Anda di halaman 1dari 33

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN MASALAH


GANGGUAN POLA TIDUR

Disusun Oleh :
Ayu Triatmaji Novita Sari
(P17211193028)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR MANUSIA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
I. DEFINISI

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu


terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali
dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang
bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar.

Untuk gangguan pola tidur sendiri adalah gangguan kualitas dan


kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).

II. PATOFISIOLOGI (POHON MASALAH)

Pemakaian obat lingkungan


stress

Mempengaruhi Lingkungan yang


Gangguan frekuensi tidur proses tidur tidak nyaman

Frekuensi tidur Frekuensi tidur Hilangnya


menurun ketenangan
menurun

Susah tidur
Insomnia

Menurunnya Perasaan tidak Ketidakpuasan tidur


konsentrasi nyaman

Gangguan pola
Resiko cedera tidur
Gangguan rasa
nyaman
III. ETIOLOGI

a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur
dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri,maka
kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi
dengan baik sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Banyak penyakit
yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang
disebabkan oleh infeksi.

b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat
mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak
aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya
ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

c. Stress psikologis
Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan
kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan
seseorang (Carpenito, 2000). Cemas dan depresi akan menyebabkan
gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkankarena pada kondisi
cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf
simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.

d. Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis
obatyang memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic
yang dapat menyebabkan insomnia, antidepresan yangdapat menekan
REM, kafein yang dapat meningkatkan sarafsimpatis sehingga
menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta blocker dapat berefek
pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM
sehingga mudah mengantuk.

e. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan
seseoranguntuk tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain
itu,adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan
gangguan proses tidur.

IV. GEJALA/ TANDA

a. Gejala/ tanda Mayor :


Subyektif :
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup

Obyektif : (tidak tersedia)

b. Gejala/ tanda Minor :


Subyektif :
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

Obyektif : (tidak tersedia)

V. MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori


kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus pasien. Pada masalah kebutuhan
dasar gangguan pola tidur diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
adalah sebagai berikut:
1. Kesiapan peningkatan tidur
2. Ansietas
3. Gangguan rasa nyaman
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik Hasil

1. Sleep log 1. Catatan harian pola dan kualitas tidur


yang rutin.

2. Memonitor aktivitas otak, bola mata,


2. Polisomnografi
otot, jantung, respirasi, dan saturasi
oksigen.

VII. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan gangguan pola tidur adalah sebagai berikut:


a. Non farmakologi.
1. Terapi relaksasi
Ditujukan untuk mengurangi ketegangan dan stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan teknik pengaturan pernapasan,
menggunakan aroma terapi atau pengendalian emosi.

2. Terapi pengaturan tidur


Ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti
irama proses tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin
menjalankan waktu-waktu tidurnya.

3. Terapi psikologi
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau
stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini
dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.

4. Mengubah pola hidup


Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari
rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu
untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka.
b. Terapi farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan
seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan
tidur antara lain :
- Golongan obat hipnotik
- Golongan obat antidepresan
- Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
- Golongan obat antihistamin.

Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain


yang telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat
dibantu dengan pemakaian masker oksigen (Continuous positive
airway pressure) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan
otot atas pernapasan. Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari
penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.

VIII. ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian Fokus (sesuai kasus)

Pengkajian pada keluhan gangguan pola tidur meliputi:

1. Identitas klien,

Nama pasien, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan,pekerjaan,


alamat, sumber biaya, no. Rekam medis

2. Keluhan utama

Keluhan utama adalah alasan mengapa seseorang mencari


pertolongan. Keluhan utama yang biasanya dikeluhkan oleh pasien
yang mengalami gangguan pola tidur adalah sulit memulai tidur
atau sering terbangun dari tidur.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang berupa uraian mengenai keadaan klien


saat ini mulai dari timbulnya keluhan sampai yang dirasakan saat
pengkajian.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat adanya masalah


gangguan tidur sebelumnya dan penangannya.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Yang perlu dikaji apakah di keluarga mengalami riwayat


gangguan tidur seperti klien atau adanya penyakit genetik yang
mempengaruhi tidur seperti DM atau hipertensi.

6. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Keadaan umum klien yang mengalami gangguan tidur


biasanya terlihat letih.

2) Kesadaran

Kesadaran klien biasanya komposmentis.

3) Tanda-tandaVital:

a. Suhu tubuh dalam batas normal (36 - 37,5oc)

b. Nadi meningkat atau normal (70 - 100x / menit)

c. Tekanan darah biasanya menurun

d. Pernafasan biasanya normal atau mengalami peningkatan.

7. Pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Klien mengalami gangguan persepsi, gangguan dalam


memelihara kesehatan dan menangani masalah kesehatannya.

2) Pola nutrisi

Klien dapat mengalami penurunan nafsu makan.

3) Pola eliminasi

Terjadi disuria atau poliuria tergantung pada ada atau tidaknya


penyakit yang diderita oleh klien yang berhubungan dengan
pola eliminasi.

4) Pola tidur dan istirahat

Klien mengalami kesulitan memulai tidur, terbangun dalam


waktu yang lama atau terlalu dini dan sulit untuk kembali
tidur.

5) Pola aktivitas dan istirahat

Klien mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-


hari karena kelemahan akibat gangguan tidur.

6) Pola hubungan dan peran

Menggambarkan hubungan dan peran klien terhadap anggota


keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak
punya rumah dan masalah keuangan.

7) Pola sensori dan kognitif

Klien mengalami ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan


minat dan motivasi.

8) Pola persepsi dan konsep diri

Klien tidak mengalami gangguan konsep diri.

9) Pola seksual dan reproduksi

Klien mengalami penurunan minat terhadap pemenuhan


kebutuhan seksual.

10) Pola mekanisme/ penanggulangan stres dan koping

Klien menggunakan mekanisme koping yang tidak efektif


dalam menangani stres yang dialaminya.

11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien tidak mengalami gangguan dalam spiritual

b. Diagnosa yang mungkin muncul

1. Gangguan pola tidur


Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal,
kemungkinan berhubungan dengan:
- Kesiapan peningkatan tidur
- Ansietas
- Gangguan rasa nyaman

c. Rencana Keperawatan

1. Kesiapan peningkatan tidur

Tujuan Intervensi

Setelah dilakukan intervensi selama 1x Dukungan tidur (1.05174)


24 jam, maka tingkat
kesiapan Tindakan:
peningkatan tidur membaik dengan
Observasi:
kriteria:
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur

- Identifikasi faktor pengganggu


1. Keluhan sulit tidur 1
Terapeutik:
2. Keluhan sering terjaga 1
- Modifikasi lingkungan, batasi waktu
3. Keluhan tidak puas tidur 1
tidur siang
4. Keluhan pola tidur berubah 1
- Fasilitasi menghilangkan stress
5. Keluhan istirahat tidak cukup 1 sebelum tidur

- Tetapkan jadwal tidur rutin

- Lakukan prosedur untuk


meningkatkan kenyamanan
Edukasi:

- Jelaskan pentingnya tidur selama sakit

- Anjurkan menepati kebiasaan waktu


tidur
b) Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara non farmakologi lainnya.
2. Ansietas

Tujuan Intervensi

Setelah dilakukan intervensi selama 1x Terapi relaksasi (1.09326)


24 jam, maka tingkat ansietas menurun Observasi:
dengan kriteria:
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
1. Pola tidur 5 gejala lain yang mengganggu
2. Kontak mata 5 kemampuan kognitif

3. Pola berkemih 5 - Periksa ketegangan otot, frekuensi


nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
- Monitor respons terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik :

- Ciptakan lingkungan tenang jika


memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur relaksasi

- Gunakan suara lembut irama lambat


dan berirama
Edukasi :

- Jelaskan tujuan manfaat batasan dan


jenis relaksasi yang tersedia.
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan posisi nyaman
- Anjurkan rileks

- Demonstrasikan dan latih teknik


relaksasi
3. Gangguan rasa nyaman

Tujuan Intervensi

Setelah dilakukan intervensi selama Terapi relaksasi 1.09326


1x 24 jam, maka tingkat gangguan Observasi:
rasa nyaman menurun dengan
- Identifikasi penurunan tingkat
kriteria:
energi, ketidakmampuan
1. Gelisah 5 berkonsentrasi, atau gejala lain
2. Keluhan sulit tidur 5 yang mengganggu kemampuan
3. Pola tidur 5 kognitif

- Periksaa ketegangan otot,


frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sesudah
latihan
- Monitor respons terhadap terapi
relaksasi.

Terapeutik :

- Ciptakan lingkungan tenang jika


memungkinkan
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur
relaksasi
- Gunakan suara lembut irama
lambat dan berirama

Edukasi :

- Jelaskan tujuan manfaat batasan


dan jenis relaksasi yang
tersedia.
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan posisi nyaman

- Anjurkan rileks

- demonstrasikan dan latih teknik


relaksasi
d. Implementasi Keperawatan

Perawat harus mengetahui teknik komunikasi, kemampuan dan


prosedur tindakan, dan memahami tingkat perkembangan dari klien.
Pelaksanaan tindakan keperawatan diarahkan untuk mengoptimalkan
kondisi klien agar mampu mandiri dan produktif.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian keberhasilan rencana dan pelaksanaan keperawatan


untuk memenuhi kebutuhan klien. Beberapa kegiatan dalam evaluasi keperawatan
antara lain:

1. Mengkaji ulang tujuan kriteria yang ditetapkan

2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang telah


diharapkan

3. Mengukur pencapaian tujuan

4. Mencatat keputusan atau hasil pencapaian tujuan

5. Melakukan revisi atau modifikasi rencana keperawatan bila perlu

Malang , 9 Februari , 2021

Mahasiswa

(AYU TRIATMAJI NOVITA SARI)


NIM: P17211193028
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta


PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta
PPNI, 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta
Potter, Patricia A. Dan Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan
Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Suyono, S. 2008. Ilmu penyakit dalam Jilid 2, Edisi ketiga, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Tarwoto, dan Wartorah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
FORMAT PENGKAJIAN

__________________________________________________________________

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR MANUSIA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.T


No RM :..............................

No Hari/tgl/jam Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI) TTD/


(SLKI) Inisial
perawat
1. Rabu/ Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan Dukungan Tidur (I.05174)
10 Februari kurangnya kontrol tidur intervensi selama 1 x 24
Tindakan:
2021/ d.d mengeluh sulit tidur jam, maka tingkat pola
dan sering terjaga. tidur membaik dengan Observasi:
09.00 WIB kriteria hasil: - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
1. Keluhan sulit tidur - Identifikasi faktor pengganggu
1 - Terapeutik:
2. Keluhan sering - Modifikasi lingkungan, batasi waktu tidur siang
terjaga 1 - Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
3. Keluhan tidak puas - Tetapkan jadwal tidur rutin
tidur 1
4. Keluhan pola tidur
berubah 1 Edukasi:
5. Keluhan istirahat - Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
tidak cukup 1 - Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara non farmakologi
lainnya.
2. Rabu/ Resiko disfungsi Setelah dilakukan Terapi aktivitas (I.05186)
10 Februari neurovaskuler perifer d.d intervensi selama 1 x 24
Tindakan:
2021/ Imobilisasi, luka DM jam, maka tingkat
pada tungkai dan neurovaskuler perifer Observasi:
WIB berkurangnya meningkat dengan - Identifikasi defisit tingkat aktivitas
pergerakan pada kriteria hasil: - Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
ekstremitas bawah. 1. Pergerakan sendi 5 - Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
2. Pergerakan
ekstremitas 5 Terapeutik:
- Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang
aktivitas
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan
- Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari hari
Edukasi:
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik,sosial, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
3. Rabu/ Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas/ Istirahat (I.12362)
10 Februari tidur d.d keinginan intervensi selama 1 x 24
Tindakan:
2021/ untuk meningkatkan jam, maka tingkat pola
tidur tidur membaik dengan Observasi:
10.00 WIB kriteria hasil: - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
1. Keluhan sulit tidur Terapeutik:
1 - Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
2. Keluhan sering - Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
terjaga 1 - Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
3. Keluhan tidak puas Edukasi:
tidur 1
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara
4. Keluhan pola tidur rutin
berubah 1
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
5. Keluhan istirahat
tidak cukup 1 - Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai