Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR


DI RUANG 3C RSUD KOTA MATARAM

OLEH:
NURSINAH S. Kep
NPM : 023021136

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
T.A 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi Istirahat Tidur


1.1. Definisi Istirahat
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan
gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas
(Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang
penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat
untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan
di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto,
2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda
Juall, 2012:522).Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal (NANDA NIC-NOC,2013:603).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan
alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang
periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkan dan dapat ditingkatkan (NANDA, 2012).

1.2. Fisiologi Tidur


Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi
siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan
gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan
tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama
tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan
tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan
gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan
dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur
REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi.

a. Non Rapid Eye Movement (NREM)


Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur. Berlangsung
beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai
dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak
menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur.

3) Tahap III
Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-
30menit.Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.

4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat
tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi
REM).
1.4. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan
tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan
abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang
berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah
kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap
tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan
sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis
tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez,
dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau
tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya
(apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika
pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma
berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan
dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi
masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
II. Rencana asuhan Keperawatan klien dengan gangguan istirahat tidur
2.1 Pengkajian Keperawatan
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab
II.1.1 Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
klien meminta bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena
tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah
sering mengalami gangguan pola tidur.
II.1.2 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
II.1.3 Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien
baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit
II.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


 Afek tampak berubah  Pola aktivitas (misalnya, pengaturan waktu, jumlah) Insomnia
 Tampak kurang energi  Ansietas
 Peningkatan ketidakhadiran di tempat kerja/sekolah  Depresi
 Pasien melaporkan perubahan alam perasaan  Faktor lingkungan (misalnya suara bising lingkungan
 Pasien melaporkan penurunan status kesehatan sekitar, pencahayaan siang hari/malam hari,
suhu/kelembapan lingkungan sekitar, tatanan yang
 Pasien melaporkan penurunan kualitas hidup asing)
 Pasien melaporkan kesulitan berkonsentrasi  Ketakutan
 Pasien melaporkan kesulitan untuk tidur  Pergantian hormon terkait gender
 Pasien melaporkan kesulitan untuk tetap tidur  Berduka
 Pasien melaporkan ketidakpuasan dengan tidurnya  Gangguan pola tidur normal (misalnya perjalanan, kerja
(saat ini) sift, tanggung jawab sebagai orang tua, dibangunkan
 Pasien melaporkan peningkatan kecelakaan untuk kebutuhan intervensi)
 Pasien melaporkan kekurangan energi  higiene tidur yang tidak adekuat (saat ini)
 Pasien melaporkan tidur yang tidak mengembalikan  Konsumsi agen stimulan
kesegaran tubuh  Konsumsi alkohol
 Pasien melaporkan gangguan tidur yang memberi  Medikasi
dampak pada hari berikutnya  Ketidaknyamanan fisik (misalnya, suhu tubuh, nyeri,
 Pasien melaporkan terbangun terlalu dini nafas dangkal, batuk, refluks gastro esofagus, nausea,
inkontinensia/urgensi)
 Stres (misalnya pola termenung sebelum tidur)

 Konfusi akut  Pergeseran tahap tidur terkait penuaan Deprivasi tidur


 Agitasi  Demensia
 Ansietas  Paralisis tidur familial
 Apatis  Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik
 Sering memberontak  Aktivitas di siang hari tidak adekuat
 Mengantuk di siang hari  Narkolepsi
 Penurunan kemampuan berfungsi  Mimpi buruk
 Keletihan  Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat
 Fleeting Nuystagmus tidur
 Halusinaasi  Pergerakan ekstremitas periodik (misal sindrom resah
kaki, mioklonus nokturnal)
 Tremor tangan
 Higine tidur selalu tidak adekuat
 Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
 Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
 Ketidakmampuan konsentrasi
 Apnea tidur
 Iritabilitas
 Enuresis terkait tidur
 Letargi
 Ereksi nyeri terkait tidur
 Lesu
 Teror tidur
 Malaise
 Gangguan persepsi (misal gangguan sensasi tubuh,
waham, merasa “melayang”)
 Gelisah
 Reaksi lambat
 Paranoia sementara
 Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan  Diagnosa kesejahteraan / wellness Kesiapan
 Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah meningkatkan
tidur tidur
 Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan
kebiasaan tidur
 Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-
kadang saja
 Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur
 Perubahan pola tidur normal  Kelembapan lingkungan sekitar Gangguan pola
 Penurunan kemampuan berfungsi  Suhu lingkungan sekitar tidur
 Ketidakpuasan tidur  Tanggung jawab memberi asuhan
 Menyatakan sering terjaga  Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap
 Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur  Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan,
 Menyatakan tidak merasa cukup istirahat pemeriksaan laboratorium)
 Kurang control tidur
 Kurang privasi
 Pencahayaan
 Bising
 Bau gas
 Restrain fisik
 Teman tidur
 Tidak familier dengan perabot tidur

II.3 Diagnosa Keperawatan


II.3.1 Insomnia
II.3.2 Deprivasi tidur
II.3.3 Kesiapan meningkatkan tidur
II.3.4 Gangguan pola tidur
II.4 Nursing Care Planning (NCP)

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Peningkatan Koping : 1. Mengurangi tekanan pada diri
jam diharapkan pasien tidak mengalami insomnia Membantu pasien untuk pasien.
dengan kriteria hasil : beradaptasi dengan persepsi, 2. Kenyamanan membuat pasien
Indikator IR ER stressor, perubahan atau relaksasi dan membantu pasien
ancaman yang mengganggu santai.
1. Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 pemenuhan tuntutan dan peran 3. Agar pasien mampu membangun
jam per 24 jam untuk orang hidup. pola tidur yang sesuai
dewasa. 2. Manajemen Lingkungan
2. Pola, kualitas dan rutinitas tidur. Kenyamanan: Memanipulasi
3. Perasaan segar setelah tidur. lingkungan sekitar pasien
4. Terbangun di waktu yang sesuai untuk meningkatkan
kenyamanan yang optimal.
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator 3. Peningkatan Tidur :
berikut Memfasilitasi siklus tidur-
1. gangguan ekstrem terjaga yang teratur.
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan

2 Deprivasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Menghilangkan pencetus
Tidur selama ...X24 jam diharapkan pasien tidak penggunaan energi untuk deprivasi tidur.
mengalami deprivasi tidur dengan kriteria hasil : mengatasi atau mencegah 2. Mengurangi gangguan tidur.
Indikator IR ER keletihan dan mengoptimalkan 3. Membuat pasien lebih santai.
fungsi. 4. Agar pasien mampu membangun
- Perasaan segar setelah tidur 2. Manajemen Medikasi :
Memfasilitasi penggunaan obat pola tidur yang sesuai
- Pola dan kualitas tidur resep dan obat bebas yang
- Rutinitas tidur aman dan efektif.
- Jumlah waktu tidur yang 3. Manajemen Alam Perasaan:
terobservasi Menciptakan keamanan ,
- Terjaga pada waktu yang tepat kestabilan, pemulihan, dan
- Melaporkan penurunan gejala pemeliharaan pasien yang
Deprivasi tidur (misalnya, mengalami disfungsi alam
konfusi, ansietas, mengantuk perasaan baik depresi maupun
pada siang hari, gangguan peningkatan alam perasaan.
perseptual, dan kelelahan). 4. Peningkatan Tidur :
- Mengidentifikasikan dan Memfasilitasi siklus tidur-
melakukan tindakan yang dapat bangun yang teratur.
meningkatkan tidur atau
istirahat.
- Mengidentifikasikan faktor
yang dapat menimbulkan
Deprivasi tidur (misalnya, nyeri,
ketidakadekuatan aktivitas pada
siang hari)

Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator


berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan

3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Membantu pola tidur yang
Meningkat jam diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur penggunaan energy untuk
kan Tidur dengan kriteria hasil Pasien akan : mengatasi atau mencegah adekuat pada pasien.
Indikator IR ER keletihan dan mengoptimalkan 2. Kenyamanan membuat pasien
fungsi relaksasi dan membantu pasien
1. Mengidentifikasi tindakan yang 2. Manajemen santai.
akan meningkatkan istirahat atau LingkunganKenyamanan: 3. Agar pasien mampu membangun
tidur Memanipulasi lingkungan pola tidur yang sesuai
2. Mendemonstrasikan kesejahteraan sekitar pasien untuk
fisik dan psikologis meningkatkan kenyamanan
3. Mencapai tidur yang adekuat tanpa optimal
menggunakan obat 3. Peningkatan Tidur :
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator Memfasilitasi siklus tidur-
berikut bangun yang teratur
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan

4 Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Determinasi efek-efek 1. Mengetahui pengaruh obat dengan
Pola Tidur jam diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan medikasi terhadap pola tidur. pola tidur pasien.
kriteria hasil : 2. Jelaskan pentingnya tidur yang 2. Memberikan informasi kepada
Indikator IR ER adekuat. pasien dan keluarga pasien.
3. Fasilitas untuk 3. Meningkatkan tidur.
1. Jumlah jam tidur dalam batas mempertahankan aktivitas 4. Agar periode tidur tidak terganggu
normal 6-8 jam/hari. sebelum tidur (membaca). dan rileks.
2. Pola tidur, kualitas dalam batas 4. Ciptakan lingkungan yang 5. Mengurangi gangguan tidur.
normal. nyaman. 6. Meningkatkan pola tidur yang
3. Perasaan segar sesudah tidur atau 5. Kolaborasi pemberian obat baik secara mandiri.
istirahat. tidur. 7. Mengetahui perkembangan pola
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal 6. Diskusikan dengan pasien dan tidur pasien.
yang meningkatkan tidur. keluarga tentang teknik tidur 8. Mengetahui pengaruh waktu
pasien. makan dan minum terhadap pola
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator 7. Instruksikan untuk memonitor tidur pasien.
berikut tidur pasien. 9. Mengetahui perkembangan pola
1. gangguan ekstrem 8. Monitor waktu makan dan tidur pasien.
2. berat minum dengan waktu tidur.
3. sedang 9. Monitor/catat kebutuhan tidur
4. ringan pasien setiap hari dan jam.
5. tidak mengalami gangguan

II.5 Implementasi Keperawatan


DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall.2012.BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC


Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.

Anda mungkin juga menyukai