“KEWARGANEGARAAN”
( Dosen : Kemal Idris Balaka, SH., MH )
OLEH :
MARWANA
NIM. S.0020.P2.105
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
C. Demokrasi Indonesia................................................................ 3
D. Wawasan Nusantara................................................................. 10
E. Negara Konstitusi..................................................................... 11
F. Ideologi Pancasila..................................................................... 13
A. LATAR BELAKANG KEWARGA NEGARAAN
a. Bangsa
bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan keturunan, asal, sejarah, dan
bahasa. Sementara itu, negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang membentuk suatu organisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintahan.
1
Seperti yang sudah diketahui, bangsa merupakan orang-orang yang memiliki
konten asal, bahasa, adat, sejarah, dan berpemerintahan sendiri. Dengan kata lain,
bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan dal wilayah
tertentu di muka bumi.
Sedangkan istilah bangsa dalam arti politik adalah suatu masyarakat dalam suatu
daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu
kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Selain itu, bangsa juga diikat oleh sebuah
organisasi kekuasaan, yaitu negara beserta pemerintahannya.
b. Negara
Suatu organisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan. Dalam suatu negara
juga terdapat tujuan dan fungsinya, yang mana hal tersebut mencakup apa saja yang
dilakukan oleh negara sebagai induk.
1
Perbedaan Bangsa dan Negara Berdasarkan Pembentuknya
Salah satu perbedaan bangsa dan negara terletak pada unsur pembentuknya. Awal
dari terbentuknya bangsa adalah kumpulan orang yang memiliki konten yang sama.
Yang mana semua anggota memiliki beberapa pertanyaan seperti ras, agama, adat
istiadat, dan bahasa. Sedangkan, negara sekelompok orang dalam suatu wilayah
diatur oleh pemerintahan dan hukum.
Perbedaan bangsa dan negara berikutnya yaitu bisa dilihat dari anggota di
dalamnya. Anggota suatu bangsa hanya terdiri dari kelompok tertentu, serta tidak ada
bukti dokumentasi atau identitas. Sementara itu, izin suatu negara memiliki izin
dengan bukti identitas yang jelas.
Salah satu perbedaan bangsa dan negara yang paling mencolok adalah terletak
pada batasan wilayah. Suatu bangsa memiliki wilayah yang tidak disepakati oleh
hukum. Sedangkan, wilayah sebuah negara diatur oleh batasan-batasan yang jelas.
Suatu bangsa akan memberikan kebebasan kepada seluruh anggota. Dengan kata
lain, bisa memberi kebebasan tanpa membina secara penuh. Sedangkan, kondisi
negara terhadap anggota masyarakat adalah memikat dan pengungsi.
Di samping itu, peraturan dan sanksi untuk anggota bangsa tidak didasari oleh
undang-undang. Sementara itu, aturan untuk anggota negara telah tertulis secara
resmi dalam perundangan. Dengan kata lain, telah memiliki sanksi hukum secara
jelas dan juga terbuka.
2
C. IDENTITAS NASIONAL
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional.
Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23).
Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti
budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah
identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action
yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25). Menurut
Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-
ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat
dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka
yang cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional
merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan
fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa
identitas nasional merupakan konsep yang terus menerus direkonstruksi atau
dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah.
3
❖ Faktor-faktor Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunkan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi :
➢ Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi
geografi-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia
Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.
➢ Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia
ikut mempengarui proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang
muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
D. DEMOKRASI INDONESIA
4
➢ Demokrasi menurut soekarno
Menurut Soekarno, demokrasi adalah suatu "pemerintahan rakyat". Lebih lanjut lagi,
bagi Soekarno, demokrasi adalah suatu cara dalam membentuk pemerintahan yang
memberikan hak kepada rakayat untuk ikut serta dalam proses pemerintahan. Namun,
demokrasi yang diinginkan dan dikonsepsikan oleh Soekarno tidak ingin meniru
demokrasi modern yang lahir dari Revolusi Prancis, karena menurut Soekarno, demokrasi
yang dihasilkan oleh Revolusi Prancis, demokrasi yang hanya menguntungkan kaum
borjuis dan menjadi tempat tumbuhnya kapitalisme.[2] Oleh karena itu, kemudian
Soekarno mengkonsepsikan sendiri demokrasi yang menurutnya cocok untuk Indonesia.
5
politik, atau liberalisme secara umum. Dalam pamflet yang berjudul Ke Arah
Indonesia Merdeka, Hatta mengemukakan sebagai berikut.
"Jadinya, demokrasi Barat yang dilahirkan oleh Revolusi Prancis tiada membawa
kemerdekaan rakyat yang sebenarnya, melainkan menimbulkan kekuasaan
kapitalisme. Sebab itu demokrasi politik saja tidak cukup untuk mencapai demokrasi
yang sebenarnya, yaitu Kedaulatan Rakyat. Haruslah ada pula demokrasi ekonomi
Selain fasisme, Sjahrir pun juga menyerang komunisme dan sistem demokrasinya
sebagai ideologi yang mengkhianati sosialisme kerena mengabaikan kemanusiaan,
seperti Joseph Stalin dan Mao Tse Tung. Karena serangan Sjahrir ke kaum komunis,
maka para penentangnya yang berasal dari spektrum kiri jauh mengejeknya dengan
sebutan “soka” – yang merujuk pada nama bunga – atau akronim dari sosialis kanan,
karena keterpukauan Sjahrir kepada segala hal yang berbau Barat.
6
fasis (dalam hal ini kolaborator Kekaisaran Jepang), sehingga pemerintahan perlu
“didemokratisir.
➢ Demokrasi parlementer
Era demokrasi parlementer di Indonesia, juga sering kali disebut sebagai era
demokrasi konstitusional.[24] Munculnya sistem parlementer di Indonesia karena
jatuhnya kabinet Presidensial Pertama pada 14 November 1945 yang disebabkan oleh
keluarnya Maklumat Wakil Presiden No. X/1945 pada 16 Oktober 1945 dan diikuti
kemudian oleh Maklumat Pemerintah pada 3 November 1945 yang berisi tentang
seruan untuk mendirikan partai-partai politik di Indonesia.
Keberlanjutan dari Maklumat Pemerintah itu adalah adanya pengumuman dari Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) tentang perubahan
pertanggungjawaban Menteri kepada parlemen dalam hal ini adalah ko Indonesia
Pusat (KNIP). Usulan dari BPKNIP itu kemudian disetujui oleh Presiden Soekarno
pada 14 November 1945. Dengan demikian, maka secara otomatis sistem
pemerintahan di Indonesia saat itu bukan lagi presidensial, tetapi menjadi
parlementer.
7
langkah politik ideologi Sjahrir yang menganut sosial-demokrat dan mendukung
sistem demokrasi Barat yang parlemennya kuat.
➢ Demokrasi terpimpin
8
➢ Demokrasi pancasila
Era demokrasi Pancasila diawali dengan suatu peristiwa sejarah yang sangat kelam
bagi Indonesia, yaitu Gerakan 30 September (G30S) atau yang sering juga disebut
dengan G30S/PKI. Pemberontakan G30S terjadi pada antara 30 September dan juga 1
Oktober 1965, Soekarno lebih suka
Sistem demokrasi terpimpin yang justru dijadikan landasan untuk berdirinya sebuah
pemerintahan diktator oleh Soekarno setelah keluarnya Dekret Presiden 5 Juli 1959
ternyata tidak bertahan lama.
9
E. WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara secara etimologi berasal dari bahasa Jawa wawas yang berarti
pandangan, nusa yang berarti kesatuan kepulauan dan antara yang bermakna dua
samudera.Jadi pengertian secara umum dari Wawasan nusantara adalah cara pandang
atau cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak diantara (Asia dan Australia) juga dua
samudera (Hindia dan Pasifik).Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati
diri dan lingkungan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah demi tercapainya tujuan nasional.Sementara pengertian Wawasan Nusantara
menurut dokumen ketetapan MPR tahun 1999 menyatakan. Wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
tujuan mencapai tujuan nasional.” Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama.
Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan
sosial, dengan sikap saling menghormati.
10
F. NEGARA DAN KONSTITUSI
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi
dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan
hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada
konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi
dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal
sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-
sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan
tenttang konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan,
atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri
atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara
Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
❖ Pengertian Negara
11
❖ Pengertian konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan
dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip
dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada
pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan
kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
12
G. IDEOLOGI PANCASILA
Ideologi Pancasila adalah pandangan atau nilai-nilai luhur budaya dan religius yang
digunakan bangsa Indonesia. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ideologi merupakan gabungan dari bahasa Yunani 'ideos' dan 'logos' yang berarti tujuan,
cita-cita, sudut pandang, pemikiran, dan pengetahuan. Ideologi merupakan seperangkat
ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang untuk mencapai tujuan
dengan berdasar kepada pengetahuan.
Sementara, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu
'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan, ideologi pancasila merupakan kumpulan nilai
dan norma yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan
dengan berdasar kepada lima sila dalam pancasila.Jadi, selain bunyi kelima sila pancasila
yang harus kita hafal dan pahami, penting juga untuk mengetahui mengenai ideologi
pancasila. Dengan begitu, kecintaan terhadap negara ini akan makin bertambah.
Pancasila tak hanya berkedudukan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai ideologi
nasional bangsa Indonesia.
13
• Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila ini merupakan nilai yang disepakati
secara bersama, oleh karena itu menjadi satu di antara sarana di dalam pemersatu
(integrasi) masyarakat Indonesia.
• Memberikan motivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri bangsa Indonesia.
• Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan cita-cita yang terkandung
dalam Pancasila.
• Menghendaki seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki sikap religius, memeluk agama
sesuai dengan keyakinan, dan taat kepada Tuhan. Menanamkan dan menjunjung tinggi
rasa saling menghargai dan menghormati HAM
• (Hak Asasi Manusia).
Menciptakan bangsa yang nasionalis dan menanamkan rasa cinta tanah air kepada
seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
• Menciptakan bangsa yang demokrasi, yaitu mendahulukan kepentingan umum untuk
kesejahteraan bersama.
14
Dimensi Ideologi Pancasila
• Dimensi Idealisme
Dimensi Idealisme adalah suatu dimensi ideologi Pancasila yang terkandung di dalam
landasan dasar negara sehingga dimensi ideologi ini memberikan harapan bagi
kehidupan masyarakat bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
• Dimensi Realita
Dimensi realita adalah suatu nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
untuk dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan nyata. Dimensi realita ini
menuntut setiap orang untuk berperilaku sesuai dengan landasan negara, yakni
Pancasila dalam kehidupan masyarakat.
• Dimensi Fleksibilitas
15
Contoh ideology
• Sila Pertama
• Sila kedua
Saling menghormati, sesuai adab ketimuran dan sesuai dengan sila kedua dari
Pancasila merupakan contoh ideologi dari sila kedua. Itulah mengapa, masyarakat
Indonesia wajib untuk saling memiliki rasa hormat antarindividu ataupun kelompok.
• Sila Ketiga
Contoh ideologi pancasila yang diambil sila ketiga adalah selalu mementingkan
kepentingan golongan dibandingkan dengan kepentingan individu.
• Sila Keempat
Tujuan dari diadakan musyawarah ini adalah untuk mendengar dan memutuskan jalan
keluar dari suatu masalah sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
• Sila Kelima
Contoh ideologi pancasila yang terakhir adalah bersikap adil dalam memutuskan
suatu permas
16
17