Anda di halaman 1dari 9

Nama : Gita Ayu Safitri

NIM : E1914401053

Matkul : KDM

Kelas : TKIA

A. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur


1. Pengertian Istirahat dan Tidur
a) Istirahat

Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak
beraktivitas, tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan (Alimul Hidayat 2006, Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan).

Seseorang dapat dikatakan sedang beristirahat, apabila terdapat tanda-tanda:

a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan berada dibawah kontrolnya


b. Merasa diterima eksistensinya
c. Mengetahui apa yang terjadi
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
e. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya.

b) Tidur

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin
kardiovaskuler, respirasi dan muskulosketal (Robinson 1993, dalam Potter). Tiap kejadian tersebut dapat
diidentifikasi atau direkam dengan electroenchephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran
tonus otot dengan menggunakan electromigram (EMG) dan electrooculogram (EOG) untuk mengukur
pergerakan mata (Tarwoto 2006, dalam Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan).

Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur, apabila terdapat tanda-tanda :

a. aktivitas fisik minimal


b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi proses perubahan fisiologis tubuh (penurunan tekanan darah, dilatasi
pembuluh darah perifer, relaksasi otot rangka)
d. Penurunan respon atas rangsangan dari luar.
c) Fisiologi Tidur

fisiologi tidur merupakan usaha pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.
Rectangular Activating System (RAS) dibagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri dan
juga sensori raba. Dan juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir).

Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan adisebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR),
sedangkan bangun, tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima pusat otak dan system limbic.
Dengan demikian, system pada batang itak yang mengatur siklus dalam tidur adalah RAS dan BSR.

d) Siklus Tidur

Tidur dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dengan gerakan mata bola cepat atau disebut dengan
Rapid Eye Movement (REM) dan tidur dengan gerakan mata bola lambat Non Rapid Eye Movement
(NREM). Selama masa NREM, seorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90
menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan kira-kira 90 menit sebelum tidur
berakhir (Tarwoto 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan).

1) Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM, gelombang
otak lebih lambat daripada orang yang sadar atau tidak tidur. Berikut adalah tanda-tanda tidur
NREM:

a. Mimpi berkurang
b. Keadaan istirahat
c. Tekanan darah turun
d. Kecepatan pernafasan turun
e. Metabolisme turun
f. Gerakan bola mata lambat
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing ditandai dengan pola perubahan
gelombang otak. Berikut adalah keempat tahap tersebut, menurut Asmadi dalam Teknik
Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien:
I. Tahap I
Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada
tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi
lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak kekiri dan ke kanan,
kecepatan jantung dan pernafasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur pada tahap
I ini dapat dibangunkan dengan mudah.
II. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai
dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-
lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas. Tahap II ini
berlangsung sekitar 10-15 menit.
III. Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan dan proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi system saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur di tahap III
ini sulit dibangunkan.
IV. Tahap IV
Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalan keadaan rileks, jarang
bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemas lunglai dan sulit dibangunkan. Pada
tahap ini terjadi mimpi dan tahao ini juga membantu memulihkan keadaan tubuh.
V. Tahap V
Tahap inimerupakan tidur REM, dimana hal tersebut ditandai dengan kembali
bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya. Tahap ini terjadi kira-kira 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.
2) Tidur REM
Tidur REM Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal tersebut
berarti tidur REM ini merupaka tidur yang nyenyak sekali, namun gerakan bola mata
bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah
bertambah, gerakan mata cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki,
gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, pernafasan tidak teratur lebih cepat, dan juga
ditandai suhu tubuh dan metabolisme yang meningkat.

3) Pola Tidur
Pola tidur setiap manusia pada umumnya mengikuti ritme sirkadian, yang merupakan
bioritme atau siklus jam biologis setiap 24 jam yang diatur oleh tubuh dalam proses
fisiologisnya. Berikut adalah gambaran table pola jumlah kebutuhan tidur untuk manusia
berdasarkan usianya:

2. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai
kebutuhannya. Beberapa factor tersebut adalah:

1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan seperti asma,bronkitis,penyakit
kardiovaskuler dan lain-lain.
2. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah orang
dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan
priode tidur REM lebih pendek.

3. Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di sebabkan
karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui sisitem saraf
simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan NREM.

4. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :
a) Diuretik : menyebabkan imsomnia
b) Anti depresan : Suprnsi REM
c) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
d) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.
e) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.
f) Amfetamin : Menurunkan tidur REM

5. Nutrisi.
Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein
yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat terjadinya ptoses
tidur.

6. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur . Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur dengan
nyeyak dan sebaliknya.

7.Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.

8.Alkohol
Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol dapat
menyebabkan insomnia dan lekas marah.

A. ASKEP Kebutuhan Istirahat dan Tidur


a) Pengkajian keperawatan

1. Riwayat tidur
 kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
 Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
 Kebiasaan/pun saat tidur
 Lingkungan tidur
 e)Dengan siapa paien tidur
 Obat yang di konsumsi sebelum tidur
 Asupan dan stimulan
 Perasaan pasien mengenai tidurnya
 i)Apakah ada kesulitan tidur
 Apakah ada perubahan tidur
2. Gejala Klinis
 Perasaan Lelah
 Gelisah
 Emosi
 Apetis
 Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
 konjungtin merah dan mata perih
 Perhatian tidak fokus
 Sakit kepala

3. Penyimpangn Tidur
 Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan
untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari
tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi
2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur
baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat
tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih
lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
1. insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai
tidur.
2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat
mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu
rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.
 Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat
tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada
anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
 Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada
anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum
jelas, namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada
bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
 Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk
tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan
genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan
narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai
kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di
tepi jurang.
 Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.
 Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada
lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati
udara pernafasan.
b) Diagnosis Kperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan


metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

c) Perencanaan Keperawatan

Tujuan :
Pereencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan
istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d) Coba untuk memicu tidur
e) kurangi potensial cedera selama tidur
f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

d) Pelaksanaan keperawatan.

Tindakan keparawatan pada orang dewasa :

1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.


1) Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
a. Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
b. Berikan obat analgrsik sesuai pro
c. Berikan linngkungan yang suportif
d. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.

2) Bila faktor insomnia maka


e. Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
f. Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore
hari.
g. Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
h. Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
i. Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.

3) Bila terjadi somabulisme, maka :


j. Berikan rasa aman pada diri pasien
k. Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
l. Cegah timbulnya cidera.

4) Bila terjadi enuresa, maka :


m. Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
n. Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
o. Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

5) Bila terjadi Narkolepsi, maka :


a. Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin)
Untuk mengendalikan narkolepsi

b. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.


• Tutup pintu kamar pasien
• Pasang kelambu/garden tempat tidur
• Matikan pesawat telapon
• Bunyikan musik yang lembut
• Redupkan atau matikan lampu
• Kurangi jumlah stimulus
• Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

c. Meningkatkan aktivitas pada siang hari :


• Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
• Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

d. Membuat Pasien untuk memicu tidur.


• Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
• Anjurkan pasien minum susu hangat.
• Anjurkan pasien membaca buku
• Anjurkan pasien menonton televisi
• Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
• Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
• Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur

e. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur


• Gunakan cahaya lampu malam.
• Posisikan tempat tidur yang rendah.
• Letakkan bel dekat pasien.
• Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
• Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien
memekainnya.

f. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.


• Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
• Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
• Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
• Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
Tindakan Keperawatan Pada Anak
1. Masa Neonatus Dan bayi
• Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
• Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
• Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang.
• Berikan cahaya lampu yang lembut
• Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2. Masa Anak
• Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
• Tempel jadwal tidur
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
• Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.

3. Masa Sebelum Sekolah


• Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
• Tempel jadwal tidur
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
• Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita
• Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
• Berikan rasa aman dan nyaman
• Nyalakan lampu agak terang
4. Masa Sekolah
• Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5. Masa remaja
• Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan
membersihkan diri
• 6.Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)
a) Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
• Berikan hiburan.
• Kurangi rasa nyeri.
• Bersihkan tempat tidur.
a) Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
• Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
• Anjurkan pasien latihan relaksasi.
• Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
• Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
• Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

e) Evaluasi Keperawatan.

1) Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2) Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3) Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu
dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4) Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai