Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).

1.2 Kebutuhan Fisiologis


Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu medulla,
tepatnya di RAS (Recticular Activating System)dan BSR (Bulbar Synchronizing
Region). RAS terdiri dari neuron-neuron di medulla oblongata, pons dan midbrain.
Pusat ini terlibatdalam mempertahan status bangun dan mempermudah beberapa
tahap tidur. Perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh terjadi selama tidur. Ada
dua teori tentang tidur:
Pasif: RAS di otak mengalami kelelahan sehingga menyebabkan tidak aktif.
Aktif:(Diterima sekarang) suatu bagian di otak yang menyebabkan tidur dihambat
oleh bagian lain.
RAS dan BSR adalah pikiran aktif kemudian menekan pusat otak secara
bergantian. RAS berhubungan dengan status jaga tubuh dan menerima sensory input
(pendengaran, penglihatan, penghidupan, nyeri dan perabaan). Rangsangan sensory
mempertahankan seseorang untuk bangun dan waspada. Selama tidur tubuh
menerima sedikit rangsangan dari korteks serebral (Haswita, dkk, 2017).

1.3 Gangguan-gangguan Tidur.


1) Gangguan Pola Tidur
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
factor eksternal (SDKI, 2017).
2) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu: Insomnia
inisial (kesulitan untuk memulai tidur), Insomnia intermiten.(kesulitanuntuk
tetap tertidur karena seringnya terjaga), Insomnia terminal.(bangun terlalu dini
dan sulit untuk tidur).Insomnia dibagi lagi menjadi:
a) Insomnia primer: penderita bisatidur bahkan sambil mendengkur tapi ia tidak
bisamenikmati cukup tidur. Masa REM sangat kurang, sedangkan NREM
cukup.
b) Insomnia sekunder psikoneurotik: organ-organ psikoneurotik pada umumnya
banyak problem dan keluhan. Banyak pikiran dan perasaan yang
mengganggu individu sampai saat tidur. Misalnya pusing, sakit kepala, perut
kembung, badan terasa pegal-pegal.c)Insomnia sekunder penyakit organic;
karena terganggu oleh suatu penyakit organik, misalnya nyeri dan sesak
nafas.
3) Hipersomnia.
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari sembilan jam, biasanya
disebabkan oleh masalah psikologis, depresi, kecemasan, kerusakan saraf tepi,
beberapa penyakit yaitu ginjal, liver dan gangguan metabolik.
4) Parasomnia
Merupakaan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur, seperti
samnabulisme (tidur sambil bejalan), yaitu pada tahap III dan IV dari tidur
NREM.
5) Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombnag kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai serangan tiduratau
sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan
genetic system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur
REM. Alternatif pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin
atau metilpenidase hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramine
hidroklorida.
6) Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok
dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan
pada siang hari, sakit kepala di pagi hari, atau mengalami perubahan psikologis
seperti hipertensi atau aritmia jantung (Haswita, dkk, 2017).

1.4 Tanda Gejala


1. Dewasa
a. Data Mayor: Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis,
atau responstidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari(Haswita, dkk, 2017).
1.5 FAKTOR YANG BERPENGARUH
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur diantaranya
adalah penyakit lingkungan kelelahan, gaya hidup, stress, emosional, stimulan dan
alkohol, diet, merokok, meditasi dan motivasi.
a. Penyakit. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur
yang lebih banyak daripada yangbiasanya.
b. Lingkungan. Faktor lingkungan dapat menghambat proses tidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya
tidur, akan tetapi, seiring waktu individu dapat beradaptasi dan tidak lagi
berpengaruh dengan kondisitersebut.
c. Kelelahan. Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Semakin lelah sesorang semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya,
setelah beristirahat siklus REM akanmemanjang.
d. Gaya Hidup. Individu yang sering berganti jamkerja harus mengatur
aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yangtepat.
e. Stress Emosional. Ansietas dan depresi seringkali menganggu tidur seseorang.
Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar Noripinefrin darah melalui stimulasi
sistem sarafsimpatis.
f. Stimulan dan Alkohol. Kafein yang terkandung dalam berbagai minuman dapat
merangsang SSP sehingga dapat menganggu pola tidur. Sedangkan
mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidurREM.
g. Diet. Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di waktu malamhari.
h. Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada
tubuh akibatnya, perokok seringkali untuk tidur dan mudah terbangun
dimalamhari.
i. Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
j. Motivasi. Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga
mempengaruhi proses tidur, misalnya seseorang ingin tidur lebih cepat agar esok
harinya tidak terlambat kebandara.
k. Stimulan dan Obat-obatan. Contoh stimulan yang paling umum ditemukan
adalah kafein dan nikotin. Kafein dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga
menyebabkan kesulitan untuk tidur. Kafein dapat ditemukan dalam beberapa
minuman seperti kopi dan teh. Golongan narkotik (misalnya meperidin,
hidroklorida, dan morfin) dapat menekan REM sehingga menyebabkan sering
terjaga pada malam hari (Haswita, dkk,2017).
l.
1.6 Gangguan tidur yang umum seringterjadi
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau gangguan mental. Seperti
perasaan gundah ataugelisah.Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mengatasi insomnia antara lain dengan mengembangkan pola tidur istirahat yang
efektif melalui olahraga rutin, menghindari rangsangan tidur di sore hari,
melakukan relaksasi sebelum tidur (membaca, mendengarkan musik) dan tidur
jika benar-benar ngantuk.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur. Gelaja ini umum terjadi pada anak-anak.
c. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan pada
siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh gangguan medis tertentu, seperti
kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati dan ginjal atau
gangguanmetabolisme.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan kantuk yang tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai serangan tidur. Penyebab
pastinya belum diketahui. Duduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat
yang menyebabkan tidak terkendalinya tidurREM.
e. Apnea saattidur
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya napas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini terjadi pada orang mengorok dengan keras, sering terjaga
dimalam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala
dipagi hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi
atau aritma Jantung.
f. Somnabulisme
Somnabulisme merupakan keadaantengah tertidur tetapi melakukan kegiatan
orang yang tidak tidur. Penderita sering kali duduk dan melakukan tindakan
motorik misalnya berjalan, dll.
g. Enuresa
Enuresa atau ngompol merupakan kegiatan buang air yang tidak disengaja pada
saat tidur. Enurasa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu, enurasa nokturnal dan
biurnal (Vaughans, 2011).

1.7 Masalah Atau Diagnosa Medis


Hipertermia, Rhinitis akut ,obs vomiting ,hiponatremi
1.8 Konsep Keperawatan
1.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Ier et.all dalam buku Rohmah, 2016)
tahap-tahap pengkajianya antara lain :
a. RiwayatKeperawatan
1) Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
bangun pada saat tidur, apakah maengalami mimpi yang mengancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat
bangun,apa yang terjadi jika kurangtidur.
3) Adakah alatbantu tidur: apa yanganda lakukansebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuktidur.
4) Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan
masalah itu terjadi.
b. Pemeriksaanfisik
1) Observasi penampilan wajah, prilaku, dantingkat energipasien.
2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan kongjungtiva merah.
3) Prilaku: eritabel , kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat,
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung dan kurangkoordinasi.
c. Riwayattidur
Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki
fasilitas perawatan. Ini memungkinkan perawatmenghubungkan kebutuhan
klien dengan hal-hal yang ia sukai kedalam rencana perawatan. Riwayat tidur
ini meliputi :
1) Pola tidur yangbiasa
2) Ritual sebelumtidur
3) Penggunaan Obat-obat tidur atau obatlainya
4) Lingkungantidur
5) Perubahan terkini pada polatidur
d. Catatantidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat, khususnya untuk klien yang memiliki
masalah tidur, sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola
tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari
informasi berikut:
1) Jumlah jam tidur perhari
2) Aktifitas yang dilakukan 2-3 Jam sebelum tidur (jenisdurasi)
3) Ritual Sebelum Tidur (MinumAir)
4) Waktu (a) Pergi tidur, (b) Mencoba Tidur, (c) tertidur, (d) terjaga dimalam
hari dan durasinya, serta (e) bangun tidur dipagihari.
5) Adanya masalahyang klien yakini dapat mempengaruhitidurnya
6) Faktor yang klien yakini memberi pengaruh yang positif maupun negatif.
1.1.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai
oleh sering terjaga di malam hari
Kode keperawatan : D.0055
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban ditandai oleh
area genitalita mengalami kemerahan
Kode keperawatan D.0129
1.1.3 KRITERIA HASIL

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dukungan Tidur (I.05174)
dengan hambatan lingkungan ditandai 3x24 jam gangguan pola tidur dapat Tindakan :
oleh sering terbangun dimalam hasi. teratasi dengan kriteria hasil Observasi :
Kode Keperawatan : 0055 Pola Tidur (L.05045) Identifikasi faktor penganggu tidur
1. Keluhan sulit tidur menurun Terapeutik :
2. Keluhan sering terjaga menurun  Modifikasi lingkungan
 Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Edukasi :
 Jelaskan pentingnya tidur cukup
 Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur

2. Gangguan Integritas kulit /jaringan Setelah di lakukan asuhann keperawatan


berhubungan dengan faktor 3x 24 jam gangguan integritas kulit Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
mekanisme (mis, penekanan teratiasi dengan kriteria hasil : Tindakan
gesekan)ditandai dengan adanya ruam Integritas kulit dan jaringan (L.14125) Observasi :
pada area genitalia An.A 1. Kerusakan lapisan kulit membaik Indentifikasi penyebab gangguan
Kode Keperawatan : (D.0129) 2. Kemerahan membaik integritas kulit
3. Tekstur membaik Terapeutik :
Gunakan produk berbahan ringan atau
alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi :
1. Anjurkn minum yang cukup
2. Anjurkan meningkat kan Nutrisi
Kolaborasi :
DAFTAR PUSTAKA

Haswita & Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa


Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta :TIM

Rohmah, N. S. W. M. S. (2016). Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2017). Jakarta : BKKBN, BPS,


Kementerian Kesehatan, dan ICF International.

Vaughan D, Asbury J. Oftalmologi Umum. Anatomi dan Embriologi Mataௗ: Glaukoma.


Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2013. hal. 212-28.

Anda mungkin juga menyukai