Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

SINDROM GERIATRI INSOMNIA PADA LANSIA

Dosen pembimbing

Ns. Dian Elmagfiroh, M.Kep., M.Kes

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas


di Stase Keperawatan Gerontik

Oleh :

Eko Wahyu Kurniawan, S. Kep


2201031001

PROOGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
INSOMNIA PADA LANSIA

A. Definisi
Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak
cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut
sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan
perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur.

Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya


pendek (short Sleepers), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka
pendek, mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara normal
di siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam hari.

Tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak,


khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental
tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan,
menilai dan memberikan alasan sesuatu.

B. Klasifikasi Insomnia
Adapun macam-macam tipe insomnia, yaitu:
1. Insomnia sementara (transient) Yakni insomnia yang berlangsung beberapam alam
dan biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung
sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah
oleh pasien sendiri.
2. Insomnia jangka pendek yakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu
dua sampai tiga minggu.
3. Insomnia kronis yakni kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan atau lebih.salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah
depresi.
C. Etiologi
Beberapa factor yang merupakan penyebab insomnia yaitu:
1. Faktor Psikologis
Stress yang berkepanjangan paling sering menjadi penyebab dari insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab
insomnia transient
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api,
pabrik, atau bahkan tv tetangga dapat menjadi factor penyebab susah tidur
3. Kondisi Medis
Tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan, sindroma apnea tidur,
restless leggs syndrome, factor diet, parasomnia, efek zat langsung (drugs/alcohol),
efek putus zat, penyakit endokrin/metabolic, penyakit infeksi, neoplastic,
nyeri/ketidaknyamanan, lesi batang otak/hipotalamus, akibat penuaan.

D. Patofisiologi
Patofisiologi insomnia masih belum diketahui secara pasti,namun beberapa
mekanisme neurobologis dan psikologis telah diajukan salah satu model yang
digunakan untuk menjelaskan patofisiologi insomnia adalah neurokognitif. model ini
menerangkan bahwa factor predisposisi, prespitasi, perpetuasi, dan neurokognitif
adalah factor factor yang mendasari berkembangnya insomnia dan menjadikannya
gangguan kronik.
Model lain yang bisa digunakan adalah model psychobiologic inhibition, yang
menunjukan bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi dan plastisistas
E. Pathway
F. Tanda dan Gejala
1. perasaan sulit tidur,bangun terlalu awal

2. wajah kelihatan kusam

3. mata merah,hingga timbul banyangan gelap dibawah mata

4. lemas,mudah mengantuk

5. resah dan mudah cemas

6. sulit berkonsentrasi,depresi,gangguan memori,dan gampang tersinggung

G. Komplikasi

1. efek fisiologis
2. efek psikologis
3. efek fisik/somatic
4. efek sosial
5. kematian

H. Pemeriksaan Penunjang

Salah satu pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah meminta pasien
untuk mebuat sleep log, yaitu catatan mengenai informasi pola dan kualitas tidur yang
dialami pasien secara subyektif.selain itu penegakan diagnosis, catatan ini juga
bermanfaat untuk monitoring respon terapi

I. Penatalaksanaan Medis

Terapi non-farmakologis merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-


obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek
ketegantungan.Adapun cara yang dapat dilakukan antara lain:
1. Terapi rileksasi
2. Terapi tidur yang bersih
3. Terapi pengaturan tidur
4. Terapi psikologi/psikiatri
5. CBT(Cognitive Behavior al Therapy)
6. Sleep restriction therapy
7. Stimulus control therapy
8. Cognitive therapy
9. Imagery training
10. Mengubah gaya hidup

J. Diagnosa Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan pola tidur
2. Ansietas

K. Intervensi

NO DIAGNOSA INTERVENSI
.
1. Gangguan pola tidur DUKUNGAN TIDUR
OBSERVASI
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi factor pengganggu tidur
3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
tidur

TERAPEUTIK

1. Modifikasi lingkungan
2. Batasi waktu tidur siang
3. Fasilitasi menghilangkan stress
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
EDUKASI
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
2. Ansieta REDUKSI
s
ANSIETAS
OBSERVASI
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda tanda ansietas

TERAPEUTIK
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan

2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan

3. Pahami situasi yang membuat ansietas

4. Dengarkan dengan penuh perhatian

5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan


kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang

EDUKASI
1. Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang mungkin
dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis,pengobatan,dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,jika
perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif,sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahana diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi

KOLABORASI
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai