, diakses 15
Maret 2022.
Khomsan, Ali. 2017. Terapi jus untuk rematik
dan asam urat
Pratintya. 2015. Pengaruh Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Nyeri Persendian
Osteoartritis Pada Lanjut Usia di
Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan
Umbulharjo Yogyakarta
Rahmawati. 2017. Pengaruh Terapi
Kompres Air Hangat Dengan Jahe
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi
Pada Wanita Lanjut Usia Di Graha
Werdha Maria Joseph Pontianak Dan
Graha Werdha Kasih Bapa Kabupaten
Kubu Raya.
Ramli, Rahmawati. 2020. Faktor yang

26
27
Wiwit Devita Usman

27
28 Jurnal Kesehatan

PENGARUH TERAPI KOMPRES water compress therapy on the reduction


HANGAT TERHADAP PENURUNAN of osteoarthritis joint pain in elderly at
NYERI SENDI OSTEOARTHRITIS PADA posyandu elderly puskesmas Pandian
LANSIA DI POSYANDU LANSIA Sumenep.
PUSKESMAS PANDIAN SUMENEP The type of research is Pre
Mujib Hannan, Program Studi Ilmu Experimental, where the population
Keperawatan Universitas Wiraraja e-mail: amounted to 40 people and the sample
Mujib@wiraraja.ac.id amounted to 32 people with elderly
Emdat Suprayitno, characteristics who experience
Program Studi osteoarthritis joint pain. Sampling
Profesi Ners technique used is Type Probability
Universitas Wiraraja sampling that is Simple Random Sampling.
e-mail: Data collection methods used were
emdats@yahoo.com interviews and questionnaires.
Hesti Yuliyana, Presentation of data using pie chart and
Program Studi Ilmu characteristic distribution table with T
Keperawatan paired statistical test.
Universitas Wiraraja e- The results showed that more
mail: than half had osteoarthritis joint pain with
hestiyuliana@gmail.co moderate pain scale of 22 elderly (68.7%).
m Based on the result of T paired test, there
is influence between warm water compress
therapy to decrease osteoarthritis joint pain
ABSTRACT in elderly (ρ = 0,000 <α = 0,05).
Osteoarthritis pain in elderly in
Along with the aging process, the Puskesmas Pandian Sumenep mostly due
body will experience various health to the activity of many or excess. Advice
problems. One of them osteoartrisis which for health services to make warm
is a disease of bones and joints that occur compress therapy as a self-directed
due to aging process. The purpose of this nursing intervention in treating joint pain
study was to study the effect of warm patients with osteoarthritis.
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
Keywords: Warm Compress, menghilangkan rasa nyeri (Andarmoro, 2013).
Osteoarthriti. Data hasil Kementrian Kesehatan RI,
jumlah lansia di Indonesia sebanyak 23,66 juta
PENDAHULUAN jiwa. Keluhan kesehatan yang sering terjadi yaitu
Lanjut usia bukan suatu penyakit, rematik, asam urat, darah tinggi, dan diabetes
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses dengan prevalensi 32,99% (Susenas, 2012).
kehidupan yang ditandai dengan penurunan Data lansia Dinas Kesehatan Kabupaten
kemampuan tubuh untuk beradaptasi Sumenep tahun 2016, lansia yang mengalami nyeri
dengan stress lingkungan sendi sebanyak 1077 orang, dengan lansia laki-laki
(Pudjiastuti, 2003 dalam Ferry dan Makhfudli, sebanyak 447 orang dan lansia perempuan
2009). Seiring dengan proses menua tersebut, sebanyak 630 orang. Data lansia di posyandu lansia
tubuh akan mengalami berbagai masalah puskesmas Pandian Sumenep tahun 2017 jumlah
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai lansia sebanyak 591 orang, dengan pra lansia (45 –
penyakit degeneratif. Salah satunya penyakit 59 tahun) 256 orang dan lansia dan resti (60/80
osteoartrisis yang merupakan penyakit tulang tahun keatas) sebanyak 335 orang. Jumlah lansia
dan sendi yang terjadi karena proses menua yang mengalami nyeri sendi akibat osteoarthritis
(Siti, 2008). Nyeri sebagai mekanisme proteksi sebanyak 40 orang, diantaranya laki-laki sebanyak
bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, 16 orang dan perempuan sebanyak 24 orang.
Prevalensi penyakit tersebut sebanyak 7% dari total

28
29 Jurnal Kesehatan

lansia di seluruh posyandu lansia puskesmas (eksudat), memberikan rasa nyaman atau hangat
Pandian Sumenep. dan tenang. Pemberian kompres panas dilakukan
Sendi yang terserang terutama pada klien dengan perut kembung, klien yang
sendi penopang tubuh, yaitu lutut, tulang mengalami radang, kekejangan otot (spasmus),
belakang, dan pangkal paha (panggul). adanya abses (bengkak) akibat suntikan, tubuh
Dapat terjadi pada salah satu sisi atau dengan abses atau hematom (Kusyati, 2006).
kedua-duanya, bisa pula beberapa sendi
terserang sekaligus. Ada juga penderita METODE PENELITIAN
yang mengalami pembengkakan sendi Jenis penelitian ini merupakan Pre
(merah, panas, nyeri) yang kadang-kadang Eksperimental dengan rancang bangun penelitian
disertai penumpukan cairan dalam sendi. One Group Pretest Postest. Populasi dalam
Bila ini terjadi, cairan tersebut perlu disedot penelitian ini adalah Semua lansia yang mengalami
atau dikeluarkan oleh dokter. (Santoso dkk, nyeri sendi osteoarthritis di posyandu lansia
2009). Penanganan Puskesmas Pandian Sumenep dengan jumlah 40
orang lansia. Pada penelitian ini sampel di tentukan
1 berdasarkan Kriteria inklusi yaitu: Lansia yang
penyakit pada usia lanjut bersifat khusus. Hal mengalami nyeri sendi osteoarthritis, Lansia yang
itu dikarenakan penyakit pada usia lanjut tinggal menetap di wilayah kerja Puskesmas
biasanya tidak berdiri sendiri (multipatologi), Pandian, Lansia yang bersedia diteliti. teknik
fungsi organ tubuh sudah menurun, rentan sampling yang digunakan adalah Probability
terhadap penyakit atau stres, dan lebih sering dengan Teknik Simple Random.
memerlukan rehabilitasi yang tepat. Untuk
mengurangi rasa nyeri perlu dilakukan HASIL PENELITIAN
pemanasan atau pendinginan. Pada prinsipnya, 1. Tabel 1 Distribusi Lansia Berdasarkan
dengan rehabilitasi diharapkan penderita dapat Skala Nyeri Sebelum Terapi Kompres
melakukan aktivitas seharihari tanpa bantuan Hangat
orang lain. (Muhith, dkk. 2016). No Skala Nyeri F %
Strategi penatalaksanaan nyeri dengan 1 Nyeri Ringan 3 9.4
menggunakan pendekatan manajemen 2 Nyeri Sedang 22 68.7 3 Nyeri Berat 7
farmakologis merupakan tindakan menurunkan
respons nyeri tanpa sedikitpun menggunakan
agen-agen farmakologi. Pemasangan kompres Total 32 100
hangat biasanya dilakukan hanya setempat saja Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
pada bagian tubuh tertentu. Dengan pemberian hasil bahwa sebagian besar skala nyeri
panas, pembuluh-pembuluh darah akan melebar
responden sebelum diberikan terapi kompres
sehingga memperbaiki peredaran darah di dalam
jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluaran hangat adalah nyeri sedang yaitu sebanyak 22
zat asam dan bahan makanan ke sel-sel responden (68,7%) dan sebagian kecil
diperbesar dan pembuangan dari zatzat yang adalah nyeri ringan yaitu sebanyak responden 3
dibuang akan diperbaiki. Aktivitas sel yang (9,4%).
meningkat akan mengurangi rasa sakit/nyeri dan
akan menunjang proses pemyembuhan luka dan 2. Tabel 2 Distribusi Lansia
proses peradangan (Stevens dkk, 2002). Berdasarkan Skala Nyeri Sesudah
Pemberian kompres hangat adalah Terapi Kompres Hangat
memberikan rasa hangat pada klien dengan No Skala Nyeri F %
menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang 1 Nyeri Ringan 18 56.3
memerlukannya. Tujuannya adalah 2 Nyeri Sedang 13 40.6
memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa 3 Nyeri Berat 1 3.1
sakit, merangsang peristaltik usus, Total 32 100
memperlancar pengeluaran getah radang

29
30 Jurnal Kesehatan

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan terapi kompres hangat dengan menggunakan alat


hasil bahwa sbagian besar skala nyeri ukur skala nyeri Verbal Descriptor Scale (VDS)
responden sesudah diberikan didapatkan lansia yang mengalami nyeri dengan
terapi kompres hangat adalah skala nyeri terbanyak adalah nyeri sedang sebanyak
22 lansia (68,7%). Dengan responden perempuan
nyeri ringan yaitu sebanyak 18
sebanyak 26 responden (81,2%) dan laki-laki
responden (56,3%) dan sebagian sebanyak 6 responden (18,8%). Dari data yang
kecil adalah diperoleh bahwa lansia dengan osteoarthritis
nyeri berat terkontrol yaitu sebanyak 1mengalami nyeri ringan sampai nyeri berat.
responden (3,1%). Menurut International Association for
Study of Pain (IASP) (1986, dalam Triyana,
3. Distribusi Lansia Berdasarkan Skala 2012), nyeri merupakan sensori subjektif dan
Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan
Kompres Hangat adanya kerusakan jaringan, baik secara aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
Sebelum Sesudah
terjadinya kerusakan. Sedangkan menurut definisi
NO Keterangan
F % F % keperawatan nyeri sebagai suatu keadaan yang
1 Ringan 3 9.4 18 tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan
56.3 fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
2 Sedang 22 68.7 13 yang diikuti oleh reaksi fisik (fisiologis) maupun
40.6 emosional.
Perubahan tersebut berpengaruh pada
7 21.9 1 3.1 kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
Total 32 100 32 100 akhirnya akan mempengaruhi pada ekonomi dan
3 Berat sosial lansia. Sehingga secara umum akan
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah,
hasil bahwa sebagian besar skala nyeri 2010). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
responden sebelum diberikan terapi kompres respon nyeri, yaitu usia, jenis kelamin, kebudayaan,
hangat adalah nyeri sedang yaitu sebanyak 22 makna nyeri, perhatian, kecemasan, keletihan,
responden (68,7%) dan sebagian kecil adalah pengalaman sebelumnya, gaya koping, dukungan
nyeri ringan yaitu sebanyak 3 responden (9,4%). keluarga dan sosial. Lebih mudahnya osteoarthritis
Skala nyeri esudah diberikan terapi kompres diartikan sebagai penyakit yang menyerang sendi,
hangat adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 18 otot dan jaringan tubuh.
responden (56,3%) dan sebagian kecil adalah “Wiraraja Medika”
nyeri berat terkontrol yaitu sebanyak 1
responden (3,1%). Hasil uji statistik data dengan
Setelah dilihat dari data di atas, maka hal
menggunakan Paired Simple T-Test di
ini sesuai dengan Rousseau and Goottlieb (2004)
dapatkan p-value 0,00, atau 0,00 < (α) 0,05,
bahwa nyeri sendi banyak terjadi dan dikeluhkan
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada
oleh wanita lanjut usia dan sering muncul ketika
pengaruh terapi kompres hangat terhadap
wanita telah mengalami menopause. Menurut
penurunan nyeri sendi osteoarthritis pada lansia
Kawiyana (2009), wanita yang telah menopause
di posyandu lansia puskesmas Pandian
dan memasuki masa usia lanjut mengalami
Sumenep.
penurunan hormon estrogen sehingga terjadi
ketidakseimbangan aktivitas osteoblas dan
PEMBAHASAN
osteoklas yang mengakibatkan penurunan massa
1. Skala Nyeri Sebelum Pada Lansia
tulang trabekula dan kortikal sehingga
Dengan Osteoarthritis Diberikan
menyebabkan tulang menjadi tipis, berongga,
Intervensi Terapi Kompres Hangat
kekakuan sendi, pengelupasan rawan sendi dan
Berdasarkan hasil penelitian pre-test
sehingga akan muncul nyeri pada persendian. Jika
di Puskesmas Pandian Sumenep menunjukkan
nyeri tidak ditangani maka akan meningkatkan rasa
bahwa skala nyeri responden sebelum diberikan
ketidaknyamanan serta dapat mengganggu aktivitas

30
31 Jurnal Kesehatan

wanita lanjut usia. Pada saat sebelum diberikan respon nyeri dan inflamasi.
terapi kompres air hangat, wanita lansia Sebagian besar lansia dengan
merasakan nyeri dan kekakuan pada sendi yang osteoarthritis di Puskesmas Pandian Sumenep
nyeri terutama pada pagi hari. Teori dalam mengalami nyeri dikarenakan aktifitas yang banyak
Riyanto (2011) menyebutkan bahwa terjadi atau berlebih yang dapat menyebabkan ketegangan
penurunan aktivitas dan muncul kekakuan pada otot dan keletihan sehingga menyebabkan nyeri
sendi saat pagi hari. yang dapat mengganggu aktifitas lansia tersebut.
Dari hasil penelitian sebelumnya, Selain aktifitas, usia juga menjadi salah satu faktor
penelitian yang dilakukan oleh Deu, dkk (2014) yang mempengaruhi nyeri, semakin menua sering
dengan judul “Gambaran Kejadian Nyeri Lutut kali memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Proses
Dengan Kecurigaan Osteoarthritis Lutut Pada penuaan merupakan siklus kehidupan yang ditandai
Perawat Di Poliklinik Rawat Jalan Blu RSUP. dengan tahapantahapan menurunnya berbagai
Prof. DR. R. D. Kandou Manado” fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
mengungkapkan osteoartritis merupakan rentannya tubuh terhadap berbagai serangan
penyakit sendi degeneratif yang berkaitan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
dengan kerusakan kartilago sendi. Osteoarthritis misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
mengenai semua persendian dari servikal, darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain
thorakal, lumbal, panggul, lutut, pergelangan sebagainya. Awalnya nyeri dirasakan ketika
kaki, tangan sampai ke jari-jari, paling sering beraktivitas, namun lamakelamaan ketika penyakit
ditemukan pada sendi lutut karena sendi-sendi memberat nyeri bisa dirasakan saat istirahat
ini dapat pembebanan yang lebih besar maupun saat malam hari. Hal itu terlihat dari
dibanding sendi-sendi yang lain. Pasien pemaparan lansia saat ditanya keluhan nyerinya.
osteoarthritis biasanya mengeluh nyeri pada Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoarthritis
waktu melakukan aktivitas atau jika ada Sesudah Diberikan Intervensi Terapi Kompres
pembebanan pada sendi yang terkena. Pada Hangat
derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan Hasil pengukuran skala nyeri setelah
terus menerus sehingga sangat mengganggu diberikan intervensi terapi kompres hangat dengan
mobilitas pasien. menggunakan alat ukur skala nyeri Verbal
Hasil penelitian sebelumnya, yang Descriptor Scale (VDS) didapatkan lansia yang
dilakukan oleh Masyhurrosyidi, dkk (2014) mengalami nyeri dengan skala nyeri terbanyak
dengan judul “Pengaruh Kompres Hangat adalah nyeri ringan sebanyak 18 lansia
Rebusan Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Subakut (56,3%).Lansia mengalami penurunan skala nyeri
dan Kronis pada Lanjut Usia dengan disebabkan karena diberikan terapi kompres hangat.
Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Dimana dalam pelaksanaannya dilakukan selama
Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur” satu hari dalam waktu 15 menit.
mengungkapkan masalah fisiologis pada lanjut Menurut Sudoyo (2009) terdapat beberapa
usia dengan osteoarthritis adalah nyeri. Nyeri faktor risiko yang berhubungan dengan
pada osteoarthritis disebabkan oleh synovial dan osteoarthritis seperti usia, jenis kelamin, suku
degradasi kartilago berkaitan dengan degradasi bangsa dan genetik, kegemukan dan penyakit
kolagen dan proteoglikan oleh enzim autolitik metabolik, cidera sendi, pekerjaan dan olah raga.
seluler. Secara makroskopis tampak iregularitas Berdasarkan data umum tentang riwayat pekrjaan
pada permukaan tulang rawan yang dilanjutkan menunjukan bahwa hampir sebagian (46,9%) dari
dengan ulserasi dan penurunan kandungan responden mempunyai riwayat pekerjaan sebagai
glikosaminoglikan yang terdiri dari kondroitin ibu rumah tangga, dan sebagian kecil sebagai
sulfat, keratin sulfat, dan asam hialuronat. pensiunan (25%). Pekerjaan yang terlalu lama dan
Fibrilasi atau iregularitas terjadi karena berulang-ulang yang dilakukan oleh individu akan
mikrofraktur pada permukaan rawan sendi yang membuat individu merasakan nyeri. Lansia yang
memiliki serabut saraf C berdiameter kecil dan mengalami osteoarthritis yang bekerja telalu lama
tidak bermielin-nocireseptor. Nocireseptor ini dan monoton akan merasakan nyeri. Data tersebut
mampu melepaskan substansi P lalu calcitonin sesuai dengan teori tentang respons nyeri yang di
gene related peptide (CGRP) menstimulasi kemukakan oleh (Hidayat, 2006) dalam (Prasetyo,

31
32 Jurnal Kesehatan

2010) bahwasanya keletihan dan aktifitas serta


pengalaman sebelumnya sangat mempengaruhi
skala nyeri yang di alami oleh lansia.
Penurunan tingkat nyeri yang terjadi
setelah diberikan terapi kompres panas sesuai
dengan mekanisme Gate Control Theory oleh
Melzack dan Wall (1965), yang menyatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat
pertahanan ditutup. Upaya menutup pertahanan
tersebut terjadi saat dilakukan kompres panas
yang dapat menghambat impuls nyeri yang akan
disampaikan ke otak untuk dipersepsikan.
Kompres hangat merupakan salah satu
pengobatan non farmakologi yang dapat
membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan
spasme otot. Efek fisiologis terapi panas
terhadap hemodinamik mampu meningkatkan
aliran darah, vasodilatasi meningkatkan
penyerapan nutrisi, leukosit dan anti bodi dan
meningkatkan pembuangan sisa metabolik dan
sisa jaringan sehingga membantu resolusi
kondisi inflamasi (Chandra, 2002). Penggunaan
terapi panas pada permukaan tubuh dapat
memperbaiki fleksibilitas tendon dan ligament,
mengurangi spasme otot, meredakan nyeri,
meningkatkan aliran darah dan metabolisme
(Wachjudi, dkk. 2006). Terapi panas yang
dilakukan dapat menggunakan kompres hangat.
Kompres tersebut dapat memberikan efek
fisiologis dengan meningkatkan relaksasi otot
pergerakan sendi (Rifham, 2010).
Mekanismenya dalam mengurangi nyeri tidak
diketahui dengan pasti walaupun para peneliti
yakin bahwa panas dapat menonaktifkan serabut
saraf, melepaskan endorphin, opium yang
sangat kuat yang dapat memblok transmisi nyeri
(Kozier & Erb’s, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya oleh Noorhidayah, dkk (2013)

32
33 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

juga mengatakan bahwa sebelum diberikan tidak diketahui bahkan sulit untuk ditemukan.
kompres panas, pasien lansia dengan nyeri rematik Lansia tersebut cenderung mengalami
di PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan ketidakmampuan akibat nyeri yang sedang
Selatan yang mengalami nyeri ringan sebanyak dirasakan. Nyeri kronik yang paling umum diderita
7,70%, nyeri sedang sebanyak 57,69%, dan nyeri oleh lansia yaitu nyeri sendi yang sifatnya
berat terkontrol sebanyak 34,61%. Sesudah degeneratif yang sering disebut dengan nyeri sendi
diberikan terapi kompres panas, pasien lansia osteoarthritis. Nyeri sendi ini merupakan penyakit
dengan nyeri rematik di PSTW Budi Sejahtera degeneratif dengan etiologi dan pathogenesis yang
Provinsi Kalimantan Selatan yang mengalami nyeri belum jelas serta mengenai populasi yang luas
ringan sebanyak 57,69%, dan nyeri sedang (Joern, Klaus, & Peer, 2010 dalam Nugroho, 2008).
sebanyak 42,31%. Pemberian terapi kompres panas Gambaran mendasar pada nyeri sendi ini adalah
pada lansia dengan nyeri rematik di PSTW Budi degenerasi tulang rawan sendi yaitu perubahan
Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan berpengaruh struktural selanjutnya yang terjadi di tulang bersifat
secara bermakna terhadap penurunan tingkat nyeri sekunder (Martono & Pranaka, 2009). Pada
(p = 0,000). sebagian besar kasus, penyakit ini muncul tanpa
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan faktor predisposisi yang jelas sehingga disebut
hasil penelitian Ani Dwi Pratintya primer. Sebaliknya, nyeri sendi sekunder adalah
(2014) dengan judul “Kompres Hangat perubahan degeneratif yang terjadi pada sendi yang
Menurunkan Nyeri Persendian Osteoarthritis Pada sudah mengalami deformitas, atau degenerasi sendi
Lanjut Usia” dengan nilai rata-rata tingkat nyeri yang terjadi dalam konteks penyakit metabolik
sebelum diberikan kompres hangat pada kelompok tertentu, seperti hemokromatis atau diabetes
kontrol sebesar 5,5 dan pada kelompok eksperimen melitus. Respon seseorang terhadap nyeri
sebesar 5,25. Nilai rata-rata nyeri sesudah diberikan dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar
kompres hangat pada kelompok kontrol menjadi belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang
4,3 dan pada kelompok eksperimen menjadi 1,25. nyeri dan pengertian nyeri (Davey, 2005). Nyeri
Terdapat perbedaan penurunan tingkat nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk
sebesar 1,16 pada kelompok kontrol dan sebesar beristirahat, konsentrasi dan kegiatankegiatan yang
4,00 pada kelompok eksperimen. Hal tersebut biasa dilakukan.
menunjukkan terdapat penurunan tingkat nyeri Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit
persendian osteoarthritis pada lanjut usia setelah yang digunakan untuk menghilangkan nyeri.
diberikan perlakuan berupa kompres hangat. Seperti masase, mandi air hangat dan kompres
Pada praktiknya, kegiatan terapi kompres dingin merupakan langkah sederhana dalam upaya
hangat merupakan serangkaian teknik terapi untuk menurunkan nyeri. Cara kerja stimulasi kutaneus
merangsang area-area tertentu diatas lutut dengan adalah adanya pemikiran bahwa pelepasan
tujuan menimbulkan respons yang bermanfaat bagi endorfrin sehingga transmisi stimulasi nyeri
bagian tubuh yang lain. Kompres hangat dapat terblokade. Tindakan stimulasi kulit seperti
digunakan untuk terapi pada penderita nyeri sendi, kompres hangat dan dingin ini disebutkan dapat
hal ini disebabkan karena adanya stimulasi yang menurunkan tingkat nyeri (Crisp & Taylor, 2005).
digunakan untuk mengurangi nyeri persendian. Menurut Price (1995), kompres hangat
sebagai metode yang sangat efektif untuk
2. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat
Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada Lansia disalurkan melaui konduksi (botol air panas). Panas
Berdasarkan penelitian menujukkan dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat
bahwa setelah diberikan intervensi terapi kompres meningkatkan aliran darah. Secara biologi efek
hangat sebagian besar lansia mengalami pemberian terapi kompres hangat pada daerah
penurunan skala nyeri. tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
Efek penuaan dan efek mekanis menjadi melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor
salah satu penyebab utama nyeri sendi pada lansia. yang peka terhadap panas di hipotalamus
Menurut Felson (2008), nyeri sendi yang paling dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal
umum dialami lansia yaitu nyeri kronik. Lansia yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.
yang mengalami nyeri kronik seringkali mengalami Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh
periode remisi (gejala hilang sebagian atau pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamus bagian
meningkat). Sifat nyeri kronik yang tidak dapat anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya
diprediksi ini membuat klien frustasi dan seringkali vasodilatasi ini menyebabkan aliran darah ke setiap
mengarah pada depresi psikologi. Penyebabnya jaringan, dan akan terjadi penurunan ketegangan
mungkin diketahui progresif atau persisten atau otot sehingga nyeri sendi yang dirasakan pada
33
34 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

penderita osteoarthritis dapat berkurang bahkan darah akan meningkat sedangkan pH darah akan
menghilang. Kompres hangat juga berfungsi untuk mengalami penurunan. Menurut Kozier dalam
melancarkan pembuluh darah sehingga dapat Suprapti (2008) mengungkapkan bahwa panas
meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan, mempunyai efek yang berbeda dalam tubuh, efek
menurunkan kontraksi otot, meningkatkan aliran tersebut juga tergantung dari lamanya pemberian
darah daerah persendian dan meningkatkan rasa panas. Pemberian panas 15 – 30 menit memiliki
nyaman. Panas dapat menyebabkan dilatasi efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi
pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan peningkatan aliran darah. Peningkatan aliran darah
sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh akan menurunkan viskositas darah dan
terhadap panas yaitu pelebaran pembuluh darah, metabolisme lokal karena aliran darah membawa
menurunkan suhu tubuh, menurunkan kekentalan oksigen ke jaringan.
darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan Stimulasi kulit mengaktifkan transmisi
metabolisme jaringan dan meningkatkan serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan
permeabilitas kapiler. Respon dari tubuh inilah lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri
yang digunakan untuk keperluan terapi pada melalui serabut C delta-A berdiameter kecil.
berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri.
tubuh (Potter & Perry, 2005). Kompres menggunakan air hangat akan
Kompres hangat dapat digunakan sebagai meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri
alat terapi nyeri sendi untuk menghilangkan rasa dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi,
sakit yang dialami oleh pasien osteoarthritis, seperti bradikinin, histamin dan prostaglandin yang
dimana rasa hangat bisa merelaksasikan dan menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang
melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh serat saraf yang menutup gerbang sehingga
sehingga dapat mengurangi ketegangan dan transmisi nyeri ke medulla spinalis dan ke otak
menimbulkan rasa nyaman. Efektifitas kompres dihambat. Hal tersebut disebabkan karena setelah
hangat meningkatkan aliran darah untuk 15 menit pemberian kompres hangat pada daerah
mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
sehingga proses inflamasi berkurang (Lemone & melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor
Burke, 2001). Pengompresan yang dilakukan yang peka terhadap panas di hipotalamus
dengan menggunakan bulibuli panas yang dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal
dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.
terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh
tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
pembuluh darah dan akan terjadi penurunan tungkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik
ketegangan otot sehingga nyeri yang dirasakan bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.
akan berkurang atau hilang (Perry & Potter, 2005). Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan aliran
Kompres hangat bertujuan melebarkan darah ke setiap jaringan khususnya yang
pembuluh darah dan mereggangkan ketegangan mengalami radang dan nyeri bertambah sehingga
otot pada bagian yang terasa nyeri. Tujuan dari mengalami penurunan skala nyeri pada jaringan
kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, yang meradang (Potter & Perry, 2005).
membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa Penelitian ini juga mendukung teori
nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah dan bahwa kompres hangat merupakan salah satu
memberikan ketenangan pada klien (Azril Kimin, metode efektif untuk mengurangi nyeri sendi
2009). Kompres hangat juga berfungsi untuk (Potter, Patricia, & Anne, 2005). Kompres hangat
melebarkan pembuluh darah, menstimulasi yang disalurkan melalui konduksi seperti kantong
sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain karet yang diisi air hangat atau dengan buli-buli
itu, kompres hangat juga dapat menghilangkan panas atau handuk yang telah direndam dengan air
sensasi rasa sakit. Menurut Hegner (2003) efek dari hangat ke bagian tubuh yang nyeri dengan suhu air
kompres air hangat dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sekitar 3740C karena pada suhu tersebut kulit
efek secara fisik, kimia dan biologis. Efek fisik dapat mentoleransi sehingga tidak terjadi iritasi dan
dengan cara transfer panas yang diberikan melalui kemerahan pada kulit yang dikompres (Kozier &
kompres air hangat sehingga menyebabkan zat cair, Erb’s, 2009).
padat dan gas memuai ke segala arah. Efek kimia Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
pemberian kompres air hangat yaitu meningkatkan dilakukan oleh Yohana, dkk (2017) dengan judul
metabolisme sel tubuh. Efek biologis yang dapat “Perbedaan Intensitas Nyeri Osteoartritis Pada
terjadi ketika diberikan kompres air hangat adalah Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Kompres
peningkatan sirkulasi darah dan peningkatan Hangat Di Kelurahan Tlogomas Malang” di dapat
tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam
34
35 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

data hasil uji statistik yaitu Peired Simple T-Test Kompres hangat merupakan salah satu terapi
dengan teknik komputerisasi dengan tingkat modalitas dalam intervensi keperawatan yang dapat
signifikasi (α) sebesar 0,05 dan tingkat kesalahan digunakan untuk meningkatkan rasa nyaman pada
95%. Hasil perhitungan di dapat P value = 0,00 < lansia dengan nyeri sendi. Pengobatan non
α (0,05) yang berarti H0 ditolak. Hasil yang didapat farmakologi sangat efektif dilakukan untuk
peneliti ada perbedaan intensitas nyeri osteoartritis mengurangi rasa nyeri yang timbul.
pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan Berdasarkan hasil penelitian ini, responden dapat
kompres hangat di Kelurahan Tlogomas RT 02 RW menggunakan terapi kompres hangat ini sebagai
06 Malang. Usia pertengahan cenderung akan salah satu pilihan terapi non farmakologi dalam
mengalami penurunan aktifitas dan berlanjut menangani nyeri sendi.
sampai tua karena terjadinya penurunan fungsi
tubuh akibat proses penuaan. Organ-organ tubuh KESIMPULAN DAN SARAN
yang dulunya berfungsi dengan baik tanpa adanya Kesimpulan
gangguan, sekarang mengalami kemunduran karena Dari hasil penelitian tentang
dalam proses penuaan. pengaruh terapi kompres hangat terhadap
Menurut penelitian yang dilakukan oleh penurunan nyeri sendi osteoarthritis pada lansia di
Mellynda, dkk (2014) dengan judul posyandu lansia Puskesmas Pandian Sumenep,
“Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Skala Nyeri Pada Penderita Gout 1. Tingkat nyeri pada pasien sebelum diberikan
Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu kompres hangat sebagian besar responden
Manado”, didapatkan hasil uji statistik ada mengalami tingkat nyeri sedang dengan skala
pengaruh pemberian kompres hangat terhadap 4-6.
penurunan skala nyeri pada penderita gout arthritis 2. Tingkat nyeri pada pasien sesudah diberikan
di Wilayah Kerja Puskemas Bahu Manado. Nyeri kompres hangat sebaian besar responden
gout arthritis pada responden sebelum diberikan mengalami tingkat nyeri ringan dengan skala 1-
kompres hangat yaitu didapatkan sebagian besar 3.
responden berada pada tingkat nyeri berat. Nyeri 3. Ada pengaruh yang signifikan antara kompres
gout arthritis pada responden sesudah diberikan hangat dengan kejadian tingkat nyeri pada
kompres hangat yaitu didapatkan sebagian besar pasien dengan osteoarthitis di posyandu lansia
responden berada pada tingkat nyeri ringan. Puskesmas Pandian Sumenep.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
hasil penelitian Sinaga, dkk (2015) dengan judul Saran
“Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan 1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Nyeri Sendi Pada Lansia (60-74 Tahun)” dengan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
selisih nilai rata-rata nyeri sendi lansia setelah sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam
perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok menangani pasien nyeri sendi dengan osteoarthritis
intervensi. Hasil uji menunjukkan selisih mean di Rumah Sakit maupun di pelayanan kesehatan
pada kelompok intervensi lebih tinggi yaitu sebesar lainnya. 2. Bagi Keluarga Pasien Perlu diberikan
2,200 dibanding dengan kelompok kontrol dengan pengetahuan tentang penanganan terhadap nyeri
selisish mean 0,466 yang artinya penurunan skal secara mandiri guna meminimalkan penggunaan
nyeri sendi lansia pada kelompok intervensi jauh terapi farmakologi
lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hasil uji 3. Bagi Akademik
menunjukkan saat pengukuran kedua ada Pada pihak akademik diharapkan dapat
perbedaan skala nyeri dalam kelompok kontrol dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalan
kelompok intervensi. Hal ini menunjukkan terdapat penerapan penyuluhan kesehatan terutama
penurunan nyeri sendi secara signifikan baik pada pada pasien osteoarthritis
kelompok kontrol maupun intervensi, tetapi pada 4. Bagi Profesi
kelompok intervensi penurunan nyeri sendi lebih Diharapkan penelitian ini dapat digunakan
besar dibandingkan kelompok kontrol. sebagai salah cara dalam meningkatkan
Dari hasil penelitian di Posyandu kualitas hidup lanjut usia sehingga dapat
Puskesmas Pandian Sumenep dalam memberikan menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia
perlakuan terapi kompres hangat pada lanjut usia 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan
penderita osteoarthritis terlihat terjadi penurunan penelitian ini dapat digunakan sebagai
intensitas skala nyeri, ini dikarenakan kompres masukan bagi peneliti selanjutnya untuk
hangat dapat melancarkan sirkulasi darah, mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
menghilangkan rasa sakit atau nyeri, dan Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
memberikan ketenangan serta kenyamanan. Penurunan Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada
35
36 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Lansia dan dilakukan penelitian lebih lanjut /eclinic/article/download/3859/3374.


dengan metode penelitian yang berbeda, diakses tanggal 24 Mei 2018 pukul 11.08
variabel yang berbeda, perlakuan yang lebih WIB
sering, kombinasi kompres, jumlah populasi Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar
dan sampel yang lebih banyak sehingga akan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.
diperoleh hasil yang lebih baik. Deepublish.
Efendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Komunitas. Jakarta.
Andarmoro, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Salemba Medika.
Keperawatan Nyeri. Faizal, Yatim. 2006. Penyakit Tulang dan
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. Persendian. Jakarta. Pustaka
Populer Obor.
Gottlieb, B. H. 1983. Social Support Strategies :
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Giddelines for Mental
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta. Helth
Salemba Medika. Practice. London. Sage Publication.
Alimul, Hidayat. 2003. Riset Keperawatan dan Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi I. Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta. EGC.
Jakarta. Salemba Medika. Hashmi, Syed Musad Rahim., Fatima, Lubna. 2011.
Alimul, Hidayat. 2010. Metode Penelitian Treatment of Osteoarthritis Knee.
Kesehatan paradigma kuantitatif. New Delhi-India. Jaypee
Jakarta. Salmba Medika. Brothers Medical Publishers (P) LTD.
Azril, Kimin, 2009. Kompres Alternatif Pereda Hegner, Barbara R. 2013. Asistensi
Nyeri, Keperawatan Suatu
http://luluvikar.wordpress.com/2009/0 Pendekatan Proses
8/26/persepsi-ibu-tentang-metode diakses Keperawatan. Jakarta : EGC.
9 Desember 2017 pukul 18.52 WIB. Kawiyana, I. K. S. 2009. Osteoporosis
Baughman, Diane C., Hackley, Joann C. 2000. Patogenesis Diagnosis dan
Keperawatan Medikal Bedah Buku Penanganan Terkini. Jurnal Penyakit
Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta. Dalam, 10: 157-170.
EGC. Kolcaba K. et al. (2006). Comfort Theory: A
Chandra, A.S. 2002. Perbandingan Efek Terapi Unifying Framwork to Enchance the
Panas Dengan Terapi Dingin Practice Environment. JONA Vol. 36
Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Number 11, Pp 538-544 2006.
Penderita Osteoartritis Lutut Di Lippincott William & Wilkins inc.
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Kozier, B. & Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik
DR.Kariadi Semarang. Program Studi Keperawatan klinis. Edisi 5. Jakarta.
Rehabilitasi Medik, Fakultas Kedokteran EGC.
Universitas Diponegoro, Semarang. Kuntono, Heru Purbo. 2007. Patofisiologi Nyeri
Churlish. (2009). Jawaban-Jawaban Alternatif dan Aspek Fisiologi dari Aspek Nyeri.
Untuk Arthritis Dan Surakarta.
Rheumatic. Yogyakarta: Citra Kusyati. 2006. Keperawatan Dasar. Jakarta.
Adi Pratama. ECG.
Crisp, J., & Taylor, C. (Eds.). (2005). Potter and Martono, H.H., & Pranaka K. 2009. Geriatry (Ilmu
Perry's fundamentals of nursing (2nd kesehatan usia Lanjut). Ed 4. Jakarta.
ed.). Sydney: Mosby. FKUI.
Davey, P. 2005. At a glance medicine. Jakarta : Masyhurrosyidi, dkk. 2014. Pengaruh Kompres
Erlangga. Hangat Rebusan Jahe
Davies, Kim. 2007. Buku Pintar: Nyeri Tulang Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan
dan Otot. Jakarta. Erlangga Kronis pada Lanjut Usia dengan
Deu, Rita Purnama, dkk. 2014. Gambaran Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas
Kejadian Nyeri Lutut Dengan Arjuna Kecamatan Klojen Malang
Kecurigaan OsteoartritisLlutut Pada Jawa Timur.
Perawat Di Poliklinik Rawat Jalan Blu http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/m
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou kfkub/article/view/21. diakses tanggal 04
manado. Februari 2018 pukul 13.55 WIB.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php Mellynda, dkk. 2014. Pengaruh Kompres
36
37 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Hangat Terhadap Penurunan Skala Salemba


Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Medika.
Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Manado. Metodologi Penelitian Ilmu
https://www.neliti.com/id/publications/ Keperawatan. Jakarta.
112565/pengaruh-kompres- Salemba Medika.
hangatterhadap-penurunan-skala- Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
nyeripada-penderita-gout-arthr. diakses Keperawatan: Pendekatan Praktis.
tanggal 14 November 2017 pukul 19.22 Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.
WIB. Nursalam dan Pariani, S. 2001. Pendekatan
Melzack, R., dan Wall, P. D. 1965. Pain Praktis Metodologi Riset
Mechanism : A New Theory : Science Keperawatan. Jakarta. Salemba
150 : 971-979. Medika.
Partojo, Slamet. 2002. Assesment Fisioterapi
Muhitt, Abdul & Siyoto, Sandu. pada Sendi Lutut. Tema Ilmiah Tahunan
2016. Pendidikan Keperawatan Fisioterapi (TIT AFI) XX Semarang.
Gerontik. Yogyakarta. Andi Offset. Pratintya, Ani Dwi. 2012. Pengaruh Pemberian
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Klien dengan Gangguan Persendian
Sistem Persarafan. Jakarta. Ostoartritis pada Lanjut Usia di Panti
Salemba Medika. Wredha Budhi Dharma Ponggalan
Noorhidayah, dkk. 2013. Terapi Kompres Umbulharjo Yogyakarta,
Hangat Terhadap Penurunan Tingkat http://digilib.unisayogya.ac.id/719/1/N
Nyeri Klien Lansia Dengan Nyeri ASKAH%20PUBLIKASI_ANI%20DWI
Rematik.. %20PRATINTYA%20%28080201026
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.p %29.pdf diakses tanggal 14
hp/JDK/article/download/1656/1430. November 2017 pukul 19.22 WIB.
diakses tanggal 14 November 2017 pukul Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
19.23 WIB. Keperawatan Volume 2. Jakarta. EGC.
Nursalam. 2003. Konsep & Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Penerapan Metodologi Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Penelitian Ilmu Price, Sylvia. A, Lorraine, M. Wilson. (1995).
Keperawatan: Pedoman Buku 1 Patofisiologi “Konsep Klinis
Skripsi, Tesis, dan Proses-Proses Penyakit”, edisi : 4.
Instrumen Penelitian Jakarta : EGC.
Keperawatan. Jakarta.

Risnanto., Insani, Uswatun. 2014. Buku Ajar Kompres Hangat Di Kelurahan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah Tlogomas Malang.
(Sistem Muskuloskeletal). https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/ Yogyakarta. Deepublish.
fikes/article/download/185/219.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi diakses tanggal 26 Maret 2018 pukul Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: 13.41 WIB.
Nuha Medika. Santoso, Hanna., Anda,
Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia.
Jakarta. Gunung Mulia. Setiadi, 2013. Konsep
dan Praktikum Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Sinaga, Henricha Evalina., Ropyanto,
Chandra Bagus. 2015. Pengaruh
Kompres Hangat Terhadap Nyeri Sendi
Pada Lansia (60-74 Tahun).
http://eprints.undip.ac.id/46654/1/Pro
ceeding_Semilnaskes_2015_Chandr a.pdf
diakses tanggal 14 November
2017 puku 19.23 WIB Siti Maryam. R., dkk.
37
38 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.


Jakarta.
Salemba Medika. Steven, dkk. 2002.
Ilmu Keperawatan.
Cetakan pertama. Jakarta. EGC.
Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta: EGC.
Uliyah, Musrifatul., Hidayat, Aziz Alimul. 2008.
Praktikum Keterampilan Dasar
Praktik Klinik: Aplikasi Dasar-dasar Praktik
Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika. Wachjudi, dkk. 2006. Diagnosis
dan Terapi Penyakit Reumatik. Jakarta. CV. Sagung
Seto.
Wulan, Rifda Angelina. 2015. Pengaruh Terapi
Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada
Wanita Lanjut Usia Di Panti Tresna
Werdha Mulia Dharma Kabupaten
Kubu Raya. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmk
eperawatanFK/article/view/9438.
diakses tanggal 14 November 2017 pukul 19.23
WIB.
Yuliastri, Aminurul. 2012. Pengaruh Kompres
Panas Dan Kompres Dingin
Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis
Sendi Lutut,
http://eprints.ums.ac.id/21943/17/02._
NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses tanggal
6 Februari 2018 pukul 15.01 WIB.
Yohana, dkk. 2017. Perbedaan Intensitas Nyeri
Osteoartritis Pada Lansia Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan

38
39

Anda mungkin juga menyukai