OLEH:
NURSINAH S. Kep
NPM : 023021136
3) Tahap III
Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-
30menit.Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat
tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi
REM).
1.4. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan
tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan
abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang
berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah
kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap
tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan
sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis
tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez,
dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau
tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya
(apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika
pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma
berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan
dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi
masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
II. Rencana asuhan Keperawatan klien dengan gangguan istirahat tidur
2.1 Pengkajian Keperawatan
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab
II.1.1 Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
klien meminta bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena
tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah
sering mengalami gangguan pola tidur.
II.1.2 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
II.1.3 Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien
baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit
II.2 Analisa Data
1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Peningkatan Koping : 1. Mengurangi tekanan pada diri
jam diharapkan pasien tidak mengalami insomnia Membantu pasien untuk pasien.
dengan kriteria hasil : beradaptasi dengan persepsi, 2. Kenyamanan membuat pasien
Indikator IR ER stressor, perubahan atau relaksasi dan membantu pasien
ancaman yang mengganggu santai.
1. Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 pemenuhan tuntutan dan peran 3. Agar pasien mampu membangun
jam per 24 jam untuk orang hidup. pola tidur yang sesuai
dewasa. 2. Manajemen Lingkungan
2. Pola, kualitas dan rutinitas tidur. Kenyamanan: Memanipulasi
3. Perasaan segar setelah tidur. lingkungan sekitar pasien
4. Terbangun di waktu yang sesuai untuk meningkatkan
kenyamanan yang optimal.
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator 3. Peningkatan Tidur :
berikut Memfasilitasi siklus tidur-
1. gangguan ekstrem terjaga yang teratur.
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
2 Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Menghilangkan pencetus
Tidur selama ...X24 jam diharapkan pasien tidak penggunaan energi untuk deprivasi tidur.
mengalami deprivasi tidur dengan kriteria hasil : mengatasi atau mencegah 2. Mengurangi gangguan tidur.
Indikator IR ER keletihan dan mengoptimalkan 3. Membuat pasien lebih santai.
fungsi. 4. Agar pasien mampu membangun
- Perasaan segar setelah tidur 2. Manajemen Medikasi :
Memfasilitasi penggunaan obat pola tidur yang sesuai
- Pola dan kualitas tidur resep dan obat bebas yang
- Rutinitas tidur aman dan efektif.
- Jumlah waktu tidur yang 3. Manajemen Alam Perasaan:
terobservasi Menciptakan keamanan ,
- Terjaga pada waktu yang tepat kestabilan, pemulihan, dan
- Melaporkan penurunan gejala pemeliharaan pasien yang
Deprivasi tidur (misalnya, mengalami disfungsi alam
konfusi, ansietas, mengantuk perasaan baik depresi maupun
pada siang hari, gangguan peningkatan alam perasaan.
perseptual, dan kelelahan). 4. Peningkatan Tidur :
- Mengidentifikasikan dan Memfasilitasi siklus tidur-
melakukan tindakan yang dapat bangun yang teratur.
meningkatkan tidur atau
istirahat.
- Mengidentifikasikan faktor
yang dapat menimbulkan
Deprivasi tidur (misalnya, nyeri,
ketidakadekuatan aktivitas pada
siang hari)
3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Membantu pola tidur yang
Meningkat jam diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur penggunaan energy untuk
kan Tidur dengan kriteria hasil Pasien akan : mengatasi atau mencegah adekuat pada pasien.
Indikator IR ER keletihan dan mengoptimalkan 2. Kenyamanan membuat pasien
fungsi relaksasi dan membantu pasien
1. Mengidentifikasi tindakan yang 2. Manajemen santai.
akan meningkatkan istirahat atau LingkunganKenyamanan: 3. Agar pasien mampu membangun
tidur Memanipulasi lingkungan pola tidur yang sesuai
2. Mendemonstrasikan kesejahteraan sekitar pasien untuk
fisik dan psikologis meningkatkan kenyamanan
3. Mencapai tidur yang adekuat tanpa optimal
menggunakan obat 3. Peningkatan Tidur :
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator Memfasilitasi siklus tidur-
berikut bangun yang teratur
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
4 Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Determinasi efek-efek 1. Mengetahui pengaruh obat dengan
Pola Tidur jam diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan medikasi terhadap pola tidur. pola tidur pasien.
kriteria hasil : 2. Jelaskan pentingnya tidur yang 2. Memberikan informasi kepada
Indikator IR ER adekuat. pasien dan keluarga pasien.
3. Fasilitas untuk 3. Meningkatkan tidur.
1. Jumlah jam tidur dalam batas mempertahankan aktivitas 4. Agar periode tidur tidak terganggu
normal 6-8 jam/hari. sebelum tidur (membaca). dan rileks.
2. Pola tidur, kualitas dalam batas 4. Ciptakan lingkungan yang 5. Mengurangi gangguan tidur.
normal. nyaman. 6. Meningkatkan pola tidur yang
3. Perasaan segar sesudah tidur atau 5. Kolaborasi pemberian obat baik secara mandiri.
istirahat. tidur. 7. Mengetahui perkembangan pola
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal 6. Diskusikan dengan pasien dan tidur pasien.
yang meningkatkan tidur. keluarga tentang teknik tidur 8. Mengetahui pengaruh waktu
pasien. makan dan minum terhadap pola
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator 7. Instruksikan untuk memonitor tidur pasien.
berikut tidur pasien. 9. Mengetahui perkembangan pola
1. gangguan ekstrem 8. Monitor waktu makan dan tidur pasien.
2. berat minum dengan waktu tidur.
3. sedang 9. Monitor/catat kebutuhan tidur
4. ringan pasien setiap hari dan jam.
5. tidak mengalami gangguan