Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISIRAHAT TIDUR

Disusun oleh :

1. M. Sa’id Hasan (16.1167.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2020
1. Pengertian
Kozier (2010) mengatakan tidur adalah perubahan status kesadaran yang di
dalamnya persepsi serta reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami
penurunan dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang melalui proses
biologis yang sangat penting bagi kesehatan.
2. Tinjauan Anatomi dan Fisiologi
Kozier (2010) mengatakan bahwa ada 2 tipe tidur yang telah di identifikasi,
yaitu :
a. Tidur NREM
Tidur NREM adalah tidur yang dalam serta tenang dan menurunkan
beberapa fungsi fisiologis. Tidur NREM juga disebut sebagai tidur
gelombang lambat karena gelombang otak orang yang sedang tidur lebih
lambat di bandingkan gelombang alfa dan beta orang yang sedang bangun
atau terjaga. Tidur NEM dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1) Tahap I
Tahap I adalah tahap tidur ringan. Dalam tahap ini seseorang akan
merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi ke sisi
lain, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sedikit menurun.
2) Tahap II
Tahap II adalah terhadap tidur ringan dan selama tahap ini proses
tubuh terus-menerus menurun. Mata secara umum tetap bergerak dari
satu sisi ke sisi lain, denyut jantung dan frekuensi pernapasan sedikit
menurun, dan suhu tubuh menurun.
3) Tahap III
Selama Tahap III, denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta
proses tubuh lain, terus menurun karena dominasi sistem saraf
parasimpatik. Pada tahap ini orang yang tidur menjadi lebih sulit bangun.
Individu tidak terganggu dengan stimulus sensorik, otot rangka menjadi
sangat relaks, refleks menghilang, dan dapat terjadi dengkuran.
4) Tahap IV
Tahap IV ini disebut tidur delta. Denyut jantung dan frekuensi
pernapasan orang yang tidur menurun sebesar 20% sampai 30%
dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama jam
terjaga. Orang yang tidur sangat relaks, jarang bergerak, dan sulit
dibangunkan. Tahap IV diduga memulihkan tubuh secara fisik. Selama
tahap ini, mata biasanya berputar, dan terjadi mimpi.
b. Tidur REM
Pada tidur REM, otak sangat aktif dan metabolisme otak dapat
meningkat sebesar 20%. Tipe tidur ini juga disebut tidur paradoksikal karena
tampaknya bertentangan (paradoks) bahwa tidur dapat terjadi secara simultan
dengan tipe aktivitas otak ini. Pada fase ini, individu yang sedang tidur sulit
dibangunkan atau dapat bangun secara spontan, tonus otot ditekan, sekresi
lambung meningkat, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sering
kali tidak teratur.

3. Tinjauan Medis
Mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
a. Pola tidur penderita
b. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
c. Tingkatan stres psikis
d. Riwayat medis
e. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang
disebut polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan
alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien
lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien
terjaga di malam hari. The Multiple Sleep Latency Test (MSLT) memberikan
informasi yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur
tidur dan mengukur gerakan mata menggunakan EOG, perubahan tonus otot
menggunakan EMG, dan aktivitas listrik otak menggunakan EEG. Klien
dapat memekai Actigraph pada pergelangan tangan untuk mengukur pola
tidur selama jangka waktu tertentu. Data Actigraphy memberika informasi
waktu tidur, efisiensi tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas
dan istirahat.
4. Faktor Yang Mempengaruhi
Kozier (2010) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas tidur di pengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Sakit
Masalah sakit yang dapat menimbulkan nyeri atau gangguan fisik yang
dapat mengakibatkan gangguan tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur
yang lebih di bandingkan dengan orang dengan keadaan normal.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat mengganggu individu untuk tidur itu dikarenakan
lingkungan yang ribut, bising, kotor, serta gaduh dapat menghambat tidur.
c. Letih
Letih dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Orang dengan tingkat
letih sedang dapat mengalami tidur yang nyenyak. Sedangkan pada kelelahan
yang berlebihan dapat menyebabkan periode tidur lebih pendek.
d. Gaya hidup
Seseorang yang memiliki jam kerja yang bergeser dan sering kali
berganti jam kerja harus mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang
tepat.
e. Stres emosional
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan frekuensi tidur. Pada
saat kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui system
saraf simpastis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM sehingga
mengalami gangguan tidur.
f. Stimulan dan alkohol
Minuman yang terdapat kandungan kafein dapat menstimulan sistem
saraf pusat, sehingga mempengaruhi tidur. Orang yang minum alkohol secara
berlebihan seringkali akan mengalami gangguan tidur.
g. Diet
Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan penurunan waktu
tidur total serta tidur yang terputus dan bangun tidur lebih awal. Sedangkan,
pertambahan berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total
waktu tidur, berkurangnya tidur yang terputus dan bangun tidur lebih lambat.
h. Merokok
Nikotin memberikan efek stimulan pada tubuh, dan perokok sering kali
lebih sulit tertidur dibandingkan dengan bukan perokok. Perokok biasanya
mudah terbangun dan sering kali menggambarkan diri sebagai orang yang
tidur di waktu fajar.
i. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih
seseorang. Misalnya, jika seorang yang sudah lelah mungkin dapat terjaga saat
melakukan kegiatan. Sebaliknya ketika seseorang mengalami rasa bosan dan
tidak termotivasi untuk tetap terjaga, akan mengalami tidur terjadi dengan
cepat.

5. Mekanisme/ Proses Kerja


a. Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
b. Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
c. Para ahli neuriofisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa
ngantuk.
d. Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
instink/naluri.
6. Keluhan-keluhan yang sering muncul
Kozeir (2010) menyatakan bahwa ada ada beberapa kategori gangguan tidur,
yaitu :
a. Parasomnia
Parasomnia merupakan masalah tidur yang dapat mengganggu pola
tidur, seperti somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi
buruk, terjaga malam.
b. Gangguan Tidur Primer
Gangguan tidur primer adalah gangguan yang menjadi masalah utama
pada tidur seseorang. Gangguan tidur primer meliputi ;
1) Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan tidak mampu memperoleh tidur yang
baik, baik secara kualitas dan kuantitas, dengan situasi tidur yang hanya
sebentar atau bisa jadi tidak bisa tidur.
2) Hipersomnia
Salah satu gangguan tidur dengan tidur yang berlebihan. Hipersomnia
terjadi dikarenakan adanya gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati,
serta gangguan metabolisme.
3) Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur dengan rasa ngantuk yang
berlebihan secara mendadak yang terjadi pada siang hari atau bisa juga
disebut sebagai serangan tidur.
4) Apnea tidur
Apnea adalah henti napas secara periodik selama tidur. Apnea terjadi
saat struktur faing atau rongga mulut menyumbat aliran udara.
5) Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah gangguan berkepanjangan dalam jumlah,
kualitas, dan konsistensi tidur dan deprivasi merupakan akibat dari
gangguan tidur. Deprivasi dapat menyebabkan gejala fisiologis dan
perilaku, keparahannya tergantung seberapa tingkat deprivasi yang
dialami.
c. Gangguan tidur sekunder
Gangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh
kondisi klinis lain. Gangguan ini dikaitkan dengan kondisi mental, neurologi
atau kondisi lain.

7. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan,
diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta  bantuan pelayanan seperti :
a) Apa yang dirasakan klien
b) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
c) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien. Meliputi pengkajian
apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah
sering mengalami gangguan pola tidur.

c. Data Pengkajian Fisik


1) Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
2) Keadaan Tanda-tanda vital
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
3) Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.

Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh
berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
d. Data Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien
baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.

8. Diagnosa Keperawatan
a. Insomnia
b. Deprivasi tidur
c. Kesiapan meningkatkan tidur
d. Gangguan pola tidur
9. Rencana Keperawatan
Tujuan & Kriteria
No Diagnosa Intervensi (NIC) Rasional
Hasil (NOC)
1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan 1. Peningkatan Koping : 1. Mengurangi
keperawatan selama... x Membantu pasien tekanan pada diri
24 jam diharapkan pasien untuk beradaptasi pasien.
tidak mengalami insomnia dengan persepsi, 2. Kenyamanan
dengan kriteria hasil : stressor, perubahan membuat pasien
1. Jumlah jam tidur atau ancaman yang relaksasi dan
(sedikitnya 5 jam per mengganggu membantu pasien
24 jam untuk orang pemenuhan tuntutan santai.
dewasa. dan peran hidup. 3. Agar pasien
2. Pola, kualitas dan 2. Manajemen mampu
rutinitas tidur. Lingkungan membangun pola
3. Perasaan segar Kenyamanan: tidur yang sesuai
setelah tidur. Memanipulasi
4. Terbangun di waktu lingkungan sekitar
yang sesuai. pasien untuk
meningkatkan
kenyamanan yang
optimal.
3. Peningkatan Tidur :
Memfasilitasi siklus
tidur-terjaga yang
teratur.

2 Deprivasi Setelah dilakukan 1. Manajemen Energi : 1. Menghilangkan


Tidur asuhan keperawatan Mengatur penggunaan pencetus deprivasi
selama ...X24 jam energi untuk tidur.
diharapkan pasien tidak mengatasi atau 2. Mengurangi
mengalami deprivasi mencegah keletihan gangguan tidur.
tidur dengan kriteria dan mengoptimalkan 3. Membuat pasien
hasil : fungsi. lebih santai.
1. Menunjukkan 2. Manajemen Medikasi : 4. Agar pasien
Tidur, yang Memfasilitasi mampu
dibuktikan oleh penggunaan obat resep membangun pola
indikator berikut dan obat bebas yang tidur yang sesuai
(gangguan aman dan efektif.
ekstrem, berat, 3. Manajemen Alam
sedang, ringan, Perasaan: Menciptakan
atau tidak keamanan , kestabilan,
mengalami pemulihan, dan
gangguan ) pemeliharaan pasien
- Perasaan segar yang mengalami
setelah tidur disfungsi alam
- Pola dan perasaan baik depresi
kualitas tidur maupun peningkatan
- Rutinitas tidur alam perasaan.
- Jumlah waktu 4. Peningkatan Tidur :
tidur yang Memfasilitasi siklus
terobservasi tidur-bangun yang
- Terjaga pada teratur.
waktu yang
tepat.
2. Melaporkan
penurunan gejala
Deprivasi tidur
(misalnya, konfusi,
ansietas,
mengantuk pada
siang hari,
gangguan
perseptual, dan
kelelahan).
3. Mengidentifikasik
an dan melakukan
tindakan yang
dapat
meningkatkan
tidur atau istirahat.
4. Mengidentifikasik
an faktor yang
dapat
menimbulkan
Deprivasi tidur
(misalnya, nyeri,
ketidakadekuatan
aktivitas pada
siang hari)

3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen Energi : 1. Membantu pola


Meningkat keperawatan selama...x 24 Mengatur penggunaan tidur yang adekuat
kan Tidur jam diharapkan pasien energy untuk pada pasien.
dapat meningkatkan tidur mengatasi atau 2. Kenyamanan
dengan kriteria hasil mencegah keletihan membuat pasien
Pasien akan : dan mengoptimalkan relaksasi dan
1. Mengidentifikasi fungsi membantu pasien
tindakan yang akan 2. Manajemen santai.
meningkatkan Lingkungan 3. Agar pasien
istirahat atau tidur Kenyamanan: mampu
2. Mendemonstrasikan Memanipulasi membangun pola
kesejahteraan fisik lingkungan sekitar tidur yang sesuai
dan psikologis pasien untuk
3. Mencapai tidur yang meningkatkan
adekuat tanpa kenyamanan optimal
menggunakan obat 3. Peningkatan Tidur :
Memfasilitasi siklus
tidur-bangun yang
teratur

4 Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Determinasi efek-efek 1. Mengetahui


Pola Tidur keperawatan selama... x medikasi terhadap pola pengaruh obat
24 jam diharapkan px tidur. dengan pola tidur
tidak terganggu saat tidur 2. Jelaskan pentingnya pasien.
dengan kriteria hasil : tidur yang adekuat. 2. Memberikan
1. Jumlah jam tidur 3. Ajarkan pasien teknik informasi kepada
dalam batas normal 6- relaksasi pasien dan
8 jam/hari. 4. Fasilitas untuk keluarga pasien.
2. Pola tidur, kualitas mempertahankan 3. Dapat mengurangi
dalam batas normal. aktivitas sebelum tidur ketidaknyamanan
3. Perasaan segar (membaca). 4. Meningkatkan
sesudah tidur atau 5. Ciptakan lingkungan tidur.
istirahat. yang nyaman. 5. Membuat pasien
4. Mampu 6. Kolaborasi pemberian dapat beristirahat
mengidentifikasi hal- obat tidur. dengan tenang
hal yang 7. Diskusikan dengan 6. Mengurangi
meningkatkan tidur. pasien dan keluarga gangguan tidur.
tentang teknik tidur 7. Meningkatkan
pasien. pola tidur yang
8. Anjurkan mandi/dilap baik secara
dengan air hangat mandiri.
9. Instruksikan untuk 8. Pasien dapat
memonitor tidur merasa segar
pasien. sehingga dapat
10. beristirahat
makan dan minum dengan tenang
dengan waktu tidur. 9. Mengetahui
11. perkembangan
kebutuhan tidur pasien pola tidur pasien.
setiap hari dan jam. 10.
pengaruh waktu
makan dan minum
terhadap pola
tidur pasien.
11.
perkembangan
pola tidur pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
Kozier, Barbara, et. al. (2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik.
Jakata : EGC.

NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai